PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang osteoporosis dan senam
osteoporosis pada lansia diharapkan mampu mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta tercapainya mutu kehidupan untuk mencapai
masa tua yang bahagia dan berguna.
2) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pendidikan kesehatan tentang
osteoporosis dan senam osteoporosis pada lansia, diharapkan lansia
mampu:
a. Mengetahui dan mengerti pentingnya kesehatannya
b. Mengetahui dan mengerti tentang osteoporosis
c. Mengetahui manfaat senam osteoporosis
d. Mengetahui gerakan senam osteoporosis
e. Mengikuti gerakan senam osteoporosis
f. Menerapkan senam osteoporosis di kegiatan sehari-hari
1.3 Manfaat
Sebagai sumber informasi tambahan untuk meningkatkan pengetahuan
bagi lansia yang tinggal di Panti Bakti Luhur Wisma Tropodo Surabaya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kesegaran atau Kebugaran Jasmani pada Lansia
Kesegaran/kebugaran jasmani pada lansia adalah kebugaran yang
berhubungan dengan kesehatan, yaitu kebugaran jantung/paru, peredaran
darah, kekuatan otot, dan kelenturan sendi.
Untuk memperoleh kesegaran jasmani yang baik, harus melatih
semua komponen dasar kesegaran jasmani yang terdiri atas:
1. Ketahanan jantung, peredaran darah, dan pernapasan;
2. Ketahanan otot;
3. Kekuatan otot serta kelenturan tubuh.
Manfaat kesegaran jasmani dapat dirasakan secara fisiologis,
psikologis, dan sosial.
1. Manfaat Fisiologis
Dampak langsung dapat membantu:
Mengatur kadar gula darah;
Merangsang adrenalin dan non adrenalin;
Penningkatan kualitas dan kuantitas tidur.
3. Manfaat Sosial
Dampak langsung dapat membantu:
Pemberdayaan usia lanjut;
Peningkatan integritas dan kultur.
B. Osteoporosis
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan
porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang
yang keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya
rendah atau berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan
kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra,
2009). Salah satu cara untuk mencegah terjadinya osteoporosis pada usia lanjut
adalah dengan cara melakukan terapi non farmakologis yaitu senam osteoporosis.
E. Latihan Fisik yang Baik dan yang Tidak Baik Bagi Lansia
Olahraga bertujuan meningkatkan kesehatan tubuh, namun tidak
semua olahraga baik dilakukan oleh lansia. Ada beberapa macam gerakan
yang dianggap membahayakan saat berolahraga. Gerakan-gerakan tersebut
adalah sebaga berikut:
1) Sit-up dengan kaki lurus
Cara-cara sit-up yang dilakukan dengan kaki lurus dan lutut
dipegang dapat menyebabkan masalah pada punggung. Oleh karena sit-up
cara klasik ini menyebabkan otot liopsoas/fleksor pada punggung (otot
yang melekat pada kolumna vertebralis dan fermur) menanggung semua
beban. Otot ini merupakan otot terkuat di daerah perut. Jika fleksor
punggung ini digunakan, maka pinggul terangkat ke depan dan otot-oot
kecil pada punggung akan berkontraksi, sehingga punggung kita akan
melengkung. Jadi, latihan seperti ini akan menyebabkan pemendekan otot
punggung bagian bawah dan paha. Akhirnya menyebabkan pinggul
terangkat ke atas secara permanen dan melengkung lordosis menjadi lebih
banyak, sehingga menimbulkan masalah pada pinggang.
Tetapi bila kita membengkokkan lutut pada waktu latihan sit-up,
otot-otot fleksor punggug tidak bergerak. Dengan cara demikian, semua
badan bertumpu pada otot dan kecil sekali memungkinkan terjadinya
trauma pada pinggang bagian bawah.
3) Mengangkat kaki
Mengangkat kaki pada posisi tidur terlentang sampai kaki
terangkat ±15 cm dari lantai, kemudian ditahan beberapa saat selama
mungkin. Latihan ini tidak baik, karena dapat menyebabkan rasa sakit
pada punggung bagian bawah (low beck pain) dan menyebabkan
terjadinya lordosis yang dapat menyebabkan gangguan pada punggung.
Bahaya yang ditimbulkan ialah otot-otot perut tidak cukup kuat
untuk menahan kaki setinggi 15 cm dari lantai dalam waktu yang cukup
lama dan kaki tidak dapat menahan punggung bagian bawah. Akibatnya
terjadi rotasi pelvis ke depan. Rotasi ini menyebabkan gangguan dari
punggung bagian bawah.
4) Melengkungkan punggung
Gerakan hiperekstensi ini banyak dilakukan dengan tujuan
merenggangkan otot perut agar otot perut mejadi lebih kuat. Hal ini kurang
benar, karena dengan melengkungkan punggung tidak akan menguatkan
otot perut, melainkan melemahkan persendian tulang punggung.
BAB 3
PELAKSANAAN
3.1 Sasaran
Semua lansia yang telah ditentukan sesuai dengan kriteria dan lansia yang
mengidap penyakit osteorosis dan degeneratif lainnya yang ada di Panti Werda
Bakti Luhur Tropodo Surabaya.
3.2 Jumlah Peserta
Jumlah lansia yang ada 32 orang yang sudah dipilih berdasarkan kriteria
dari beberapa wisma yang ada di Panti Werda Bakti Luhur Tropodo Surabaya.
3.6 Pengorganisasian
1) Ketua :
2) Sekretaris :
3) Konsumsi :
4) Moderator :
5) Penyuluh :
6) Fasilitator :
7) Dokumentasi :
Keterangan :
: Lansia
:Fasilitator
:Notulen
:Konsumsi
:Dokumentasi
:Observer
:Moderator
Gambar denah posisi penyuluhan
:MC
: Penyuluh
3.8 Proses Kegiatan
Susunan Kegiatan Kegiatan
No Waktu
Acara Penyuluh Peserta/lansia
1. 07.00- Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Membalas Salam
07.05 2. Perkenalan diri 2. Mendengarkan
WIB 3. Menyampaikan
tujuan praktik senam
lansia
2. 07.05- Pengembangan 1. Penyampaian materi: - Mendengarkan
07.25 a. Pengertian - Bertanya
WIB osteoporosis - Menjawab
b. Penyebab - Mempraktekkan
osteoporosis
c. Tanda gejala
osteoporosis
d. Pengobatan
osteoporosis
e. Pencegahan
osteoporosis
2. Praktik senam lansia
07.25- Diskusi Tanya jawab Bertanya
07.30
WIB
4. 07.30- Penutup - Penyimpulan hasil - Mendengarkan
07.35 penyuluhan dan - Membalas salam
WIB praktik senam lansia
- Ucapan terima kasih
5 07.35-
Istirahat Snack
selesai
3.9 Evaluasi
1) Struktur
- Ruangan kondusif
- Media dan materi tersedia dan memadai
2) Proses
- Ketepatan waktu pelaksanaan
- Peran serta aktif lansia
- Kesesuaian peran dan fungsi dari penyuluhan
3) Hasil
- Setelah selesai penyuluh mennyakan kembali kepada lansia dan
kemudian diharapakn lansia mampu menjawab pertanyaan yang
diberikan.
BAB 4
PENUTUP
Demikianlah proposal ini disusun, kami yakin bahwa terlaksananya semua kegiatan
senam osteoporosis pada lansia tersebut sepenuhnya menuntut partisipasi dan kerja sama
semua pihak, atas dasar itulah kami mengajak semua pihak untuk dapat terlibat langsung
maupun tidak langsung dalam upaya pemberdayaan lansia demi mengurangi beban dari
pihak Panti Bakti Luhur Tropodo Surabaya dan peningkatan kualitas hidup lansia melalui
kegiatan senam lansia. Atas perhatian dan kerja samanya, kami sampaikan terima kasih.