DISUSUN OLEH :
Adhisa Rosalia Istanto (01/XI MIPA 9)
Afifah Nuraini (02/XI MIPA 9)
Afifah Wahyu Dian Parasti (03/XI MIPA 9)
Ahmad Manggala Gandiyasa (04/XI MIPA 9)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pemyusunan karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh Rokok
Bagi Anak Dibawah Umur” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Karya ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Bahasa dan Sastra Indonesia.
Keberhasilan dalam penyusunan karya ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk
itu tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Titi Prawiti Sariningsih, M.Pd. selaku Kepala SMA N 1 BANTUL.
2. Ibu Restu selaku pembimbing mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
3. Orang tua yang telah memberikan bantuan moril dan materiil.
4. Teman-teman kelas XI MIPA 9 yang telah memberikan bantuan, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena
itu kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan karya
ilmiah ini. Kami berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja yaitu masa dimana terjadinya kelabilan jiwa karena telah memasuki fase dari
anak-anak menuju fase dewasa. Pada perkembangan manusia, terdapat tuntutan-tuntutan
psikologis yang harus dipenuhi, jika tidak akan menimbulkan dampak yang berkelanjutan. Anak-
anak pun juga seperti itu, jika tuntutan tidak terpenuhi akan menimbulkan dampak terhadap
perkembangannya menuju keremajaan.
Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai negara. Mayoritas perokok di
seluruh dunia ini 47% adalah pria sedangkan 12% adalah wanita dengan berbagai kategori umur.
Berbagai alasan orang merokok beraneka ragam, dikalangan anak-anak faktor gengsi dan agar
disebut jagoan.
Fenomena merokok dikalangan anak bawah umur bukan pemandangan asing lagi.
Merokok merupakan suatu masalah yang sulit dipecahkan. Apalagi sudah menjadi masalah
nasional dan bahkan internasional. Hal ini menjadi sulit karena berkaitan dengan banyak faktor
yang saling memicu, sehingga seolah-olah sudah menjadi lingkaran setan. Ditinjau dari segi
kesehatan, merokok harus dihentikan karena menyebabkan kanker dan penyumbatan pembuluh
darah yang mengakibatkan kematian.Oleh karena itu, merokok harus dihentikan sebagai usaha
pencegahan sedini mungkin. Terlebih diketahui bahwa sebagian besar perokok adalah anak-anak
dan remaja sehingga perlu adanya pencegahan dini yang dimulai dari keluarga hingga pihak
sekolah.
Di Indonesia perilaku merokok merupakan hal biasa dilakukan bagi orang dewasa
khususnya kaum Adam. Tak hanya itu, anak-anak yang harusnya menjadi penerus generasi
bangsa, tetapi justru sering menunjukkan bahwa dirinya merokok. Tak hanya itu, mereka
merokok di tempat yang umum. Mereka belum memperhatikan bahaya merokok bagi kesehatan
diri sendiri maupun orang lain yang menghirup asap rokok.
Berkaitan dengan fenomena diatas, maka perlu adanya penelitian mengenai perilaku
merokokanak-anak agar bisa menambah wawasan tentang pengaruh rokok bagi kesehatan anak
dan cara menangglanginya sehingga dapat mencegah timbulnya perilaku merokok pada anak-
anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu rokok?
2. Bagaimana bahaya rokok bagi anak?
3. Apa yang menyebabkan anak merokok?
4. Bagaimana cara mengatasi anak agar tidak merokok?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian dari rokok
2. Untuk mengetahui bahaya rokok bagi anak
3. Untuk mengetahui penyebab anak merokok
4. Untuk mengetahui cara mengatasi anak agar tidak merokok
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
a. Menambah wawasan tentang bahaya merokok bagi kesehatan
b. Mengetahui cara mengatasi anak agar tidak merokok
c. Mengetahui sebab akibat merokok
2. Bagi Sekolah
a. Sebagai informasi untuk menambah hasanah keilmuan dan pengetahuan baik bagi tenaga
pendidik maupun peserta didik
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
2.1 Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun
tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan
membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok
terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas
yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir,
bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang
memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok,
misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya
tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
B. Hipotesis
Anak-anak dibawah umur merokok karena kurangnya pengetahuan tentang bahaya
merokok dan adanya praktek visual oleh lingkungan sekitar. Selain itu, faktor gengsi dan
dianggap tidak gantleman juga menjadi salah satu faktor anak merokok. Di lingkungan
keluarga, anak merokok disebabkan karena adanya praktek visual dari anggota keluarga
lain. Misalnya dalam keluarganya ayah dari anak tersebut merokok, sehingga besar
kemungkinan dari anak untuk meniru dari sang ayah.
Sudah tidak jarang lagi melihat kebiasaan anak-anak merokok di dalam suatu
masyarakat. Pasalnya budaya merokok sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia
khususnya pada anak-anak. Anak-anak Indonesia kebanyakan tidak mengetahui
bagaimana bahaya merokok bagi kesehatan. Mereka juga tidak mengetahui kandungan
dan akibat dari merokok sehingga anak-anak banyak yang merokok walaupun mereka
tidak mengetahui bahaya yang terjangkit.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Teknik Pengumpulan Data
Adapun dalam mengumpulkan data penelitian, teknik pengumpulan data yang kami
gunakan adalah memberikan angket kepada …..
B. Teknik Penelitian
Kami akan melakukan penelitian dengan menyimpulkan hasil angket kuisioner yang
kami bagikan kepada…. seagai bahan penyusunan laporan.
Dari aspek psikologis, merokok dapat menimbulkan relaksasi, mengurangi ketegangan, dan
melupakan sejenak masalah yang sedang dihadapi. Hal ini kemudian disadari oleh perokok
bahwa ada kondisi yang menyenangkan yang ditimbulkan dengan merokok. Pada kondisi inilah
timbul hasrat atau keinginan untuk mengulangi perilaku tersebut.
Namun hal ini akan berbeda jika ternyata sang perokok itu adalah anak-anak. Mengapa
demikian? Karena masa anak-anak adalah masa dimana individu memulai dan mencapai
pertumbuhan yang hampir optimal, dan sangat tidak pantas sekali jika anak-anak bahkan anak di
usia dini sudah melakukan rutinitas negatif tersebut, yaitu merokok. Padahal pertumbuhan dan
perkembangan pada masa anak-anak adalah masa yang paling penting dalam rentang kehidupan,
karena pertumbuhan dan perkembanggan pada masa anak-anak akan sangat berpengaruh dan
pasti berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada masa-masa selanjutnya.
Berikut adalah beberapa bahaya merokok bagi anak-anak :
1. Masalah dan penyakit pernapasan; kapasitas paru-parunya akan berkurang 25 persen serta
memiliki risiko terkena bronkitis dan pneumonia dua kali lebih tinggi.
2. Mengganggu perkembangan kecerdasan; suatu penelitian di Italia, menunjukkan, anak-anak
yang merokok kemampuan untuk belajar membacanya lebih lambat dibandingkan anak-anak
yang ibunya tidak merokok. Penelitian lain di Amerika, menunjukkan, anak-anak berumur 11
tahun yang merokok, kemampuan belajarnya terlambat 6 bulan.
3. Hiperaktif dan cepat lelah; anak-anak yang merokok akan cenderung lebih aktif
dibandingkan anak-anak lain, disebabkan pengaruh rokok yang memberikan rasa percaya diri
yang berlebihan namun keaktifan tersebut tidak akan bertahan lama karena kapasitas paru-paru
dari anak tersebut akan berkurang seiring kebiasanya merokok sehingga mengakibatkan dirinya
menjadi cepat lelah.
4. Kanker otak 22%
5. Leukemia
6. Jangkitan telinga
7. Sindrom kematian mendadak
Dari uraian bahaya merokok bagi anak-anak diatas sudah jelas bahwa merokok sangat
memberikan efek negatif bagi anak-anak baik dari aspek fisiologis maupun aspek psikologis.
3. Apa yang menyebabkan anak merokok?
Berdasarkan hasil penelitian kami, faktor-faktor yang menyebabkan anak dibawah umur
merokok adalah :
a. Faktor Sosial
Faktor terbesar dari kebiasaan merokok dipengaruhi oleh faktor sosial atau lingkungan, dimana
karakter seseorang banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar,baik dari keluarga, tetangga, ataupun
teman pergaulannya.Bersosialisasi merupakan cara utama pada anak-anak untuk mencari jati diri
mereka.Dengan melihat apa yang dilakukan orang lain dan kadang kala mencoba untuk meniru
apa yang dilakukan orang lain.Hal itu merupakan suatu proses yang terjadi pada anak-anak untuk
mencari jati diri dan belajar menjalani hidup bersosial.Namun sangat disayangkan, tidak hanya
kebiasaan-kebiasaan yang baik saja yang ditiru melainkan juga kebiasaan-kebiasaan buruk,
termasuk kebiasaan merokok.
Jika seseorang yang bukan perokok, hidup atau berkerja bersama dengan seorang perokok,
secara otomatis salah satunya akan terpengaruh. Mungkin yang bukan perokok mulai mencoba
merokok, mungkin juga sebaliknya yang perokok mengurangi konsumsi rokok. Baik disadari
maupun tidak disadari, adaptasi tersebut dilakukan untuk berusaha menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan berusaha untuk diterima di lingkungan sosial-nya.
2erikut beberapa usaha yang isa dilakukan oleh orang tua untuk cara mencegah anak agar tidak
merokok, antara lain:
1. Lakukan Komunikasi
Kebanyakan dari orang tua biasanya enggan untuk mencari tahu tentang keadaan anak-anaknya
secara mendetail terutama apabila sudah menginjak masa remaja karena dianggap sebagai
individu yang sudah bisa mengambil keputusan sendiri dengan baik. Sehingga tak jarang remaja
yang justru salah mengambil arti dengan kebebasan yang diberikan oleh orang tuanya dan
bertindak seenaknya sendiri layaknya tanpa aturan, seperti merokok. Jadi, agar hal seperti itu
tidak terjadi, maka lakukanlah komunikasi dengan baik antara Anda dan anak sehingga dapat
memantau sejauh mana pekembangan sikap anak Anda dari masa remaja hingga dewasa.
Tentu dalam pemberian kebebasan tersebut Anda harus tetap mengawasinya. Dalam arti, selama
sikap dan kebiasaan yang dilakukannya merupakan sesuatu hal yang baik, maka Anda tidak
boleh melarangnya. Hal ini sebagai bukti bahwa Anda memberikan kepercayaan kepadanya
untuk melakukan suatu hal ingin dilakukannya, tentunya suatu hal tersebut masih dalam kategori
yang baik dan wajar. Namun apabila sudah tidak seperti halnya merokok, maka Anda berhak
untuk melarang serta memberikannya nasehat agar tidak melakukannya.
Sedemikian sehingga apabila Anda menginginkan agar anak Anda terhindar dari kebiasaan
merokok, maka berilah pengetahuan dan nasehat kepadanya yang baik tentang bahaya rokok
yang tidak baik bagi kesehatan. Tentunya pengetahuan dan nasehat tersebut mudah diterima serta
diterapkannya. Hindarilah kebiasaan merokok yang jelas tidak baik bagi kesehatan dimana Anda
juga ingin mencegah agar anak Anda terhindar dari rokok.