Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH VERTIGO

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat
waktu dengan judul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan dengan Vertigo”. Tugas
ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 3.
Adapun tujuan dari tugas ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-
mahasiswi STIKES Cendekia Utama Kudus.
Dalam proses penyusunan penulis banyak mendapatkan hambatan atau rintangan yang
dihadapi oleh penulis yaitu dalam proses pencarian sumber-sumber buku dan keterbatasan waktu
yang singkat. Dalam menyelesaikan tugas ini, penulis memperoleh bantuan dari beberapa pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ilham Setyo Budi S.Kep., M. Kes selaku Ketua STIKES Cendekia Utama Kudus
2. Heriyanti Widyaningsih S.Kep., Ns., M.Kep selaku Kaprodi S1 Ilmu Keperawatan
Ners
3. Erlangga Galih Z.N S.Kep., Ns selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan Medikal
Bedah 3
4. Teman-teman satu kelompok
Penulis menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam pembuatan tugas ini.
Sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritik dan
saran yang membangun agar penulis dalam membuat tugas selanjutnya menjadi lebih baik dan
sempurna.
Demikian akhir kata dari penulis semoga ini bermanfaat bagi semua pihak dan
pembelajaran khususnya dalam segi teori sehingga dapat membuka wawasan ilmu yang dapat
menghasilkan hal yang lebih baik dimasa yang akan datang dan dapat menjadikan kesehatan
yang di prioritaskan.
Kudus, Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................ i
Kata Pengantar................................................................................................................ ii
Daftar Isi......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Vertigo..................................................................................................
B. Etiologi Vertigo..................................................................................................
C. Manifestasi Klinis Vertigo..................................................................................
D. Patofisiologi Vertigo...........................................................................................
E. Pemeriksaan Penunjang Vertigo.........................................................................
F. Penatalaksanaan Vertigo.....................................................................................
G. Komplikasi Vertigo.............................................................................................
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. Pengkajian Keperawatan.....................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan........................................................................................
C. Intervensi Keperawatan.......................................................................................
BAB IV
A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Vertigo merupakan kasus yang sering ditemui. Secara tidak langsung kitapun pernah
mengami vertigo ini. Kata vertigo berasal dari bahasa Yunani “vertere” yang artinya
memutar. Vertigo termasuk kedalam gangguan keseimbangan yang dinyatakan sebagai
pusing, pening, sempoyangan, rasa seperti melayang atau dunia seperti berjungkir balik.
Kasus vertigo di Amerika adalah 64 orang tiap 100.000, dengan presentasi wanita lebih
banyak daripada pria.
Vertigo juga lebih sering terdapat pada Usia yang lebih tua yaitu diatas 50 tahun.
Vertigo merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat manifestasi dari kejadian
atau trauma lain. Misalnya adanya cidera kepala ringan. Salah satu akibat dari kejadian atau
trauma tersebut ialah seseorang akan mengalami vertigo. Kasus ini sebaiknya harus segera
ditangani, karena jika dibiarkan begitu saja akan menggangu system lain yang ada di tubuh
dan juga sangat merugikan klien karena rasa sakit atau pusing yang begitu hebat. Terkadang
klien dengan vertigo ini sulit untuk membuka mata karena rasa pusing seperti terputar-putar.
Ini disebabkan karena terjadi ketidakseimbangan atau gangguan orientasi.
Oleh karena itu, pembelajaran mengenai vertigo beserta asuhan keperawatannya dirasa
sangat penting dan perlu. Dengan memiliki pengetahuan yang baik beserta pemberian asuhan
keperawatan yang benar, maka diharapkan agar kasus vertigo ini dapat berkurang dan
masyarakat bisa mengetahui akan kasus vertigo ini dan bisa mengantisipati akan hal tersebut.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi fisiologi dari vertigo?
2. Apa yang dimaksud dengan vertigo?
3. Apa etiologi dari vertigo?
4. Apa manifestasi klinis dari vertigo?
5. Bagaimana patofisiologi dari vertigo?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang dari vertigo?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari vertigo?
8. Apa saja komplikasi dari vertigo?

1
9. Bagaimana konsep asuhan keperawatan teoritis dari vertigo?

D. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi fisiologi dari vertigo.
2. Untuk mengetahui definisi dari vertigo.
3. Untuk mengetahui etiologi dari vertigo.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari vertigo.
5. Untuk mengetahui patofisiologi dari vertigo.
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari vertigo.
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari vertigo.
8. Untuk mengetahui komplikasi dari vertigo.
9. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan teoritis dari vertigo.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi Fisiologi Vertigo

Jaringan saraf yang terkait dalam proses timbulnya sindrom vertigo:


1. Reseptor alat keseimbangan tubuh yang berperan dalam proses transduksi yaitu
mengubah rangsangan menjadi bioelektrokimia:
- Reseptor mekanis divestibulum
- Resptor cahaya diretina
- Resptor mekanis dikulit, otot dan persendian (propioseptik)
2. Saraf aferen, berperan dalam transmisi menghantarkan impuls ke pusat
keseimbangan di otak:
- Saraf vestibularis
- Saraf optikus
- Saraf spinovestibulosrebelaris.
3. Pusat-pusat keseimbangan, berperan dalam proses modulasi, komparasi,
integrasi/koordinasi dan persepsi: inti vestibularis, serebelum, kortex serebri,
hypotalamusi, inti akulomotorius, formarsio retikularis
B. Definisi

3
“Vertere” suatu istilah dalam bahasa latin yang merupakan bahasa latin yang
merupakan bahasa lain dari vertigo, yang artinya memutar. Vertigo dalam kamus bahasa
diterjemahkan dengan pusing (Wahyono, 2009).
Vertigo merupakan sensasi atau perasaan yang mempengaruhi orientasi ruang dan
mungkin dapat didefinisikan sebagai suatu ilusi gerakan. Keluhan ini merupakan gejala
yang sifatnya subyektif dan karenanya sulit dinilai. Walaupun pengobatan sebaiknya
langsung pada penyebab yang mendasari penyebab atau kelainannya, asal atau penyebab
vertigo sering tidak diketahui ataupun tidak mungkin diobati (CDK, 2009).
Vertigo merupakan perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar atau
seolah-olah benda disekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai
dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa
saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih
baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa berlanjut meskipun penderita tidak bergerak
sama sekali (Israr, 2010).
Vertigo menurut kelompok merupakan perasaan berputar di bagian kepala hingga
pada bagian bawah telinga dan bisa terjadi dalam beberapa saat saja bahkan bisa sampai
berhari-hari.
C. Etiologi
Vertigo berbeda dengan dizziness, suatu pengalaman yang mungkin pernah kita
rasakan, yaitu kepala terasa ringan saat akan berdiri. Sedangkan vertigo bisa lebih berat
dari itu, misalnya dapat membuat kita sulit untuk melangkah karena rasa berputar yang
mempengaruhi keseimbangan tubuh. Adanya penyakit vertigo menandakan adanya
gangguan sistem deteksi seseorang (Thia, 2011). Tubuh merasakan posisi dan
mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di telinga
bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak.
Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang
menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga bisa
berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi
secara tiba-tiba. Penyebab terjadinya vertigo dikarenakan adanya gangguan pada sistem
keseimbangan tubuh. Bisa berupa trauma, infeksi, keganasan, metabolik, toksik,vaskular,

4
atau autoimun. Sistem keseimbangan tubuh kita dibagi menjadi 2 yaitu sistem vestibular
(pusat non vestibular (visual, retina, otot bola mata dan somatokinetik, kulit, sendi,otot).
Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ
keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang
berhubungan dengan area tertentu di otak. Vetigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam
telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya
sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan
tekanan darah yang terjadi secara tibatiba. Penyebab umum dari vertigo: (Israr, 2010)
1. Keadaan lingkungan
Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut).
2. Obat-obatan
Alkohol, Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi
Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya
aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler
4. Kelainan di telinga
Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian
dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo), Infeksi telinga bagian
dalam karena bakteri, Herpes zoster, Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga),
Peradangan saraf vestibuler, Penyakit Meniere
5. Kelainan neurologis
Sklerosis multipel, Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin,
persarafannya atau keduanya, Tumor otak, Tumor yang menekan saraf vestibularis.
D. Manifestasi Klinis
1. Vertigo Sentral
Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia, paratesia,
perubahan serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien mengeluh lemah,
gangguan koordinasi, kesulitan dalam gerak supinasi dan pronasi tanyanye secara
berturut-turut (dysdiadochokinesia), gangguan berjalan dan gangguan kaseimbangan.
Percobaan tunjuk hidung yaitu pasien disuruh menunjuk jari pemeriksa dan
kemudian menunjuk hidungnya maka akan dilakukan dengan buruk dan terlihat

5
adanya ataksia. Namun pada pasien dengan vertigo perifer dapat melakukan
percobaan tunjuk hidung sacara normal. Penyebab vaskuler labih sering ditemukan
dan mencakup insufisiensi vaskuler berulang, TIA dan strok. Contoh gangguan
disentral (batang otak, serebelum) yang dapat menyebabkan vertigo adalah iskemia
batang otak, tumor difossa posterior, migren basiler.
2. Vertigo perifer
Lamanya vertigo berlangsung: Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung
beberapa detik. Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo posisional
berigna (VPB). Pencetusnya adalah perubahan posisi kepala misalnya berguling
sewaktu tidur atau menengadah mengambil barang dirak yang lebih tinggi. Vertigo
berlangsung beberapa detik kemudian mereda. Penyebab vertigo posisional berigna
adalah trauma kepala, pembedahan ditelinga atau oleh neuronitis vestibular
prognosisnya baik gejala akan menghilang spontan.
3. Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam. Dapat dijumpai pada
penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit meniere mempunyai trias
gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo dan tinitus. Usia
penderita biasanya 30-60 tahun pada permulaan munculnya penyakit. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan pendengaran dan kesulitan dalam berjalan
“Tandem” dengan mata tertutup. Berjalan tandem yaitu berjalan dengan telapak kaki
lurus kedepan, jika menapak tumit kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dan
membentuk garis lurus kedepan. Sedangkan pemeriksaan elektronistagmografi sering
memberi bukti bahwa terdapat penurunan fungsi vertibular perifer. Perjalanan yang
khas dari penyakit meniere ialah terdapat kelompok serangan vertigo yang diselingi
oleh masa remisi. Terdapat kemungkinan bahwa penyakit akhirnya berhenti tidak
kambuh lagi pada sebagian terbesar penderitanya dan meninggalkan cacat
pendengaran berupa tuli dan timitus dan sewaktu penderita mengalami
disekuilibrium (gangguan keseimbangan) namun bukan vertigo. Penderita sifilis
stadium 2 atau 3 awal mungkin mengalami gejala yang serupa dengan penyakit
meniere jadi kita harus memeriksa kemungkinana sifilis pada setiap penderi penyakit
meniere.

6
4. Serangan Vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.
Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering dijumpai pada penyakit ini
mulanya vertigo, nausea, dan muntah yang menyertainya ialah mendadak. Gejala ini
berlangsung  beberapa hari sampai beberapa minggu. Sering penderita merasa lebih
lega namun tidak bebas sama sekali dari gejala bila ia berbaring diam. Pada
Neuronitis vestibular fungsi pendengaran tidak terganggu kemungkinannya
disebabkan oleh virus. Pada pemeriksaan fisik dijumpai nistagmus yang menjadi
lebih basar amplitudonya. Jika pandangan digerakkan menjauhi telinga yang terkena
penyakit ini akan mereda secara gradual dalam waktu beberapa hari atau minggu.
Pemeriksaan elektronistagmografi (ENG) menunjukkan penyembuhan total pada
beberapa penyakit namun pada sebagian besar penderita didapatkan gangguan
vertibular berbagai tingkatan. Kadang terdapat pula vertigo posisional benigna. Pada
penderita dengan serangan vertigo mendadak harus ditelusuri kemungkinan stroke
serebelar. Nistagmus yang bersifat sentral tidak berkurang jika dilakukan viksasi
visual yaitu mata memandang satu benda yang tidak bergerak dan nigtamus dapat
berubah arah bila arah pandangan berubah. Pada nistagmus perifer, nigtagmus akan
berkurang bila kita menfiksasi pandangan kita suatu benda contoh penyebab vetigo
oleh gangguan system vestibular perifer yaitu mabok kendaraan, penyakit meniere,
vertigo pasca trauma.

7
VERTIGO PERIFERAL VERTIGO SENTRAL        (NON-
NO
(VESTIBULOGENIK) VESTIBULER)
1 Pandangan gelap Penglihatan ganda
2 Rasa lelah dan stamina menurun Sukar menelan
3 Jantung berdebar wajah Kelumpuhan otot-otot
4 Hilang keseimbangan Sakit kepala yang parah
5 Tidak mampu berkonsentrasi Kesadaran terganggu
6 Perasaan seperti mabuk Tidak mampu berkata-kata
7 Otot terasa sakit Hilangnya koordinasi
8 Mual dan muntah-muntah Mual dan muntah-muntah
9 Memori dan daya pikir menurun Tubuh terasa lemah
10 Sensitif pada cahaya terang dan
11 Suara
Berkeringat

E. Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan
ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan
vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus-menerus menyampaikan impulsnya ke
pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik,
jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III
(okulomotorius), IV (troklearis) dan VI (abdusens), susunan vestibuloretikularis, dan
vestibulospinalis. Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap
oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan
kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50% disusul kemudian reseptor visual dan yang
paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat
keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan
kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan
diproses lebih lanjut. Respon yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan

8
penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala
dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar.
Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak
normal/tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka
proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala
otonom. Di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga
muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus (gerakan mata yang cepat dari
kiri ke kanan atau dari atas ke bawah), unsteadiness (keadaan yang tidak tenang), ataksia
(gejala berupa pudarnya kemampuan koordinasi atas gerakan otot) saat berdiri/berjalan
dan gejala lainnya.
Menurut teori Sinap yang merupakan pengembangan teori sebelumnya yang
meninjau peranan neurotransmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang terjadi
pada proses adaptasi, belajar dan daya ingat. Rangsang gerakan menimbulkan stres yang
akan memicu sekresi CRF (corticotropin releasing factor).Peningkatan kadar CRF
selanjutnya akan mengaktifkan susunan saraf simpatik yang selanjutnya mencetuskan
mekanisme adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistem saraf parasimpatik. Teori ini
dapat menerangkan gejala penyerta yang sering timbul berupa pucat, berkeringat di awal
serangan vertigo akibat aktivitas simpatis, yang berkembang menjadi gejala mual,
muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat akibat dominasi aktivitas susunan saraf
parasimpatis (Sugeng Santoso, 2009).

9
Pathway

Peranan neuroytansmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang terjadi


pada proses adaptasi, belajar dan daya ingat

Rangsang gerakan yang aneh/tidak sesuai dengan pola gerakan yang telah
tersimpan

Stress

Sekresi CRF meningkat

Susunan syaraf simpatis aktif

Aktivitas susunan saraf parasimpatis meningkat

Vertigo ANSIETAS

Vestibula cereblum TIK meningkat Menekan pusat nyeri

Aktivitas ke cereblum Menekan pusat muntah NYERI AKUT


kortex meningkat

Gangguan Mual, muntah


keseimbangan (ataxia, KEKURANGAN
headadche, dizziness) VOLUME CAIRAN
Intake nutrisi menurun

RESIKO
KETIDAKSEIMBANMGAN NUTRISI
CEDERA
KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH

10
F. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang dari vertigo adalah:
1. Tes Romberg yang dipertajam
Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup.
Orang yang normal mampu berdiri dengan sikap yang romberg yang dipertajam
selama 30 detik atau lebih.
2. Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)
Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50 langkah.
Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak lebih dari satu meter
atau badan berputar lebih dari 30 derajat.
3. Salah Tunjuk (post-pointing)
Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi (sampai fertikal)
kemudian kembali kesemula.
4. Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike
Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai kepala bergantung
dipinggir tempat tidur dengan sudut 300  kepala ditoleh kekiri lalu posisi kepala
lurus kemudian menoleh lagi kekanan pada keadaan abnormal akan terjadi
nistagmus.
5. Tes Kalori = dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga penderita
6. Elektronistagmografi
Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang timbul.
7. Posturografi
Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual, vestibular dan
somatosensorik.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan keperawatan dari vertigo adalah:
1. Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus dibiarkan berbaring
diam dalam kamar gelap selama 1-2 hari pertama.
2. Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi perasaan
subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular perifer, misalnya
neuronitis vestibularis. Pasien dapat merasakan bahwa dengan memfiksir

11
pandangan mata pada suatu obyek yang dekat, misalnya sebuah gambar atau jari
yang direntangkan ke depan, temyata lebih enak daripada berbaring dengan kedua
mata ditutup.
3. Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan terjadinya
vertigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi mental disertai
fiksasi visual yang kuat.
4. Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk mencegah
dehidrasi.
5. Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular perifer akut
yang belum dapat memperoleh perbaikan dramatis pada hari pertama atau kedua.
Pasien merasa sakit berat dan sangat takut mendapat serangan berikutnya. Sisi
penting dari terapi pada kondisi ini adalah pernyataan yang meyakinkan pasien
bahwa neuronitis vestibularis dan sebagian besar gangguan vestibular akut lainnya
adalah jinak dan dapat sembuh. Dokter harus menjelaskan bahwa kemampuan otak
untuk beradaptasi akan membuat vertigo menghilang setelah beberapa hari.
6. Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda. Latihan
ini untuk rnemperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat untuk gangguan
vestibular akut.

H. Komplikasi
Komplikasi vertigo adalah masalah vertigo pada seseorang yang terjadi akibat dari
masalah lain. Sehingga vertigo adalah bukan penyakit utama namun hanya berupa gejala
yang terasa pada kepala seseorang seperti berputar dan mual yang mana sebenarnya
vertigo itu terjadi bila ada penyebabnya. Berdasarkan skenario komplikasi yang dapat
dialami pasien adalah:
1. Mual
2. Muntah
3. Pusing
4. Pandangan berputar
5. Lemas
6. Tidak nafsu makan

12
7. Cidera fisik, pasien dengan vertigo ditandai dengan dengan kehilangan
keseimbangan akibat terganggunya saraf vestibularis, sehingga pasien tidak mampu
mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan berjalan
8. Kelemahan otot, pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan
aktivitas. Mereka lebih sering untuk berbaring dan tiduran, sehingga berbaring yang
terlalu lama dan gerak yang terbatas dapat menyebabkan kelemahan otot.

13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan
1. Aktivitas/Istirahat
Letih, lemah, malaise, keterbatasan gerak, ketegangan mata, kesulitan membaca,
insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala, sakit kepala yang hebat
saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.
2. Sirkulasi
Riwayat hypertensi, denyutan vaskuler, misal daerah temporal, pucat, wajah
tampak kemerahan
3. Integritas Ego
Faktor faktor stress emosional/lingkungan tertentu, perubahan ketidakmampuan,
keputusasaan, ketidakberdayaan depresi, kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan
selama sakit kepala, mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)
4. Makanan dan cairan
Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju,
alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada
migrain), mual/muntah, anoreksia (selama nyeri), penurunan berat badan
5. Neurosensoris
Pening, disorientasi (selama sakit kepala), riwayat kejang, cedera kepala yang
baru terjadi, trauma, stroke, aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus, perubahan visual,
sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis, parastesia, kelemahan
progresif/paralysis satu sisi tempore, perubahan pada pola bicara/pola pikir, mudah
terangsang, peka terhadap stimulus, penurunan refleks tendon dalam, papiledema.
6. Nyeri/kenyamanan
Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan
otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis, nyeri, kemerahan, pucat pada daerah
wajah, fokus menyempit, fokus pada diri sendiri, respon emosional / perilaku tak
terarah seperti menangis, gelisah, otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas
vokal.

14
7. Keamanan
Riwayat alergi atau reaksi alergi, demam (sakit kepala), gangguan cara berjalan,
parastesia, paralisis, drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).
8. Interaksi sosial
Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan
dengan penyakit
9. Penyuluhan/ Pembelajaran
Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga, penggunaan
alkohol/obat lain termasuk kafein, kontrasepsi oral/hormone, menopause.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan intrakranial
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
3. Ketidakseimkbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurang asupan makanan
4. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan
5. Ansietas berhubungan dengan kecemasan
C. Intervensi Keperawatan
hari/Ja No.Dx NOC NIC TTD
m/tgl

Kamis/0 1 Setelah dilakukan tindakan NIC Manajemen Nyeri (1400)


8:00/17 Domain keperawatan selama 3x24 a. Monitor ttv pasien
oktober : 12 jam diharapkan nyeri akut b. Lakukan pengkajian nyeri
2019 Kelas : berhubungan dengan komperhensif yang
1 peningkatan intrakranial meliputi lokasi,
dapat teratasi dengan karakteristik, durasi,
kriteria hasil : frekuensi, kualitas.
NOC Tingkat Nyeri c. Gali pengetahuan dan
(2102) kepercayaan pasien
NOC Kontrol Nyeri mengenai nyeri
(1605) d. Ajarkan prinsip
a. TTV normal manajemen nyeri
b. Tingkat nyeri e. Berikan informasi
berkurang mengenai nyeri
c. Ketegangan otot f. Dorong pasien untuk
berkurang menggunakan obat-obat
d. Klien mampu permanen nyeri yang
beristirahat adekuat

15
e. Klien tidak
mengerang dan
menangis

Kamis/0 2 Setelah dilakukan tindakan NIC Manajemen Cairan (4120)


8:00/17 Domain keperawatan selama 3x24 a. Monitor TTV pasien
oktober :2 jam diharapkan b. Berikan cairan dengan tepat
2019 Kelas : kekurangan volume cairan c. Distribusikan cairan selama
5 berhubungan dengan mual 24 jam
muntah dapat teratasi d. Monitor status gizi
dengan kriteria hasil : e. Berikan cairan infus sesuai
NOC Keseimbangan kebutuhan
Cairan (0601) f. Monitor status pasien
a. TTV normal g. Berikan terapi IV sesuai yang
b. Klien tidak lemas ditentukan
c. Muukosa bibir
lembab
d. Klien tidak
dehidrasi
Kamis/0 3 Setelah dilakukan tindakan NIC Manajemen Nutrisi (1100)
8:00/17 Domain keperawatan selama 3x24 a. Tentukan status gizi pasien
oktober :2 jam diharapkan dan kemampuan pasien
2019 Kelas : ketidakseimbangan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
1 kurang dari kebutuhan gizi
tubuh dapat teratasi b. Tentukan jumlah kalori dan
dengan kriteria hasil : jenis nutrisi yang
NOC Status Nutrisi (1004) dibutuhkan untuk
a. Asupan makanan persyaratan gizi
tercukupi c. Berikan pilihan makanan
b. Asupan ciraan sambil menawarkan pilihan
tercukupi makanan yang lebih sehat
c. Asupan nutrisi jika diperlukan
terpenuhi d. Bantu pasien untuk
d. Asupan gizi menentukan makanan yang
terpenuhi paling cocok dalam
e. Peningkatan berat memenuhi kebutuhan nutrisi
badan e. Tawarkan makanan ringan
yang padat gizi
Kamis/0 4 Setelah dilakukan tindakan NIC Pencegahan Jatuh (6490)
8:00/17 Domain keperawatan selama 3x24 a. Tanyakan pasien
oktober : 11 jam diharapkan resiko mengenai persepsi
2019 Kelas : cedera berhubungan keseimbangan dengan
2 dengan gangguan tepat
keseimbangan dapat b. Ajarkan pasien bagaimana
teratasi dengan kriteria jika jatuh untuk
hasil : meminimalkan cidera

16
NOC Kejadian Jatuh c. Sediakan alat bantu untuk
(1912) menyeimbangkan gaya
a. Tidak jatuh saat berjalan
beraktifitas d. Identifikasi karakteristik
dari keadaan lingkungan
yang meningkatkan
potensi jatuh
e. Sarankan menggunakan
alas kaki yang aman
Kamis/0 5 Setelah dilakukan tindakan NIC Pengurangan Kecemasan
8:00/17 Domain keperawatan selama 3x24 (5820)
oktober :9 jam diharapkan ansietas a. Gunakan pendekatan yang
2019 Kelas : berhubungan dengan tenang dan meyakinkan
2 kurangnya pengetahuan b. Identifikasi pada saat
dapat teratasi denga terjadi perubahan tingkat
kriteria hasil : kecemasan
NOC Tingkat Kecemasan c. Berikan aktifitas pengganti
(1211) yang bertujuan
a. Perasaan gelisah mengurangi tekanan
berkurang d. Dorong aktifitas untuk
b. Distress berkurang mengurangi kecemasan
e. Kolaborasi dengan tim
medis yang lainnya

17
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Vertere bahasa lain dari vertigo yang artinya memutar (pusing), merupakan
perasaan berputar dibagian kepala hingga pada bagian bawah telinga dan bisa terjadi
dalam beberapa saat.Etiologi dari vertigo meliputi keadaan lingkungan, obat-obatan,
kelainan sirkulasi, kelainan ditelinga, kelainan neurologis. Manifestasi klinis vertigo
meliputi vertigo sentral, vertigo perifer. Untuk pemeriksaan penunjang dari vertigo
meliputi tes romberg, stepping test,post pointing, manuver nylen barang atau manuver
hallpike, elektronistagmografi dan pasturografi. Sedangkan komplikasi dari penyakit
vertigo ada mual dan muntah, pusing dan pandangan berputar, lemas, tidak nafsu makan,
cidera fisik dan kelemahan otot.
B. Saran
Kelompok menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kekurangan dan
kesalahan. Semoga makalah diatas bisa menjadikan bahan tambahan dalam pembelajaran
dan kami selaku kelompok akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu kelompok
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah.

18
DAFTAR PUSTAKA

Lumban Tobing. S.M, 2008, Vertigo Tujuh Keliling, Jakarta : FK UI


Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia, 2008, Vertigo Patofisiologi, Diagnosis dan
Terapi, Malang : Perdossi
Price, S.A., & Wilson, L.M. (2006). Patifisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit.Vol.2.
Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif M .dkk. 2007.Kapita selekta kedokteran 3 jilid 2,Jakarta:Media Aesculapius
Israr. Y. 2010. Vertigo. Diakses 16 Oktober 2019, jam 08.05 Http://yayanakhyr.wordpress.com

19

Anda mungkin juga menyukai