Anda di halaman 1dari 14

TIME OF REFFERENCE PELATIHAN LAND EXERCISE THERAPY DI

KECAMATAN BAITURRAHMAN

DI SUSUN OLEH:

Essy Gusning Ranti


Siti Arafah
Bazlia Husna
Ayu Nurfitriana
Triskha Mayadi
Ela Safira
Tiara Luckyva

KEPANITERAAN KLINIK KEPERAWATAN SENIOR (K3S)


KEPERAWATAN GERONTIK PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
SATUAN ACARA PELATIHAN
LAND EXERCISE THERAPY

Pokok bahasan : Latihan dan Aktivitas


Sub pokok bahasan : Melatih keseimbangan pada lansia dengan land exercise therapy
Sasaran : Kader Posyandu Lansia
Hari/ Tanggal : Rabu, 20 Oktober 2021
Waktu : 10.00
Tempat : Puskesmas Kecematan Baiturrahman, Banda Aceh
Penyuluhan : Mahasiswa K3S Profesi Ners Stase Gerontik

A. Latar Belakang
Penurunan fungsi tubuh pada lansia akan mengakibatkan permasalahan gangguan
gerak dan fungsi lansia. Lansia mengalami penurunan fungsi jalan, penurunan fungsi
keseimbangan, penurunan kemampuan fungsional, penurunan kemandirian dalam
aktivitas kehidupan sehari-hari (Brach dan Van Swearingen, 2015). Penurunan fungsi
yang nyata pada lansia adalah penurunan masa otot atau atropi. Penurunan masa otot ini
merupakan faktor penting yang mengakibatkan penurunan kekuatan otot, daya tahan otot
(Evans, 2000). Pada prinsipnya mencegah terjadinya jatuh pada lansia sangat penting
dan lebih utama dari pada mengobati akibatnya. Untuk mencegah jatuh dibutuhkan suatu
latihan fisik yang dapat meningkatkan keseimbangan dan kecepatan jalan salah satunya
adalah land exercise therapy.
Land exercise therapy adalah bentuk terapi latihan yang dilakukan di darat seperti
di gymnasium dan menggunakan gaya gravitasi. Latihan ini dapat melatih anggota gerak
dalam melawan gravitasi dan menahan beban dari berat tubuh lansia. Aktivitas yang
dilakukan dengan melawan gravitasi mampu memperkuat dan menyokong otot dan
jaringan ikat karena otot mampu membentuk kekuatan untuk menggerakkan atau
menahan beban (Bergamin, et al., 2013). Latihan yang memfokuskan gerakan pada
ekstremitas bawah baik pada land exercise therapy dapat meningkatkan keseimbangan
karena adanya peningkatan kekuatan otot ekstremitas bawah yang merupakan komponen
utama yang mempengaruhi keseimbangan (Douris et al, 2003). Latihan ini dapat
dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan posyandu lansia sehingga jumlah lansia yang
ikut serta dalam kegiatan ini akan lebih banyak. Selain itu, Latihan ini juga dapat
dilakukan rutin seminggu sekali walaupun sesedang tidak berlangsung kegiatan posyandu
lansia. Oleh karena itu, perlu diajarkan land exercise therapy kepada kader, sehingga
kader dapat menjadi pemandu dalam Latihan ini dan kegiatan dapat dilaksanakan dengan
rutin.
Berdasarkan hasil survei perdahuluan dalam tesis yang dilakukan oleh (Nurlia,2020) dengan
30 lansia yang tidak rutin berkunjung ke posyandu lansia Kota Banda Aceh di Kecamatan
Baiturrahman bahwa sebanyak 21 orang (70%) berpersepsi tidak baik tentang program posyandu
lansia, dan 9 orang (30%) berpersepsi baik tentang posyandu lansia, dua orang (9,5%) mengatakan
bahwa di posyandu lansia tidak ada kegiatan selain pemeriksaan kesehatan dan dua orang (9,5%)
mengatakan ada kegiatan lain yang tidak mungkin ditinggalkan (Nurlia, 2020). Berdasarkan
data dari Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh (2021), jumlah lansia di Kecamatan
Baiturrahman adalah 2. 230. Tingginya jumlah lansia ini menunjukkan bahwa perlu
dilakukannya suatu kegiatan yang dapat mengurangi risiko jatuh pada lansia.
Untuk itu dengan adanya kegiatan land exercise therapy diharapkan dapat
meningkatkan keinginan lansia untuk datang ke posyandu lansia dan dapat menambah
pengetahuan dan kemampuan kader tentang land exercise therapy sebagai latihan untuk
mengurangi risiko jatuh dan meningkatkan keseimbangan pada lansia.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara meningkatkan kemampuan kader tentang land exercise therapy
sebagai latihan untuk mengurangi risiko jatuh dan meningkatkan keseimbangan pada
lansia?
C. Tujuan Umum
Kader posyandu lansia mampu memahami tentang cara meningkatkan keseimbangan
pada lansia dan mengurangi resiko jatuh melalui land exercise therapy

D. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan selama 60 menit, kader posyandu lansia diharapkan
dapat:
1. Mampu menjelaskan kembali pengertian Land exercise therapy
2. Mampu menyebutkan tujuan dan manfaat dari Land exercise therapy
3. Mampu mendemostrasikan secara benar Land exercise therapy

E. Manfaat Penyuluhan
1. Tenaga Kesehatan
a. Setelah mengikuti pelatihan tentang land exercise therapy tenaga Kesehatan
diharapkan mampu memahami pentingnya land exercise therapy pada lanjut usia.
b. Setelah melakukan pelatihan tentang land exercise therapy, tenaga kesehatan
diharapkan mampu melakukan demonstrasi land exercise therapy kepada
masyarakat lanjut usia.
2. Mahasiswa
a. Setelah mengikuti pelatihan tentang land exercise therapy mahasiswa diharapkan
mampu memahami dan mengetahui tentang land exercise therapy.
b. Setelah melakukan penyuluhan tentang land exercise therapy, mahasiswa
diharapkan mampu berbagai informasi kepada masyarakat khususnya kader
posyandu lansia tentang pentingnya meningkatkan keseimbangan lansia.

3. Masyarakat Lanjut Usia


a. Setelah mengikuti penyuluhan tentang senam lansia, masyarakat lanjut usia
diharapkan mampu memahami dan mengetahui tentang pentingnya land exercise
therapy sebagai salah satu cara untuk meningkatkan keseimbangan
b. Setelah mengikuti penyuluhan tentang land exercise therapy, masyarakat lanjut
usia diharapkan mampu melakukan land exercise therapy dengan baik dan benar

F. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demostrasi

G. Media
1. Laptop/ LCD
2. Poster
3. Power Point
4. Video
H. Isi Materi
1. Lansia
a. Pengertian
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan Lanjut Usia (lansia) adalah
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Keberhasilan. Proses penuaan
akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik social, ekonomi, maupun
kesehatan. Ditinjau dari aspek kesehatan, dengan semakin bertambahnya usia maka
lansia lebih rentan terhadap berbagai keluhan fisik, baik karena alamiah mupun
karena penyakit.
b. Keluhan pada lansia
1) Berkurangnya kemampuan gerak: keterbatasan gerak, nyeri pinggang, nyeri
sendi
2) Mudah jatuh dan patah tulang
3) Gangguan buang air kecil dan buang air besar: mengompol, buang air kecil
tidak lancar, sembelit, buang air besar tidak terkontrol, dan lain-lain
4) Infeksi: Batuk lebih dari 2 minggu atau berulang, demam
5) Gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, dan lain-lain
6) Gangguan gigi dan mulut
7) Gangguan gizi: tidak nafsu makan, berat badan kurang atau berlebih
8) Gangguan tidur
9) Sering lupa, kebingungan
10) Kesepian dan menyendiri
11) Gangguan fungsi seksual
12) Tanda anemia: Waspadai 5 L (Lemah, Letih, Lesu, Lelah, Lunglai)
13) Sesak nafas, nyeri dada
14) Kaki bengkak, kesemutan, sering haus
15) Sakit kepala hebat, pusing berputar
16) Benjolan tidak normal
17) Keluar darah atau cairan dari jalan lahir secara terus-menerus
c. Masalah kesehatan pada Lansia
1) Penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi)
adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau
tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. Seringkali hipertensi terjadi tanpa gejala,
sehingga pasien tidak merasa sakit.
2) Diabetes melitus
adalah penyakit dimana kadar gula darah dalam tubuh meningkat (lebih dari
200 mg/dl).
3) Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
adalah penyakit paru kronik (menahun) yang ditandai oleh hambatan aliran
udara di saluran nafas, semakin lama semakin memburuk dan tidak sepenuhnya
dapat kembali normal.
4) Stroke
adalah kondisi berkurangnya suplai oksigen ke otak yang terjadi akibat
sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga menyebabkan
kerusakan dan kematian pada jaringan otak.
5) Asma bronkial
adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran nafas yang
menyebabkan reaksi berlebihan dari bronkus, sehingga menyebabkan gejala
berulang berupa mengi, sesak nafas, rasa berat di dada, dan batuk terutama
malam atau dini hari. Gejala berulang tersebut timbul sangat bervariasi dan
dapat kembali normal baik dengan atau tanpa pengobatan.
6) Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Adalah penyakit jantung yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah
koroner di jantung yang dapat menyebabkan serangan jantung.
7) Pengeroposan tulang (osteoporosis)
adalah penyakit yang ditandai dengan berkurangnya kepadatan massa tulang,
sehingga tulang tidak tahan terhadap benturan dan menjadi mudah patah.
8) Penyakit sendi (arthritis)
adalah peradangan pada satu atau lebih persendian. Jenis penyakit sendi yang
sering dialami oleh Lansia adalah Osteoarthritis dan Gout Arthritis (penyakit
asam urat).
9) Depresi
Adalah perasaan sedih dan tertekan yang menetap lebih dari 2 minggu.
10) Pikun (demensia)
Adalah kondisi kemerosotan mental yang terus menerus, makin lama makin
buruk meliputi penurunan daya ingat yang baru saja terjadi, kemunduran
kemahiran berbahasa, kemunduran intelektual, perubahan perilaku dan fungsi
otak lainnya sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari.
11) Menopause
adalah masa berhentinya haid yang permanen minimal 1 tahun.
12) Andropause
adalah keluhan yang timbul berkaitan dengan penurunan fungsi hormon
androgen pada semua laki-laki.
d. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia adalah suatu wadah pelayanan
kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) untuk melayani penduduk lansia,
yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama
Lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sector pemerintah dan non-
pemerintah, swasta, organisasi social dan lain-lain, dengan menitikberatkan
pelayanan kesehatan pada upaya promotive dan preventif. Disamping pelayanan
kesehatan, Posyandu Lansia juga memberikan pelayanan social, agama,
pendidikan, keterampilan, olah raga, seni budaya, dan pelayanan lain yang
dibutuhkan para lansia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan. Selain itu Posyandu Lansia membantu
memacu Lansia agar dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri.
2. Land exercise therapy
Land exercise therapy adalah bentuk terapi latihan yang dilakukan di darat
seperti di gymnasium dan menggunakan gaya gravitasi. Latihan ini dapat melatih
anggota gerak dalam melawan gravitasi dan menahan beban dari berat tubuh lansia.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan cara senam, melompat, peregangan,
berjalan cepat, melempar dan menangkap bola, jongkok dan berdiri, duduk dan
bangkit dari kursi tanpa lengan (Suadnyanaet al., 2015, Utomo et al., 2015). Setyoadi
et al (2013) menyatakan bahwa keseimbangan tubuh yang banyak diperoleh oleh
lansia yang mengikuti senam adalah low fall risk, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa lansia yang mengikuti senam mempunyai keseimbangan yang baik sehingga
mempunyai risiko jatuh lebih rendah dibanding dengan lansia yang tidak.
Ketika dilakukan Land exercise therapy maka otot akan berkontraksi serta
motorik dan kontrol otot akan aktif. Land exercise therapy akan mempertahankan
elastisitas otot yang berpartisipasi saat dilakukannya gerakan aktif serta pergerakan
pada sendi atau disebut lingkup gerak sendi pada proximal interphalang akan
bertambah.

2. Manfaat Land exercise therapy


a. Meningkatkan kekuatan otot
b. Meningkatkan fleksibelitas lumbal
c. Meningkatkan keseimbangan
d. Mempertahankan fleksibelitan sendi
e. Mengurangi risiko jatuh pada lansia
3. Langkah-langkah Land exercise therapy
a. Rengangkan tangan diatas kepala
Gerakan ini berfungsi untuk meningkatkan tonus, masa, kekuatan otot tangan
dilakukan selama 10 detik.

b. Busungkan dada dan tangan membentuk sudut siku 90 derajat

c. Regangkan tangan kedepan dada


d. Angkat tangan kanan dan ayunkan ke arah kiri dan sebaliknya

e. Regangkan pinggul

f. Regangkan paha belakang


g. Tekukkan lutut ke belakang

h. Regangkan betis

i. Ayunkan kaki ke samping, ke belakang dan ke depan


j. Angkat salah satu kaki

k. Berdiri dengan posisi tendem

l. Jalan menyamping
m. Jalan tendem

n. Jinjitkan kaki/berdiri dengan ujung kaki

o. Reganggakan pergelangan kaki


I. Strategi Pelaksanaan
No Kegiatan Respon Pasien Waktu
1 Pendahuluan 5 menit
a. Memberi salam Menjawab salam
b. Menyampaikan pokok bahasan Menyimak
c. Menyampaikan tujuan Menyimak
Menyimak
d. Melakukan apersepsi

2 Penyampaian materi tentang: 15 menit


a. Definisi Land exercise therapy
Memperhatikan
b. Manfaat Land exercise therapy Memperhatikan
c. Memeragakan Langkah Land Memperhatikan
exercise therapy Memperhatikan
Memperhatikan

3 Pemutaran video dan simulasi Memperhatikan 20 menit


Land exercise therapy Mempraktekkan

4 Penutup 10 menit
a. Diskusi Memperhatikan
b. Kesimpulan Menjawab
c. Evaluasi pertanyaan
d. Membagikan Leaflet Menerima Leaflet
e. Memberikan salam penutup Menjawab Salam

J. Organisasi
Ketua: Tiara Luckyva
Moderator: Triskha Mayadi
Penyaji: Essy Gusning Ranti
Fasilitator:
- Siti Arafah
- Bazlia Husna
- Ela Safira
- Ayu Nurfitriana

Anda mungkin juga menyukai