Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MAKALAH KELOMPOK

SATUAN ACARA PENYULUHAN


GERMAS TIDAK MEROKOK

Nama Kelompok 3:
Yuyun Bella Ria (17031047)
Alva Dera (17031059)
Alfiatun Wahidah (17031066)
Riski Rido Ramadani (17031069)
Apriliana Afghani (17031080)

Program Studi Sarjana Keperawatan


STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Pekanbaru
2020

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
STIKes HANG TUAH PEKANBARU
T.A 2019/2020

Materi : penyuluhan bahaya rokok (program GERMAS)


Pokok Pembahasan : pengertian dan kandungan rokok, penyakit akibat rokok, cara berhenti
merokok.
Waktu Pertemuan : Senin, 23 Maret 2020
Tempat : Balai Desa kepayang
Sasaran : Masyarakat

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan
untuk hidup sehat. Saat ini indonesia tengah mengalami perubahan penyakit yang sering
disebut transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan
akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, diabetes, dan lan-lain.
Dampak meningkatnya kejadian PTM adalah meningkatnya pembiayaan dipelayanan
kesehatan yang harus dianggung oleh masyarakat dan pemerintah. Menurunnya
produktivitas masyarakat, menurunnya daya saing negara yang pada akhirnya akan
mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat sendiri. Derajat kesehatan masyarat
tersebut dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu perilaku, llingkungan, pelayanan kesehatan dan
keturunan. Untuk perbaikan lingkunagn dan perubahan perilaku kearah yang sehat perlu
dilakukan secara sistematis dan terencana sehingga GERAKAN MASYARAKAT HIDUP
SEHAT (GERMAS) menjadi pilihan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang lebih baik (KeMenkes RI, 2016)
Germas merupakan suatu tindakan yang sistematis dan terencana dilakukan secara
bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan
kemampuan berperilaku sehat dalam meningkatkan kulitas hidup. Germas merupakan
gerakan nasional yang diprakarsai oleh presiden RI yang mengedepankan upaya promotif
dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif rehabilitative dengan melibatkan
seluruh komponen bangsa anatara lain dimulai dari individu, keluarga, masyarakat,
akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi profesi. Germas
mengajak masyarakat untuk membudidayakan hidup sehat, agar mampu mengubah

2
kebiasaan atau perilaku tidak sehat. Germas diharapkan dapat meningkatkan partisipasi
dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan produktivitas masyarakat,
dan mengurangi beban biaya kesehatan. Germas meliputi kegiatan: melakukan aktifitas
fisik, mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol,
memeriksa kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan, dan menggunakan jamban
(KeMenkes, 2016).
Berdasarkan data Riskesdas 2007 & Riskesdas 2013, ada sejumlah faktor resiko
prilaku kesehatan yang terjadi, yakni, kurangnya aktivitas fisik (26,1%), prilaku merokok
sejak usia dini (36,3%), penduduk diatas 10 tahun kurang menkonsumsi buah dan sayur
(93,5%), penduduk diatas 10 tahun minum minuman berakohol (4,6%).
Saat ini indonesia menghadapi ancaman serius akibat meningkatnya jumla
hperokok, riskesdas 2008 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prevelensi merokok
penduduk usia 18 tahun dari 7,2 % menjadi 9,1 %. Kajian badan Litbangkes tahun 2105
menunjukkan indonesia menyumbang lebih dari 230.000 kematian akibat komsumsi
rokok setiap tahunnya. Globocan 2018 menyatakan, dari total kematian akibat kanker di
indonesia, kanker paru menempati urutan pertama penyebab kematian yaitu sebesar
12,6% (Kemenkes, 2019).
Sebuah penelitian ilmiah menggungkapkan bahwa kebiasaan merokok merupakan
penyebab utama yang merusak kesehatan manusia dan menyebabkan kematian din. Data
statistic menggambarkan bahwa 90% kematian yang disebabkan karena gangguan
pernafasan, 25% kematian yang disebabkan karena penyakit jantung coroner, dan 75%
kematian yang disebabkan karena penyakit emphysema. Sebuah penelitian telah
menggunggkapkan bahwa infeksi pada lambung ataupun usus dua belas banyak dialami
oleh para perokok aktif. Selain itu, para perokok aktif pun rentan terhadap penyakit
kanker pada kandung kemih, organ reproduksi dan juga pada mulut dan tenggorokannya
(Husaini, 2006).
Konsumsi rokok membunuh 1 orang setiap 10 menit (WHO, 2002). Penyebab
kematian satu dari dua orang perokok disebabkan ole penyakit yang berhubungan dengan
konsumsi rokok (Global Smoke Free Partnership, 2009). Konsumsi rokok di Indonesia
telah sampai situasi yang mengkhawatirkan. Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari
tahun ke tahun dan saat ini Indonesia merupakan Negara nomor 3 dengan jumlah perokok
tertinggi di dunia setelah Cina dan India. Oleh sebab itu, upaya pengendalian dampak

3
konsumsi rokok di Indonesia harus dilaksanakan secara komprehensif sebagai tanggung
jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
Upaya pengendalian dampak konsumsi rokok bagi kesehatan di Indonesia, saat ini
memiliki kekuatan berupa Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
Peraturan Pemerintah omor 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang
Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan serta Peraturan
Menteri Kesehatan nomor 28 Tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan
Informasi Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau. Selain itu kebijakan dalam
penyediaan dana bagi pengendalian tembakau yang diamanatkan dalam Undang-Undang
nomor 39 tahun 2007 tentang cukai dan pengaturan pajak rokok yang tertuang di Undang-
Undang nomor 28 tahun 2009 tentang pakjak daerah dan retribusi daerah.
Berdasarkan upaya-upaya pengendalian yang dilakukan, ada beberapa capaian
yang didapatkan pemerintah diantaranya:
1. Pada tahun 2009-2014, dilahirkannya kebijakan publik dan regulasi: ditetapkannya
kebijakan yang melindungi masyarakat dari ancaman bahaya rokok; Indonesia
menjadi anggota Conference of the Parties FCTC; dan pelaksanaan proses legislasi
PERDA/kebijakan KTR di seluruh wilayah.
2. Pada tahun 2015-2019, dilaksanakannya berbagai kebijakan public dan produk
perundang-undangan disertai penerapan sanksi hukum, untuk mencapai: penurunan
prevalensi perokok sebesar 1% pertahun; penurunan perokok pemula sebesar 1%
pertahun.
3. Pada tahun 2020-2024, keberlanjutan kebijakan untuk mencapai: penurunan
prevalensi perokok 10% pada tahun 2024 dibanding prevalensi perokok pada tahun
2013; perubahan norma social terhadap kebiasaan merokok; penurunan prevalensi
mortalitas 10% 4 penyakit tidak menular sebesar (Penyakit jantung dan pembuluh
darah, kanker, diabetes, dan penyakit paru obstrusi kronis). (Nafsiah Mboi, 2013)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Peserta mengetahui dan memahami bahaya rokok.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan sekitar ± 1 jam diharapkan:
a. masyarakat mengetahui pengertian rokok.

4
b. masyarakat mengetahui bahaya rokok.
c. masyarakat mengetahui cara berhenti merokok.
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Media
1. Infocus
2. Laptop
3. Power point, poster/banner
E. Waktu dan Tempat
Waktu : Jam 09.00-10.00/ 1 jam
Tempat : Balai Desa kepayang
F. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Ns. Abdurrahman Hamid, M.Kep, Sp.Kep.Kom
1. Leader : Yuyun Bella Ria
2. Co.Leader : Apriliana Afghani
3. Fasilitator : Alfiatun Wahidah, Alva Dera
4. Observer : Riski Ridho Ramadhani

G. Uraian Tugas
1. Leader
a. Mengatur jalannya selama acara berlangsung
b. Membuka acara
c. Memperkenalkan mahasiswa
d. Menjelaskan tujuan dan topik yang disampaikan
e. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
f. Mengatur jalannya diskusi
g. Menyajikan isi materi yang sudah disiapkan
h. Menjawab pertanyaan audience
2. Co.Leader
a. Mengatur jalannya selama acara berlangsung
b. Membuka acara
c. Memperkenalkan mahasiswa

5
d. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan
e. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
f. Mengatur jalannya diskusi
g. Menggantikan tugas leader jika tidak ditempat
3. Fasilitator
a. Memberikan motivasi kepada audience untuk aktif
b. Memfasilitasi audience untuk berinteraksi/bertanya
c. Memfasilitasi selama kegiatan berlangsung
4. Observer
a. Mencatat jalannya acara dan hasil acara dan pertanhaan audience
b. Mengobservasi jalanya penyuluhan
c. Mengamati penyuluhan kesehatan
d. Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan kesehatan
e. Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan
H. Setting tempat

= Observer

= fasilitator

= leader

= Moderator

= Audiens

= Infocus

I. Kegiatan penyuluahan

6
NO Waktu Kegiatan Penyuluahan Kegiatan Peserta
1 5 Menit Persiapan: Ruangan, alat-alat dan
a. Menyiapkan ruangan peserta sudah siap.
b. Menyiapkan alat
c. Memyiapkan peserta

2 5 Menit Pembukaan :
a. moderator memberikan a. audien mendengarkan
salam moderator
b. moderator
memperkenalkan anggota
penyuluhan.
c. moderator menjelaskan
topik penyuluhan
d. moderator menjelaskan
tujuan penyuluhan

3 45 Menit Kegiatan:
a. leader menggali a. audiens mengemukakan
pengetahuan audiens, pendapat.
mengenai rokok
b. leader memberikan b. audien tampak
reinforcement positif bersemangat
c. leader memberikan c. audien mendengarkan
materi mengenai dan memperhatikan
bahaya rokok dan cara
berhenti merokok . d. audiens memahami
f. leader mengevaluasi bahaya merokok dan
pengetahuan audiens cara berhenti merokok
mengenai materi yang di e. audien mendengarkan
sampaikan. dan memperhatikan.
g. leader memberikan f. audien mengemukakan
reinforcemmen positif. pendapat.
g. audien terlihat
7
bersemangat.
4 5 Menit Penutup :
a. leader/moderator a. audiens mendengarkan
menyimpulkan hasil dan memperhatikan.
penyuluhan dan proses b. audiens menjawab
belajar. salam.
b. leader/moderator
mengucapkan salam

J. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. kondisi lingkungan tenang dan tentram, dilakukan di tempat tertutup sehingga
memungkinkan masyarakat berkonsentrasi dalam kegiatan yang dilakukan.
b. tempat balai desa
c. masyarakat setempat sepakat mengikuti kegiatan.
d. alat-alat yang digunakan dalam kondisi baik.
e. leader, Co-leader, fasilitator dan observer berperan sesuai perannya dan berjalan
semestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Leader menjalankan tugasnya sesuai yang dirancang dan dapat mengkondisikan
masyarkat dalam kegiatan penyuluhan dan mampu memimpin acara.
b. Co-leader mampu menyampaikan penyuluhan dan mengkoordinir masyarakat.
c. Fasilitator mampu memotivasi dan menuntun masyarakat dalam kegiatan, dan
mampu membantu leader melaksanakan kegiatan dan mengantisipasi terhadap
permasalahan jika terjadi.
d. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok dan
berperan mengevaluator dikelompok.
e. Peserta ikut aktif dalam kegiatan dari awal hingga akhir.
3. Evaluasi Hasil
a. masyarakat mengetahui program Germas.
b. masyarakat mengetahui bahaya merokok.
c. masyarakat mengetahui cara berhenti merokok.
K. Materi penyuluhan
1. Pengertian GERMAS

8
Germas merupakan suatu tindakan yang sistematis dan terencana dilakukan
secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan
dan kemampuan berperilaku sehat dalam meningkatkan kulitas hidup. Germas
merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh presiden RI yang mengedepankan
upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif rehabilitative
dengan melibatkan seluruh komponen bangsa anatara lain dimulai dari individu,
keluarga, masyarakat, akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan
organisasi profesi. Germas mengajak masyarakat untuk membudidayakan hidup
sehat, agar mampu mengubah kebiasaan atau perilaku tidak sehat (KeMenkes, 2016).
2. Pengertian Rokok dan kandungan Rokok/Tembakau
Rokok adalah silinder kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
diameter sekitar 10 mm berisi daun-daun tembakau kering yang telah dicacah. Rokok
dibakar pada ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dhirup lewat mulut.
Rokok adalah hasil produksi yang berbentuk silinder yang dikonsumsi oleh
masyarakat untuk dihirup asapnya. Rokok merupakan hasil olahan tembakau yang
terbungkus. Rokok dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Rokok elekrik dan rokok
nonelektrik. Rokok berdasarkan bahan pembungkus ada Klobot, Kawung, Sigaret, dan
Cerutu. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi ada rokok putih, rokok kretek, dan
rokok klembak. Rokok berdasarkan proses pembuatannya terdapat Sigaret Kretek
Tangan (SKT) dan Sigaret Kretek Mesin (SKM). Rokok berdasarkan penggunaan
filter disuguhkan dalam bentuk Rokok Filter (RF) dan Rokok Non Filter (Aji, A.,
Maulinda, L., & Amin, S. 2017).

Produk tembakau yang dihisap termasuk melalui pipa, mengandung lebih dari
7000 bahan kimia, termasuk setidaknya 250 bahan kimia yang diketahui beracun atau
menyebabkan kanker. Penggunaan tembakau tanpa asap dapat menimbulkan
permasalahan kesehatan serius—yang terkadang mematikan. Paparan asap rokok
orang lain juga menimbulkan dampak kesehatan yang buruk termasuk kematian.
Produk-produk tembakau baru mengandung bahan kimia yang sama dengan produk
tembakau tradisional dan membahayakan kesehatan. Perokok jangka panjang
kehilangan setidaknya 10 tahun kehidupan mereka. Di tingkat global, lebih dari
22,000 orang meninggal dunia karena penggunaan tembakau atau terpapar asap rokok

9
setiap harinya—satu orang dalam 4 detik setiap harinya. Penggunaan tembakau
memengaruhi hampir semua organ tubuh manusia (WHO,2019).
Kandungan-kandungan zat yang ada dalam puntung rokok itu antara lain:
a. Nikotin
Nikotin bersifat racun bagi saraf dan dapat membuat seseorang menjadi rileks dan
tenang, serta dapat menyebabkan kegemukan sehingga dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah. Efeknya adalah ketagihan bagi perokok. Kadar
nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah dapat membuat
seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran
memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia kadar nikotin
mencapai 17 mg per batang.
b. Timah Hitam (Pb)
Kandungan timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebesar 0,5 μg,
sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20
μg per hari. Jika seorang perokok aktif mengisap rokok rata-rata 10 batang perhari,
berarti orang tersebut sudah menghisap timah lebih diatas ambang batas, diluar
kandungan timah lain seperti udara yang dihisap setiap hari, makanan dan lain
sebagainya.
c. Gas Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna,
yang tidak berbau. Karbon monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk
berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin
ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh,
tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut
tempatnya disisi hemoglobin. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang
dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4–15 persen.
d. Tar
Tar adalah zat yang bersifat karsinogen, sehingga dapat menyebabkan iritasi
dan kanker pada saluran pernapasan bagi seorang perokok. Pada saat rokok dihisap,
tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi
padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran
pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang
rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24–45 mg. Tar ini terdiri dari lebih

10
dari 4000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia di antaranya bersifat
karsinogenik (Aji, A., Maulinda, L., & Amin, S. 2017).
3. Penyakit akibat rokok/tembakau
a. Serangan Jantung, Stroke Dan Penyakit Kardiovaskular Lainnya.
Hampir satu dari tiga kematian di seluruh dunia disebabkan oleh penyakit
kardiovaskular. Penggunaan tembakau dan keterpaparan terhadap asap rokok orang
lain merupakan penyebab utama yang menyebabkan 3 juta kematian akibat
kardiovaskular di tingkat global setiap harinya. Perokok memiliki risiko terkena
stroke dua kali lebih tinggi dan risiko terkena penyakit jantung empat kali lebih
tinggi. Merokok merusak pembuluh arteri jantung, menyebabkan timbulkan plak
dan sumbatan darah, karenanya membuat aliran darah tidak lancar dan pada
akhirnya menimbulkan serangan jantung dan stroke . Aliran darah yang tidak
lancar, bila tidak tertangani dapat menyebabkan gangrene (matinya jaringan tubuh)
dan amputasi pada daerah yang terkena. Stroke, seperti penyakit jantung, memiliki
risiko kematian yang tinggi, dan para penyintas stroke dapat mengalami kondisi
disabilitas yang membahayakan misalnya kelumpuhan atau kehilangan kemampuan
melihat atau bicara. Merokok berbahaya, apapun frekuensinya. Mereka yang
merokok hanya satu batang rokok per hari sudah memiliki setengah kemungkinan
mengalami penyakit jantung dan stroke dari mereka yang merokok 20 batang per
hari. Namun bukan hanya merokok dan paparan asap rokok orang lain yang
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Penggunaan produk tembakau tak
berasap juga meningkatkan risiko kematian karena serangan jantung atau stroke
(WHO,2019).

b. Kanker Mulut Dan Penyakit Mulut Lainnya


Penggunaan tembakau (baik yang diisap maupun yang tanpa asap)
bertanggungjawab pada tingginya beban penyakit mulut. Keduanya diketahui
menyebabkan kanker mulut. Di banyak negara, kemungkinan selamat setelah
diagnosis kanker mulut lebih dari lima tahun sangat rendah. Mereka yang selamat
dari kanker mulut biasanya mengalami disfigurasi wajah dan kehilangan
kemampuan berbicara, menelan ataupun mengunyah. Penggunaan tembakau juga
meningkatkan penyakit periodontal, penyakit peradangan kronis yang membuat
gusi memburuk dan menghancurkan tulang rahang, dan akhirnya menanggalkan

11
gigi. Merokok dan penggunaan produk-produk tembakau tanpa asap akan membuat
kondisi kimiawi mulut terganggu, menimbulkan plak berlebih dan membuat gigi
menguning, dan menyebabkan bau mulut (WHO,2019).
c. Kanker Tenggorokan
Merokok dan penggunaan produk tembakau tanpa asap meningkatkan risiko
kanker kepala dan leher, termasuk kanker di bibir, tenggorokan dan oesofagus.
Operasi pengangkatan laring yang mengalami kanker memunculkan kemungkinan
tracheostomy, dibuatnya lubang di leher dan pipa angin yang membantu pasien
bernafas. Radiasi dan kemoterapi untuk kanker tenggorokan menimbulkan efek
yang merusak dan amat melumpuhkan, termasuk hilangnya kemampuan mengecap
rasa, menurunkan produksi saliva dan meningkatkan mucus tenggorokan,
menjadikannya sangat sakit dan sulit untuk makan (WHO,2019)..
d. Kanker Lainnya
Penggunaan tembakau juga diketahui menyebabkan timbulnya lebih dari 10
jenis kanker. Dengan setiap embusan rokok, racun dan karsinogen masuk ke dalam
tubuh. Dari banyak jenis bahan kimia yang ada dari rokok tembakau setidaknya 70
diantaranya menyebabkan kanker. Perokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami
acute myeloid leukaemia; kanker nasal dan rongga sinus paranasal, kolorektal,
ginjal, hati, pankreas, perut atau ovarium, dan kanker pada saluran urin bawah
(termasuk kandung kemih, ureter dan renal pelvis). Studi terkini juga menunjukkan
hubungan antara merokok dan semakin meningkatnya risiko kanker payudara,
terutama di kalangan perokok berat dan perempuan yang mulai merokok sebelum
kehamilan pertama mereka. Merokok juga diketahui meningkatkan risiko kanker
serviks pada perempuan yang terinfeksi human papillomavirus. Risiko kanker ini
biasanya meningkat seiring dengan semakin intensif dan tinggi durasi merokok,
karena paparan terhadap racun dan karsinogen. Tembakau tanpa asap berisi 28
karsinogen yang menimbulkan kanker rongga mulut, oesofagus dan pankreas.
Melanjutkan kebiasaan merokok setelah diagnosis kanker akan semakin
memperburuk prognosis penyakit, karena racun dalam asap tembakau dapat
memengaruhi kondisi biologis sel, yang menimbulkan pertumbuhan tumor lagi,
menggangu keefektifan obat anti kanker, dan meningkatkan komplikasi yang
berhubungan dengan perawatan (WHO,2019).
e. Kematian Janin

12
Penggunaan tembakau dan paparan asap rokok orang lain saat kehamilan
meningkatkan risiko kematian janin. Perempuan yang merokok atau terpapar asap
rokok saat kehamilan memiliki risiko keguguran yang semakin tinggi. Lahir mati
(kondisi bayi yang meninggal dalam kandungan) juga semakin sering terjadi karena
janin kekurangan oksigen dan abnormalitas plasenta yang diakibatkan oleh karbon
monoksida dalam rokok tembakau dan nikotin dalam rokok tembakau dan
tembakau tak berasap. Perokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami kehamilan
ektopik, komplikasi yang mungkin mematikan bagi ibu dimana ovum yang sudah
dibuahi merekat di luar rahim. Karenanya upaya berhenti merokok dan
perlindungan dari paparan asap rokok orang lain penting bagi perempuan pada usia
produktif yang berencana untuk hamil dan saat pada saat kehamilan (WHO,2019)..
f. Pertumbuhan Janin lambat, BBLR Dan Lahir Prematur.
Menggunakan tembakau dalam bentuk apapun serta paparan asap rokok
orang lain saat kehamilan akan berdampak buruk pada perkembangan seorang
anak. Bayi yang lahir dari perempuan yang merokok, menggunakan tembakau
tanpa asap, atau terpapar asap rokok orang lain saat kehamilan memiliki risiko yang
lebih tinggi melahirkan bayi secara prematur dan berat lahir yang rendah. Anak-
anak yang lahir prematur dan memiliki berat lahir yang rendah dapat mengalami
komplikasi kesehatan jangka panjang, termasuk penyakit kronis pada masa dewasa
(WHO,2019).
4. Cara dan Langkah Berhenti Merokok
Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
(P2PL) tahun 2015 dalam artikel Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama,
Sp.P, MARS, DTM&H, DTCE menyampaikan Langkah-langkah berhenti merokok
yaitu :
Cara 1: Berhenti seketika.
Hari ini anda merokok besok anda berhenti sama sekali. Untuk kebanyakan orang,
cara ini paling berhasil
Cara 2: Kurangi Secara Bertahap
Jumlah rokok yang dihisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur dengan
jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari yang ditetapkan. Misalnya hari pertama
berhenti merokok, menghabiskan 10 batang, hari ke-2 atau ke-3 turun jadi 8 batang,
dan seterusnya. Untuk cara ke-2 ini harus ditentukan pola penurunannya dan tanggal

13
berapa berhenti  merokok menjadi 0 batang. Tanggal itu harus diberitahukan pada
keluarga, kerabat, atau teman agar mereka dapat membantu mengingatkan.
Tips Berhenti Merokok
1. Motivasi, yakni bulatkan tekad untuk berhenti merokok.
2. Berhenti merokok seketika atau total, atau melakukan pengurangan jumlah rokok yang
dihisap secara bertahap.
3. Kenali waktu dan situasi dimana anda paling sering merokok.
4. Tahan keinginan merokok dengan menundanya.
5. Berolahraga secara teratur.
6. Minta dukungan dari keluarga dan sahabat.
7. Konsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan.
Ketika anda behenti merokok, berikut manfaat kesehatan yang akan anda dapatkan.
1. 20 menit berhenti merokok, tekanan darah, denyut jantung, dan aliran darah tepi
membaik.
2. 12 jam berhenti merokok, hampir semua nikotin dalam tubuh sudah
dimetabolisme, tingkat CO di dalam darah menjadi normal.
3. 24-48 jam berhenti merokok, nikotin mulai tereliminasi dari tubuh, fungsi
pengecapan dan penciuman mulai membaik, serta sistem kardiovaskular
meningkat baik. 5 hari berhenti merokok, sebagian besar metabolit dalam tubuh
sudah hilang, fungsi perasa atau pengecap, dan pencium jauh lebih baik, sistem
kardiovaskular terus meningkat baik.
4. 2-6 minggu berhenti merokok, risiko infeksi pada luka setelah pembedahan
berkurang secara bermakna, fungsi silia saluran napas dan fungsi paru membaik.
Napas pendek dan batuk-batuk berkurang. 1 tahun berhenti merokok, risiko
penyakit jantung koroner menurun setengahnya dibandingkan dengan orang yang
tetap merokok.
5. 5 tahun berhenti merokok, risiko stroke menurun pada level yang sama seperti
orang yang tidak pernah merokok. 10 tahun tidak merokok, risiko kanker paru
berkurang setengahnya.
6. 15 tahun berhenti merokok, semua penyebab mortalitas dan risiko penyakit
jantung koroner menurun pada level yang sama seperti orang yang tidak pernah
merokok. Tunggu apa lagi, berhenti merokok atau nyawa anda yang dihentikan
rokok. (Aditama, 2015)

14
C. Setting Tempat

Layar infokus

Co-leader leader

masyarakat fasilitator masyarakat masyarakat

observer

OBSERVASI

pelaksanaan

Komponen tercapai Tidak


tercapai

Evaluasi Struktur
1. kondisi lingkungan tenang, bersih dan dilakukan ditempat
yang teduh dan nyaman memungkinkan audiens mengikuti
dengan baik.
2. Posisi tempat di atas kursi.
3. Audien sepakat mengikuti kegiatan
4. Alat yang digunakan dalam kondisi baik. Leader ,Co-
Leader,fasilitator, dan observer, berperan sebagaimana
semesti..
Evaluasi Proses
1. Leader dapat mengkoordinasikan kegiatan.penyuluhan dari
awal hingga akhir.
2. Leader mampu memimpin kegiatan penyuluhan.
3. Co-Leader membantu mengkoordinasi jalannya kegiatan.
4. Fasilitator mampu memotivasi audience untuk bertanya dalam
kegiatan penyuluhan.
5. Fasilitator membantu leader bertanggung jawab atas jalannya
kegiatan penyuluhan.
6.Observer sebagai pengamatan untuk melaporkan hasil
pengamatan kepada kelompok sebagai evaluator kelompok.

15
7. Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal hingga akhir.
Evalusi Hasil

1. Audience dapat meningkatkan pengetahuannya.


2. Audience terlihat lebih rileks dan antusias.
3. audience akan kooperatif terhadap materi yang disampaikan.
4. Audience mampu menyampaikan pertanyaan yang tidak
diketahuan.
5. Audience mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
presentator atau moderator tentang materi penyuluhan.

CATATAN :

DAFTAR PUSTAKA
Australian Government Department of Health, Convention Secretariat WHO Framework
Convention on Tobacco Control, WHO/NMH/PND/19. World Health Organization
2019. Bahasa translation by WHO Country Office of Indonesia.
Husaini, Aiman. 2006. Tobat Mrokok: Rahasia & Cara Empatik Berhenti Merokok. Depok:
Pustaka Iiman
https://www.kemkes.go.id/article/view/19071100001/htts-2019-jangan-biarkan-rokok-
merenggut- napas-kita.html.
http://www.dpr.go.id/doksetjen/dokumen/minangwan-seminar-FTCT-Tembakau-
Kepentingan-Siapa-1432264160.pdf
KEMENKES. 2017.GERMAS-Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Diakses tanggal 22 maret
2020. https://promkes.kemenkes.go.id/germas.

16
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016, Germas Wujudkan Indonesia Sehat,
Artikel, Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016, Buku panduan GERMAS (Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat). Ebook.
Tawbariah L (2014). Hubungan Konsumsi Rokok dengan Perubahan Tekanan Darah pada
Masyarakat di Pula Pasaran Kelurahan Kota Karangan Teluk Betung Timur Bandar
Lampung. Lampung: Universitas Lampung. Vol 3 No 6 (2014).
Aji, A., Maulinda, L., & Amin, S. (2017). Isolasi Nikotin Dari Puntung Rokok Sebagai
Insektis. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 4(1), 100 -120.

17

Anda mungkin juga menyukai