Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PENCEGAHAN JATUH PADA LANSIA”

DI SUSUN OLEH :

Nama : Muhammad Al Kausar


NIM : 144011.01.17.031

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III


AKADEMI KEPERAWATAN RS. MARTHEN INDEY
JAYAPURA
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Pencegahan Jatuh Pada Lansia


Sub Topik : 1. Pengertian Jatuh
2. Penyebab Jatuh pada Lansia
3. Cara Pencegahan Jatuh pada Lansia
4. Cara Menolong Lansia Yang Jatuh
Sasaran : Ny. E
Tempat : Wisma Flamboyan
Hari/tgl : Kamis, 06 Februari 2020
Waktu : 09:00 - selesai
Penyaji : Muhammad Al Kausar

A. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada Ny. E di Wisma Flamboyan diharapkan


Ny. E dapat mengerti dan memahami mengenai pencegahan jatuh.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada Ny. E di Wisma Flamboyan
diharapkan mampu :
1. Mengetahui dan mampu menyebutkan pengertian Jatuh
2. Mengetahui dan mampu menyebutkan penyebab jatuh
3. Mengetahui dan mampu menyebutkan cara pencegahan jatuh.
4. Mengetahui dan mampu menjelaskan cara menolong lansia yang jatuh.

B. RENCANA KEGIATAN
1. Nama Kegiatan : Penyuluhan Pencegahan Jatuh Pada Lansia
2. Waktu dan tempat : Pukul 09:00 WIT / Wisma Flamboyan
3. Penyuluh : Muhammad Al Kausar
4. Sasaran : Ny. E
5. Alat dan Media :
 Leaflet
6. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab
7. Susunan Acara :
a. Proses Kegiatan

No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audien Waktu


1. Pendahuluan: 3 menit
a. Menyampaikan salam a. Membalas salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan dengan
c. Menjelaskan tujuan aktif
d. Menyampaikan kontrak c. Mendengarkan dan
waktu memberikan respon
e. Apersepsi
2. Penjelasan Materi
1. Pengertian jatuh a. Mendengarkan, 10 menit
2. Penyebab jatuh pada lansia memperhatikan
3. Pencegahan jatuh b. Menanyakan hal-hal yang
4. Cara menolong lansia yang belum jelas
jatuh

3. Evaluasi 5 menit
a. Mengevaluasi penerimaan a. Menjawab pertanyaan
informasi b. Mendemonstrasikan
b. Memberikan pertanyaan kembali tentang cara
lisan menolong lansia yang jatuh
4. Penutup 2 menit
a. Menyimpulkan hasil a. Aktif bersama dalam
penyuluhan menyimpulkan.
b. Memberikan salam b. Membalas salam
Total Waktu 20 menit

b. Setting Tempat

Keterangan:
Penyuluh dan peserta dalam
penyuluhan duduk berhadapan.

= Penyaji

= Ny. E
8. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
 Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap, disiapkan minimal 15
menit sebelum penyuluhan dan dapat digunakan dalam penyuluhan, yaitu :
leaflet.
 Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk SAP (Satuan Acara Penyuluhan) dan
disampaikan melalui leaflet . Materi dan media sudah disiapkan minimal dua
hari sebelum penyuluhan.
 Persiapan Peserta
Penyuluh sudah mengontrak waktu dengan sasaran yang akan diberikan
penyuluhan sehari sebelum penyuluhan dilakukan.
 Persiapan Tempat
Tempat yang akan dipakai untuk melaksanakan penyuluhan sudah siap dengan
baik minimal 15 menit sebelum penyuluhan dimulai.
 Persiapan Pertanyaan
Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada sasaran sudah dipersiapkan
ketika penyusunan materi.
b. Evaluasi Proses
Ny. E dapat menyimak penyuluhan sampai selesai.
c. Evaluasi Hasil
1) Jangka Pendek
 Ny. E mampu menjelaskan dengan benar cara pencegahan jatuh
 Ny. E mampu menyebutkan dengan benar 6 dari 9 cara mencegah jatuh
pada lansia.
 Ny. E mampu menyebutkan dengan benar 3 dari 5 cara menolong lansia
dari jatuh jika masih bisa bangun.
 Ny. E mampu menyebutkan dengan benar 3 dari 4 cara menolong lansia
dari jatuh jika tidak bisa bangun.
Poin Pertanyaan
- Apa penyebab jatuh pada lansia?
- Bagaimana cara menolong lansia yang jatuh jika masih bisa bangun?
- Bagaimana cara menolong lansia yang jatuh jika tidak bisa bangun?
2) Jangka Panjang
Meningkatnya pengetahuan lansia tentang pencegahan jatuh dan tidak ada
kejadian jatuh.
Lampiran Materi

1. Defenisi
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang
melibatkan seseorang mendadak terbaring atau terduduk di lantai atau tempat yang
lebih rendah atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Reuben, 1996).
Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di dalamnya
misalnya kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope dan dizzines,
serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata tersandung benda-benda,
penglihatan kurang terang dan sebagainya.
Tidak mengejutkan bahwa jatuh merupakan kejadian yang mempercepat patah tulang
pada orang dengan kepadatan mineral tulang (Bone Mineral Density/BMD) rendah.
Jatuh dapat dicegah sehingga akan mengurangi risiko patah tulang. Jatuh adalah
penyebab terbesar untuk patah tulang pinggul dan berkaitan dengan meningkatnya
risiko yang berarti terhadap berbagai patah tulang meliputi punggung, pergelangan
tangan, pinggul, lengan bagian atas.
Jatuh dapat disebabkan oleh banyak faktor, sehingga strategi pencegahan harus
meliputi berbagai komponen agar sukses. Aktivitas fisik meliputi pola gerakan yang
beragam seperti latihan kekuatan atau kelas aerobik dapat meningkatkan massa tulang
sehingga tulang lebih padat dan dapat menurunkan risiko jatuh.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh dan meminimalisir
dampak dari jatuh yang terjadi. Pedoman yang dikeluarkan oleh American Geriatrics
Society, British Geriatrics Society, dan American Academy of Orthopedi Surgeons
pada pencegahan jatuh meliputi beberapa rekomendasi untuk orang tua (AGS et al,
2001).

2. Faktor – Faktor Lingkungan yang Sering Dihubungan dengan Kecelakaan pada


Lansia
Faktor penyebab jatuh pada lansia dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu:
a. Faktor Intrinsik
Faktor instrinsik dapat disebabkan oleh proses penuaan dan berbagai penyakit
seperti Stroke dan TIA yang mengakibatkan kelemahan tubuh, Parkinson yang
mengakibatkan kekakuan alat gerak, maupun Depresi yang menyebabkan lansia
tidak terlalu perhatian saat berjalan. Gangguan penglihatan pun seperti misalnya
katarak meningkatkan risiko jatuh pada lansia. Gangguan sistem kardiovaskuler
akan menyebabkan syncope yang sering meningkatkan risiko jatuh pada lansia.
Jatuh dapat juga disebabkan oleh dehidrasi. Dehidrasi bisa disebabkan oleh diare,
demam, asupan cairan yang kurang atau penggunaan diuretik yang berlebihan.
b. Faktor ekstrinsik
Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua atau tergeletak di lantai,
tempat tidur tidak stabil atau kamar mandi yang rendah dan tempat berpegangan
yang tidak kuat atau tidak mudah dipegang, lantai tidak datar, licin atau menurun,
karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal/menekuk pinggirnya, dan
benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser, lantai licin atau basah,
penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan), alat bantu jalan yang tidak
tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya.

3. Pencegahan Jatuh
Pencegahan dilakukan berdasarkan faktor risiko apa yang dapat menyebabkan jatuh
seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit yang sedang diderita,
pengobatan yang sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan,
gangguan visual, ataupun faktor lingkungan.
Dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada orang tua:
a. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan kekuatan
tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan
reaksi terhadap bahaya lingkungan. Latihan fisik juga bisa mengurangi kebutuhan
obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai,
tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya adalah berjalan kaki.
b. Managemen obat-obatan
Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik diantaranya:
1) Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat
2) Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama pengobatan
3) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama terutama
sedatif dan tranquilisers
4) Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas
indikasi klinis kuat
5) Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan
c. Modifikasi lingkungan.
1) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk menghindari
pusing akibat suhu.
2) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada dalam
jangkauan tanpa harus berjalan dulu.
3) Gunakan karpet antislip di kamar mandi.
4) Perhatikan kualitas penerangan di rumah.
5) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.
6) Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan
untuk daerah tangga.
7) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang biasa
untuk melintas.
8) Gunakan lantai atau keramik yang tidak licin.
9) Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari
tersandung.
10) Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya di kamar
mandi.
d. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia, misalnya:
1) Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.
2) Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.
3) Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.
4) Hindari olahraga berlebihan.
e. Alas Kaki
1) Perhatikan pada saat orang tua memakai alas kaki:
2) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar
3) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga
keseimbangan
4) Pakai sepatu yang antislip
f. Alat Bantu Jalan
1) Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan difokuskan
untuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang
mendasarinya.
Penggunaan alat bantu jalan memang membantu meingkatkan keseimbangan,
namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan kecenderungan
tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak menggunakan roda.,
karena itu penggunaan alat bantu ini haruslah direkomendasikan secara
individual.
2) Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat ditangani
dengan obat-obatan maupun pembedahan. Oleh karena itu, penanganannya
adalah dengan alat bantu jalan seperti cane (tongkat), crutch (tongkat ketiak)
dan walker. (Jika hanya satu ekstremitas atas yang digunakan, pasien
dianjurkan pakai cane. Pemilihan tipe cane yang digunakan, ditentukan oleh
kebutuhan dan frekuensi yang menunjang berat badan. Jika kedua ekstremitas
atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan tidak perlu
menunjang berat badan, alat yang paling cocok adalah four-wheeled walker.
Jika kedua ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan
dan menunjang berat badan, maka pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi
yang diperlukan dalam menunjang berat badan.
g. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran.
h. Hip protektor: terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis.
i. Memelihara Kekuatan Tulang
1) Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti meningkatkan
densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat terjatuh pada orang tua
2) Berhenti merokok
3) Hindari konsumsi alcohol
4) Latihan fisik
5) Anti-resorbsi seperti biophosphonates dan modulator reseptor estrogen
6) Suplementasi hormon estrogen / terapi hormon pengganti.

4. Cara menolong lansia yang jatuh


a. Cara bangun setelah jatuh tanpa penolong
Cara yang dapat dilakukan lansia setelah jatuh jika masih bangun adalah
1) Mengangkat badan dengan bantuan siku
2) Mengangkat tubuh lagi dengan bantuan lutut dan kedua lengan lurus
3) Pegang permukaan kursi atau benda untuk membantu berdiri
4) Hadapkan tubuh ke kursi untuk berdiri
5) Putar badan pelan pelan dan duduk di kursi
Cara yang dapat dilakukan lansia setelah jatuh jika lansia tidak bisa bangun adalah
sebagai berikut:
1) Menarik perhatian dengan memukul benda atau membunyikan alarm atau
menelpon jika bisa.
2) Temukan bantal/guling/pakaian yang digulung dan letakkan dibawah kepala.
3) Untuk menjaga kehangatan, selimuti badan dengan pakaian, taplak atau kain
yang ada di sekitar.
4) Untuk menjaga pergerakan, ubah posisi untuk menghindari tekanan pada luka,
gerakkan sendi untuk menghindari kekakuan dan meningkatkan sirkulasi.

b. Cara bangun yang benar setelah jatuh dengan penolong


1) Tenangkan lansia dan biarkan lansia tetap berbaring sambal anda memeriksa
apakah ada cedera. Tanyakan kepada lansia apakah bisa bergerak.
2) Tempatkan dua buah kursi yang saling berhadapan di dekat lansia. Jika lansia
bisa bergerak, bantu lansia dengan lembut bergeser ke samping.
3) Bantu lansia berpegang pada kursi dihadapannya. Arahkan lansia untuk
mengangkat badannya dengan bertopang pada lututnya.
4) Arahkan lansia untuk mengangkat badannya setengah berdiri bertopang pada
kedua tangannya di kursi dihadapannya. Dekatkan kursi di belakang lansia
kearahnya.
5) Persilahkan lansia untuk duduk dengan tenang. Jangan meninggalkan lansia
sebelum anda memastikan tidak ada cedera.
DAFTAR PUSTAKA

Craven & Hinrle. 2000. Pain perception and Management Fundamentals of nursing: Human
health and function (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.
Kozier & Erb. 2004. Pain Management Fundamentals of nursing: Concepts, process, and
practice (7th ed.). New Jersey: Pearson prentice hall.
Sani, P. A. 2016. Materi Kuliah: Pencegahan Jatuh pada Lansia. PSIK FK Unud.
Taylor, Lillis, & Le Mone. 1997. Comfort Fundamentals of nursing: The art & Science of
nursing care (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.

Anda mungkin juga menyukai