Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

UPAYA BERHENTI MEROKOK DI UPTD PUSKESMAS PONCOL

Disusun Oleh :

Anggita Novia W

Esti Ayu A

Eka Lutfiana

Tita Deffania

Nabila Sintya Putri

Rizki Dwi Mentari

Novisa Ismi

Noval Afninda

Rika

Siti Nur Aisyah

Vivanni Friprilka

PROGRAM STUDI PROFESI

NERSSTIKES TELOGOREJO

SEMARANG 2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku merokok adalah perilaku yang dipelajari. Proses belajar dimulai dari sejak
masa anak anak, sedangkan proses menjadi perokok yaitu pada masa remaja. Proses
belajar atau sosialisasi perilaku merokok tampaknya didapatkan melalui 2 transmisi
yaitu transmisi vertikal (lingkungan keluarga) dan transmisi horizontal (lingkungan
teman sebaya). Lingkungan keluarga dan lingkungan teman sebaya serta kepuasan
psikologis merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja
(Gobel, 2020).

Remaja yang merokok jika bergaul dengan teman-teman yang merokok cenderung
akan merokok juga, jika remaja yang merokok tanpa teman yang merokok mereka
cenderung tidak akan merokok. Pemilihan teman merupakan hal yang penting bagi
remaja, karena interaksi teman sebaya dapat memberikan pengaruh yang besar pada
remaja. Selain itu yang tetap menjadi pengaruh penting pada remaja yang merokok
yaitu keluarga, dengan orang tua yang merokok maka dapat meningkatkan perilaku
merokok pada remaja serta pengasuhan dari waktu ke waktu memberikan efek
perlindungan langsung dan tidak langsung terhadap pengaruh merokok pada
remaja (Tantri, 2018).

Kebiasaan merokok dipilih sebagai salah satu jenis aktivitas yang populer
dilakukan untuk memanfaatkan waktu luang baik bagi laki laki ataupun wanita
dengan presentase pria lebih mendominasi 64,80%. Masing-masing mempunyai
alasan untuk merokok, bisa bermacam-macam dan bersifat pribadi. Pria
membayangkan bahwa dengan merokok maka mereka dianggap dewasa tidak lagi
sebagai anak kecil, sebagai simbol kejantanan, dan mereka bisa memasuki
kelompok sebaya sekaligus kelompok yang mempunyai ciri tertentu, yaitu
merokok. Lain halnya dengan wanita, merokok dianggap bukan sesuatu yang lazim
dilakukan, wanita yang merokok dianggap mempunyai ciri khas yang akan
membedakan mereka dari wanita-wanita lain yang tidak merokok, dan wanita
merokok juga untuk menghindari kegemukan badan (Herawati, 2021).
Rokok merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kematian akibat
penyakit respirasi dan kardiovaskular. Asap rokok memiliki efek negatif terhadap
kesehatan karena mengandung lebih dari 4.000 senyawa kimia, 400 zat berbahaya,
dan 43 zat karsinogenik. Contoh penyakit yang berkaitan dengan rokok yaitu
kanker, PPOK, penyakit jantung, impotensi, stroke, gangguan kehamilan dan
pertumbuhan janin, dan lain-lain. Asap rokok dapat menimbulkan efek samping
pada perokok aktif dan perokok pasif. Perokok memiliki risiko terkena stroke dua
kali lebih tinggi dan berisiko terkena penyakit jantung empat kali lebih tinggi.
Rokok merupakan faktor risiko utama kanker paru dan menyebabkan lebih dari
dua per tiga kematian akibat kanker paru. Kematian akibat kanker paru pada pasien
perokok mencapai 1,2 juta nyawa setiap tahunnya.

Upaya berhenti merokok bukanlah hal yang mudah dilakukan. Rokok mengandung
nikotin yang bersifat adiksi. Nikotin dalam rokok dapat merangsang otak untuk
melepas dopamine yang bertugas memberi rasa nyaman. Sebagian besar perokok
kurang memahami bahaya rokok dan langkah yang tepat dalam usaha berhenti
merokok. Berhenti merokok bukanlah hal yang mudah dan singkat dilakukan.
Individu dapat dikatakan berhenti merokok bila memenuhi kriteria. Tahapan
perubahan perilaku berhenti merokok meliputi prekontamplasi, kontamplasi, aksi,
maintenance dan terminasi. Individu dapat dikatakan berhasil berhenti merokok
apabila telah menghentikan perilaku merokok dalam waktu minimal 1 tahun.

Perilaku merokok berhubungan dengan efek ketergantungan nikotin yang


merupakan salah satu komponen rokok. Diagnosis ketergantungan nikotin harus
ditegakkan dan ditatalaksanakan. Upaya berhenti merokok dapat berlangsung
dengan baik apabila didukung oleh kemampuan tenaga kesahatan yang memadai.
Tenaga kesehatan memiliki banyak peran yang mendukung upaya berhenti
merokok. Tenaga kesehatan memiliki peran dalam memberikan saran perokok
untuk berhenti merokok, memberikan konsultasi, hingga meresepkan obat yang
bermanfaat. Tenaga kesehatan dapat menindaklanjuti secara berkala mengenai
keberhasilan dalam upaya berhenti merokok dan mencegah kambuhan merokok.
Penyuluhan ini bertujuan meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam
program upaya berhenti merokok dan meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai bahaya rokok.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Upaya Berhenti Merokok Pada remaja
diharapkan dapat mengerti dan memahami mengenai Upaya Berhenti
Merokok Pada Remaja.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan materi yang disampaikan, peserta
mampu:
a) Menyebutkan pengertian dampak Merokok pada Remaja
b) Menyebutkan Akibat dari dampak Merokok pada Remaja
c) Menyebutkan pencegahan dari dampak Merokok pada Remaja

C. Metode
1. Metode yang digunakan adalah:
a. Ceramah
b. Diskusi / tanya jawab
c. Demonstrasi

D. Media
Leaflet, Poster dan PPT

E. Seting tempat

: Audience

: Penguji

: Fasilitator

: Penyuluh
F. Pengorganisasian
1. Pembawa acara : Tita Deffania
2. Penyaji : Esti Ayu
3. Fasilitator : Rika
4. Observer : Rika

G. Susunan kegiatan

No. Acara Jam PJ


1. Pembukaan 15.00-15.15 Tita Deffania
2. Penyampaian materi pendkes 15.45-16.15 Esti
8. Penutup 16.50-17.00 Tita Deffania

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesepakatan dengan peserta anak usia sekolah dan remaja (waktu dan
tempat)
b. Kesiapan materi penyaji
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
a. Peserta bersedia di tempat yang sudah sesuai dengan kontrak waktu
yangditentukan
b. Remaja antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
c. Remaja menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan mahasiswa
d. Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugas
e. Dapat menjalankan pertanyaan sesuai dengan tugas
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
b. Adanya kesepakatan remaja dengan mahasiswa dalam melaksanakan
implementasi keperawatan selanjutnya
BAB II

A. Pengertian Merokok
Merokok merupakan masalah yang belum bisa terselesaikan hingga saat
ini. Merokok sudah melanda berbagai kalangan, dari anak-anak sampai
orang dewasa, laki-laki maupun perempuan. Perokok terbesar adalah
remaja di dominasi oleh kalangan pelajar yang di mulai dari ikut-ikutan
merokok hingga tercandu terhadap rokok tersebut (Sutha, 2018).

B. Zat Yang Terkandung Dalam Rokok


Dalam sebatang rokok banyak mengandung bahan kimia. Para ilmuwan
juga telah mengidentifikasi lebih dari 7000 bahan dan senyawa kimia yang
terdapat dalam tembakau, serta 70 diantaranya merupakan zat yang dapat
menyebabkan kanker (karsinogenik). Beberapa bahan kimia yang ditemukan
dalam asap rokok yakni nikotin, hidrogen sianida, formaldehida, arsenik,
ammonia, benzene, karbon monoksida (CO), dan nitrosamin. Banyak dari
zat-zat tersebut yang dapat menyebabkan kanker, penyakit jantung,
penyakit paru-paru, atau masalah kesehatan lainnya (American Cancer
Society, 2020).

Kandungan utama yang ada di dalam sebatang rokok antara lain adalah
karbon monoksida (CO), tar, dan nikotin. Karbon monoksida (CO)
merupakan salah satu gas beracun yang dapat menurunkan kadar oksigen
dalah darah, sehingga dapat menurunkan konsentrasi dan timbulnya
penyakit berbahaya. Tar merupakan salah satu zat berbahaya yang ada
dalam rokok, biasanya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan aspal
yang dapat menyebabkan kanker (karsinogenik) dan berbagai penyakit
lainnya. Pengaruh tar bagi tubuh manusia adalah dapat membunuh sel dalam
saluran darah, meningkatkan produksi lendir di paru-paru, dan
menyebabkan kanker paru-paru. Sedangkan nikotin merupakan zat paling
keras dan berbahaya dalam asap rokok, dapat menyebabkan kecanduan
(adiksi) dan sulit untuk berhenti merokok, dapat merusak jaringan otak,
menyebabkan darah cepat membeku, dan dapat mengeraskan dinding arteri
(Halim, 2017).

C. Bahaya Merokok
Bagi perokok aktif, yaitu sesorang yang merokok secara langsung atau
menghisap rokok:
1. Meningkatkan risiko dua kali lebih besar untuk mengalami serangan
jantung. Merokok dapat meningkatkan tekanan darah dan mempercepat
denyut jantung sehingga pemasokan zat asam kurang dan keadaan ini
memberatkan tugas otot jantung. Merokok dapat mempertebal dinding
pembuluh darah yang berakibat jantung kesulitan dalam memompa
darah.
2. Meningkatkan risiko dua kali lebih besar untuk mengalami stroke
3. Meningkatkan risiko mengalami serangan jantung dua kali lebih besar
pada mereka yang mengalami tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol
tinggi
4. Meningkatkan risiko sepuluh kali lebih besar untuk mengalami
serangan jantung bagi wanita pengguna pil KB 5. Meningkatkan risiko
lima kali lebih besar menderita kerusakan jaringan anggota tubuh yang
rentan. Zat dalam rokok yang bersifat karsinogenik adalah tar, dapat
meyebabkan kanker paruparu karena sebagian besar zat ini tersimpan
didalam paru-paru. Selain itu, tar ini dapat menyebakan kanker jika
merangsang tubuh dalam waktu yang lama, biasanya didaerah mulut
dan tenggorokan.
5. Bagi perokok pasif, yaitu seseorang yang terekspos asap tembakau dari
orang yang merokok yang menyebabkan inhalasi (terisap) pada orang-
orang sekitarnya. Asap sampingan (sidestream smoke) hasil dari ujung
rokok yang terbakar ternyata lebih berbahaya dibandingkan asap utama
(mainstream smoke) yang dihisap dan dikeluarkan oleh perokok,
karena mengandung 2 kali lebih banyak nikotin, 3 kali kandungan tar
dan kandungan karbon monoksida 5 kali lebih banyak. Perokok pasif
yang berada disekitar perokok aktif akan menghirup dua jenis rokok ini
sekaligus, sehingga mengalami risiko gangguan kesehatan seperti mata
perih, bersin dan batuk-batuk, sakit kerongkongan, sakit kepala, hingga
masalah pernapasan termasuk radang paru-paru dan bronkitis, dan
meningkatkan risiko kanker paru dan penyakit jantung.

Merokok sangat berhubungan dengan penyakit jantung, pernapasan,


kanker dan risiko penyakit lainnya. Pembuluh darah pada orang yang
merokok terjadi penyempitan sehingga tekanan darah meningkat. Hal
ini dapat menyebabkan stroke apabila menyumbat pembuluh darah di
otak atau vena sekitar otak. Penyakit paru-paru seperti PPOK,
emphysema, chronic bronchitis dan asma merupakan dampak dari
merokok yang merusak saluran pernapasan dan alveolus. Perokok akan
mengalami bronkitis dengan gejala awal batuk yang berkepanjangan,
karena paru-paru tidak dapat melepaskan mukus yng terdapat dalam
bronkus secara normal. Hal ini disebabkan karena asap rokok dapat
memperlambat pergerakan silia dan setelah jangka waktu lama akan
rusak sehingga perokok lebih sering batuk.

D. Kiat Berhenti Merokok


1. Tidak membeli rokok
2. Melakukan hobi yang menyenangkan dan positif setiap kali teringat
ingin merokok
3. Meminta keluarga atau teman yang tidak merokok untuk mengingatkan
agartidak merokok setiap kali kita akan mulai merokok
4. Setiap ada perasaan ingin merokok ditunggu 10 menit, tarik napas
dalam-dalam atau genggam kepalan tangan erat-erat dan coba untuk
santai, dorongan merokok akan hilang

E. Pengaruh Rokok Terhadap Lingkungan


Sekarang ini kebanyakan perokok tahu bahwa merokok dapat menyebabkan
beberapa penyakir yang berbahaya. Namun, mereka biasanya masa bodoh
terhadap hal itu dan menganap merokok adalah urusan pribadi mereka,
tetapi sebenarnya merokok bukan merupakan urusan pribadi. Asap
tembakau bukan hanya berpengaruh pada perokok, tetapi juga mengotori
udara sekitar. Orang- orang yang tidak merokok yang kebetulan di sekitar
orang yang merokok terpaksa harus bersedia bernapas dan menghisap udara
yang penuh dikotori oleh asap rokok. Asap yang dihasilkan rokok ditambah
dengan udara luar, mengandung zat kimia yang lebih tinggi daripada asap
yang dihirup oleh perokok sendiri. Yang lebih peka dan berisiko terhadap
asap rokok yakni perokok pasif terutama bayi dan anak-anak. Mereka dapat
menderita asma dan penyakit paru-paru. Orang dengan kadar HB rendah
dan orang yang sedang menderita penyakit kardiovaskuler.
BAB III

PENUTUP

A. Evaluasi Struktur
1. Kontrak waktu dengan peserta Remaja dan telah dilakukan sebelum
penyuluhan dimulai pada tanggal 26 Maret 2024.
2. Peserta disebarkan absensi atau data diri untuk diisi 30 menit sebelum
acarapenyuluhan dimulai
3. Tempat dan peralatan penyuluhan sudah sesuai dengan Susunan Acara
Penyuluhan (SAP) dengan peralatan atau media penyuluhan berupa
laptop dan poster.

B. Evaluasi Proses
1. Penyuluhan berlangsung dengan lancar
2. Pada awal penyuluhan moderator memperkenalkan diri masing –
masing anggota kelompok, kemudian menjelaskan tujuan dari
penyuluhan, menjelaskan jalannya penyuluhan dan berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk penyuluhan. Sesi perkenalan dan pembukaan
berlansung selama 10 menit
3. Kemudian dilanjutkan dengan sesi penyampaian materi yang
disampaikan oleh penyaji
4. Dilanjutkan dengan sesi Tanya jawab, moderator menanyakan kepada
peserta penyuluhan apakah ada peserta yang belum paham atau ingin
bertanya seputar dampak penyebab penggunaan gadget dan beberapa
peserta mengajukan pertanyaan.
5. Acara dimulai pada pukul 09.00, peserta banyak hadir.
6. Penyuluhan berlangsung selama 2 jam.
7. Peserta kelompok remaja sekolaah dan remaja yang hadir
8. Mahasiwa yang hadir datang tepat waktu
9. Tempat dan peralatan tersedia sesuai dengan perencanaan
C. Evaluasi Hasil
1. Beberapa peserta anak usia sekolah dan remaja mampu mengulang
kembali materi tentang pendidikan kesehatan tentang dampak gadget
dan senam mata
2. Tidak ada anak usia sekolah dan remaja yang pergi meninggalkan
ruang penyuluhan
DAFTAR PUSTAKA

Gobel, S., Pamungkas, R. A., Abdurrasyid, R. P. S., Safitri, A., & Samran, V. (2020).

Bahaya merokok pada remaja. Sumber, 35, 100.

Herawati, A. (2021). Edukasi Upaya Berhenti Merokok Bagi Kesehatan Reproduksi

Pada Remaja. Penerbit NEM.

Sutha, W. D. (2018). Knowledge and Smoking Behavior of Junior High School Student.

JurnalManajemen Kesehatan Yayasan R.S.Dr.Soetomo Vol.4 No.1, 47-60.

Tantri, A., Fajar, N. A., & Utama, F. (2018). Hubungan persepsi terhadap peringatan

bahaya merokok pada kemasan rokok dengan perilaku merokok pada remaja

laki-laki di KotaPalembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(1), 74-82.

Tao, Q., Dahlqvist, M., Lu, J., Kota, S., Meshkian, R., Halim, J., ... & Rosen, J. (2017).

Two- dimensional Mo1. 33C MXene with divacancy ordering prepared from

parent 3D laminate with in-plane chemical ordering. Nature communications,

8(1), 14949.

Viale, P. H. (2020). The American Cancer Society’s facts & figures: 2020 edition. Journal

of the Advanced Practitioner in Oncology, 11(2), 135.

Anda mungkin juga menyukai