Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Kesehatan Olahraga

Kesehatan olahraga adalah Olahraga untuk memelihara dan/ atau untuk


meningkatkan derajat Kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat dikala
diam (Sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang
dapat mendukung setiap aktivitas dalam peri kehidupannya sehari-hari (Sehat
dinamis) yang bersifat rutin, maupun untuk keperluan rekreasi dan/ atau
mengatasi keadaan gawat-darurat. Kesehatan olahraga meningkatkan derajat
Sehat Dinamis (Sehat dalam gerak), pasti juga Sehat Statis (Sehat dikala diam),
tetapi tidak pasti sebaliknya. Gemar berolahraga dapat mencegah penyakit, hidup
sehat dan nikmat. Malas berolahraga dapat mengundang penyakit. Tidak
berolahraga hanya menelantarkan diri. Kesibukan, keasyikan dan kehausan dalam
kehidupan Duniawi, sering menyebabkan orang menjadi kurang gerak, disertai
stress yang dapat mengundang berbagai penyakit non infeksi (penyakit bukan oleh
karena infeksi), di antaranya yang terpenting adalah penyakit jantung-pembuluh
darah (penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke). Hal ini banyak
dijumpai pada kelompok usia madya, tua dan lanjut, khususnya yang tidak
melakukan Olahraga dan/ atau tidak menjalankan pola hidup sehat. Olahraga
adalah kebutuhan hidup bagi orang yang mau berpikir.
Konsep kesehatan olahraga adalah Padat gerak, bebas stress, singkat
(cukup 10-30 menit tanpa henti), ade kuat, massal, mudah, murah, dan meriah
(bermanfaat dan aman). Massal yaitu Ajang silaturahim, ajang pencerahan stress,
ajang komunikasi sosial, Jadi kesehatan olahraga membuat manusia menjadi sehat
Jasmani, Rohani dan Sosial yaitu Sehat seutuhnya sesuai konsep Sehat WHO.
Adekuat artinya cukup, yaitu cukup dalam waktu (10-30 menit tanpa henti) dan
cukup dalam intensitas. Dalam hal olahraganya berbentuk berjalan, maka
intensitas berjalannya hendaknya seperti orang yang berjalan tergesa-gesa, tetapi
tentu sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Kesehatan olahraga dapat dilaksanakan secara massaal misalnya: jalan
cepat atau lari lambat (jogging), senam aerobik, senam pernafasan dan olahraga-
olahraga massaal lain yang sejenis. Senam aerobik sangat baik oleh karena dapat
menjangkau seluruh sendi dan otot-otot tubuh, di samping juga merangsang otak
untuk berpikir, karena Peserta harus memperhatikan dan segera menirukan gerak
instruktur yang selalu berubah tanpa pola, sehingga gerakan- gerakannya tidak
dapat dihafalkan. Bila Peserta sudah hafal, maka rangsangan terhadap proses
berpikir menjadi berkurang.
Kesehatan olahraga memang dapat dilakukan sendiri-sendiri, akan tetapi
akan lebih menarik, semarak serta menggembirakan (aspek Rohaniah) apabila
dilakukan secara berkelompok. Berkelompok merupakan rangsangan dan sarana
untuk meningkatkan kesejahteraan Sosial, oleh karena masing-masing individu
akan bertemu dengan sesamanya, sedangkan suasana lapangan pada Olahraga
(Kesehatan) akan sangat mencairkan kekakuan yang disebabkan oleh adanya
perbedaan status intelektual dan sosial-ekonomi para pelakunya. Dampak
psikologis yang sangat positif dengan diterapkannya kesehatan olahraga adalah
rasa kesetaraan dan kebersamaan di antara sesama pelaku, oleh karena mereka
semua merasa dapat dan mampu melakukan kesehatan olahraga dengan baik
secara bersama-sama.

Kesehatan olahraga bagi remaja/lansia


Olahraga memang memiliki segudang manfaat untuk tubuh. Mulai dari
menjaga stamina, mengendalikan berat badan, hingga mencegah berbagai
penyakit. Memerhatikan aktivitas fisik yang baik di masa perkembangan remaja,
selain membantu pertumbuhan tulang dan otot serta meningkatkan stamina,
olahraga untuk remaja juga menyehatkan otak. Aliran darah yang lancar menuju
otak akan mencegah terjadinya kerusakan sel otak. Di saat yang bersamaan,
membantu pembentukan sel otak yang baru. Aliran darah yang lancar menuju otak
akan mencegah terjadinya kerusakan sel otak. Di saat yang bersamaan, membantu
pembentukan sel otak yang baru. Sel-sel otak yang sehat akan bekerja lebih baik
dalam menunjang fungsi kognitif anak. Termasuk kemampuan berpikir,
kemampuan fokus/konsentrasi, bagaimana memahami sesuatu, memecahkan
masalah, mengambil keputusan, mengingat, hingga mengambil tindakan.

Olahraga adalah rangsangan ‘stres’ fisik bagi tubuh remaja. Stres dan
tekanan yang dirasakan tubuh akibat olahraga tentu saja berdampak pada hal baik.
Tubuh merespon stres yang didapatkan dari olahraga. Hal ini merangsang
pembentukan sel-sel tulang baru dan menarik lebih banyak kalsium untuk dipakai
dalam perkembangan kesehatan tulang. Remaja disarankan untuk melakukan
olahraga yang sifatnya melawan gravitasi (weight-bearing exercise). Olahraga ini
memberi beban pada tulang dan otot sehingga membantu menjadi lebih kuat.
Beberapa jenis olahraga yang dapat dilakukan oleh remaja :
 Berjalan santai
 Lari
 Sepak bola
 Futsal
 Basket
 Voli
 Tenis
 Lompat tali
 Gimnastik
 Aerobik
Berenang dan bersepeda bukan merupakan olahraga yang memberi beban
pada tulang. Akan tetapi, kedua olahraga tersebut juga bisa anak lakukan untuk
membantu mengembangkan otot serta menjaga kekuatan tulang. Selain itu,
olahraga untuk remaja lainnya yang bisa dicoba adalah yang mampu
meningkatkan fleksibiltas dan menenangkan tubuh. Fleksibilitas juga dibutuhkan
anak untuk meminimalisasi terjadinya keseleo serta otot yang tegang. Jenis
olahraga yang juga bisa dilakukan untuk remaja adalah balet, yoga, pilates, serta
tai chi. Anak remaja juga disarankan untuk melakukan olahraga yang bisa
memaksimalkan tinggi badan seperti berenang, lompat tali, atau bermain basket.
Idealnya, lama waktu aktivitas fisik yang dianjurkan untuk remaja dalam satu hari
adalah 60 menit.
Sesuai anjuran dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), anak dan remaja yang
berusia 5 sampai 17 tahun membutuhkan aktivitas fisik sebagai berikut:
 Setidaknya 60 menit aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga cukup
berat setiap hari.
 Beraktivitas fisik lebih dari 60 menit bisa memberikan manfaat tambahan
bagi kesehatan.
 Melakukan aktivitas fisik yang melibatkan latihan penguatan tulang dan
otot setidaknya 3 kali dalam seminggu.

Lansia di Indonesia tidak semuanya dapat melakukan olahraga, karena terhambat


berbagai keterbatasan. Masalah yang dihadapi para lansia adalah penurunan organ
secara sistemik, seperti penurunan fungsi ginjal, fungsi janmng, mata maupun
fungsi kognitif (intelekmal), yang harus diperhatikan sebelum merencanakan diet
dan olahraga yang sesuai. Perubahanperubahan tersebut menurut jeffry Tenggara
(2009: 3-4) dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Jantung adalah organ maskular (sebagian besar adalah otot) yang berperan
dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung yang mengalami beban
berat secara kronik akibat penyakit akan mengalami pembesaran otot.
Berbeda dengan otot bisep yang bisa dilatih hingga membesar dan
bertambah kuat, pembesaran otot jantung akan mengakibatkan kelelahan
otot dan failure dalam memompa darah. Apabila hal ini telah mencapai
batas ambang yang dapat ditoleransi akan menimbulkan keluhan seperti
lelah, sesak nafas, dan pada kondisi berat dapat terjadi henti jantung
2. Ginjal adalah organ yang memiUki fungsi utama untuk menyaring darah
dan membuang racun hasil metabolisme maupun racun yang kita
konsumsi secara tidak sengaja. Pada lansia sehat, ginjal akan tetap
berfungsi baik. Namun bila ginjal mengalami kerusakan yang diakibatkan
terutama oleh hipertensi, kencing manis, infeksi berulang, atau batu ginjal,
akan terjadi perubahan dalam struktur dan fungsinya. Jaringan parut akan
menumpuk sebagai respon dari pcrbaikan kerusakan, sehingga filter yang
ada akan tidak berfungsi baik. Aldbat dari gagal ginjal adalah sesak,
muntah hebat hingga kejang yang mengharuskan untuk dilakukan cuci
darah.
3. Kognitif otak Pada lansia, umum (namun tidak selalu) terjadi penurunan
fungsi intelektual/ kognitif. Penyakit yang sering kita lihat adalah
Kepikunan/Demensia, Parkinsonisme. Stroke dengan berbagai gejalanya.
4. Gangguan penglihatan dan pendengaran. Pada lansia beberapa penyakit
yang sering dijumpai adalah katarak, gangguan retina karena kencing
manis dan hipertensi. Penurunan fungsi mata dan telinga harus
diperhatikan dalam merencanakan olahraga, karena akan berpengaruh
dalam sistem keseimbangan dan resiko jatuh pada lansia

Secara bertahap penderita akan dilatih mobilisasi dan kemudian akan


dianjurkan untuk berolahraga ringan. Manfaat olahraga untuk lansia menurut
Angga (2010) adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kekuatan otot jantung, memperkecil resiko serangan


jantung.
b. Melancarkan sirkulasi darah dalam mbuh, sehingga menurunkan
tekanan darah dan menghindari penyakit tekanan darah tinggi.
c. Menurunkan kadar lemak dalam tubuh, sehingga mem-banm
mengurangi berat badan yang berlebih dan terhindar dari obesitas.
d. Menguatkan otot-otot tubuh, sehingga otot tubuh men-jadi lentur dan
terhindar dari penyakit rematik.
e. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga ter-hindar dari
penyakit-penyakit yang menyerang kaum lansia.
f. Mengurangi stress dan ketegangan pikiran.
g. Latihan atau olahraga dengan intensitas sedang dapat memberikan
keunmngan bagi para lansia melalui berbagai hal, antara lain status
kardiovaskuler, resiko fraktur, abilitas fungsional dan proses mental.
h. Latihan menahan beban {might bearing exerase) yang intensif,
misainya berjalan adalah yang paUng aman, murah dan paling mudah
serta sangat bermanfaat bagi sebagian besar lansia.
Adlina, A. 2021. Pilihan Olahraga yang Cocok untuk Anak Remaja.
https://hellosehat.com/parenting/remaja/kesehatan-remaja/olahraga-untuk-remaja/.
Angga. 2010. Lansia dan Olahraga.
http://anggaway89.wordpress.com/2010/05/24/lansiadan.olahraga/
Suryanto. 2010. Pentingnya Olahraga Bagi Lansia. Medikora. 6 (1): 23-30
Pelawi, G, Y. 2020. Kesehatan Olahraga.

Anda mungkin juga menyukai