Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN HIV

PADA DEWASA
Anggota kelompok :

1. APRILIA KAESYA (191030100159)


2.ASHRAF (191030100138)
3.JELIKA AVELIA HAREFA (191030100152)
4.LANI SARTIKA (191030100158)
5.RAHMAWATI (191030100144)
6. SELLY MELANI (191030100149 )
7. ZAENA HASNA NUR N (191030100145)
Definisi HIV/AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu retrovirus yang berarti terdiri atas untai tunggal RNA virus

yang masuk kedalam inti sel pejamu dan ditranskripkan kedalam DNA pejamu ketika menginfeksi pejamu.

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu penyakit virus yang menyebabka nkolapsnya sistem

imun disebabkan oleh infeksi immunodefisi ensimanusia (HIV), dan bagi kebanyakanpenderita kematian dalam 10

tahun setelah diagnosis (Corwin, 2009).


ETIOLOGI

Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang disebut HIV dari
sekelompok virus yang dikenal retrovirus yang disebut Lympadenopathy Associated Virus
(LAV) atau Human T-Cell Leukimia Virus (HTL-III) yang juga disebut Human T-Cell
Lympanotropic Virus (retrovirus). Retrovirus mengubah asam rebonukleatnya (RNA)
menjadi asam deoksiribunokleat (DNA) setelah masuk kedalam sel pejamu
(Nurrarif&Hardhi, 2015)
MANIFESTASI KLINIS
a. Gejala mayor :

● Penurunan berat badan lebih dari 10%


● Diare kronik lebih dari 1 bulan
● Demam lebih dari 1 bulan (kontinu atau intermiten).

b. Gejala minor :

● Batuk lebih dari 1 bulan


● Dermatitis pruritik umum
● Herpes zoster rekurens
● Candidiasis oro-faring
● Limfadenopati umum
● Herpes simpleks diseminata yang kronik progresif
FATOFISIOLOGI

Pada individu dewasa, masa jendela infeksi HIV sekitar 3 bulan. Seiring
pertambahan replikasi virus dan perjalanan penyakit, jumlah sel limfosit
CD 4+ akan terus menurun. Umumnya, jarak antara infeksi HIV dan
timbulnya gejala klinis pada AIDS berkisar antara 5 – 10 tahun. Infeksi
primer HIV dapat memicu gejala infeksi akut yang spesifik, seperti demam,
nyeri kepala, faringitis dan nyeri tenggorokan, limfadenopati, dan ruam
kulit. Fase akut tersebut dilanjutkan dengan periode laten yang
asimtomatis, tetapi pada fase inilah terjadi penurunan jumlah sel limfosit
CD 4+ selama bertahun – tahun hingga terjadi manifestasi klinis AIDS
akibat defisiensi imun (berupa infeksi oportunistik). Berbagai manifestasi
klinis lain dapat timbul akibat reaksi autoimun, reaksi hipersensitivitas, dan
potensi keganasan (Kapita Selekta, 2014).
PENULARAN
HIV/AIDS
1) Media penularan HIV/AIDS

HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan


tubuh
dari individu yang terinfeksi, seperti darah, air susu ibu, air
mani
dan cairan vagina. Individu tidak dapat terinfeksi melalui
kontak
sehari-hari biasa seperti berciuman, berpelukan, berjabat
tangan,
atau berbagi benda pribadi, makanan atau air.15
2) Cara penularan
HIV/AIDS

a) Hubungan seksual : hubungan seksual yang tidak


aman dengan orang yang telah terpapar HIV.
b) Transfusi darah : melalui transfusi darah yang
tercemar HIV.
c) Penggunaan jarum suntik : penggunaan jarum suntik,
tindik, tato, dan pisau cukur yang dapat menimbulkan
luka yangtidak disterilkan secara bersama-sama
dipergunakan dansebelumnya telah dipakai orang yang
terinfeksi HIV. Caracara ini dapat menularkan HIV
karena terjadi kontak darah.
3) Perilaku berisiko yang menularkan
HIV/AIDS

a) Melakukan seks anal atau vaginal tanpa kondom.


b) Memiliki infeksi menular seksual lainnya seperti sifilis, herpes, klamidia, kencing
nanah, dan vaginosis bakterial.
c) Berbagi jarum suntik yang terkontaminasi, alat suntik dan peralatan suntik lainnya
dan solusi obat ketikamenyuntikkan narkoba.
d) Menerima suntikan yang tidak aman, transfusi darah, transplantasi jaringan,
prosedur medis yang melibatkanpemotongan atau tindakan yang tidak steril.
e) Mengalami luka tusuk jarum yang tidak disengaja, termasuk diantara pekerja
kesehatan.
f) Memiliki banyak pasangan seksual atau mempunyai pasangan yang memiliki
banyak pasangan lain
PENCEGAHAN HIV
Lima cara untuk mencegah penularan HIV, dikenal konsep
“ABCDE” sebagai berikut.

1) A (Abstinence): artinya Absen seks atau tidak melakukan


hubungan seks bagi yang belum menikah.
2) B (Be faithful): artinya Bersikap saling setia kepada satu
pasangan seks (tidak berganti-ganti pasangan).
3) C (Condom): artinya Cegah penularan HIV melalui hubungan
seksual dengan menggunakan kondom.
4) D (Drug No): artinya Dilarang menggunakan narkoba.
5) E (Education): artinya pemberian Edukasi dan informasi yang
benar mengenai HIV, cara penularan, pencegahan dan
pengobatannya
 
KASUS

● KALA I
Kasus
Klien Tn. R usia 20 tahun, dengan diagnosa
Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak
mampuan menelan makanan
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

DS: DO:
-Klien mengatakan badan terasa letih dan lemas -Klien tampak lemah dan letih
-Klien mengatakan tidak ada nafsu makan sejak 2 bulan yang lalu -Berat badan klien turun 8 kg , saat sehat 51
-Klien mengatakan sakit tenggorokan nyeri menelan kg ,saat sakit 42 kg
- klien mengatakan nyeri tekan pada perut -Klien tampak kurus
-Klien tampak makan hanya 2 sendok saja
-Mulut klien tampak sariawan
TB : 160 cm
ANALISA DATA & DIAGNOSAKEPERAWATAN
NO DATA P PENYEBAB DIAGNOSA
KEPERAWATAN (P-E-S)
DS:
-Klien mengatakan badan terasa letih dan
lemas
 
-Klien mengatakan tidak ada nafsu
makan sejak 2 bulan yang lalu
 
-Klien mengatakan sakit
tenggorokan nyeri menelan
 
- klien mengatakan nyeri tekan pada perut
Ketidakmampuan menelan makanan (Defisit Nutrisi (D.0019/hal 56/SDKI)
 
DO:
-Klien tampak lemah dan letih
 
-Berat badan klien turun 8 kg , saat sehat
51 kg ,saat sakit 42 kg
 
-Klien tampak kurus
 
-Klien tampak makan hanya 2 sendok saja
 
-Mulut klien tampak sariawan
TB : 160 cm
•RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN KEPERAWATAN RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
Tujuan luaran adalah setelah dilakukan (I.03136/hal 358/SIKI)
Defisit Nutrisi tindakan 1x24 jam maka proses pasien tidak OBSERVASI
(D.0019/hal 56/SDKI) mempunyai kemampuan menelan dapat  Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
berkurang  Monitor adanya mual dan muntah
(L.03024/hal 68/SLKI)  Monitor jumlah kalori yang dikonsumsi sehari-
- keinginan makan (5) hari
- Asupan makanan (5)  Monitor berat badan
- energi untuk makan (5) TERAPEUTIK
- kemampuan merasakan makanan (5)  Berikan perawatan mulut sebelum pemberian
- kemampuan merasakan makanan (5) makanan,jika perlu
- kemampuan menikmati makanan (5)  Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi
- Asupan nutrisi(5) pasien (mis. Makanan dengan tekstur
- Stimulus untuk makan (5) halus,makanan yang diblender.
- kelaparan (5)  Hidangkan makanan secara menarik
 Berikan suplemen, jika perlu
 Berikan pujian pada pasien/keluarga untuk
peningkatan yang dcapai
EDUKASI
 Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi,
namun tetep terjangkau
 Jelaskan peningkatan asupan kalori yang
dibutuhkan .
•IMPLEMENTASI &EVALUASI

NO DIAGNOSA KEP IMPLEMENTASI TINDAKAN EVALUASI

Defisit Nutrisi  Mengidentifikasi kemungkinan BB kurang


(D.0019/hal 56/SDKI)  Memonitor adanya muntah dan mual S : klien mengatakan
 Memonitor jumlah kalori yang dikonsumsi sehari-hari Ketidakmampuan menelan
 Memonitor berat badan nyeri di bagian perut dan
 Memerikanperawatan mulut, jika perlu tenggorokan sudah
 Menyediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasienberkurang dan sud
(mis. Makanan dengan tekstur halus,makanan yangO : Ibu terlihat tidak nyeri
diblender. lagi, tenang, reliks, tidak
 Menghidangkan makanan secara menarik meringis, dan sudah mau
 Memberikan suplemen, jika perlu mengkonsumsi makanan
 Memberikan pujian pada pasien/keluarga untuk seperti biasa.
peningkatan yang dicapai A : masalah sudah
 Menjelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun teratasi
tetep terjangkau P: intervensi
 Menjelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan diberhentikan ini
KASUS

● KALA II
Kasus
Klien Tn. R usia 20 tahun, dengan diagnosa
Itolenransi aktivitas berhubunngan dengan
imobilitas
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
DS : DO :
 Klien mengatakan sulit untuk beraktivitas sendiri  Klien tampak susah beraktifitas
 Klien mengatakan badan terasa letih dan lemas jika beraktivitas  Klien tampak tidak bersemangat
 Klien tampak terbaring
 Klien tampak tidak mampu beraktivitas secara mandir
ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

No DATA PENYEBAB DIANOSA


KEPERAWATAN
1 DS : imobilitas Intolenransi aktivitas
 Klien mengatakan sulit untuk (D.0056/hal 128/SDKI)
beraktivitas sendiri
 Klien mengatakan badan terasa
letih dan lemas jika beraktivitas
DO :
 Klien tampak susah beraktifitas
 Klien tampak tidak bersemangat
 Klien tampak terbaring
 Klien tampak tidak mampu
beraktivitas secara mandiri
DIAGNOSA KEPERAWATN
Intolenrasi aktivitas b.d imobilitas
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI) TUJUAN KEPERAWATAN (SLKI) RENCANA INTERVENSI


KEPERAWATAN (SIKI)
Intolenransi aktivitas (D.0056/hal Diharapkan setelah dilakukan tindakan Observasi :
128/SDKI) keperawatan selamat 1 x 24 jam tingkat 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
keletihan menurun dengan kriteri hasil : yang mengakibatkan kelelahan
1. Verbalisasi kepulihan energi 2. Monitor kelelahan fisik dan
meningkat (5) emosional
2. Tenaga meningkat (5) 3. Monitor pola dan jam tidur
3. Kemampuan melakukan aktivitas 4. Monitor lokasi dan
rutin meningkat (5) ketidaknyamanan selama melakukan
4. Lesu menurun (5) aktivitas
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

) RENCANA INTERVENSI
KEPERAWATAN (SIKI)
Terapeutik :
Fasislitasi mengenali kondidi tubuh
yang membutuhkan layanan
keperawatan
Sediakan lingkungan yang nyaman
dan rendah stimulus (mis. Cahaya,
suara, dan kunjungan)
Lakukan latihan rentang gerak pasif /
aktif
Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
Edukasi :
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakuakn aktivitas secara
bertahap
Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

DIAGNOSA KEPERAWATAN WKT/HR/TGL/JA IMPLEMENTASI TINDAKAN EVALUASI


M
Intolenransi aktivitas Senin / 10 juni Observasi : S:
(D.0056/hal 128/SDKI) 2020 / 09.00 1. Mengidentifikasi gangguan Klien mengatakan sudah bisa
fungsi tubuh yang beraktivitas secara mandiri
mengakibatkan kelelahan namum terkadang juga masih
2. Memonitor kelelahan fisik dan membutuhkan bantuan orang
emosional lain
3. Memonitor pola dan jam tidur O:
4. Memonitor lokasi dan Klien terlihat masih tampak lesu
ketidaknyamanan selama dan lemas
melakukan aktivitas A:

kelelahan Masalah belum teratasi


P:
Intervensi dilanjutkan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

IMPLEMENTASI TINDAKAN

Terapeutik :
Memfasislitasi mengenali kondisi
tubuh yang membutuhkan
layanan keperawatan
Menyediakan lingkungan yang
nyaman dan rendah stimulus
(mis. Cahaya, suara, dan
kunjungan)
Melakukan latihan rentang gerak
pasif / aktif
Memberikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
Edukasi :
Menganjurkan tirah baring
Menganjurkan melakuakn
aktivitas secara bertahap
Mengajarkan strategi koping
untuk mengurangi kelelahan
KASUS

● KALA III
Kasus
Klien Tn. R usia 20 tahun, dengan diagnosanyeri
kronis berhubungan dengan imunitas
DATA FOKUS

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


DS : DO :
-Klienmengatakannyeritekanpadaperut -Klientampak meringismenahansakit
-Skalanyeri5-6
-Klienmengatakannyeripadapersendian,saat
-Nyeritekanpadaperut
beraktivitasdanistirahat
-Klienmengatakandadasakitjikabatuk
-Klienmengatakannyeridipersendian,
-
Klienmengatakannyerisaatberaktivitas,nyerijugadatangtibat
iba
-Klienmengatakannyeridipersendian
- Klienmeringis,skalanyeri5-
6,klienmengatakantidaknyamansaatnyeridatang
-Klienmengatakannyerihilangtimbul,
ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
No DATA PENYEBAB DIANOSA KEPERAWATAN
1 DS :
-Klienmengatakannyeritekanpadaperut

-Klienmengatakannyeripadapersendian,saat
beraktivitasdanistirahat
-Klienmengatakandadasakitjikabatuk
Gangguan imunitas (mis, neuropati Nyerikronis (D.0078/hal 174/SDKI)
-Klienmengatakannyeridipersendian,
HIV)
-
Klienmengatakannyerisaatberaktivitas,nyerijugadatangti
batiba
-Klienmengatakannyeridipersendian
- Klienmeringis,skalanyeri5-
6,klienmengatakantidaknyamansaatnyeridatang
-Klienmengatakannyerihilangtimbul,
DO:
-Klientampak meringismenahansakit
-Skalanyeri5-6
-Nyeritekanpadaperut
DIAGNOSA KEPERAWATN
Nyeri Kronis b.d Gangguan imunitas (mis, neuropati HIV)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI) TUJUAN KEPERAWATAN (SLKI) RENCANA INTERVENSI


KEPERAWATAN (SIKI)
) Diharapkan setelah dilakukan Observasi :
Nyerikronis (D.0078/hal 174/SDKI)
tindakan keperawatan selamat 1 x 24 Identifikasi lokasi, Karakteristik,
jam tingkat Nyeri menurun dengan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
kriteri hasil : nyeri
Keluhan Nyeri menurun (5) Identifikasi skala nyeri
Meringis menurun (5) Identifikasi respons nyeri non verbal
Gelisah menurun (5) Identifikasi faktor yang memperberat
Kesulitan tidur menurun (5) dan memper-ringan nyeri
(L.08066/hal 145/SLKI)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

RENCANA INTERVENSI
KEPERAWATAN (SIKI)
Terapeutik :
Berikanteknik Nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri, misalnya :terapi pijat
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri , misalnya : kebisingan
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan Jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi :
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan Strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

DIAGNOSA KEPERAWATAN WKT/HR/TGL/JA IMPLEMENTASI TINDAKAN EVALUASI


M
Observasi : S:
) Nyerikronis (D.0078/hal Senin / 10 juni Mengidentifiksi lokasi,Karakteristik,
Klien mengatakan masih
durasi,frekuensi, kualitas, intensitas
174/SDKI) 2020 / 12.00 merasa nyeri dan masih
nyeri
Mengidentifiksi skala nyeri merintih kesakitan
Mengidentifikasi respons nyeri non O:
verbal Klien masih terlihat
Mengidentifiksi faktor yang meringismenahansakit
memperberat dan memper-ringan nyeri  
Terapeutik :
Memberikanteknik Nonfarmakologis
A:
untuk mengurangi rasa nyeri, Masalah belum teratasi
misalnya :terapi pijat P:
Mengontrol lingkungan yang Intervensi dilanjutkan
memperberat rasa nyeri , misalnya :
kebisingan
Memfasilitasi istirahat dan tidur
Mempertimbangkan Jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
IMPLEMENTASI TINDAKAN

Edukasi :
Menjelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
Menjelaskan Strategi meredakan
nyeri
Menganjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Menganjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
TERIMAKASIH
STAY SAFE

Anda mungkin juga menyukai