DISUSUN OLEH :
SMAN 7 MATARAM
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Aktivitas fisik atau dalam bentuk kompleks nya disebut olahraga merupakan
aktivitas yang dilakukan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental, serta untuk
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar. Apa kalian tau jenis-jenis
Aktivitas nya? Apa manfaat Aktivitas tersebut? Hal tersebutlah yang akan kami bahas pada
makalah ini.
Tetapi ironisnya, semenjak olahraga menjadi tren di masa lalu banyak orang yang
berpura-pura berolahraga demi konten. Walaupun begitu pemerintah sudah sukses
mengkampanyekan kebiasaan berolahraga Ini, orang yang sudah tahu manfaat dari
melakukan aktivitas fisik atau olahraga masih memegang kebiasaan ini dan terus
berolahraga demi terjaganya kondisi fisik yang sehat dan bugar.
Karena 2enyusu itulah saya 2enyusun makalah ini, saya ingin berbagi ilmu tentang
apa itu aktivitas fisik dan manfaatnya. Harapannya setelah 2enyusun makalah ini akan
timbul kesadaran betapa pentingnya aktivitas fisik, baik bagi diri saya sendiri maupun bagi
para pembaca.
B. RUMUSAN MASALAH
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka
yang memerlukan energi. Aktivitas fisik ini dibedakan atas 3 bagian yaitu:
1) aktivitas fisik kategori ringan
2) aktivitas fisik kategori sedang
3) aktivitas fisik kategori berat.
Berbagai aktivitas tersebut adalah untuk
memelihara kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup
agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
Salah satu hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik dapat
mengurangi risiko kematian dini akibat penyebab-penyebab utama
kematian, seperti penyakit jantung. Semua orang dapat meraih manfaat
kesehatan dari aktivitas fisik, tanpa mempedulikan umur, kelompok etnis,
bentuk tubuh atau ukuran tubuh.
Orang yang aktif secara fisik selama sekitar tujuh jam seminggu berisiko mati
dini lebih rendah 40% daripada mereka yang hanya aktif selama kurang lebih 30 menit
seminggu. Dengan melakukan kegiatan aerobik berintensitas sedang sekurang-
kurangnya 150 menit seminggu dapat menurunkan risiko kematian dini, termasuk
kematian dini akibat penyakit jantung koroner yang merupakan penyebab kematian
nomor satu di banyak negara di seluruh dunia.
Akan tetapi, banyaknya jumlah aktivitas atau kegiatan berintensitas tinggi tidak
selalu dapat menurunkan risiko kematian dini. Orang yang biasanya tidak aktif dapat
meningkatkan kesehatan dan kebugaran walau hanya dengan melakukan aktivitas
intensitas sedang secara teratur. Meskipun manfaat kesehatan bisa didapatkan lebih
besar dengan meningkatkan jumlah (durasi, frekuensi, atau intensitas) aktivitas fisik,
namun setiap orang dapat meraih manfaat kesehatan hanya dengan lebih aktif secara
fisik.
Orang-orang dari segala usia bisa memperoleh keuntungan dari melakukan beberapa
jenis olahraga. Sangat penting bahwa melakukan aktivitas fisik secara teratur adalah
bagian dari kehidupan bagi anak-anak orang dewasa dan orang tua. Olahraga yang
dilakukan secara terencana dan teratur memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai
berikut
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bersama, AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada
obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga
penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan
manusia baik sekarang maupun waktu mendatang. Selain itu AIDS juga dapat
menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Mungkin
kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, seminar-seminar,
tentang berapa menderitanya orang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik,
penderitaan itu mungkin tidak terlihat secara langsung karena gejalanya barru dapat
kita lihat setelah beberapa bulan Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui
dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakn penderitaan batin yyang
berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahw masalah AIDS adalah suatu
masalah besar dari kehidupan kita semua. Dengan pertimbangan-pertimbangan dan
alas an itulah kami sebagai pelajar dan sebagai generasi penerus bangsa harus
memperhatikan hal tersebut.
B. Pengertian HIV/AIDS
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, dengan
menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan
tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV.
Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya. Sampai saat
ini belum ada obat untuk menangani HIV dan AIDS. Akan tetapi, ada obat untuk memperlambat
perkembangan penyakit tersebut, dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita HIV.
Virus HIV terbagi menjadi 2 tipe utama, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing tipe terbagi lagi
menjadi beberapa subtipe. Pada banyak kasus, infeksi HIV disebabkan oleh HIV-1, 90% di
antaranya adalah HIV-1 subtipe M. Sedangkan HIV-2 diketahui hanya menyerang sebagian kecil
individu, terutama di Afrika Barat. Infeksi HIV dapat disebabkan oleh lebih dari 1 subtipe virus,
terutama bila seseorang tertular lebih dari 1 orang. Kondisi ini disebut dengan superinfeksi. Meski
kondisi ini hanya terjadi kurang dari 4% penderita HIV, risiko superinfeksi cukup tinggi pada 3
tahun pertama setelah terinfeksi.
Virus penyebab penyakit HIV/AIDS dapat masuk ke tubuh melalui air mani, cairan vagina, atau
cairan pra ejakulasi lewat luka terbuka pada alat kelamin. Berhubungan seks tanpa menggunakan
kondom dapat berisiko menyebabkan virus berpindah dan menginfeksi tubuh. Oleh karena itu,
penting untuk melindungi diri dengan menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
Penggunaan kondom efektif untuk mencegah penularan virus HIV/AIDS dengan cara
menghalangi masuknya cairan sperma atau vagina ke dalam tubuh.
2. Seks Oral
Seks oral adalah aktivitas perangsangan alat kelamin dengan mulut, bibir, atau lidah. Seks oral
bisa menjadi media penularan penyakit HIV/AIDS jika Anda melakukan seks oral dengan kondisi
sedang mengalami sariawan atau mengalami luka di area mulut dan bibir. Selain itu, risiko
penularan semakin tinggi jika cairan ejakulasi dikeluarkan di dalam mulut. Selain penyakit
HIV/AIDS, seks oral juga bisa menyebabkan Anda terinfeksi penyakit menular seksual lainnya.
Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat menyarankan agar selalu
menggunakan kondom pada setiap aktivitas seksual, termasuk seks oral.
Dalam beberapa kasus, virus penyakit HIV/AIDS dapat ditularkan melalui transfusi darah. Cara
penularan penyakit HIV/AIDS melalui transfusi darah tergolong kurang umum. Umumnya akan
ada seleksi dan pengujian ketat oleh rumah sakit ke calon pendonor sebelum transfusi darah
dilakukan. Risiko penularan virus melalui transfusi darah semakin kecil terjadi pada negara-
negara dengan rumah sakit yang menggunakan teknologi terkini.
Penggunaan jarum suntik bekas orang lain atau secara bersamaan bisa menjadi media penularan
virus penyakit HIV/AIDS. Apabila orang tersebut positif memiliki penyakit HIV/AIDS, maka
sisa-sisa darah yang tertinggal di jarum suntik dapat masuk ke tubuh dan menginfeksi. Selain
HIV/AIDS, berbagi jarum suntik juga bisa menyebabkan Anda tertular penyakit lainnya,
seperti hepatitis B, hepatitis C, dan infeksi lainnya. Oleh karena itu, gunakan jarum suntik yang
masih baru dan berada dalam kemasan.
Ibu hamil yang terinfeksi penyakit HIV/AIDS berisiko lebih besar untuk menularkan virus kepada
bayinya melalui plasenta. Virus juga dapat menular dari ibu ke bayi selama proses persalinan
berlangsung. Itu sebabnya, ibu hamil harus rutin melakukan pemeriksaan darah, terutama bagi
mereka yang positif terinfeksi penyakit HIV/AIDS. Pemeriksaan awal akan membantu proses
penanganan untuk dapat menekan risiko penularan ke bayi.
Selain itu, memberikan ASI dari ibu yang positif penyakit HIV/AIDS juga meningkatkan risiko
penularan penyakit. Namun, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ibu tetap boleh
menyusui anaknya dengan syarat mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) secara rutin. Obat
antiretroviral dianggap efektif untuk menekan jumlah virus dalam darah yang dapat menurunkan
risiko penularan.
6. Sex Toys
Sex toys atau mainan seks yang dipakai secara bersamaan bisa menjadi media penularan penyakit
HIV/AIDS. Risiko penularan akan semakin tinggi apabila mainan seks yang digunakan tidak
bersih atau dilapisi kondom. Meskipun klaim virus HIV/AIDS tidak dapat bertahan lama di
permukaan benda mati. Mainan seks yang masih dalam kondisi basah karena sperma, cairan
vagina atau darah tetap bisa menularkan virus jikap dipakai secara bersamaan. Oleh karena itu,
hindari untuk berbagi mainan seks dengan orang lain.
Kebanyakan penderita mengalami flu ringan pada 2–6 minggu setelah terinfeksi HIV. Flu bisa
disertai dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1–2 minggu. Setelah flu membaik, gejala
lain mungkin tidak akan terlihat selama bertahun-tahun meski virus HIV terus merusak kekebalan
tubuh penderitanya, sampai HIV berkembang ke stadium lanjut menjadi AIDS.
Pada kebanyakan kasus, seseorang baru mengetahui bahwa dirinya terserang HIV setelah
memeriksakan diri ke dokter akibat terkena penyakit parah yang disebabkan oleh melemahnya
daya tahan tubuh. Penyakit parah yang dimaksud antara lain diare kronis, pneumonia,
atau toksoplasmosis otak.
Bersumber dari jurnal kesehatan internasional, menggunakan kondom saat berhubungan seks
efektif mencegah penyakit HIV dan AIDS. Pemakaian kondom dapat mengurangi risiko penyakit
HIV dan AIDS sebesar 90%-95% saat digunakan secara konsisten. Gunakan kondom yang terbuat
dari lateks atau bahan sintetis seperti poliuretan, karena tidak mudah robek sehingga efektif
mencegah kehamilan dan penyakit kelamin.
Dalam beberapa kasus, peluang untuk tertular atau menularkan HIV semakin tinggi ketika sering
bergonta-ganti pasangan seks. Hindari bergonta-ganti pasangan seks menjadi pilihan yang paling
aman jika Anda aktif secara seksual.
Berbagi jarum suntik dapat meningkatkan risiko Anda terinfeksi HIV dan AIDS. Virus HIV dapat
bertahan hidup di jarum suntik bekas selama 42 hari, tergantung pada suhu dan faktor lainnya.
Obat PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis) merupakan kombinasi obat tenofovir dan emtricitabine.
Dilansir dari sebuah jurnal internasional, efektifitas obat PrEP sebesar 99% dalam mengurangi
risiko terkena HIV dan AIDS. PrEP adalah oral yang di minum setiap hari untuk menurunkan
kemungkinan tertular HIV. Anda membutuhkan obat ini jika:
Obat PEP (Post Exposure Prophylaxis) juga termasuk dalam salah satu obat untuk menghindari
penyakit HIV dan AIDS. Penggunaan obat PEP biasanya setelah terjadi beberapa tindakan yang
berisiko menyebabkan penyakit HIV dan AIDS. Misalnya, setelah berhubungan seks tanpa
kondom dengan seseorang yang mungkin mengidap HIV dan AIDS.
Selain itu, tertusuk jarum suntik bekas pasien HIV atau menggunakan jarum suntik secara
bersamaan. Anda perlu mengonsumsi obat ini dalam waktu 72 jam setelah melakukan tindakan
berisiko. Selanjutnya, Anda harus mengonsumsi obat ini selama 28 hari untuk pencegahan.
Cara menghindari penyakit HIV dan AIDS berikutnya dengan tidak melakukan kontak langsung
terhadap cairan tubuh orang lain. Cairan yang terinfeksi HIV dapat masuk ke tubuh dan
menginfeksi. Terutama jika orang tersebut menderita penyakit HIV dan AIDS. Cairan yang perlu
Anda hindari untuk kontak langsung antara lain:
• Darah
• Air mani
• Cairan pra-ejakulasi
• Cairan rektal
• Cairan vagina
• ASI
Meski demikian, Anda tidak selalu mengetahui siapa saja yang telah terinfeksi penyakit HIV dan
AIDS. Jadi, berhati-hatilah sebelum menyentuh sesuatu dan rajinlah untuk mencuci tangan setelah
menyentuh sesuatu.