Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

VERTIGO

PROFESI FISIOTERAPI

RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Penyusun:

Sulthan Tajuddin Akram

2210306049

19 B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi sesama

manusia lain ataupun lingkungan. Untuk itu manusia harus memiliki kondisi

fisik yang baik dalam beraktivitas. Dalam melakukan aktivitas itu semua

manusia harus berada dalam kondisi tubuh yang dikatakan sehat. Menurut

undang undang no.36 tahun 2009 tentang kesehatan, kesehatan adalah keadaan

sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial untuk hidup yang lebih

produktif. Dengan keadaan yang sehat dapat melakukan setiap aktivitas fisiknya

dengan baik dan produktif sehingga manusia sebagai makhluk sosial dapat

dilakukan dengan optimal.

Dilihat dari segi kesehatan, manusia mengalami berbagai penurunan

fisik. Ada beberapa gangguan yang sering dialami yaitu, kemunduran fisik,

mental, dan sosial. Perubahan fisik yang terjadi pada setiap manusia sangat

beragam. Perubahan dapat terjadi dalam berbagai sistem, dimana salah satunya

adalah sistem neuromuscular. Sistem neuromuscular yang mengalami

penurunan atau gangguan dapat membuat kondisi fisik melemah, sehingga

menyebabkan aktivitas fungsional pada manusia akan menurun yang dapat

disebabkan karena adanya gangguan yang biasa dirasakan diantaranya yaitu

merasakan pusing berputar, pening, dan keseimbangan tidak stabil dimana

gangguan – gangguan tersebut merupakan gejala yang dirasakan pada penderita

vertigo.

Pusing merupakan adalah sebuah sensasi vertigo spinning atau non

spinning, disequlibrium atau ketidak seimbangan, presyncope, kepala serasa


ringan dan melayang maupun gabung dari keluhan tersebut (Alyono,2018).

Banyak istilah untuk penyebutan pada keluhan keluhan tersebut di kalangan

praktisi medis, kebanyakan masyarakat awan menyebutkan keluhan ini seperti

rasa takut jatuh dan mata berkunang kunang.

Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere yang berarti berputar, dan

igo yang berarti kondisi. Vertigo merupakan subtipe dari dizziness yang secara

definitif merupakan ilusi gerakan, dan yang paling sering adalah perasaan atau

sensasi tubuh yang berputar terhadap lingkungan atau sebaliknya, lingkungan

sekitar kita yang rasakan berputar (Junaidi, 2013)

Prevalensi vertigo di Indonesia pada tahun 2017 adalah 50% dari orang

tua berumur 75 tahun, pada tahun 2018 50% dari usia 40-50 tahun dan

merupakan keluhan nomor tiga paling sering dikeluhkan oleh penderita yang

datang ke praktek umum setelah nyeri kepala dan stroke (Nur anggraini et al.,

2021). Serta berdasarkan hasil penelitian (Rendra & Pinzon, 2018) vertigo

termasuk penyakit yang memiliki prevalensi yang besar.

Distribusi penyakit vertigo berdasarkan usia yang paling banyak pada

rentang usia 41–50 tahun (38,7%) dan 51–60 tahun (19,3%). Dari penelitian

tersebut juga diketahui bahwa jenis kelamin perempuan (72,6%) lebih berisiko

memiliki vertigo dibandingkan laki-laki (27,4%). Fisioterapi sebagai salah satu

pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu, kelompok, keluarga dan

masyarakat untuk mengembangkan, memelihara, memulihkan gerak dan

kemampuan fungsional sepanjang daur kehidupan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang dijelaskan maka rumusan masalah

bagaimana pada penatalaksanaan terapi pada kasus Vertigo?


C. Tujuan Penulisan

Mengacu pada rumusan masalah di atas tujuan penulisan ini adalah

untuk mengetahui bagaimanakah penatalaksanaan Fisioterapi pada kasus

Vertigo.

D. Manfaat

Menambah pengetahuan tentang penatalaksanaan Fisioterapi yang berguna

untuk penanganan masalah Vertigo.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Vertigo, suatu istilah yang bersumber dari bahasa latin, vertere yang

artinya memutar. Derajat yang lebih ringan dari vertigo disebut dizziness, yang

lebih ringan lagi disebut giddiness dan unsteadiness. Vertigo didefinisikan

sebagai halusinasi gerakan. Dapat berupa suatu sensasi seakan akan membelok,

berputar, jatuh, bergoyang dan lain-lain. Pusing (dizziness), meskipun pada

umumnya digunakan oleh penderita sebagai istilah untuk menjelaskan sensasi

tersebut, menyatakan perasaan yang lebih ringan dan nyata seperti pening

(giddiness), hendak pingsan, bingung, rasa kosong atau ketidakstabilan.

Diferensiasi ini penting karena vertigo timbul dari gangguan organ akhir (end

organ) vestibular, nervus vestibularis atau nukleus vestibular. Pusing dapat

timbul akibat gangguan ringan alat vestibular, tetapi biasanya menunjukkan

adanya gangguan pada daerah lain (Sofyan, 2008).

B. Etiologi

Menurut Mohammad Maqbool, terdapat beberapa penyebab vertigo.

Penyebab vertigo terdiri dari:

a. Vascular

Penyebab vertigo dari gangguan vaskular terdiri atas insufisiensi

vertebrobasiler, stroke, migrain, hipotensi, anemia, hipoglikemia, dan

penyakit meniere

b. Epilepsy
c. Receiving any treatment

Beberapa obat-obatan seperti antibiotik, obat jantung, antihipertensi, obat

sedatif, dan aspirin dapat menyebabkan gangguan vertigo

d. Tumour or Trauma or Tyroid

1) Tumor

Adanya tumor seperti neuroma, glioma, dan tumor intraventrikular

dapat menyebabkan gangguan vertigo

2) Trauma

Adanya trauma pada daerah tulang temporal dan trauma servikal dapat

menyebabkan gejala vertigo

3) Tiroid

Adanya penurunan fungsi tiroid dapat menyebabkan gejala vertigo

e. Infection

Apabila terjadi infeksi pada daerah keseimbangan seperti labirinitis

maupun vestibular neuronitis dapat menyebabkan gangguan vertigo .

f. Glial disease (multiple sclerosis)

g. Ocular diseases or imbalance

C. Patofisiologi

Reseptor yang berfungsi sebagai penerima informasi untuk sistem

vestibular terdiri dari vestibulum, proprioseptik dan mata,serta integrasi dari

ketiga reseptor terkait dengan batang otak serta serebelum. Informasi yang

berasal dari sistem vestibular 50 persen terdiri dari vestibulum, sisanya dari

mata dan proprioseptik. Adanya gangguan dari sistem vestibular menimbulkan

berbagai gejala antara lain vertigo, nystagmus, ataksia, mual


muntah, berkeringat, dan psikik. Gejala tersebut dipengaruhi oleh

derajat, sumber, maupun jenis dari rangsangan.

Fungsi sistem vestibular terletak pada kanalis semisirkularis yang berada

pada dalam apparatus vestibular, terisi cairan yang apabila bergetar berfungsi

mengirim informasi tentang gerakan sirkuler atau memutar. Adanya kerjasama

dari mata dan sistem vestibular mengakibatkan terjaganya pandangan agar

benda terlihat dengan jelas ketika bergerak. Selain kanalis

semisirkularis, terdapat organ yang termasuk dalam bagian sistem

vestibuler, yaitu sakulus dan utrikulus. Adanya sistem vestibular bekerja sama

dengan sistem visual dan proprioseptik membuat tubuh dapat mempertahankan

orientasi atau keseimbangan.

D. Tanda Gejala

Gejala-gejala Vertigo berupa gangguan hilangnya pendengaran,

perasaan penuh, perasaan ditekan, berdenging, nyeri kepala, gangguan visual,

kejang ataupun hilang kesadaran.

E. Penatalaksanaan Fisioterapi

1. Brandt Daroff Exercise

Brandt Daroff merupakan latihan fisik yang bertujuan untuk melakukan

habituasi terhadap sistem vestibuler sentral. Selain itu, sebagian ahli

berpendapat bahwa gerakan pada latihan brandt daroff dapat melepaskan

otokonia dari kupula berdasarkan teori cupulolithiasis (Ferdiansyah

et.al.,2011). Brandt daroff Exercise dilakukan dengan cara Subjek duduk

tegak di tepi tempat tidur dengan kedua tungkai tergantung selanjutnya

kedua mata tertutup, selanjutnya subjek membaringkan tubuh dengan cepat

ke salah satu sisi, subjek mempertahankan selama 30 detik. Setelah itu


duduk kembali selama 30 detik. Baringkan tubuh dengan cepat ke sisi yang

lain, mempertahankan selama 30 detik lalu duduk kembali. Latihan ini

dilakukan 2 set per hari (pagi dan sore) yang dilaksanakan 3 kali dalam

seminggu selama 5 minggu. Dalam setiap set, dilakukan manuver seperti di

jelaskan di atas sebanyak 5 kali.

2. Manuver Epley

Manuver Epley saat ini telah dikembangkan sebagai satu metode latihan

mandiri untuk penderita vertigo, bertujuan mengembalikan sisa otolit yang

belum kembali ke utrikulus (Kusumaningsih,et al.,2015). Latihan Manuver

epley dikembangkan oleh Radtke sebagai suatu latihan mandiri yang

memodifikasi posisi, terapi reposisi kanalit yang diperkenalkan oleh JM

Epley.

Bantul, 14 Januari 2023

Mengetahui,

CE/PE

( )
DAFTAR PUSTAKA

Efektivitas Penanganan Fisioterapi Terhadap Penderita Vertigo, Dizziness, And

Balance Disorder (VDB) Narrative Review

http://digilib.unisayogya.ac.id/6365/1/1810301187_fisioterapi

Rehabilitasi Vertigo https://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/28912

Diagnosis dan Tatalaksana Vertigo http://repo.unsrat.ac.id/868/

Perbedaan Pengaruh Brandt Daroff Dan Manuver Epley Terhadap Peningkatan

Fungsional Pada Vertigo http://digilib.unisayogya.ac.id/2864/1/

Efektifitas Latihan Brandt Daroff Terhadap Kejadian Vertigo Pada Subjek

Penderita Vertigo https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php

Anda mungkin juga menyukai