Anda di halaman 1dari 18

(BBLR)

BERAT BADAN LAHIR RENDAH


DEFINISI
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) diartikan sebagai bayi lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram. BBLR merupakan prediktor tertinggi
angka kematian bayi, terutama dalam satu bulan pertama
kehidupan.berdasarkan studi epidemiologi, bayi BBLR mempunyai risiko
kematian 20 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan bayi yang lahir
dengan berat badan normal (Sagung Adi & Eva Chundrayetti 2015).

Berat Badan lahir rendah


(BBLR) didefinisikan oleh
organisasi kesehatan
dunia World Health
Organization yaitu berat
badan kurang saat lahir
kurang dari 2500 gram.
Berdasarkan masa gestasinya, BBLR dapat
dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

• Bayi dengan masa kehamilan < 37


mg dan BB sesuai dengan BB untuk
Prematuritas usia kehamilan. Kepala relatif lebih
Murni/Sesuai Masa besar dari badannya, kulit tipis,
Kehamilan (SMK) transparan, lemak subkutan,
tangisnya lemah dan jarang.

• Bayi dengan BB < BB yang


seharusnya untuk usia kehamilan, hal
Dismaturitas/Kecil Masa tersebut menunjukkan bayi
mengalami retardasi pertumbuhan
Kehamilan (KMK) intraurerin (Surasmi et al., 2003;
Syafrudin & Hamidah, 2009;
Rukmono, 2013).
ETIOLOGI
1. Komplikasi 2. Komplikasi
obstrektik: medis: 3. Faktor Ibu
a. Plasenta a. Diabetes materna a. Umur Ibu
previa b. Hipertensi kronis b. Gizi ibu
b. Ada riwayat c. Infeksi traktur hamil
kelahiran urinarius c. Jarak
premature hamil yang
c. Pregnancy terlalu
induce 4. Faktor janin:
dekat
hypertentio Hidramniom, Polihodranion,
n (PIH) kehamilan ganda, dan
kelainan janin
5. Faktor Lingkungan
a. Keadaan sosial ekonomi
b. Kondisi ibu saat hamil
PATHWAY
Etiologi

Faktor Ibu Faktor Plasenta Faktor Janin

BBLR

Jaringan lemak
subcutan lebih Prematuritas
tipis Fungsi orga kurang
belom baik

Daya tahan
Kehilangan Kekuranga
tubu
kalor melalui n
cadangan Sist.
kulit Paru -paru Pencernaan
energi

Ketidakefektifan Risiko infeksi


termoregulasi
Tidak mampu
Vol paru mengingestasi
nutrisi

Tekanan O2 Resiko perub nutrisi


berkurang/hipoksia kurang dari
kebutuhan

Pola nafas
tidak efektif
KLASIFIKASI
1. Menurut masa hidupnya: 2. Menurut masa gestasinya:
• Prematuritas murni yaitu masa
a)Berat Badan Lahir Rendah
gestasinya kurang dari 37 minggu
(BBLR), yaitu bayi lahir dan berat badannya sesuai dengan
dengan berat lahir 1.500 – berat badan untuk masa gestasi
2.500 gram. atau biasa disebut neonatus
kurang bulan sesuai untuk masa
b)Berat Badan Lahir Sangat kehamilan (NKB-SMK).
Rendah (BBLSR), yaitu bayi • Dismaturitas yaitu bayi lahir
lahir dengan berat lahir dengan berat badan kurang dari
c)< 1.500 gram. berat badan seharusnya untuk
masa gestasi itu. Bayi mengalami
d)Berat Badan Lahir Ekstrim retardasi pertumbuhan badan
Rendah (BBLER), yaitu bayi intrauterin dan merupakan bayi
lahir dengan berat badan kecil untuk masa kehamilannya
(KMK)
e)< 1000 gram
MAINFESTASIKLINIS
• Menurut Huda dan Hardi (2013) yang terdapat pada bayi
degan berat badan lahir rendah adalah sebagai berikut:

1. Sebelum Lahir a. Berat badan


a. Pembesaran 2. Setelah bayi lahir kurang dari 2500
uterus tidak sesuai a. Bayi premature gram.
dengan usia yang lahir b. Panjang kurang
kehamilan. sebelum 37 dari 45 cm.
b. Pergerakan janin minggu. c. Lingkar dada
lebih lambat. b. Bayi premature kurang dari 30 cm.
c. Pertambahan kurang sempurna d. Lingkar kepala
berat badan ibu pertumbuhan alat kurang dari 33 cm.
lambat dan tidak – alat genetalia e. Pernapasan tidak
sesuai dengan dalam tubuhnya teratur dapat
seharusnya terjani apnea.
Penatalaksanaan

1. Pengaturan Suhu Tubuh Bayi BBLR Bayi BBLR mudah dan cepat sekali
menderita Hypotermia bila berada di lingkungan yang dingin. Bila bayi
dirawat dalam inkubator, maka suhunya untuk bayi dengan berat badan
kurang dari 2000 gr adalah 35C dan untuk bayi dengan BB 2000 gr
sampai 2500 gr 34C , agar ia dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar
37C.

2. Pencegahan Infeksi. Kerentanan terhadap infeksi disebabkan oleh


kadar imunoglobulin serum pada bayi BBLR masih rendah, aktifitas
baktersidal neotrofil, efek sitotoksik limfosit juga masih rendah dan fungsi
imun belum berpengalaman. Oleh karena itu, bayi BBLR tidak boleh
kontak dengan penderita infeksi dalam bentuk apapun.
3. Pengaturan intake adalah menetukan pilihan susu, cara pemberian dan
jadwal pemberian yang sesuai dengan kebutuhan bayi BBLR. Jika ASI tidak
ada atau tidak mencukupi khususnya pada bayi BBLR dapat digunakan
susu formula yang komposisinya mirip mirip ASI atau susu formula khusus
bayi BBLR. Jadwal pemberian makanan disesuaikan dengan kebutuhan dan
berat badan bayi BBLR. Pemberian makanan interval tiap jam dilakukan
pada bayi dengan Berat Badan lebih rendah.

4. Pernapasan. Terhambatnya jalan nafas akan menimbulkan asfiksia,


hipoksia dan akhirnya kematian. . Bayi BBLR juga berisiko mengalami
serangan apneu dan defisiensi surfakatan, sehingga tidak dapat
memperoleh oksigen yang cukup yang sebelumnya di peroleh dari
plasenta.

Dalam kondisi seperti ini diperlukan pembersihan jalan nafas segera


setelah lahir (aspirasi lendir), dibaringkan pada posisi miring, merangsang
pernapasan dengan menepuk atau menjentik tumit. Bila tindakan ini gagal
, dilakukan ventilasi, intubasi endotrakheal, pijatan jantung dan pemberian
natrium bikarbonat dan pemberian oksigen dan selama pemberian intake
dicegah terjadinya aspirasi.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A) Anamnesis
• Identitas klien
• Identitas penanggung jawab
• Riwayat kesehatan
• Keluhan utama : BBLR
• Riwayat keluhan : Terlahir seorang bayi dengan BB 1500-2500 gr
• Riwayat ANC : (Kehamilan keberapa, keluhan saat hamil, kenaikan BB
saat hamil, imunisasi TT, nutrisi)
• Riwayat INC : ( lama dan cara persalinan)
• Riwayat PNC : (kondisi bayi saat lahir/BB, apakah bayi mengalami
kelainan)
2. Pemeriksaan fisik
a) B1 (Breating)
• Pola napas ( takipnea, dipnea, )
• Irama napas (reguler, irreguler)
• Bunyi napas (vesikuler, broncovesikuler)
• Penurunan atau hilangnya bunyi dapat menunjukkan adanya
atelektaksis, pneumothorax, fibrosis pada pleura
b) B2 (Blood)
• Irama jantung (frekuensi../menit, reguler/irreguler)
• Distensi vena jugularis
• Tekanan darah (penurunan ventilator dapat menyebabkan hipotensi)
c) B3 (Brain)
• Tingkat kesadaran (penurunan tingkat kesadaran dapat
mengakibatkan menurunnya PCO2 yang menyebabkan
vasokontriksi cerebral, menurunnya sirkulasi cerebral)
• GCS (memungkingkan untuk menilai secara obyektif respon
terhadap lingkungan)
d) B4 ( Bladder) f) B6 (Bone)
• Kateter urin • Warna kulit (kebiruan
menunjukkan sianosis,
• Urine
merah menunjukkan
• Distensi kandung kemih demam dan infeksi)
• Suhu
e) B5 (Bowel) • Kelemababan
• Rongga mulut • Turgor kulit
• Bising usus
• Distensi abdomen
• Nyeri
Diagnosa
1. Ketidak efektifan pola nafas ybd imaturasi
fungsi paru dan meomaskuler
2. Ketidak efektifan termoregulasi ybd
imaturitas kontrol dan berkurangnya
lemak subktan.
3. Resiko infeksi ybd defisiensi pertahanan
tubuh.
INTERVERENSI
NO Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria Interverensi
(NANDA) hasil (NOC) Keperawatan (NIC)
1 Ketidak efektifan pola nafas NOC : NIC:Airway
ybd imaturasi fungsi paru 1) Respiratory status: Management
dan meomaskuler Ventilation
2) Respiratory status:
1) Buka jalan nafas,
Airway patency.
Batasan karakteristik : 3) Vital sign Status guanakan teknik
1) Penurunan tekanan chin lift atau jaw
inspirasi/ ekspirasi. Kriteria Hasil : thrust bila perlu
2) Penurunan pertukaran 1. Mendemonstrasikan 2) Posisikan pasien
udara per menit batuk efektif dan suara untuk
3) Dyspnea nafas yang bersih, tidak ada memaksimalkan
4) Nafas pendek sianosis dan dyspneu ventilasi
2. Menunjukkan jalan nafas
3) Monitor TD, nadi,
yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama suhu, dan RR
nafas, frekuensi pernafasan 4) Monitor frekuensi
dalam rentang normal, tidak dan irama
ada suara nafas abnormal). pernapasan
5) Monitor suara paru
NO Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Interverensi
(NANDA) (NOC) Keperawatan
(NIC)
2 Ketidak efektifan NOC : NIC :
termoregulasi ybd Thermoregulation Temperature
imaturitas kontrol dan Thermoregulation : Regulation
berkurangnya lemak neonate
1) Monitor suhu
subktan minimal tiap 2
Kriteria Hasil : jam
Batasan karateristik : 1) Suhu tubuh dalam 2) Rencanakan
1) Penurunan suhu rentang normal monitoring suhu
tubuh dibawah 2) Nadi dan RR dalam secara kontinyu
rentang normal. rentang normal 3) Monitor TD, nadi,
2) Pucat dan RR
4) Monitor frekuensi
3) Kulit dingin
dan irama
4) Kuku sianosis pernapasan
5) Monitor suara
paru
6) Monitor pola
pernapasan
abnormal
NO Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Interverensi
(NANDA) (NOC) Keperawatan (NIC)

3 Resiko infeksi ybd NOC : NIC : Infection


defisiensi pertahanan 1) Immune Status Control
tubuh. 2) Knowledge : Infection
1) Bersihkan
control
lingkungan setelah
Faktor-faktor resiko : 3) Risk control dipakai pasien lain
1) Malnutrisi 2) Pertahankan teknik
2) Ketidakadekuatan imum Kriteria Hasil : isolasi
buatan 1) Klien bebas dari tanda 3) Batasi pengunjung
3) Tidak adekuat bila perlu
dan gejala infeksi
pertahanan sekunder 4) Gunakan sabun
(penurunan Hb, 2) Menunjukkan
kemampuan untuk antimikrobia untuk
Leukopenia, penekanan cuci tangan
respon inflamasi) mencegah timbulnya
5) Cuci tangan setiap
4) Tidak adekuat infeksi sebelum dan
pertahanan tubuh primer 3) Jumlah leukosit dalam sesudah tindakan
(kulit tidak utuh, trauma batas normal kperawtan
jaringan, penurunan kerja 6) Gunakan baju,
silia, cairan tubuh statis, sarung tangan
perubahan sekresi pH, sebagai alat
perubahan peristaltik). pelindung
ANGGOTA KELOMPOK :
Ayu Arum S. H
Yoga Madani
Happy Firmansyah
Fahry Agil syah
Singgih Irawantoro
M. Rizki Maulana
Dwi Indra L
Narista Ovi Tanjung L

Anda mungkin juga menyukai