Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN KASUS INVAGINASI

I. KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Invaginasi adalah keadaan yang umumnya terjadi pada anak-anak, dan merupakan kejadian yang
jarang terjadi pada dewasa, invaginasi adalah masuknya segmen usus proksimal kerongga lumen usus
yang lebih distal sehingga menimbulkan gejala obstruksi berlanjut strangulasi usus. Definisi lain
Invaginasi atau intususcepti yaitu masuknya segmen usus (Intesusceptum) ke dalam segment usus di
dekatnya (intususcipient) (Nelson, 2008).

Invaginasi atau intususepsi adalah suatu keadaan gawat darurat akut dimana suatu segmen usus
masuk ke dalam lumen usus bagian distalnya sehingga dapat menimbulkan gejala obstruksi dan pada
fase lanjut apabila tidak dilakukan reposisi dapat menyebabkan stragulasi usus yang berujung perforasi
dan peritonitis (Nettina, 2002).

Perjalanan penyakit ini bersifat progresiv. Insiden 70% terjadi pada usia < 1 tahun tersering usia
6-7 bulan, anak laki-laki lebih sering dibandingkan anak perempuan (De Jong, 2005).

Invaginasi dibedakan dalam 4 tipe :

a. Enterik adalah usus halus ke usus halus

b. Ileosekal adalah valvula ileosekalis mengalami invaginasi prolaps ke sekum dan menarik ileum di
belakangnya

c. Kolokolika adalah kolon ke kolon.

d. Ileokoloika adalah ileum prolaps melalui valvula ileosekalis ke kolon.

B. ETIOLOGI

±90-95% invaginasi pada anak < 1 tahun tak dijumpai adanya kelainan pada ususnya yang dikenal
dengan istilah infantile idiopathic intususception. Diduga disebabkan oleh peradangan virus yaitu adeno
virus dan reovirus.

Penyebab lain pada anak > 2 tahun adalah divertikel meckeli, polyposus neoplasma (leimmioma
dan leiomiosarkoma), haemangioma, dan lymphoma. Namun dapat juga dijumpai kasus invaginasi
setelah dilakukan tindakan laparotomi yang dikenal dengan istilah post operative intususeption.

Faktor-faktor yang dihubungkan dengan terjadinya invaginasi adalah: perubahan diet makanan,
enteritis akut, dan perubahan musim (Stead et al, 2003).
C. MANIFESTASI KLINIS

1. Nyeri perut mendadak dan hilang timbul dalam waktu beberapa detik hingga dengan interval waktu
5-15 menit.

2. Pada bayi dan anak sering muntah dan BAB bercampur darah dan lendir.

3. Nyeri kolik berat disertai dengan tangisan yang keras.

4. Muka pucat dan lemah.

5. Pada dehidrasi anak demam dan perut kembung.

6. Diare.

7. Anak sering mengangkat kaki ke atas perut dikarenakan nyeri yang diderita.

II. PATOFISIOLOGI
95% invaginasi terjadi pada anak usia dibawah 1 tahun akibat idiopatik. Ditemukan penebalan dinding
ileum terminal berupa hipertropi jaringan limfoid akibat infeksi virus yang mengikuti ke gastroentritis/
saluran nafas. Keadaan ini menimbulkan pembengkakan pada intususeptum (usus bagian proksimal) edema
intestinal dan obstruksi aliran vena obstruksi intestinal sehingga terjadi perdarahan, proses ini sebagai titik
permulaan dari invaginasi.
Perubahan intususeptum ditimbulkan oleh penekanan bagian intususeptum oleh karena kontraksi dari
intususepien (usus bagian distal yang menerima). Adanya hiperperistaltik usus bagian proksimal
mengakibatkan terjadinya segmen usus yang masuk ke segmen usus lainnya. Dimana akan menyebabkan
dinding usus yang terjepit sehingga mengakibatkan aliran darah menurun dan keadaan akhir yang
menyebabkan nekrosis dinding usus sebagai akibat stragulasi dan jarang terjadi ganggren, yang selanjutnya
terjadi edema sehingga menghambat ruduksi. Pembengkakan dari intususeptrum umumnya menutup lumen
usus akibatnya terjadi perlekatan yang tidak dapat kembali normal, sehingga terjadi invaginasi.
Invaginasi menjadi suatu iskemik oleh karena itu penekanan dari penjepitan pembuluh darah segmen
intususeptum usus atau mesentrial. Bagian usus yang paling awal iskemik adalah mukosa. Ditandai dengan
produksi mukosa berlebih dan bila berlanjut akan terjadi stragulasi dan laserasi luka sehingga timbul
perdarahan campuran antar mucus dan darah tersebut akan keluar melalui anus dengan bentuk seperti jelly
bercampur darah (red currant jelly stool). Iskemik dan destruksi usus akan menyebabkan sekuentrisasi
cairan ke lumen usus yang distensi. Sehingga pasien mengalami dehidrasi lebih jauh lagi mengalami syok
hipovolemik. Mukosa usus yg iskemik merupakan port de entry intravasasi ,ikroorganisme dari lumen usus
yang dapat menyebabkan pasien mengalami infeksi sistemik dan sepsis.
Penyebab Idiopatik
Infeksi Virus

VIREMIA Gastroenteritis

Limfadenitis
Infeksi sal.
T&G : Hipertrofi jaringan limfoid pernafasan
-Hipertermia
-Diare (Plaque Payer )

Kontraksi intususepien
(Usus bag. distal yg menerima)
Pembengkakan bag. Intuseseptum
(Usus bagian proksimal)

Edema Intestinal Obs. aliran vena

Obstruksi intestinal

Titik permulaan
Perdarahan
INVAGINASI

Hiperperistaltik

Ileokolik, ileoileokolik, sekokolik

Dinding usus terjepit

Perlekatan yang abnormal


Penekanan & tertariknya mesentrium

Aliran darah terganggu dan menurun INVAGINASI

Penyempitan pemb. darah


Nekrosis dinding Edema intususeptum
usus
Invaginasi iskemik
Menutup lumen usus
Ulserasi pd. Produksi mukosa 
dinding usus
Reduksi terhambat
Strangulasi & laserasi mukus
Strangulasi Timbul bendungan
Perdarahan
Gangren Perembesan (ozing) lendir dan
darah ke dlm. lumen Campuran darah + mucus
keluar anus
Red Currant Jelly Stool

Iskemik & obstruksi usus


Iskemik & distensi usus
Sekuentriasasi cairan ke lumen usus
yg distensi
Mukosa iskemik

Dehidrasi
Port de Entry mikroorganisme

Shock Hipovolemik
Infeksi sistemik & sepsis
III. PENATALAKSANAAN
A. Medis
Penatalaksanaan suatu kasus invaginasi pada bayi dan anak sejak dulu mencangkup 2 tindakan
penanganan yang dimulai berhasil dengan baik:
1. Reduksi barium enema, dikatakan reduksi barium enema, karena dapat diberikan bila tidak
dijumpai kontra indikasi, seperti:
- Adanya tanda obstruksi usus yang jelas, baiksecara klinis/ foto abdomen
- Dijumpai tanda-tanda peritonitis
- Gejala invaginasi lebih dari 24 jam
- Dijumpai tanda-tanda dehidrasi berat
- Usia penderita lebih dari 2 tahun
Dikatakan berhasil, apabila:
- Rectal tube ditarik dari anus maka bubur barium keluar disertai massa feses dan udara
- Hilangnya massa tumor di abdomen
- Perbaikan secara klinis pada anak dan terlihat anak menjadi tertidur serta norit test positif
2. Reduksi dengan operasi
- Memperbaiki keadaan umum
Tidakan ini sangat menentuka prognosis, janganlah melakukan tindakanoperasi sebelum
terlebih dahulu keadaan umum klien diperbaiki
- Tindakan untuk mereposisi usus
Reposisi manual dengan cara “milking” dilakukan dengan dengan halus dan sabar
B. Keperawatan
- Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit
- Menghilangkan peregangan usus dan muntah dengan selang NGT
- Pemberian obat antibiotik spektrum dapat diberikan sebagai profilaksis. Antiemetik dapat
diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah
IV. FOKUS PENGKAJIAN
1. Pemeriksaan fisik secara umum
2. Riwayat kesehatan
3. Observasi feses dan tingkah laku pre operasi dan pasca operasi
4. Observasi tingkah laku anak/bayi
5. Observasi manifestasi terjadi intususepsi:
- Nyeri abdomen proximal
- Muntah
- Letargi
- Feses sepert jeli mengandung darah dan mucus, tes hemoculi positif
- Distensi abdomen dan nyeri tekan
- Palpasi massa seperti pisang di abdomen kuadran kanan atas.
- Anus terlihat tidak biasa, dapat tampak seperti prolaps rectal
- Dehidrasi sampai kenaikan 41oC
- Keadaan seperti syok dengan nadi cepat, pucat dan keringat banyak
6. Observasi manifestasi intusepsi yang kronis
- Diare
- Anoreksia
- Kehilangan berat badan
- Muntah
- Nyeri priodik
- Nyeri tanpa gejala lain
7. Kaji dengan proedur diasnostik dan tes pemeriksaan sepertipemeriksaan foto polos abdomen,
barium dan ultrasonogram
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Pre operasi
1. Nyeri berhubunga dengan invaginasi usus
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
VI. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Nyeri berhubungan dengan dengan invaginasi usus
Tujuan: menyatakankeluhan nyeri berkurang
Kriteria hasil: menyangkal nyeri, ekspresi wajah rileks,tidak ada merintih
Intervensi
- Kaji keluhan nyeri anak, catat lokasi nyeri, lama dan beratnya
Rasional: mengetahui daerah nyeri, durasi dan berat nyeri yang dirasakan
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi pada klien
Rasional: untuk mengurangi rasa nyeri saat timbul
- Berikan analgetik
Rasional: mengurangi nyeri
- Observasi tanda vital
- Rasional: mengetahui keadaan umum
2) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
Tujuan: klien tidak menunjukkan tanda dehidrasi
Berat badan naik, tanda vital dalam batas normal
Intervensi:
- Kolaborasikan pemberian cairan IV
Rasional: mengganti kehilangan cairan
- Monitor status dehidrasi
Rasional: mengetahui status dehidrasi
- Monitor intake dan output cairan
Rasional: membantu menganalisa keseimbangan cairan
3) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Tujuan: postur tubuh, ekspresi wajah, dan tingkat aktivitas menunjukan berkurangnya kecemasan
Intervensi:
- Gunakan pendekatan yang menenangkan
Rasional: membuat pasien percaya pada perawat
- Identifikasi tingkat kecemasan
Rasional: untuk mengetahui seberapa tingkat kecemasan klien
- Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
Rasional: membuat pasien tenang
- Instruksikan pasien melakukan teknik relaksasi
Rasional: mengurangi kecemasan
- Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
Rasional: mengatasi kecemasan
Daftar Pustaka

Nettina, Sandra M. (2002) Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan, dkk. Jakarta.
Nelson, (2008), Ilmu Kesehatan Anak. Alih Bahasa Setiawan, dkk. Jakarta
Wong, Donna L. (2003). Asuhan Keperawatan Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, edisi
4. Jakarta; EGC
Nurarif .A.H dan Kusuma. H (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediaActionEffendi.
Nanda (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 Editor T.
Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC
De Jong, W, Sjamsuhidajat, R. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Bab 35:h 627-629, 2005.
Stead, LG., Stead, SM., Kaufman, MS., Sotsky-Kent, T. Pediatric Surgery in First Aid for the
Surgery Clerkship. the McGraw-Hill Companies, p336-337, 2003.

Anda mungkin juga menyukai