Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KOMUNITAS 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PERAWATAN PADA PASIEN VERTIGO

Disusun oleh :
ABDUL CHAFID MUZAKI (10215033)

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Judul / Pokok Bahasan : Vertigo
Sub Judul / Sub Pokok Bahasan : Mengenali penyakit Vertigo dan cara mengatasinya
Sasaran : Mahasiswa S1 Keperawatan 2015
Waktu : 30 menit
Tanggal : 16 November 2017
Tempat : LR 106

B. Latar Belakang
Vertigo merupakan masalah kesehatan yang nyata pada masyarakat. Pasien
mangalami kesulitan dalam mengungkapkan timbulnya gejala. Dokter umum dan spesialis
yang memeriksa seringkali memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai sistem
vestibuler, disamping itu tidak ada pemeriksaan laboratorium yang tersedia untuk
mendiagnosis vertigo (Kentala, 2003). Pasien vertigo mengeluhkan berbagai macam gejala
meliputi mual, instabilitas postural, pandangan kabur, dan diorientasi. Gejala-gejala ini
menimbulkan berbagai macam problem emosional dan fisik seperti emosional, kecemasan,
dan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari. Gangguan sistem vestibuler
mempengaruhi kesehatan dan berhubungan dengan kualitas hidup. Pasien vertigo bisa
menghindari kegiatan fisik dan stres psikologi dan menarik diri dari aktifitas sosial, hal
tersebut berhubungan dengan depresi yang mempengaruhi pengendalian diri(Strosser et
al., 2000). Penyebab vertigo meliputi vestibuler perifer (berasal dari sistim saraf perifer),
vestibuler sentral dan kondisi lain (Sura et al., 2010).
Vertigo perifer didefinisikan sebagai sensasi berputar dengan provokasi perubahan
posisi disertai mual, muntah dan gangguan keseimbangan. Benign Paroxysmal Positional
Vertigo (BPPV) dikonfirmasi dengan pemeriksaan Dix Hallpike, sedangkan Meniere
disease selain pusing berputar, juga disertai adanya tinitus, dan kehilangan pendengaran
(Von Brevern et al., 2007). Lima belas persen diantara pasien yang dikonsulkan ke
spesialis saraf adalah vertigo (Joesoef, 2002). Dizziness dan vertigo menempati urutan
ketiga tersering yang disampaikan pasien di IRD (Koelliker et al., 2001). Di RSUP Dr
Sardjito Yogyakarta, pasien vertigo yang datang ke poliklinik saraf selama tahun 2004,
sekitar 4,9% dari 13.355 kunjungan (Muzayyin et al., 2005). Vertigo mengenai semua
golongan umur, insidensi 25% pada pasien usia lebih dari 25 tahun, dan 40% pada pasien
usia lebih dari 40 tahun, dizziness dilaporkan sekitar 30% pada populasi berusia lebih dari
65 tahun (Kwong et al., 2005).

1. Tujuan Penyuluhan Umum


Setelah diberikan penyuluhan Mahasiswa S1 Keperawatan memahami tentang penyakit
vertigo dan cara mengatasinya

2. Tujuan Penyuluhan Khusus


Setelah diberikan penyuluhan, klien dapat menyebutkan pengertian vertigo dan
penyebabnya dengan benar menurut bahasa sendiri.
Setelah diberikan penyuluhan, klien dapat menjelaskan gejala vertigo dengan benar
minimal 2 poin.
Setelah diberikan penyuluhan, klien dapat menyebutkan pencegahan vertigo dengan
benar.
Setelah diberikan penyuluhan, klien dapat menjelaskan latihan cara mengatasi vertigo.

3. Materi
a. Pengertian Vertigo
b. Penyebab Vertigo
c. Gejala Vertigo
d. Pencegahan Vertigo
e. Cara Mengatasi Vertigo
4. Kegiatan Penyuluhan
Jenis Kegiatan
No Waktu Tahapan
Penyuluh Klien
Menjawab
1. 2,5 menit Pembukaan Mengucapkan salam
salam
Apersepsi dan
2. 5 menit menjelaskan kegiatan Menjelaskan Tujuan Menyimak
yang akan dilakukan
Memperhatikan
3. 10 menit Kegiatan Inti Pembacaan materi

Bertanya hasil
4. 10 menit Evaluasi Menjawab
penjelasan materi
Memberikan
Memperhatikan
5. 2,5 menit Penutup kesimpulan dan
dan menjawab
mengucapkan salam

5. Media
Laeflet

6. Metode
Ceramah dan tanya jawab

7. Evaluasi
a. Sebutkan pengertian vertigo!
b. Jelaskan penyebab dan gejala vertigo minimal 2 poin!
c. Sebutkan pencegahan vertigo!
d. Uraikan cara mengatasi vertigo!
Lampiran Materi Penyuluhan

Vertigo dan Cara Mengatasinya

1. Pengertian Vertigo
Vertigo adalah sensasi berputar atau berpusing yang merupakan suatu gejala, penderita
merasakan benda-benda di sekitarnya bergerak-gerak memutar atau bergerak naik-turun
karena gangguan pada sistem keseimbangan. Vertigo bisa di sebabkan faktor fisiologis,
misalnya berputar yang berlebihan, para astronot ketika berada di luar angkasa ketika
melakukan gerakan sehingga kepalanya ada di dasar lantai pesawat padahal bila
dilakukan di bumi dia tidak merasakan sensasi ini. Terjadinya vertigo ini bukan oleh suatu
kelainan, tetapi justru oleh tidak adanya gaya gravitasi.(Arsyad soepardi efiaty dan
Nurbaiti, 2002)

2. Penyebab Vertigo
a. Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut.
b. Obat-obatan : alkohol, gentamisin.
c. Kelainan telinga : endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam
telinga bagian dalam yang menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo,
infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirintis, penyakit meniere, peradangan
saraf vestibuler, herpes zoster.
d. Kelainan Neurologis : Tumor otak, tumor yang menekan saraf vestibularis, sklerosis
multipel, dan patah tulang otak yang disertai cedera pada labirin, persyarafannya atau
keduanya.
e. Kelainan sirkularis : Gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran
darah ke salah satu bagian otak ( transient ischemic attack ) pada arteri vertebral dan
arteri basiler.(Anonim, 2004)

3. Gejala
a. Tempat berpijak terasa berputar atau bergerak-gerak
b. Benda di sekitar bergerak atau berputar
c. Mual
d. Muntah
e. Sulit berdiri atau berjalan
f. Sensasi kepala terasa ringan
g. Tidak dapat memfokuskan pandangan
4. Pencegahan
a. Tidurlah dengan posisi kepala agak tinggi.
b. Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum Anda berdiri dari
tempat tidur.
c. Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang.
d. Hindari posisi mendongakkan kepala, misalnya saat mengambil suatu benda di tempat
tinggi.
e. Gerakkan kepala secara hati-hati jika kepala dalam posisi datar (horisontal) atau bila
leher dalam posisi mendongak.

5. Cara Mengatasi Vertigo


Selain mengonsumsi obat, ada pula terapi yang bertujuan meningkatkan ketahanan dan
pembiasaan pasien dengan gangguan vertigo. latihan fisik tersebut berupa latihan
membaringkan tubuh ke kiri dan ke kanan, diselingi dengan duduk tegak.
Ada berbaga macam latihan fisik, salah satunya adalah latihan Brand-Darrof.
Langkah-langkah latihan:
1) Ambil posisi duduk.
2) Arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik posisi duduk.
3) Arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri. Masing-masing gerakan
lamanya sekitar satu menit, dapat dilakukan berulang kali.
4) Untuk awal cukup 1-2 kali kiri kanan, makin lama makin bertambah.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta.
Arsyad, Soepardi efiaty dan Nurbaiti. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala dan Leher. Jakarta.
Joesoef A.A., 2002. Tinjauan umum mengenai vertigo, Dalam: A.A.
Joesoef&Kusumastuti K., neurotologi klinis vertigo, Airlangga University Press,
Surabaya.
Kentala E. & Rauch S.D., 2003. A practical assesment algorith for diagnosis of dizziness,
Otolaryngol head neck surg. 128(1):54-59.
Koelliker P., Summers R.L., & Hawkins B., 2001. Benign paroxysmal positional vertigo:
diagnosis and treatment in the emergency department--a review of the literature
and discussion of canalith-repositioning maneuvers, Ann Emerg Med. 37(4):392-8
Muzayyin A., Cempaka T.S., & Sutarni S., 2005. Reliability of dizziness handicap
inventory. 6th Biennial Convention of ASEAN Neurological Association (ASNA)
& 6th Biennial meeting of the Indonesian Neurological Association (INA),
Jakarta.
Strosser W. & Welser M., 2000. Quality of Life in Vertigo Patients: A DoubleBlind
Comparative Study of a Homeopathic Medication, Biolog Medizin. 29(5): 242-
247.

Anda mungkin juga menyukai