Contoh perbandingan dapat dilakukan dengan menggunakan data
hasil pengkajian komunitas dan membandingkannya dengan data lain yang sama yang merupakan standar yang ditetapkan untuk suatu wilayah kabupaten/kota, atau provinsi atau nasional. Misalnya terkait dengan angka kematian bayi/ IMRdisuatu wilayah dibandingkan IMR standar pada tingkat kabupaten/kota. 4) Membuat kesimpulan. Setelah data yang dikumpulkan dan dibuat kategori, ringkasan dan dibandingkan, maka tahap akhir adalah membuat kesimpulan secara logismdari peristiwa yang kemudian dibuatkan pernyataan penegakan diagnosis keperawatan komunitas. Contoh analisis data Kategori data Ringkasan laporan kesimpulan Vital statistik Angka kemtaian Bayi/IMR 42/1000 kelahiran hidup Angka kematian bayi Desa A 38/1000 kelahiran hidup Didesa A lebih tinggi dari Desa B 34/1000 kelahiran hidup Didesa B dan kabupaten Kabupaten mekar mekar Penyebab kematian Penyakit jantung 23,2 % Penyebab kematian paling Desa A Tuberkolosis 25,3 % besar adalah tuberkolosis Kanker 18,2 % dan kanker didesa B Desa B Tuberkolosis 28,3% Peyakit jantung 22,3% Kanker 24,2% Kabupaten mekar Tuberkolosis 20,3% Penyakit jantung 24% Kanker 12,5%
3.5.2 Diagnosis Keperawatan Komunitas
Sesuai hasil Munas IPKKI II di Yogyakarta ditetapkan formulasi diagnosis keperawatan menggunakan ketentuan Diagnosis Keperawatan NANDA (2015-2017) dan ICNP Formulasi diagnosis tersebut digunakan tanpa menuliskan etiologi. Penulisan tersebut sesuai dengan label diagnosissesuai dengan NANDA (2015-2017) mencakup diagnosis aktual, promosi kesehatan/ sejahtera atau risiko. Sasaran Domain Kelas Kode Rumusan dignosis keperawatan komunitas Domain 1 : Kelas 1: 00168 Gaya hidup monoton Promosi Kesadaran kesehatan kesehatan (NANDA) Kelas 2 : 00257 Sindrom kelemahan lansia Menajemen 00231 Resiko sindrom kelemahan lansia kesehatan 00188 Defisiensi kesehatan komunitas 00099 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan 00078 Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri 00162 Kesiapan meningkakan manajemen kesehatan diri 00080 Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga Manajemen 10029684 Krisis kesehatan akut perawatan (ICNP) Promosi 10023452 Kemampuan mempertahankan performa kesehatan kesehatan (INCP) 10022234 Penyalahgunaan alkohol 10022425 Penyalahgunaan obat-obatan 10028187 Perilaku seksual efektif 10022592 Ketidakmampuan manajemen regimen diet Ketidakmampuan manajemen regimen 10022603 latihan Ketidakmampuan mempertahankan 10000918 kesehatan Defisit pengetahuan tentang latihan 10022585 Kurang pengetahuan tentang regimen diet 10021939 Kurang pengetahuan tentang perilaku 10029991 seksual 10022140 Ketidaksiapan meningkatkan keamanan 10001274 Masalah perilaku seksual 10032355 Resiko cedera lingkungan 10022247 Penyalahgunaan rokok
Manajemen 10029286 Kurang pengetahuan tentang penyakit
perawatan jangka panjang (INCP) Manajemen 10029744 Kekerasan pada anak resiko (INCP) 10029825 Kekerasan lansia 10029856 Keamanan lingkungan yang efektif 10032289 Resiko kekerasan 10032301 Resiko kekerasan anak 10033489 Resiko pengabaian anak 10032340 Resiko kekerasan lansia 10033489 Resiko pengabaian lansia 10015122 Resiko jatuh 10033436 Resiko pengabaian
3.5.3 Perencanaan Keperawatan Konunitas
Perencanaan yang disusun dalam keperawatan kesehatan komunitas berorentasi pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, dan manajemen krisis. Dalam menyusun perencanaan keperawatan kesehatan komunitas melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Menetapkan Prioritas Penetapan prioritas masalah perlu melibatkan masyarakat/ komunitas dalam suatu pertemuan musyawarah masyarakat. Masyarakat/komunitas akan memprioritaskan masalah yang ada dengan bimbingan atau arahan kesehatan komunitas. Perawat dalam menentukan prioritas Perawat masalah menmperhatikan enam kriteria yaitu: 1) Kesadaran masyarakat akan masalah. 2) Motivasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah. 3) Kemampuan perawat dalam memengaruhi penyelesaian masalah. 4) Ketersediaan ahli/pihak terkait terhadap solusi masalah. 5) Beratnya konsekuensi jika masalah tidak terselesaikan 6) Mempercepat penyelesaikan masalah dengan resolusi yang dapat dicapai (Stanhope & Lancaster, 2016). b. Menetapkan Sasaran (Goal) Setelah menetapkan prioritas masalah kesehatan, langkah selanjutnya adalah menetapkan sasaran. Sasaran merupakan hasil yang diharapkan. Dalam pelayanan kesehatan sasaran adalah pernyataan situasi ke depan, kondisi atau status jangka panjang dan belum bisa diukur. Berikut ini adalah contoh dari penulisan sasaran: 1) Meningkatkan cakupan imunisasi pada bayi. 2) Memperbaiki komunikasi antara orang tua dan guru. 3) Meningkatkan proporsi individu yang memiliki tekanan darah. 4) Menurunkan kejadian penyakit kardiovaskuler. c. Menetapkan Tujuan (Objective) Tujuan adalah pernyataan hasil yang diharapkan dan dapat diukur, dibatasi waktu berorentasi pada kegiatan. Berikut ini merupakan karakteristik dalam penulisan tujuan: 1) Menggunakan kata kerja 2) Menggambarkan tingkah laku akhir, kualitas penampilan, kuantitas penampilan, bagaimana penampilan diukur. 3) Berhubungan dengan sasaran (goal) 4) Adanya batasan waktu. Penulisan tujuan mengacu pada Nursing Outcomne Classification (NOC). d. Menetapkan Rencana Intervensi Dalam menetapkan rencana intervensi keperawatan kesehatan komunitas, maka harus mencakup: 1) Hal apa yang akan dilakukan 2) Waktu atau kapan melakukannya: 3) Jumlah 4) Target atau siapa yang menjadi sasaran, 5) Tempat atau lokasi. Hal yang perlu diperhatikan saat menetapkan rencana intervensi meliputi: 1) Program permerintah terkait dengan masalah kesehatan yang ada 2) Kondisi atau situasi yang ada 3) Sumber daya yang ada di dalam dan di luar komunitas yang dapat dimanfaatkan 4) program yang lalu yang pernah dijalankan 5) Menekankan pada perberdayaan masyarakat 6) Penggunaan teknologi tepat guna 7) Mengedepankan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratatif rehabilitatif. Penyusuan rencana keperawatan komunitas menggunakan integrasi NIC.