Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“TERAPI LATIHAN CAWTHORNE-COOKSEY PADA LANSIA


DENGAN RESIKO JATUH “

Ditujukan Untuk Praktik Klinik Komunitas


Dosen Pembimbing : Bapak Heri Wibowo, SKM., S.Kep.,Ns.,M.Kep.

OLEH KELOMPOK 27:

1) RACHMAD HIDAYAT ( 201601030)


2) RISKA CAHYANTI (201801071)
3) PIPIT RAHAYU NINGTIAS (201601110)
4) NOVIANI ISTIAN (201601154)
5) ANA SAMBAYON (201601192)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun masih diberi
kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.yang berjudul “Terapi
Latihan Cawthorne – Cooksey Pada Lansia Dengan Resiko Jatuh ”.Disusun untuk memenuhi
tugas mahasiswa dari mata kuliah kepribadian Jurusan S1 Ilmu Keperawatan Stikes Bina Sehat
Ppni Mojokerto.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr Siti Nur Kholifah, M.Kep. Sp.Komselaku dosen mata kuliah Gerontik yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya makalah ini.
2. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa
mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan masyarakat pada
umumnya.Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan
para mahasiswa dan masyarakat dan pembaca.

Mojokerto, 4 November 2019

Penyusun

2
3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus-
menerus dan berkesinambungan (Dekpes RI, 2001 dalam (Maryam, 2011). Proses ini
merupakan tahap akhir dari siklus hidup manusia yang akan dialami oleh setiap individu.
Jumlah penduduk lansia di Indonesia ialah 18juta penduduk, atau sekitar 7, 59% dari total
penduduk Indonesia(BPS, 2010). Pertambahan usia akan menimbulkan perubahan-perubahan
pada struktur dan fisiologi dari sel, jaringan, organ dan sistem organ pada tubuh manusia
sehingga menyebabkan sebagian besar lansia mengalami kemunduran dan perubahan pada
fisik, psikologis, dan sosial (Bonder, Otrand Bello-haas, 2009). Menurut badan pusat statistik
(2010), masalah-masalah kesehatan pada lansia yaitu, gangguan penglihatan 3,17 juta,
ganguan mendengar 2,3 juta, gangguan berjalan 2,25 juta dan gangguan berkonsentrasi 1,68
juta jiwa (BPS, 2010). Masalah-masalah kesehatan tersebut mempengaruhi penurunan
keseimbangan pada lansia (Bloch F et al., 2014). Penurunan fungsi keseimbangan dapat
menyebabkan ketakutan akan jatuh dan menurunkan aktivitas sehari-hari (Barnedh, 2006).
Penglihatan yang menurun pada lansia disertai ketidak seimbangan postural akan
meningkatkan resiko jatuh pada lansia (Abrahamová and Hlavacka, 2008).
Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subyek yang sadar menjadi berada di
permukaan tanah, tanpa disengaja dan tidak termasuk jatuh akibat pukulan keras, kehilangan
kesadaran, atau kejang (Stanley, 2006).kejadian jatuh pada lansia yang tinggal di panti seperti
panti wherda berkisar antara 30-50% tiap tahunnya, dan 40 persem diantaranya mengalami
kejadian jatuh yang berulang (WHO, 2007). Menurut Behavioral Risk Faktor Surveillance
System(BRFSS, 2014), Jatuh merupakan penyebab injuri pada lansia, baik kejadian injuri
yang fatal maupun tidak.Selama tahun 2014di Amerika Serikat kurang lebih 27 ribulansia
meninggal dikarenakan kejadian jatuh.Angka Lansia diobati di IGD Karena injuri akibat
kejadianjatuh ialah 2,8juta, serta 800ribudiantaranya di hospitalisasi setiap tahun.
Gunarto, (2005) menyatakan bahwa 31%-48% lansia jatuh karena gangguan
keseimbangan. Keseimbangan merupakan kompleks fungsi sensorimotor yang menuntut

4
integras vestibular, penglihatan dan untuk menyampaikan informasi untuk menghasilkan
motor reflek yang spesifik, serta dapat mengontrol gravitasi pada tubuh (Soto-Varela et
al.,2016). Stabilitas pada postur dan pandangan saat berdiri dan berjalan di pertahankan oleh
sistem vestibular. Input yang dengan cepat dari visual dan input somatosensory diinput dalam
sistem saraf lalu diteruskan menuju output pada sistem muskuloskeletal dan sistem
penglihatan (Iwasaki and Yamasoba, 2015). Sistem vestibular memberikan informasi dari
sistem saraf pusat mengenai gerakan kepala dan postur tubuh.Agar gerakan dan pandangan
dapat tetap stabil selama pergerakan.vestibular merupakan reseptor yang berperan dalam
garis grafitasi guna mempertahankan keseimbangan (D‟Silva, et all, 2015). Setiap faktor
pada sistem ini memburuk selama proses penuaan (Iwasaki & Yamasoba, 2015). Lansia
menyadari risiko jatuh meningkat pada lansia lain, namun tidak pada dirinya (Yardley&
Bishop, 2006). Profesional kesehatan, seperti perawat atau fisioterapi, mungkin memainkan
peran penting dalam meningkatkan kesadaran akan resiko jatuh pada lansia (Whitney,
Alghwiri& Alghadir, 2016)
Cawthorne-Cookseymerupakan jenis rehabilitasi vestibular dimana pada awalnya
aktifitas latihan ini digunakan pada pasien vertigo, pusing berat, dan penyakit gangguan
vestibular lain maupun pada masa pemulihan pasca-operasi (NHS, 2011).

1.2 Tujuan Aktivitas latihan


Penuaan mengakibatkan masalah masalah kesehatan pada lansia.Penurunan seperti
perubahan pada penglihatan, masa otot, elastisitas kulit, serta sistem vestibular yang dapat
berdampak pada keseimbangan lansia.Sehingga Tujuan Aktifitas latihan Cawthorne-
Cookseyialah merilekskan leher dan otot pundak, melatih pergerakan mata dan melatih
keseimbangan dalam situasi harianuntuk meningkatkan kompensasi vestibular (Brain &
Spine Foundation, 2014).Dengan hal tersebut dapat meningkatkan resiko kejadian
jatuh.Kejadian jatuh pada lansia umumnya dapat di cegah, terutama dengan rehabilitasi
vestibular yang salah satu contohnya merupakan aktifitas latihan Cawthorne Cooksey.

1.3 Alasan kelompok


Perlunya suatu pencegahan resiko jatuh pada lansia seperti Pemberian rasa keamanan dan
kenyamanan lingkungan, terapi aktivitas lainnya seperti: terapi Okupasi, terapi aktiviras
kelompok pada lansia.Salah satunya terapi aktiviras latihan cawthorne- CookseyMenurut

5
kelompok, terapi aktivtas latihan Cawthorne-Cooksey pada lansia ini sangat baik jika
diberikanpada lansia unuk mencegah terjadinya resiko jatuh, sehingga hal ini dapat diambil
sebagai alas an kelompok menggunakan terapi ini, setelah kelompok menetahui tujuan dan
manafaat terapi aktivitas latihan cawthorne- Cooksey.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

6
2.1. Definisi terapi latihan Cawthorne-Cooksey

Cawthorne-Cooksey merupakan jenis rehabilitasi vestibular dimana pada awalnya


aktifitas latihan ini digunakan pada pasien vertigo, pusing, berat dan pada penyakit
gangguan vestibular lain maupun pada masa pemulihan paska operasi (NHS,2011)

2.2. Prosedur pelaksanaan terapi latihan Cawthorne-Cooksey


Latihan di tempat tidur atau duduk
1. Gerakan mata - mula-mula lambat, lalu lebih cepat
 dari atas ke bawah
 dari sisi ke sisi
 fokus pada jari, bergerak dari 3 kaki ke 1 kaki jauhnya dari wajah
2. Gerakan kepala pada awalnya lambat, lalu cepat, kemudian dengan mata tertutup
 membungkuk ke depan dan ke belakang
 berputar dari sisi ke sisi.
Duduk
1. Gerakan mata dan gerakan kepala seperti di atas
2. Bahu mengangkat bahu dan berputar-putar
3. Membungkuk ke depan dan mengambil benda dari tanah
Berdiri
1. Gerakan mata, kepala dan bahu seperti sebelumnya
2. Berubah dari posisi duduk ke posisi berdiri dengan mata terbuka dan tertutup
3. Melempar bola kecil dari tangan ke tangan (di atas level mata)
4. Melempar bola dari tangan ke tangan di bawah lutut
5. Berubah dari duduk menjadi berdiri dan berbalik di antaranya
Bergerak
1. Lingkari di sekitar orang tengah yang akan melempar bola besar dan kepada
siapaitu akan dikembalikan
2. Berjalan melintasi ruangan dengan mata terbuka dan kemudian ditutup
3. Berjalan naik dan turun dengan mata terbuka dan kemudian ditutup
4. Berjalan naik dan turun tangga dengan mata terbuka dan kemudian ditutup
5. Permainan apa pun yang melibatkan membungkuk dan meregangkan serta
membidik

7
BAB 3

MANFAAT TERAPI

3.1 Kelebihan Terapi


Adapun manfaat atau kelebihan yang dapat diperoleh dalam pelaksanaan terapi
Cawthorne Cooksey atau terapi VRT (Vestibular Rehabilitation Therapy) diantaranya
sebagai berikut:
1. Dapat Meningkatkan keseimbangan
2. Dapat meminimalkan resiko jatuh
3. Dapat mengurangi keluhan dan gejala presbiastasis
4. Dapat meningkatkan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-harI
5. Dapat menurunkan sensasi subyektif pusing
6. Dapat meningkatkan stabilitas selama pergerakan
7. Dapat Mengurangi “over-dependency” pada input visual dan somatosensorik.
8. Dapat mengurangi ansietas dan somatisasi akibat disorientasi vestibular.

3.2 Kekurangan Terapi


Meskipun terapi Cawthorne Cooksey atau terapi VRT (Vestibular Rehabilitation
Therapy)sering memberi manfaat,namun pada keadaan tertentu bisa

8
terjadimaladaptive yang dapat menjadi kekurangan dalam terapi ini diantaranya
sebagai berikut:
1. Pasien akan menjadi terlalu tergantung pada fungsi visual
2. Pasien tidak lagi dapat memanfaatkan input proprioseptifdan input vestibuler yang
masih tersisa
3. Pasien tidak lagi dapat memanfaatkan input proprioseptifdan input vestibuler yang
masih tersisa
4. Pasien tidak lagi dapat berjalandengan baik dalam gelap.

BAB 4
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara
terus-menerus dan berkesinambungan. Proses ini merupakan tahap akhir dari siklus hidup
manusia yang akan dialami oleh setiap individu. Penurunan fungsi keseimbangan dapat
menyebabkan ketakutan akan jatuh dan menurunkan aktivitas sehari-hari. Penglihatan
yang menurun pada lansia disertai ketidak seimbangan postural akan meningkatkan
resiko jatuh pada lansia.
Cawthorne-Cooksey merupakan jenis rehabilitasi vestibular dimana pada awalnya
aktifitas latihan ini digunakan pada pasien vertigo, pusing berat, dan penyakit gangguan
vestibular lain maupun pada masa pemulihan pasca-operasi.Adapun tujuan Aktifitas
latihan Cawthorne-Cookseyialah merilekskan leher dan otot pundak, melatih pergerakan
mata dan melatih keseimbangan dalam situasi harianuntuk meningkatkan kompensasi
vestibular.Dengan hal tersebut dapat meningkatkan resiko kejadian jatuh.pada lansia.
sehinggadengan pemberian rehabilitasi vestibular yang salah satu contohnya merupakan
aktifitas latihan Cawthorne Cooksey dapat menimalisir kejadian jatuh pada lansia.
4.2 SARAN
Adapun saran yang dapat di berikan dengan adanya terapi aktifitas latihan Cawthorne
Cooksey, diharapkan
1. Bagi pelanyanan kesehatan terapi aktifitas latihan Cawthorne Cooksey dapat
digunakan sebagai informasi maupun gambaran mengenai resiko jatuh pada lansia

9
yang tidak memiliki riwayat jatuh, serta dapat menampilkan wajah keperawatan
dengan aspek komprehensif dalam melakukan intervensi.
2. Bagi panti social werda (panti Jompo/lansia) dapat digunakan sebagai landasan
untuk melakukan terapi aktifitas latihan Cawthorne Cooksey guna menurunkan
resiko jatuh pada lansia yang dapat menjadi factor yang dapat meningkatkan
kemandirian kualitas hidup serta harga diri lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Diadaptasi dari Dix dan Hood, 1984TerapiCawthorne-Cookseydan Herdman, 1994;


2000)

10

Anda mungkin juga menyukai