Anda di halaman 1dari 26

KONSEP PENYAKIT DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN VERTIGO

Pembimbing : Ns. Bayu Saputra, M.Kep


oleh kelompok 1 :

Rizka Anggraini 19031003


Amey Novela R 19031016

Reza Kurniawan Syahputra 19031018

Sabrina Elys HTB 19031019

Chevindy Putri Virgita 19031028


Tiara Amelia 19031033
T. Aulya Azzahara 19031039
Sasra Efriani 19031040

 
Definisi Vertigo
Vertigo berasal dari bahasa latin ,vertere, artinya memutar merujuk pada
sensasi berputar sehingga menganggu rasa keseimbangan seseorang,umunya
disebabkan oleh gangguan pada sistem keseimbangan. Derajat yang lebih
ringan dari vertigo disebut dizziness yang lebih ringan lagi disebut giddiness
dan unsteadiness (finestone,1982)

Pengertian vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari
tubuh atau lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul terutama
dari sistem otonom,yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh
oleh berbagai keadaan atau penyakit (Misbach dkk.,2006).
Etiologi

Etiologi vertigo dapat dibagi menjadi (Kelompok studi vertigo PERDOSSI ,2012)

a. Otologi

b. Neurologis

c. Interna

d. Psikiatrik

e. Fisiologis
Patofisisologi

Menurut Price,S.A (2007) Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan


informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang
terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang
secara terus menerus menyampai kan impulsnya ke pusat keseimbangan.
Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro prioseptik, jaras-jaras
yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI,
susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.
Tanda dan Gejala Vertigo

Menurut (Sutarni , Rusdi & Abdul, 2019) gejala klinis yang


menonjol, vertigo dapat pula dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:

a. Vertigo proksimal Ciri khas: serangan mendadak, berlangsung beberapa


menit atau hari, menghilang sempurna, suatu ketika muncul lagi dan di
antara serangan penderita bebas dari keluhan Berdasarkan gejala
penyertanya.

b. Vertigo kronis Ciri khas: vertigo menetap lama, keluhan konstan tidak
membentuk seranganserangan akut. Berdasarkan gejala penyertanya

c. Vertigo akut Berdasarkan gejala penyertanya


Menurut (Fransisca, 2013) ada beberapa tanda vertigo:
1. Vertigo Epileptica yaitu pusing yang mengiringi atau terjadi sesudah serangan
ayan
2. Vertigo laringea yaitu pusing karena serangan batuk
3. Vertigo nocturna yaitu rasa seolah-olah akan terjatuh pada permulaan tidur
4. Vertigo ocularis yaitu pusing karena penyakit mata khususnya karena
kelumpuhan atau keseimbangan kegiatan otot-otot bola mata
5. Vertigo rotatoria yaitu pusing seolah-olah semua disekitar badan berputar-
putar.
6.
Menurut (Lukita, 2016) ada beberapa gejala vertigo yaitu:
7. Rasa pusing berputar yang sering muncul mendadak dan kemudian akan hilang
secara spontan dalam beberapa menit Keluhan pusing (dizziness) pasien dapat
dikatagorikan keempat jenis gejala yaitu, (Sutarni , Rusdi & Abdul, 2019).
8. . Mual dan muntah karena pusingnya
9. Kondisi ini dapat berulang dan dapat diperburuk dengan pergerakan posisi
kepala secara tiba-tiba atau menoleh kearah tertentu. Durasi terjadinya sensasi
berputar umumnya tidak lama (Sutarni , Rusdi & Abdul, 2019).
Klasifikasi Vertigo

Vertigo dapat dibagi menjadi ( Kelompok Studi Vertigo PERDOSSI,2012)


a. Vertigo Vestibular Timbul pada gangguan sistem vestibular,menimbulkan sensasi berputar timbulnya episodic,diprovokasi oleh gerakan
kepala dan bisa disertai rasa mual/muntah. Berdasarkan letak lesinya dikenal ada 2 jenis vertigo vestibular(Kelompok Studi Vertigo
PERDOSSI,2012)
1. Vertigo vestibular perifer Terjadi pada lesi di labirin dan nervus vestibularis.
2. Vertigo vestibular sentral Timbul pada lesi di nucleus vestibularis di batang otak atau thalamus sampai ke korteks serebri.
b. Vertigo nonvestibular Timbul pada gangguan sistem proprioseptif atau sistem visual menimbulkan sensasi bukan berputar,melainkan
rasa melayang,goyang berlangsung konstan /kontinu,tidak disertai rasa mual/muntah,serangan diasanya dicetuskan oleh gerakan objek
disekitarnya, misalnya di tempat keramaian atau lalu lintas macet. Penyebab antara polineuropati, meliopati artrosis servikalis trauma
leher,presinkope,hipotensi,ortostatik, hiperventilasi tension, headache hipoglikemi,penyakit sistemik.
Menifestasi Klinis
Gejala pada vertigo vestibular dengan gejala sensasi rasa berputar tempo serangan
episodik mul atau muntah ,gangguan pendengaran gerakan pencetus gerakan
kepala.Vertigo vestibular dibagi menjadi 2 yaitu vertigo perifer dengan gejala bangkitan
lebih mendadak, beratnya vertigo berat,pengaruh gerakan kepala positif
mual/muntah/keringatan tanda fokal otak tidak ada.Vertigo sentral bangkitan lebih lambat
berat-nya vertigo ringan,pengaruh gerakan kepala kadang terjadi kadang tidak
mual/muntah,keringatan bisa terjadi gangguan pendengaran kemungkinan tanda fokal
otak. lalu,vertigo nonvestibular dengan gejala sensasi melayang, goyang tempo serangan
kontinu/konstan mual/muntah tidak ada,tidak terdapat gangguan pendengaran dan gerakan
pencetus gerakan objek visual.
Komplikasi

a. Stoke

b. Obstruksi peredaran darah di labirin

c. Penyakit meniere

d. Infeksi dan inflamasi

Penatalaksanaan Vertigo

Terapi vertigo meliputi beberapa perlakuan yaitu pemilihan medikamentosa rehabilitasi dan operasi(Luxon,2004;Huin & Uddin,2003). Pilihan
terapi vertigo mencakup(Kelompok Studi Vertigo PERDOSSI,2012)

a. Terapi simtomatik,melalui farmakoterapi

b. Terapi kausal,mencakup: -farmakoterapi - prosedur reposisi partikel (pada BPPV) - bedah ( karena vertigo yang disebabkan oleh tumor,spondilosis servikalis dan
impresi basilar).

c. Terapi rehabilitatif ( metode Brandt-Daroff,latihan visual vestibular latihan berjalan). Hindari faktor pencetus dan memperbaiki lifestyle pemilihan terapi vertigo
angat tergantung dari tipe dan kausa vertigo ( makanan dan diit adekuat mencegah minum alcohol dan berlebihan,mengurangi obat sedative,ototoksik dan opoid)
Terapi nutrisi untuk pasien
Makanan yang baik untuk dikonsumsi penderita Vertigo:
1. Asupan lemak, karbohidrat, dan serat
2. Asupan vitamin D
3. Ginkgo biloba
4. Air jahe
5. Kacang almond
6. Cuka apel dan madu
Dengan menerapkan pola makan tersebut, frekuensi dan tingkat keparahan vertigo diharapkan dapat
berkurang. Anda juga dianjurkan untuk senantiasa memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Pasalnya, dehidrasi
bisa saja meningkatkan frekuensi vertigo.

Pencegahan Penyakit

7. Pencegahan Primer

Pencegahan primer dilakukan mengalami vertigo, hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya
vertigo berupa :
Lanjutan…

a) Menghindari kelelahan yang sangat pada mata, seperti menatap layar computer seharian, kebiasaan membaca/menonton
TV sambil berbaring.

b) Tidur yang cukup, kepala lebih tinggi dari badan saat duduk maupun berbaring. Jangan terlalu sejajar atau bahkan lebih
tinggi dari badan, gunakan bantal yang nyaman.

c) Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum berdiri dari tempat tidur, sehingga gerak badan tidak
terlalu drastic

d) Hindari mengambil barang yang terjatuh dengan menunduk, sebaiknya lakukan dengan berjongkok terlebih dahulu

e) Tidak mengomsumsi alcohol

f) Rajin olahraga dan melakukan olah pernafasan

g) Terampil mengelola stress, Mengkomsumsi air putih 10 gelas perhari


2. Pencegahan sekunder

Periksakan segera ke pusat pelayanan kesehatan atau tenaga medis terdekat jika mengalami tanda dan gejala vertigo sehingga dapat
ditentukan diagnosa dini dan mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan penyebabnya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi efek
samping dan komplikasi lebih lanjut

Dan pada pencegahan sekunder dapat dilakukan pemeriksaan neurologis:

1. Uji Romberg

2. Tandem gait

3. Uji Unterbenger

3. Pencegahan tersier

Lakukan kegiatan senam atau latihan yang dapat mengembalikkan kebugaran badan, komsumsi makanan dengan gizi yang seimbang, serta
hindari stress dan kelelahan yang dapat memperburuk kondisi vertigo. Hal ini bertujuan untuk rehabilitasi dan peningkatan kualitas hidup
penderita vertigo
PEMBAHASAN

Konsep Asuhan Keperawatan Klien Dengan Pasien Vertigo

1. Pengkajian Keperawatan

Adapun pengkajian kasus Vertigo Menurut Asmada,doni,2018 adalah:

a. Identitas Pasien

Nama,tempat tanggal lahir,umur,alamat,pekerjaan,jenis kelamin, agama suku,sumber biaya,tanggal masuk RS dan diagnosa
medis.

b. Riwayat kesehatan

Dilakukan untuk menggali masalah keperawatan lainnya sesuai keluhan utama pasien.

1. Keluhan utama Klien

2. Riwayat kesehatan sekarang

3. Riwayat kesehatan dahulu

4. Riwayat kesehatan keluarga


Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:

1) Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain sesuai
indikasi.

2) Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma akustik).

3) Neurofisiologi Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi (EMG), Brainstem


Auditory Evoked Potential (BAEP).

4) Pencitraan CT- scan, arteriografi, magnetic resonance imaging (MRI)


Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis d.d . Klien mengatakan nyeri pada bagian kepala, nyeri seperti tertusuk tusuk

,klien mengatakan nyeri saat beraktivitas, klien tampak meringis, tampak memegangi kepalanya Skala nyeri 7 ( 1-10), klien

tampak gelisah dan nafsu makan berubah.

b. Mual b.d peningkatan tekanan intrakranial d.d Klien mengeluh mual,klien mengatakan ingin muntah,klien mengatakan tidak

minat makan, klien tampak pucat, Takikardi dan Pupil Dilatasi.

c. Gangguan Pola Tidur b.d Hambatan Lingkungan d.d Klien mengatakan sangat lemas,sulit tidur,klien mengatakan tidak puas

tidur,klien mengatakan istirahat tidak cukup,klien tampak kelelahan dan terdapat kantung mata didaerah mata klien.

d. Risiko jaatuh d.d faktor risiko Gangguan Keseimbangan

e. Gangguan Persepsi Sensori b.d Gangguan Pendengaran d.d Klien mengatakan terganggu dalam mendengar,klien tampak

distorsi sensori respons tidak sesuai dan konsentrasi buruk.

f. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d Klien menanyakan masalah yang di hadapi,klien menunjukkan

perilaku yang tidak tepat dan menunjukkan perilaku berlebihan(mis.apatis,bermusuhan,agitasi dan hysteria).
Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. Data Subjektif : OMA, respon stress, Nyeri Akut
 Klien mengatakan nyeri tegang otot kerangka
pada seluruh bagian ↓
Merangsang bangunan
kepala
ekstrakranial yang pekak
 Klien mengatakan nyeri ↓
dirasakan terutama ketika Penyempitan lumen
klien bangun tidur pembulu darah
 Klien mengatakan nyeri ↓
kepala hilang timbul Kontraksi ventrikel
meningkat
Data Objektif :

 Ekspresi wajah tampak Tek. Vaskuler cerebral
meringis ↓
 Skala nyeri Nyeri Akut
Skala nyeri 7 (1-10)
2. Data Subjektif : Nyeri Kepala Gangguan Pola Tidur

 Menyatakan penglihatan
Merangsang saraf otonom
kabur tidak jelas seperti ↓
Mengaktifkan
berputar-putar norefinefrin
 penurunan area ↓
RAS menurun
penglihatan ↓
 Klien mengatakan susah Klien terjaga

untuk tidur Perubahan pola istirahat
Data Objektif : tidur

 Pemeriksaan lapang Gangguan pola tidur
pandang menurun.
 Penurunan kemampuan
identifikasi lingkungan
(benda, orang, tempat
3. Data Subjektif : Perubahan Status Defisit Pengetahuan
Kesehatan
 Klien Mengatakan tidak ↓
tau tentang penyakitnya Kurang info tentang
proses penyakit dan
Data Objektif: kebutuhan pengobatan
 Klien tampak ↓
Salah interpretasi info
bertanya-tanya tentang ↓
penyakitnya Perubahan kognitif

 Klien tampak cemas Kurang pengetahuan
 Klien tampak ↓
Defisit pengetahuan
bingung
Intervensi Keperawatan

a. Memprioritaskan masalah, yaitu menentukan masalah apa yang memerlukan perhatian atau prioritas
masalah yang ditemukan.

b. Merumuskan tujuan, yaitu yang ditetapkan, harus jelas, dapat diukur, dan realistis dengan menggunakan
metode SMART, yaitu spesifik (berfokus pada pasien), measurable (dapat diukur), reasonable (sesuai
dengan kenyataan), dan time (waktu).

c. Menentukan tindakan keperawatan, yaitu perawat mempertimbangkan beberapa alternatif tindakan yang
mungkin berhasil atau mengurangi dan memecahkan masalah.

d. Rasionalisasi yaitu alasan dari adanya atau dilakukannya tindakan keperawatan.

e. Menentukan kriteria hasil yang merupakan tolak ukur keberhasilan tindakan keperawatan. Perencanaan
tindakan keperawatan pada pasien yang menjalani post op laparatomi dengan indikasi ulkus peptikum
(perforasi gaster) yang diambil penulis dari perencanaan.
Tabel Rencana Asuhan Keperawatan Vertigo
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan (Nursing Outcome Classification) (Nursing Intervetion Classification)
1 Nyeri Akut b.d Kontrol Nyeri ( 1605) Menajemen Nyeri (1400)
Agen Pencedera 1 . Mengenali kapan nyeri 1 . lakukan pengkajian nyeri
Fisiologis d.d terjadi(5) komperhensif meliputi
Data Subjektif ( DS) 2 . Penggambarkan faktor lokasi,karakteristik,durasi,fre
a. Klien penyebab(5) kuensi,intensitas dan faktor
mengatakan pencetus
3 . Menggunakan tindakan
nyeri padabagian 2 . Gali pengetahuan dan
pencegahan (5)
kepala kepercayaanklien
4 . Menggunakan tindakan
b. Klien mengenai nyeri
pencegahan (nyeri) tanpa
mengatakan nyeri
analgesik (5) 3 . Berikan informasi
seperti tertusuk
5 . Melaporkan nyeri yang mengenai nyeri,berapa lama
tusuk
terkontrol (5) nyeri yangdirasakan dan
c. Klien
antisipasi dari
mengatakan nyeri
ketidaknyaman
saatberaktivitas
4 . Ajarkan klien untuk
menggunakanteknik non
Data Objektif (DO)
farmakologi
a . Klien tampak 5 . Dukung istirahat atau
meringis tidur yang adekuat untuk
mambantu penurunan
b . Klien tampak
nyeri )
memegangi
kepalanya
c . Skala nyeri 7 ( 1-
10)

d . Klien tampak
gelisah

e . Nafsu makan
berubah
2 Mual b.d Kontrol Mual dan Muntah (1618) Manajemen Mual (1450)
peningkatan tekanan
1 . Mendeskripsikan 1 . Identifikasi faktor-faktor
intrakranial d.d
faktor-Faktor penyebab penyebab terjadinya mual
Data Subjektif (DS)
(1)
2 . Kendalikan lingkungan
a . Klien mengeluh
2 . Mengenali pencetus yang mungkin
mual
stimulasimuntah (1) membangkitkan mual
b . Klien mengatakan
3 . Menggunakan langkah- 3 . Ajarkan penggunaan teknik
ingin muntah
langkah pencegahan (1) non farmakologi
c . Klien mengatakan (mis.hipnosis,relaksasi,
4 . Menghindari bau yang
tidak minat makan imajinasi,terbimbing, terapi
tidak menyenangkan (1)
musik)

Data Objektif (DO) 4 . Tingkatkan istirahat dan


tidur yang cukup untuk
a . Klien tampak
memfasilitasi pengurangan
pucat
mual
b . Takikardi
5 . Lakukan kebersihan mulut
c . Pupil Dilatasi sesering mungkin untuk
meningkatkan kenyamanan

6 . Instruksikan kepada klien


mengenai diet tinggi
karbohidratdan rendah
lemak

7 . Dorong pola makan dengan


porsiSedikit makanan yang
menarik bagi pasien yang
mual

8 . Memberikan obat
antiemetic yangsesuai
3 Gangguan Pola Tidur ( 0004) Pengaturan Posisi ( 0840)
Tidur b.d Hambatan
1 . Jam tidur (5) 1 . Atur posisi tidur yang
Lingkungan d.d
disukaiklien
Data Subjektif ( DS) 2 . Pola tidur (5)
2 . Tinggikan bagian tubuh
a. Klien 3 . Kualitas tidur (5)
yangsakit dengan tepat
mengatakan
4 . Tidur dari awal sampai
sangat lemas
3 . Posisisikan pada
habis dimalam hari secara
kesejajarantubuh dengan
b. Klien konsisten (5)
tepat
mengatakan 5 . Perasaan segar setelah tidur
sulit tidur (5) 4 . Tepatkan objek yang sering
digunakan dalam jangkauan
c. Klien 6 . Tempat tidur yang nyaman
mengatakan (5)
tidak puas tidur
7 . Suhu ruangan yang nyaman
d. Klien (5)
mengatakan
istirahat tidak
cukup

Data Objektif (DO)

a . Klien tampak
kelelahan

b . Terdapat
kantung mata
didaerah mata
klien
4 Risiko jatuh d.d Kejadian Jatuh ( 1912) Menajemen lingkungan
Gangguan keselamatan (6486)
1 . Jatuh saat berdiri (5)
Keseimbangan 1 . Identifikasi hal-hal yang
2 . Jatuh saat berjalan (5) membahayakan dilingkungan

3 . Jatuh dari tempat tidur (5)


2 . Bantu klien untuk melakukan
perpindahan kelingkungan
4 . Jatuh saat ke kamar mandi yangaman
(5)
3 . Sediakan alat untuk
beradaptasi seperti: kursi
pijakan untuk pegangan
5 Gangguan Persepsi Fungsi Sensori:Pendengaran (2401) Peningkatan Komunikasi: Kurang
Sensori b.dGangguan Pendengaran (4974)
1 . Ketajaman pendengaran
Pendengaran 1. Bersihkan serumen berlebih
bagiankiri (5)
Data Subjektif (DS) dengan ujung kain atau lap yang
2 . Ketajaman pendengaran dipelintir sambil menurunkan
a. Klien
bagiankanan (5) daun telinga
mengatakan
2. Hindari lingkungan yang berisik
terganggu 3 . Mendengan bisikan enam
saat berkomunikasi
dalam incidari telinga kiri (5)
3. Gunakan gerakan tubuh jika
mendengar Mendengar bisikan enam
diperlukan
Data Objektif (DO) inci dari telinga kanan (5)
4. Fasilitasi menggunakan alat bantu
a. Klien tampak 4 . Berbalik kea rah suara (5)
dengar dengan benar
distorsi sensori 5 . Merespon pada stimulus 5. Lepaskan dan masukkan alat bantu
pendengaran (5)
b. Respons tidak dengan benar

sesuai

c. Konsentrasi
buruk
Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah satatus kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan krikteria
hasil yang diharapkan (Suarni dan Apriyani,2017).

Evaluasi Keperawatan
Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana perawatan
dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan
yang diberikan. (Tarwoto & Wartonah, 2011). ). Untuk menentukan masalah
teratasi, teratasi seb.agian, tidak teratasi atau muncul masalah baru adalah
dengan cara membandingkan antara SOAP dengan tujuan, kriteria hasil yang
telah di tetapkan.
Kesimpulan

Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau gerakan dari tubuh atau lingkungan sekitarnya
dengan gejala lain yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan
atau penyakit dengan demikian vertigo bukan suatu gejala pusing berputar saja, tetapi merupakan
suatu kumpulan gejala atau satu sindrom yang terdiri dari gejala somatic (nistagmus, untoble),
otonomik (pucat, peluh dingin, mual dan muntah dizziness lebih mencerminkan keluhan rasa
gerakan yang umum tidak spesifik, rasa goyah, kepala ringan dan perasaan yang sulit dilukiskan
sendiri oleh penderitanya. Pasien sering menyebutkan sensasi ini sebagai nggliyer, sedangkan
giddiness berarti dizziness atau vertigo yang berlangsung singkat (Sutarni , Rusdi & Abdul, 2019).

Saran

Fisioterapi dalam memberikan tindakan terapi perlu diawali dengan pemerikasaan yang teliti,
penegakan diagnosa yang benar, pemilihan modalitas, pemberian edukasi yang benar dan
mengevaluasi hasil terapi yang rutin agar memperoleh hasil terapi yang optimal dan terdokumentasi
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Andika Herlina et al. (2017). EFEKTIFITAS LATIHAN BRANDT


DAROFF TERHADAP KEJADIAN VERTIGO PADA SUBJEK
PENDERITA VERTIGO. Jurnal Medika Saintika, vol 8 (2)
Asmada,doni.(2018).Asuhan Keperawatan Kasus Vertigo, (5-25).
Palembang:Jurnal STIK Siti Khadijah.
Arsyad soepardi, efiaty dan Nurbaiti.2002. Buku ajar ilmu kesehatan
telingahidung tenggorok kepala leher edisi ke lima. Jakarta : Gaya Baru
Lumban Tobing. S.M, 2003, Vertigo Tujuh Keliling, Jakarta : FK UI
Rahayu, Nira.2011. Neuronitis Vestibular.
(http://niarahayu9.blogspot.com).Online diakses pada 02 oktober 2021.
Santosa, Budi.2005.Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-
2006.Alih bahasa.Jakarta : Prima Medika.
 

Anda mungkin juga menyukai