Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

VERTIGO

JUMATANG
BT.2001072

CI LAHAN CI INSTITUSI

______________ _____________________

AKADEMI KEPERAWATAN BATARI TOJA


WATAMPONE
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

VERTIGO

I. KONSEP MEDIS
A. Definisi
Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar merujuk
pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang,
umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistim keseimbangan (Labuguen,
2006).
Menurut (Nugroho & Usman, 2014) pengertian vertigo adalah:
a. Sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya
dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan otonomik yang
disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai
keadaan atau penyakit.  
b. Gangguan sensasi Gerakan, penderita biasanya merasa berputar.
c. Sensasi Gerakan saat tiada Gerakan terjadi relative terhadap gravitasi
bumi.

B. Etiologi
Adanya kerusakan di kanalis semisirkuralis (organ pengatur keseimbangan
di telinga bagian dalam), tersumbatnya pembuluh darah arteri yang menuju ke
telinga bagian tengah, ada cedera atau penyakit di organ telinga tengah,
operasi telinga.Gangguan psikologis berupa cemas, depresi, panik juga
berpontensi menyebabkan vertigo. (Nugroho & Usman, 2014).

Beberapa penyebab vertigo perifer adalah gangguan, penyakit dan atau


kondisi berikut: BPPV (benign paroxysmal positional vertigo), cedera kepala,
kolesteatoma (kista pada kulit), fistula perilimfa (abnormalitas yang terjadi
diantara ruang dalam telinga), infeksi pada organ dalam telinga, iskemia,
neuronitis vestibular (peradangan pada saraf di telinga), neuroma akustik
(tumor jinak pada saraf telinga), otosklerosis (pertumbuhan abnormal tulang
di telinga tengah), toksin/racun (misalnya ototoksisitas aminoglikosida),
penyakit meniere, vestibulopati berulang. (Nugroho & Usman, 2014).

Penyebab umum vertigo sentral adalah gangguan penyakit atau kondisi


berikut: demielinasi, neoplasma, migrain vetebrobasiler, multiple sclerosis,
stroke serebral, tumor otak, vertebrobasilar TIA (transient ischemic attacks).
Beberapa obat/ zat penyebab vertigo dan pusing adalah alcohol,
aminoglikosida, antidepresan, antiinflamasi nonsteroid (terutama
indometasin), antikonvulsan/antikejang (misalnya fenitoin), antipsikotik (baik
antipsikotik tipikal maupun atipikal kecuali olanzapine), furosemide, obat anti
Alzheimer (misalnya memantine), golongan anxiolytics atau anticemas
(misalnya diazepam), mood stabilizers (misalnya gabapentin), sitotoksik
(misalnya crisplatin) (Nugroho & Usman, 2014).

C. patofisiologi

Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang


disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem
ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus
menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang
berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang
menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei nervus III, IV dan VI,
susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.

Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh


reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan
kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual
dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik. Dalam kondisi
fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan
tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri
akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan
diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata
dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak.

Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap


lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral
dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang
aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu,
akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons
penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal
yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/berjalan dan
gejala lainnya (Price & Wilson, 2006).

D. Tanda dan gejala

Menurut (Nugroho & Usman, 2014) tanda dan gejalanya adalah:

a. Pusing berputar
b. mendadak muncul bila posisi kepala berubah
c. kepala terasa ringan
d. merasa seolah terapung, terayun.
e. Sempoyongan waktu berdiri atau  berjalan.
f. Serangan vertigo berlangsung singkat, biasanya kurang dari 30 detik.
g. mual/muntah,
h. keringat dingin
i. pucat
j. nistagimus (Gerakan ritmik tanpa control pada mata).
E. komplikasi
a. Cedera fisik
Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan akibat
terganggunya saraf VIII (vestibularis), sehingga pasien tidak mampu
mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan berjalan.  
b. Kelemahan otot
Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas.
Mereka lebih sering untuk berbaring atau tiduran, sehingga berbaring yang
terlalu lama dan gerak yang terbatas dapat menyebabkan kelemahan otot
(Nugroho & Usman, 2014).

F. Pemeriksaan diagnostik
a. Romberg test
Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian di
tutup. Orang yang normal mampu berdiri dengan sikap yang Romberg
yang dipertajam selama 30 detik atau lebih.
b. Stepping test
Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50
langkah. Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak
lebih dari satu meter atau badan berputar lebih dari 30 derajat.
c. Post pointing
Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi (sampai
vertical) kemudian kembali kesemula.
d. Maneuver nylen-barany atau maneuver hallpike
Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai kepala
bergantung dipinggir tempat tidur dengan sudut 300  kepala ditoleh kekiri
lalu posisi kepala lurus kemudian menoleh lagi kekanan pada keadaan
abnormal akan terjadi nistagmus.
e. Calori test
Dengan menyemprotkan air bersuhu 300  ketelinga penderita
f. Elektronistamografi
Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nystagmus yang timbul
g. Postugrafi
Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual, vestibular
dan somatosensorik. (Nugroho & Usman, 2014).

G. Penatalaksanaaan medis

Terapi vertigo meliputi beberapa perlakuan yaitu pemilihan medikamentosa,


rehabilitasi dan operasi. Pilihan terapi vertigo mencakup :

a. Terapi simptomatik, melalui farmakoterapi  


b. Terapi kausal mencakup:
a) Farmakoterapi
b) Prosedur reposisi partikel pada (BPPV)
c) Bedah
c. Terapi rehabilitative
d. Hindari factor pencetus dan memperbaiki lifestyle.Pemilihan terapi
vertigo sangat tergantung dari tipe dan kausa vertigo. (Nugroho & Usman,
2014).
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian  
2. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada
pasien vertigo apakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap
munculnya pusing, posisi mana yang dapat memicu pusing.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan iflamasi dan penyakit
otak tumor.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat penyakit yang sama yang diderita oleh anggota keluarga
atau riwayat penyakit lain.
5. Aktivitas / istirahat
a. Lemah, letih
b. Keterbatasan gerak
c. Cinta mata, kesulitan membaca
d. Insomnia, bangun pada pagi hari disertai nyeri kepala
e. Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas
atau karena perubahan cuaca.
6. Sirkulasi
a. Riwayat hipertensi
b. Denyutan vaskuler, misal daerah temporal
c. Wajah pucat
7. Ego integritas
a. Faktor-faktor stres emosional atau lingkungan tertentu
b. Perubahan ketidak mampuan, keputusan, ketidak berdayaan defresi
c. Rangsangan. Amsietas, peka rangsangan selama sakit kepala
d. Mekanisme refresi/dekensif
8. Makanan dan cairan
a. Makanan yang tinggi vasorerektiknya misalnya kafein, coklat,
bawang. Keju, alcohol, anggur, daging, tomat, makanan berlemak.
b. Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
c. Penuruna berat badan
9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
b. Keadaan system
10. System persepsi sensori
Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia, yaitu suatu ilusi yang diam
tampak bergerak maju mundur
11. Sistem persyarafan
Adakah nistagmus dasarkan beberapa pemeriksaan baik panduan maupun
dengan alat.
12. System pernafasan
Adakah gangguan pernafasan
13. System kardiovaskular
Adakah terjadi gangguan jantung
PENYIMPANGAN KDM
B. Diagnosa keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan
2. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan stress meningkat
4. Gangguan pola tidur berhunbungan dengan kurang control tidur
C. Intervensi
D. Implementasi

Menurut (Hendarsih, 2016), Pelaksanaan atau implementasi keperawatan


adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi, ke status kesehatan yang
baik. Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah realisasi dari perencanaan
keperawatan. Tujuan dari tahap ini adalah melakukan aktivitas keperawatan,
untuk mencapai tujuan yang berpusat pada klien.

Intervensi merupakan bentuk penangan yang dilakukan oleh perawat


berdasarkan pertimbangan dan pengetahuan klinis mencakup perawatan
langsung dan tidak langsung. Perawatan langsung adalah penanganan yang
dilaksanakan setelah berinteraksi dengan klien. Sebagai contoh, seorang
pasien menerima intervensi langsung berupa pemberian obat, pemasangan
infus, atau konseling saat berduka. Sedangkan tidak langsung adalah
penanganaan yang dilakukan tanpa adanya pasien, namun tetap bersifat
representative untuk klien (Bulechek, 2008). Sebagai contoh, menciptakan
lingkungan klien yang kondusif (misalnya control keselamatan dan infeksi)
dan kerja sama multidisplin (Hendarsih, 2016

E. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang
kesehatan  pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya.
Tujuan pemulangan pada vertigo adalah:
a. Nyeri dapat dihilangkan atau diatasi  
b. Perubahan gaya hidup atau perilaku untuk mengontrol atau mencegah
kekambuhan
c. Memahami kebutuhan atau kondisi proses penyakit dan kebutuhan
teraupetik.
DAFTAR PUSTAKA

Hendarsih, S. (2016). Metodologi keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru.

Labuguen, R. H. (2006). American Family Physician January 15, vol.73 no.2.  Initial
Evaluation of Vertigo.  

Nugroho, D., & Usman, F. S. (2014). 45 Penyakit dan Gangguan Saraf. Yogyakarta:


Rapha Publishing.

Price, S. A., & Wilson, L. M. (2006).  Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai