PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan asuhan keperawatan pada Ny.M dengan Pneumonia
2. Tujuan khusus
a. Mengkaji Ny.M dengan Pneumonia
b. Menentukan diagnosis keperawatan pada Ny. M dengan
Pneumonia
c. Merencanakan tindakan keperawatan pada Ny. M dengan
Pneumonia
d. Megimplementasikan rencana tindakan keperawatan pada Ny. M
dengan Pneumonia
e. Mengevaluasi hasil implementasi ysng sudah dilakukan pada
Ny. M dengan Pneumonia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pneumonia
Pneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan sistem
pernapasan dimana alveoli (mikroskopik udara mengisi kantong dari paru
yang bertanggung jawab untu menyerap oksigen dari atmosfer) menjadi
radang dan dengan penimbunan cairan (K. Fransisca, 2000). Menurut
Erlien (2008) dalam Adawiyah & Duarsa (2016) pneumonia dapat
diartikan sebagai infeksi akut pada jaringan paru. Namun secara umum,
pneumonia lebih dikenal sebagai radang paru. Sedangkan faktor risiko
yang diketahui dapat meningkatkan insiden pneumonia antara lain;
berumur < 2 bulan, berjenis kelamin lakilaki, berstatus gizi kurang, berat
badan lahir rendah, tidak memperoleh ASI yang cukup, polusi udara,
kepadatan hunian tempat tinggal, imunisasi yang tidak memadai,
menyelimuti anak secara berlebihan, kekurangan vitamin A, dan
penyapihan dini. Selain faktor risiko yang meningkatkan angka kesakitan,
juga terdapat faktor risiko yang meningkatkan angka kematian karena
pneumonia.
B. Klasifikasi Pneumonia
Klasifikasi Pneumonia menurut Fransisca. K. tahun 2000 sebagai berikut:
1. Severe acute respiratory syndrome (SARS) SARS adalah pneumonia
yang sangat menular dan mematikan yang pertama kali muncul pada
tahun 2002 setelah kejadian luar biasa di Cina.SARS disebabkan oleh
SARS coronavirus,sebelumnya patogen yang tidak diketahui.Kasus
baru dari SARS tidak terlihat lagi sejak bulan juni 2003.
2. Bronchiolitis obliterans organizing pneumonia (BOOP)
BOOP disebabkan oleh inflamasi dari jalan napas kecil dari paru-paru.
Juga dikenal sebagai cryptogenic organizing pneumonitis (COP).
3. Pneumonia eosinofilik
Pneumonia eosinofilik adalah invasi kedalam paru oleh eosinofil,
sejenis partikel sel darah putih. Pneumonia eosinofilik sering muncul
sebagai respon terhadap infeksi parasit atau setelah terekspos oleh tipe
faktor lingkungan tertentu.
4. Chemical pneumonia
Chemical pneumonia (biasanya disebut chemical pneumonitis)
biasanya disebabkan toxin kimia seperti pestisida,yang mungkin
memasuki tubuh melalui inhalasi atau melalui konta dengan
kulit.Manakala bahan toxinnya adalah minyak,pneumonia disebut
lipoid pneumonia.
5. Aspiration pneumonia
Aspiration pneumonia (atau aspiration pneumonitis) disebabkan oleh
aspirasi oral atau bahan dari lambung,entah ketika makan atau setelah
muntah.Hasilnya inflamasi pada paru bukan merupakan infeksi tetapi
dapat menjadi infeksi karena bahan yang teraspirasi mungkin
mengandung bakteri anaerobic atau penyebab lain dari
pneumonia.Aspirasi adalah penyebab kematian di rumah sakit dan
pada pasien rawat jalan,karena mereka sering tidak dapat melindungi
jalan napas mereka dan mungkin mempunyai pertahanan lain yang
menghalangi.
C. Etiologi Pneumonia
Sistem pertahanan
terganggu
Organisme (virus,
bakteri, dll)
Konsolidasi paru
Distress
Personal hygiene
Defisit spritual
F. Pemeriksaan diagnostik
Menurut Nurarif & Kusuma tahun 2015 pemeriksaan penunjang
sebagai berikut:
1. Sinar X mengidentifikasi distribusi struktural (l: bronchial dapat juga
menyatakan abses.
2. Biopsi paru untuk menetapkan diagnosa
3. Pemeriksaan kultur, sputum, darah, untuk mengidentifikasi
misasemua organisme yang ada
4. Pemeriksaan serologi, membantu dalam membedakan diagnosis
organisme khusus
5. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan
luas berat penyakit
6. Spirometrik statik, untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
7. Bronkostopi untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda
asing
G. Penatalaksanaan Pneumonia
Penatalaksanaan umum yang dapat diberikan menurut Nurarif dan
Kusuma tahun 2015 yaitu:
1. Oksigen 1-2 L/menit
2. IVFD 10%: NaCl 0,9 %=3;1 + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah
cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status dehidrasi.
3. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap
melalui selang nasogastrik dengan freeding drip.
Untuk kasus pneumonia community based:
1. Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
2. Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
Untuk kasus pneumonia hospital based:
1. Sefatoksim 100 mg/kg BB/ hari dalam 2 kali pemberian
2. Amikasin 10-15 mg/kg BB/ hari dalam 2 kali pemberian
Sebagian besar kasus pneumonia dapat diobati tanpa harus
menjalani rawat inap. Umumnya antibiotik oral,istirahat,cairan dan
perawatan rumah sudah mencukupi untuk kesembuhan sepenuhnya.
Bagaimanapun, seseorang dengan pneumonia yang memiliki kesulitan
bernapas, orang dengan masalah kesehatan lain dan para orang tua
mungkin memerlukan perawatan yang lebih ahli. Jika gejala-gejalanya
bertambah buruk,pneumonia tidak bertambah baik dengan perawatan di
rumah atau muncul komplikasi, orang tersebut harus menjalani rawat inap
di rumah sakit.
Antibiotik digunakan untuk mengobati pneumonia yang
disebabkan bakteri. Sebaliknya, antibiotik tidak berguna untuk pneumonia
yang disebabkan virus,meskipun kadang juga digunakan untuk mengobati
atau mencegah infeksi bakteri yang dapat muncul pada kerusakan paru
oleh pneumonia yang disebabkan virus.Pilihan antibiotik tergantung dari
sifat pneumonia,mikroorganisme yang paling umum menyebabkan
pneumonia berada pada daerah sekitar dan status imun dan kesehatan dari
masing-masing individu. Pengobatan untuk pneumonia seharusnya
didasarkan pada mikroorganisme penyebab dan sensitivitas antibiotik.
Bagaimanapun, penyebab spesifik pneumonia diidentifikasikan pada
hanya 50% orang bahkan setelah evaluasi ekstensif.Karena pengobatan
secara umum seharusnya tidak ditunda pada seseorang dengan pneumonia
yang serius,pengobatan empiris biasanya dimulai sebelum laporan
laboratorium tersedia. Di United Kingdom amoxicillin adalah antibiotik
yang dipilih untuk sebagian besar pasien dengan Community acquired
pneumonia, kadangkala ditambah dengan chlarithromycin: pasien yang
alergi terhadap penisilin diberi erithromycin, bukannya amoxicillin. Di
Amerika Utara dimana bentuk khas dari community acquired pneumonia
cocok dengan azithromycin, claritromycin dan flouroquinolon
menggantikan amoxicillin sebagai pengobatan tahap awal. Pengobatan
konservatif selama 7 sampai 10 hari, tetapi ada fakta yang menunjukan
dalam waktu yang singkat(diperpendek menjadi 3 hari) cukup. Antibiotik
yang digunakan untuk hospital aquired- pneumonia meliputi vancomycin,
sefalosporin generasi III dan IV, c arbapenem, flouroquinolon dan
aminoglikosida. Antibiotik-antibiotik ini diberikan secara intravena.
Bermacam antibiotik dapat diatur dengan kombinasi pada
percobaan pengobatan yang mungkin bisa untuk semua mikroorganisme
penyebab. Antibiotik pilihan berubah dari satu rumah sakit dengan rumah
sakit yang lain, mungkin disebabkan perbedaan daerah dari
mikroorganisme dan perbedaan kemampuan mikroorganisme melawan
bermacam antibiotik. Seseorang yang kesulitan bernapas karena
pneumonia, harus segera mendapatkan tambahan oksigen. Individu yang
sakit parah membutuhkan perawatan intensif, termasuk intubasi dan
ventilasi buatan. Pneumonia viral yang disebabkan oleh virus influenza A
dapat diobati dengan rimanta dini atau amantadine, walaupun pneumonia
viral karena influenza A atau B dapat diobati dengan oseltamivir atau
zanamivir. Pengobatan ini hanya bermanfat bila mereka dengan permulaan
gejala awal kurang dari 48 jam.
H. Terapi keperawatan
Terapi keperawatan menurut Nurarif dan Kusuma tahun 2015 yaitu:
1. Ajarkan pada pasien tentang pemberian obat
a. Dosis, rute dan waktu yang cocok dan menyelesaikan dosis
seluruhnya
b. Efek samping
c. Respon pasien
2. Berikan informasi tentang cara pengendalian infeksi serta cara
pencegahannya misal hindari pemajanan kontak individu.
3. Gizi seimbang
4. Tutup mulut saat batuk karena penularan pneumonia banyak berasal
dari percikan batuk dan bersin
5. Hindari asap rokok
I. Komplikasi
1. Gagal nafas dan sirkulasi
Efek pneumonia terhadap paru-paru pada orang yang
menderita pneumonia sering kesulitan bernafas, dan itu tidak mungkin
bagi mereka untuk tetap cukup bernafas tanpa bantuan agar tetap
hidup. Bantuan pernapasan non-invasiv yang dapat membantu seperti
mesin untuk jalan nafas dengan bilevel tekanan positif,dalam kasus
lain pemasangan endotracheal tube kalau perlu dan ventilator dapat
digunakan untuk membantu pernafasan. Pneumonia dapat
menyebabkan gagal nafas oleh pencetus akut respiratory distress
syndrome (ARDS). Hasil dari gabungan infeksi dan respon inflamasi
dalam paru-paru segera diisi cairan dan menjadi sangat kental,
kekentalan ini menyatu dengan keras menyebabkan kesulitan
penyaringan udara untuk cairan alveoli, harus membuat ventilasi
mekanik yang dibutuhkan.
2. Syok sepsis dan septik merupakan komplikasi potensial dari
pneumoni. Sepsis terjadi karena mikroorganisme masuk ke aliran
darah dan respon sistem imun melalui sekresi sitokin.Sepsis seringkali
terjadi pada pneumonia karena bakteri; streptoccocus pneumonia
merupakan salah satu penyebabnya. Individu dengan sepsis atau
septik membutuhkan unit perawatan intensif di rumah sakit.Mereka
membutuhkan cairan infus dan obat-obatan untuk membantu
mempertahankan tekanan darah agar tidak turun sampai rendah.Sepsis
dapat menyebabkan kerusakan hati,ginjal,dan jantung diantara
masalah lain dan sering menyebabkan kematian.
3. Effusi pleura,empyema dan abces
Ada kalanya,infeksi mikroorganisme pada paru-paru akan
menyebabkan bertambahnya(effusi pleura) cairan dalam ruang yang
mengelilingi paru (rongga pleura). Jika mikroorganisme itu sendiri
ada di rongga pleura,kumpulan cairan ini disebut empyema. Bila
cairan pleura ada pada orang dengan pneumonia,cairan ini sering
diambil dengan jarum (toracentesis) dan diperiksa, tergantung dari
hasil pemeriksaan ini. Perlu pengaliran lengkap dari cairan ini,sering
memerlukan selang pada dada. Pada kasus empyema berat perlu
tindakan pembedahan. Jika cairan tidak dapat dikeluarkan,mungkin
infeksi berlangsung lama,karena antibiotik tiak menembus dengan
baik ke dalam rongga pleura. Jarang,bakteri akan menginfeksi bentuk
kantong yang berisi cairan yang disebut abses. Abses pada paru
biasanya dapat dilihat dengan foto thorax dengan sinar x atau CT scan.
Abses-abses khas terjadi pada pneumonia aspirasi dan sering
mengandung beberapa tipe bakteri. Biasanya antibiotik cukup untuk
pengobatan abses pada paru, tetapi kadang abses harus dikeluarkan
oleh ahli bedah atau ahli radiologi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. M Suami / Istri / Orang tua :
Umur :14-4-1975 Nama :.…………………..
Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan :…………………..
Agama :Islam Alamat:…………………...
Suku / Bangsa : Jawa
Bahasa :Jawa Penanggung jawab :
Pendidikan : SD Nama :Ny. S
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga Alamat : Jatimulyo Jenggawah
Status : Kawin
Alamat : Jatimulyo Jenggawah
B. KELUHAN UTAMA
Sesak nafas
Genogram :
Keterangan:
= perempuan
= laki-laki
= serumah
= pasien
Aktivity Daily Living saat sakit (Mandiri, dibantu sebagian, dibantu total)
Makan/minum: mandiri Aktivity Daily Living sebelum sakit:
Berpakaian: dibantu sebagian
Makan/minum: mandiri
Toileting: dibantu sebagian Berpakaian: dibantu
Mobilisasi di tempat tidur: mandiri sebagian
Toileting: dibantu sebagian
Berpindah: mandiri Mobilisasi di tempat tidur:
Ambulasi: mandiri mandiri
Berpindah: mandiri
Respon tubuh terhadap aktifitas Ambulasi: mandiri
- Mudah lelah saat aktifitas
- Sesak saat aktifitas
5. Abdomen
Inspeksi: cembung terdapat lesi
Auskultasi: bising usus12x/menit
Palpasi; tidak ada nyeri tekan
Perkusi; timpani
6. Tulang belakang
Tidak ada gangguan tulang belakang
6. Ekstrimitas
555 555
555 555
7. Integumen
Kulit tampak kotor dan banyak lesi
8. Genetalia dan anus
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
9. Pemeriksaan neurologis
GCS 4 5 6
J. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tgl Jenis Hasil Nilai Normal
Pemeriksaan
K. TERAPI
Nama Obat Rute Dosis Efek Samping Nama Obat Rute Dosis Efek Samping
1 anbacime iv 2x1 6
2 bisolvon iv 2x1 7
3 RL iv 20 tpm 8
4 9
5 10
…………….,
………………… Mahasiswa,
____________________
__
NIM :
…………………….
Prodi Ners
Unmuh Jember
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
SESUAI PRIORITAS
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan hiperventilasi
ditandai dengan, RR= 32x/menit terpasang oksigen 3 lpm.
2 Defisit spiritual yang berhubungan dengan keletihan ditandai dengan klien
sering melamun, klien tidak menjalankan shalat saat sakit,
toileting dan berpakaian dibantu sebagian
3 Intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan dispnea saat aktifitas
ditandai dengan toileting dan berpakaian dibantu sebagian, klien tampak
sesak
Prodi Ners
Unmuh Jember
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Prodi Ners
Unmuh Jember
IMPLEMENTASI
Prodi Ners
Unmuh Jember
EVALUASI
2 S: -
O:
- Klien tidak menjalankan
shalat saat sakit
- Klien sering melamun
- Toileting dan berpakaian
dibantu sebagian
A: masalah keperawatan belum
teratasi
P. intervensi dilanjutkan
2 S: -
O:
- Klien menjalankan shalat
saat sakit
- Klien tidak melamun
- Toileting dan berpakaian
dibantu sebagian
A: masalah keperawatan teratasi
sebagian
P. intervensi dilanjutkan
2 S: -
O:
-Klien menjalankan shalat
saat sakit
- Klien tidak melamun
- Toileting dibantu dan
berpakaian mandiri
A: masalah keperawatan teratasi
sebagian
P. intervensi dilanjutkan
Prodi Ners
Unmuh Jember
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA