Anda di halaman 1dari 13

 

Laporan Hasil Observasi Bahaya Rokok Bagi Remaja 


BAB I
 
Pendahuluan
 
A.Latar Belakang
 
Perilaku merokok dikalangan remaja kini bukan lah hal yang asing lagi. Tidak jarang kita
menemui remaja merokok (SMA atau SMP) bahkan ada beberapa orang anak SD, mereka
melakukannya bersama dengan teman bahkan sendiri.
 
Bahaya merokok sepertinya kurang diperhatikan oleh para perokok, khususnya remaja. Padahal
dibungkus rokok sudah tertera zat-zat kimia yang berbahaya, yang dapat menimbulkan berbagai
penyakit yang berbahaya pula.
 
Semakin muda usia perokok, semakin dini pula zat-zat yang meracuni tubuh para perokok
tersebut. Zat-zat tersebut tentu berdampak negatif bagi kesehatan remaja/perokok. Dengan
demikian, semakin besar pula kemungkinan remaja terjangkit penyakit-penyakit berbahaya yang
disebabkan oleh rokok.
 
Bahaya merokok tidak hanya berdampak pada kesehatan namun juga sangat berpengaruh pada
perekonomian remaja. Karena remaja yang seharusnya menabungkan uangnya terbuang sia-sia
hanya untuk membeli sebatang rokok.
 
B.Rumusan Masalah
 
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah, yaitu:
 
1.Apa pengertian rokok dan bahan kimia yang terkandung didalamnya?
 
2.Apa bahayanya jika para remaja merokok?
 
3.Bagaimana cara menjaga remaja agar tetap bebas dari rokok?
 
C.Tujuan Penulis
 
1.Agar remaja sadar aka bahaya rokok.
 
2.Untuk mengetahui pengertian dari rokok dan bahan kimia yang terkandung didalamnya.
 
3.Untuk mengetahui penyebab remaja merokok.
 
4.Untuk mengetahui masalah yang bisa muncul akibat remaja merokok.
 
D.Manfaat Penulisan
 
1.Bagi pembaca
 
a.Dapat mengetahui tentang bahaya merokok 
 
b.Dapat mengetahui tentang pentingnya peran orang tua dalam pencegahan rokok dikalangan
remaja.
 
2.Bagi remaja Agar remaja sadar akan bahaya rokok dan masalah yang ditimbulkan akibat
rokok.
 
BAB II
 
Landasan Teori
 
A.
 
Pengertian rokok dan bahan kimia yang terkandung didalamnya.
 
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi
tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah
dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
 
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat
dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-
bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau
serangan jantung jarang sekali dipatuhi
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika,
untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa
menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba
menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok
mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok
untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17
para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-
negara Islam.
Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan ketergantungan, di
samping menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit
pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema.
Berikut adalah beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam rokok:
 
1.Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.
 
2.Tar, yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia di antaranya
bersifat karsinogenik.
 
3.Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
 
4.Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan tidak
berwarna.
 
5.Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.
 
6.Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil
alkohol.
 
7.Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang
paling sederhana.
 
8.Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan
unsur-unsur tertentu.
 
9.Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
 
10.Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat ini
juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
 
11.Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.
 
12.Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan mobil dan
motor
B.Bahaya jika para remaja merokok.
 
Sebenarnya tidak ada dampak positif dari merokok. Namun, bagi para perokok mereka
merasakan kesenangan, ketenangan dan kepuasan sesaat.
 
Dampak Negatif :
 
1.Angina, yaitu nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah pada jantung.
 
2.Asma, yaitu mengalami kesulitan bernapas.
 
3.Alergi, yaitu iritasi akibat asap rokok.
 
4.Kanker paru-paru.
 
5.Penyakit Jantung
 
Alangkah baiknya jika para remaja menyadari akan bahaya rokok itu sendiri. Upaya yang dapat
dilakukan bisa dengan penyuluhan, bagi perokok yang sudah kecanduan tidak bisa sepenuhnya
total berhenti merokok. Dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah rokok setiap harinya
hingga benar-benar total berhenti merokok. Kemudian, melakukan kegiatan positif seperti
berolahraga, membaca buku, mendengarkan musik dan berekreasi untuk menghilangkan penat.
Apapun upaya yang telah kami sampaikan untuk berhenti merokok, itu semua tidak terlepas dari
kesadaran diri masing-masing untuk berhenti merokok
C.Cara menjaga remaja agar tetap terhindar dari rokok. Merokok pada remaja bisa diawali
dengan alasan sederhana, namun dapat menjadi kebiasaan seumur hidup. Bahkan sebagian besar
perokok dewasa sudah merokok sejak remaja. Cara menjaga remaja agar terhindar dari rokok:
 
1.Berilah contoh yang baik.
 
2.Tunjukkan keburukan rokok tersebut.
 
3.Antisipasi tekanan teman.
 
4.Berolahraga rutin dan kegiatan positif lainnya.
 
5.Harus dari kesadaran diri masing-masing
BAB III
 
Penutup
 
A.Kesimpulan Bahwa dalam kandungan sebatang rokok itu dapat mematikan ribuan syaraf otak
yang mengonsumsi rokok tersebut. Padahal mereka tahu bahwa yang mereka konsumsi itu
sangat berbahaya tetapi ada beberapa orang yang tidak menghiraukan dampak negatif dari
merokok tersebut yang sangat berpengaruh pada kesehatan pengonsumsi.
 
B.Saran
 
Berdasarkan hasil penelitian:
 
1.Agar lebih sering dilakukan penyuluhan tentang bahaya merokok kepada para remaja,
khususnya yang duduk dibangku sekolah.
2.Hendaknya sekolah-sekolah lebih sering melakukan razia agar para remaja tidak ada yang
menyebarkan/membawa rokok kelingkungan sekolah.
 
3.Sebaiknya para orang tua dapat lebih mengenal dan mengawasi anak-anaknya agar bisa hidup
sehat dan mandiri tanpa mengonsumsi rokok.
 
C.Hipotesis
 
1.Penyebab remaja/pelajar merokok karena kurangnya perhatian orang tua dan karena ikut-
ikutan teman.
 
2.Zat yang terkandung didalam rokok sangat berbahaya, untuk itu janganlah coba-coba untuk
merokok.
 
3.Rokok sangat berdampat buruk bagi kesehatan pengonsumsinya.
 Upaya Pengalihan PerilakuMerokokDalamMenurunkanKejadianISPA PadaRemaja | ILMU
KESEHATAN MASYARAKAT 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia
memiliki berbagai macam kebiasaan yaitu mulai dari berolahraga, membaca, menulis,
mengarang, menyanyi dan sebagainya. Di antara sekian banyak kebiasaan manusia, ada salah
satu kebiasaan manusia yang sangat merugikan bagi kesehatan mereka. Anehnya, kebiasaan
yang tidak baik ini sering dilakukan oleh masyarakat, yakni kebiasaan merokok. Kebiasaan
merokok dimulai dengan adanya rokok pertama dan umumnya dilakukan pada saat remaja.
Sejumlah studi menemukan bahwa penghisapan rokok pertama dimulai pada usia 11- 13 tahun,
kemudian perilaku merokok terjadi akibat pengaruh lingkungan sosial[1]. Modelling (meniru
perilaku orang lain) menjadi salah satu faktor dalam memulai perilaku merokok[2]. Setelah
mencoba rokok pertama, seorang individu menjadi ketagihan merokok, dengan alasan-alasan
seperti kebiasaan, menurunkan kecemasan dan mendapatkan penerimaan [3]. "Tiada hari tanpa
rokok." Mungkin kalimat itu cocok bagi pecandu rokok (adiksi nikotin). Beberapa jam tidak
merokok, membuat mereka gelisah, mulut terasa tidak enak sehingga bingung melakukan
sesuatu. Kecanduan rokok sudah menjadi masalah serius yang dihadapi dunia [4]. Siapa Korban
Rokok ? Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 tercatat sebesar 69% rumah tangga
memiliki minimal satu orang yang merokok, 85% di antaranya merokok di dalam rumah bersama
dengan anggota keluarga lainnya. Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa· 94% ayah
merokok di dalam rumah dan 79% merokok di dekat anaknya. Jadi anak merupakan korban asap
rokok dari anggota rumah yang tinggal bersamanya. Kebiasaan merokok pada Ayah
meningkatkan resiko Infeksi Saluran Nafas Akut Pada Anaknya Peningkatan kesejahteraan
bangsa Indonesia tanpa adanya peraturan pengendalian tembakau yang tepat adalah suatu
kemustahilan. Mengandalkan cukai rokok dan tembakau untuk pembangunan bangsa adalah
ibarat membuat istana pasir di pantai.
 6. Upaya Pengalihan PerilakuMerokokDalamMenurunkanKejadianISPA PadaRemaja |
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 6 Hal ini dikarenakan kebanyakan perokok adalah
mereka yang miskin. Mereka akan mengorbankan kesejahteraan keluarganya karena kecanduan
yang dideritanya. Ayah dari keluarga miskin yang merokok akan mengurangi belanja makanan
bergizi bagi anaknya dan sekaligus memaparkan asap rokok, sehingga memudahkan mereka
terkena penyakit infeksi saluran nafas[5]. Apa itu ISPA ? Di Indonesia Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak, baik di Puskesmas
maupun di rumah sakit. Dan tahukah Anda, asap rokok menjadi salah satu penyebab munculnya
ISPA? Infeksi saluran pernafasan akut adalah proses infeksi akut, berlangsung selama 14 hari
yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran
nafas, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah), termasuk jaringan
adneksanya seperti: sinus, rongga telinga dan pleura. ISPA ditularkan melalui air ludah, darah,
bersin, udara pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran
pernafasannya. Kebiasaan Merokok di Dalam Rumah Salah satu masalah kesehatan yang kian
mengkhawatirkan di Indonesia adalah semakin banyaknya jumlah perokok, yang berarti semakin
banyak penderita gangguan kesehatan akibat merokok ataupun menghirup asap rokok (bagi
perokok pasif). Hal ini tidak bisa dianggap sepele karena beberapa penelitian memperlihatkan
bahwa justru perokok pasiflah yang mengalami risiko lebih besar daripada perokok
sesungguhnya. Terdapat seorang perokok atau lebih dalam rumah akan memperbesar risiko
anggota keluarga menderita sakit, seperti gangguan pernapasan, memperburuk asma dan
memperberat penyakit angina pectoris serta dapat meningkatkan resiko untuk mendapat serangan
ISPA khususnya pada balita. Anak-anak yang orangtuanya perokok lebih mudah terkena
penyakit saluran pernapasan seperti flu, asma pneumonia dan penyakit saluran pernapasan
lainnya[5]. Period prevalence Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) berdasarkan diagnosis
tenaga kesehatan dan keluhan penduduk adalah 25,0 persen. Lima provinsi dengan ISPA
tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur, Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur. Pada
Riskesdas 2007, Nusa Tenggara Timur juga merupakan provinsi tertinggi dengan ISPA [16].
 7. Upaya Pengalihan PerilakuMerokokDalamMenurunkanKejadianISPA PadaRemaja |
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 7 Hasil monitoring dari Badan Konsumsi Tembakau di
dunia ,mencatat bahwa lebih dari 65 juta penduduk Indonesia adalah perokok aktif. Hasil Survei
Sosial Ekononi Nasional , menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan yang cukup tajam
terhadap kenaikan perokok di Indonesia. [20] 1. China = 390 juta perokok atau 29% per
penduduk 2. India = 144 juta perokok atau 12.5% per penduduk 3. Indonesia = 65 juta perokok
atau 28 % per penduduk 4. Rusia = 61 juta perokok atau 43% per penduduk 5. Amerika Serikat
=58 juta perokok atau 19 % per penduduk 6. Jepang = 49 juta perokok atau 38% per penduduk 7.
Brazil = 24 juta perokok atau 12.5% per penduduk 8. Bangladesh =23.3 juta perokok atau 23.5%
per penduduk 9. Jerman = 22.3 juta perokok atau 27% 10. Turki = 21.5 juta perokok atau 30.5
1.2 Tujuan A. Tujuan Jangka Panjang Untuk menurunkan jumlah perokok sebanyak 3% (sekitar
638 orang) per tahun di Indonesia sehingga menurunkan jumlah orang yang menderita ISPA
karena merokok B. Tujuan Jangka Pendek Melakukan pengalihan kegiatan merokok dengan cara
: 1) Jangan menghisap rokok, tetapi menghisap permen mint untuk menghilangkan bau rokok
dimulut 2) Melakukan kegiatan untuk mengisi waktu luang 3) Berolahraga dan minum cukup air
putih 4) Menjauhi semua material yang berhubungan dengan rokok 5) Membulatkan tekad 6)
Selalu berfikiran positif
 8. Upaya Pengalihan PerilakuMerokokDalamMenurunkanKejadianISPA PadaRemaja |
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 8 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Deskripsi Program
Promosi Kesehatan Promosi kesehatan dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan
memberikan penyuluhan dan konsultasi yang mengajak remaja untuk mengganti kegiatan
merokok dengan kegiatan yang lebih bermanfaat. 2.1.1 Pengertian Penyuluhan dan Konsultasi
Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku di kalangan masyarakat agar mereka tahu, mau
dan mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan produksi,
pendapatan/keuntungan dan perbaikan kesejahteraanya. Penyuluhan merupakan proses aktif
yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan
“perilaku” (behaviour) yang merupakan perwujudan dari : pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
seseorang yang dapat diamati oleh orang/pihak lain, baik secara langsung (berupa: ucapan,
tindakan, bahasa-tubuh, dll) maupun tidak langsung (melalui kinerja dan atau hasil kerjanya) [7].
Konsultasi adalah sebuah dialog, di dalamnya ada aktifitas berbagi dan bertukar informasi dalam
rangka untuk memastikan pihak yang berkonsultasi agar mengetahui lebih dalam tentang suatu
tema. Oleh karenanya konsultasi adalah sesuatu yang edukatif dan inklusif [8]. 2.1.2 Alasan
dilakukan Promosi Kesehatan Berhubung dengan maraknya remaja Indonesia yang mulai
merokok pada usia dini sehingga meningkatkan riwayat penyakit ISPA pada remaja. Oleh karena
itu, kami merasa prihatin atas tindakan remaja tersebut dan tergerak untuk melakukan promosi
kesehatan tentang bahaya merokok dan upaya pengalihan perilaku merokok dalam menurunkan
kejadian ISPA .
 9. Upaya Pengalihan PerilakuMerokokDalamMenurunkanKejadianISPA PadaRemaja |
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 9 2.1.3 Sasaran Promosi Kesehatan Promosi kesehatan
ini diutamakan untuk kalangan remaja, yaitu antara usia 12- 21 tahun yang mempunyai
kegemaran merokok dan telah mempunyai riwayat penyakit ISPA. 2.1.4 Tempat dilaksanakan
Promosi Kesehatan Karena promosi kesehatan ini diutamakan untuk remaja, oleh karena itu
dipilih sarana pelaksanaan yang lingkungannya terdapat banyak remaja, seperti : lingkungan
sekolah (SMP, SMA/SMK) untuk dilakukannya penyuluhan. Selain itu, apabila remaja tersebut
ingin mengetahui lebih lanjut mengenai bahaya rokok dan upaya pengalihan perilaku merokok
dalam menurunkan ISPA disarankan untuk berkonsultasi ke dokter dan sarana yang dipilih
adalah Rumah Sakit/Klinik. 2.1.5 Waktu dilaksanakan Promosi Kesehatan Karena penyuluhan
dilaksanakan di lingkungan sekolah, maka dari itu promosi kesehatan tersebut dilaksanakan pada
jam sekolah khususnya pada jam istirahat. Sedangkan konsultasi dianjurkan bila remaja tersebut
secara personal ingin mengetahui lebih dalam terkait bahaya merokok dan upaya pengalihan
perilaku merokok dalam menurunkan ISPA. 2.1.6 Pelaksanaan Promosi Kesehatan Penyuluhan
dilaksanakan dengan menyebarkan informasi kepada remaja yang berada di lingkungan sekolah
terkait bahaya merokok dan upaya pengalihan perilaku merokok dalam menurunkan penyakit
ISPA, dengan cara memberikan materi yang kemudian adanya sesi tanya-jawab antara remaja
dan pemberi materi. Materi yang diberikan kepada remaja mencakup pengalihan kegiatan
merokok yaitu[4] : 1) Ganti rokok yang ingin anda hisap dengan permen karet atau permen mints
Sehingga menghilangkan aroma rokok pada mulut, hilangnya rasa rokok pada mulut akan
membuat kita melupakan rokok untuk seterusnya.
 10. Upaya Pengalihan PerilakuMerokokDalamMenurunkanKejadianISPA PadaRemaja |
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 10 2) Buatlah kegiatan lain untuk mengisi waktu luang
Misal sehabis makan, kita bisa mengunyah permen atau makanan penutup. Saat ngeblog, kita
bisa makan kudapan. Saat antri kendaraan, kita bisa browsing atau membaca buku. Tidak mudah
memang, tetapi bila dilakukan dengan tekad penuh maka akan mudah untuk dilakukan. 3)
Berolahraga dan minum cukup air Akan membantu kita melupakan rokok. Aktivitas ini akan
membuat tubuh kita tambah sehat dan membantu mengeluarkan toksin serta zat beracun lain dari
tubuh. Olahraga bisa dilakukan dilingkungan yang banyak orang sehingga kita juga bisa bergaul.
4) Jauhi material terkait rokok Jauhi segala macam material (bahan) yang menggugah selera
merokok seperti korek api, asbak. Karena jika benda-benda tesebut berada di sekitar, bukan tidak
mungkin akan memicu kembali gairah untuk merokok. 5) Bulatkan tekad Begitu berencana
untuk berhenti merokok, buatlah sebuah harapan dan target dalam sebuah catatan pribadi. Setiap
kali merasa menyerah pada godaan, buka kembali catatan pribadi untuk mengingat akan tujuan
awal. 6) Berpikir positif Pikiran memegang peranan vital dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita
seseorang. Tanamkan selalu dibenak bahwa kita mampu dan bisa untuk melepaskan godaan-
godaan merokok.
 11. Upaya Pengalihan PerilakuMerokokDalamMenurunkanKejadianISPA PadaRemaja |
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 11 2.2 Deskripsi Perilaku Merokok yang berhubungan
dengan ISPA Perilaku merokok dijabarkan untuk mengetahui faktor-faktor bahaya rokok yang
dapat meningkatkan atau menimbulkan berbagai penyakit khususnya penyakit ISPA. 2.2.1
Pengertian Rokok dan Perilaku Merokok Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang
antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara ) dengan diameter sekitar 10 mm yang
berisi daun – daun tembakau yang telah dicacah dan dibakar pada salah satu ujungnya, kemudian
dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain [9]. Komponen
rokok yang sangat berbahaya : a. Nikotin Nikotin merupakan bahan kimia yang tidak berwarna
dan merupakan salah satu racun paling keras yang kita kenal. Dalam jumlah besar, nikotin sangat
berbahaya, yaitu antara 20 mg sampai 50 mg nikotin dapat menyebabkan terhentinya pernapasan.
Meghisap satu batang rokok berarti telah menghisap 2 – 3 mg nikotin. Jika asapnya tidak
dihisap, nikotin yang terhisap hanya 1 – 1,5 mg saja. Bagi orang – orang yang bukan perokok
atau yang tidak biasa merokok, dengan menghisap 1 – 2 mg nikotin saja sudah menyebabkan
mereka pusing, sakit kepala, mual dan muntah. Mereka berkeringat dan terasa sakit di daerah
lambung. Nikotin menaikkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung hingga pekerjaan
jantung menjadi lebih berat. Selanjutnya, nikotin juga menyebabkan ketagihan[6]. b. Karbon
monoksida Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak berbau sama sekali. Gas ini
bisa kita jumpai pada asap yang dikeluarkan mobil. Karbon monoksida yang terkandung dalam
rokok dapat mengikat dirinya pada HB darah dengan akibat oksigen tersingkir dan tidak dapat
digunakan oleh tubuh (padahal yang diperlukan tubuh adalah oksigen). Tanpa oksigen ini, baik
otak maupun organ tubuh yang lain tidak dapat berfungsi. “Satu batang rokok yang dibakar
mengandung 3 – 6 % karbon monoksida dan dalam darah kadarnya mencapai 5%. Pada orang
yang bukan perokok,
 12. Upaya Pengalihan PerilakuMerokokDalamMenurunkanKejadianISPA PadaRemaja |
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 12 kadarnya adalah 1%. Perokok dengan kadar karbon
monoksida 5% ke atas mendapat serangan 3 kali lipat dibanding dengan bukan perokok.
Gabungan karbon monoksida dengan nikotin akan mempermudah para perokok menderita
penyakit penyempitan dan penutupan pembuluh darah dengan akibat – akibatnya”[11] . c. Tar
Lebih dari 2000 zat kimia baik berupa gas, maupun partikel padat terkandung dalam asap rokok.
Diantara zat – zat tersebut ada yang mempunyai efek karsinogen. Tar adalah komponen dalam
asap rokok yang tinggal sebagai sisa sesudah dihilangkan nikotin dan tetesan – tetesan cairannya.
Sebatang rokok menghasilkan 10 – 30 mg tar. Cerutu dan rokok pipa justru menghasilkan tar
yang lebih banyak. Tar merupakan kumpulan berbagai zat kimia yang berasal dari daun
tembakau sendiri, maupun yang ditambahkan pada tembakau dalam proses pertanian dan industri
sigaret serta bahan pembuat rokok lainnya. Oleh karena itu, kadar tar yang terkandung dalam
rokok inilah yang berhubungan dengan resiko timbulnya kanker karena tar mempunyai efek
karsinogen [11]. Bermacam-macam bentuk perilaku yang dilakukan manusia dalam menanggapi
stimulus yang diterimanya, salah satu bentuk perilaku manusia yang dapat diamati adalah
perilaku merokok. Merokok telah banyak dilakukan pada zaman tiongkok kuno dan romawi,
pada saat itu orang sudah menggunakan suatu ramuan yang mengeluarkan asap dan
menimbulkan kenikmatan dengan jalan dihisap melalui hidung dan mulut [10]. 2.2.2 Pengertian
Remaja Istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata latin Adolescere atau kata Belanda
Adolescentia. Remaja yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Istilah Adolescence seperti yang
dipergunakan saat ini mempunyai arti yang luas mencakup kematangan mental, emosional,
spasial dan fisik [12]. Remaja juga didefinisikan sebagai suatu periode perkembangan dari
transisi antara masa anak-anak dan dewasa, yang diikuti oleh perubahan biologis, kognitif dan
sosioemosional [13].
 13. Upaya Pengalihan PerilakuMerokokDalamMenurunkanKejadianISPA PadaRemaja |
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 13 Menurut Monks (1999), remaja adalah individu yang
berusia antara 12-21 tahun yang sudah mengalami peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa, dengan pembagian 12-15 tahun adalah masa remaja awal, 15-18 tahun adalah masa
remaja penengahan, dan 18-21 tahun adalah masa remaja akhir [14]. 2.2.3 Alasan Seseorang
Merokok Mu’tadin (2002) mengemukakan alasan remaja mulai merokok, antara lain [15] : 1.
Pengaruh Orang Tua Menurut Bear dan Corado, perokok remaja adalah anak-anak yang berasal
dari rumah tangga tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya.
Remaja yang berasal dari keluarga tidak bahagia akan lebih mudah untuk terlibat dengan rokok
maupun obat-obatan dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi
figur contoh, dengan begitu anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku
merokok lebih banyak didapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua (Single Parent).
2. Pengaruh Teman Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok
maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga. Ada 2 kemungkinan
yang terjadi dari fakta tersebut, yaitu : a. Remaja tersebut terpengaruh oleh teman-temannya atau
sebaliknya b. Diantara perokok remaja terdapat 87% mempunyai sekurang- kurangnya satu atau
lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non-perokok 3. Faktor Kepribadian Orang
mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau melepaskan diri dari rasa sakit dan bosan.
Satu sifat kepribadian yang bersifat pada pengguna rokok dan obat-obatan ialah konformitas
sosial. Pendapat ini didukung Atkinson (1999) yang menyatakan bahwa orang yang memiliki
skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih menjadi perokok dibandingkan dengan
mereka yang memiliki skor yang rendah.
 14. Upaya Pengalihan PerilakuMerokokDalamMenurunkanKejadianISPA PadaRemaja |
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 14 4. Pengaruh Iklan Melihat iklan di media massa dan
elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau
glamour yang membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada pada
iklan tersebut. 2.2.4 Tempat Seseorang Biasanya Merokok Tempat merokok juga mencerminkan
pola perilaku merokok. Berdasarkan tempat seseorang menghisap rokok, maka Mu’tadin (2002)
menggolongkan perokok menjadi [15] : 1. Merokok ditempat umum / ruang publik a. Kelompok
homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol mereka menikmati kebiasaannya.
Umumnya mereka masih menghargai orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di
smoking area. b. Kelompok heterogen yaitu seseorang merokok ditengah orang lain yang tidak
merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dll 2. Merokok ditempat yang bersifat pribadi a.
Dikamar tidur pribadi. Perokok yang memilih tempat ini digolongkan kepada individu yang
kurang menjaga kebersihan diri, penuh rasa gelisah yang mencekam. b. Toilet. Perokok jenis ini
dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi. 2.2.5 Situasi Seseorang Merokok
Menurut Silvan & Tomkins (Mu’Tadin , 2002) ada 4 tipe perilaku merokok berdasarkan
Management Of Effect Theory, keempat tipe tersebut adalah :
 15. Upaya Pengalihan PerilakuMerokokDalamMenurunkanKejadianISPA PadaRemaja |
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 15 1. Tipe Perokok yang dipengaruhi oleh perasaan
positif Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan
kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan. Simulation
to pick them up, perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
Pleasure of handling the cigarette, kenikmatan yang diperoleh karena memegang rokok. 2.
Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan negatif Banyak orang yang merokok untuk
mengurangi perasaan negatif dalam dirinya. Misalnya merokok bila marah, kesal, cemas, gelisah,
rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak
terjadi. 3. Perilaku merokok yang adiktif Perokok yang sudah adiksi, akan menambah dosis
rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. 4. Perilaku
merokok yang sudah menjadi kebiasaan Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena
untuk mengendalikan perasaan, tetapi karena sudah menjadi kebiasaan tiap harinya menghisap
rokok. 2.2.6 Bagaimana rokok mempengaruhi kesehatan (terutama penyakit ISPA) Kombinasi
ketiga bahan utama yang terkandung dalam rokok (Nikotin, TAR, Karbon Monoksida) dapat
memperburuk gejala klinis ISPA yaitu nafas tidak teratur dan cepat, tertariknya kulit dalam
dinding dada, nafas cuping hidung dimana hidungnya mengalami gerakan mengikuti pernafasan,
sesak kebiruan, suara nafas lemah atau hilang, suara nafas seperti ada cairannya, sehingga
terdengar keras.
 16. Upaya Pengalihan PerilakuMerokokDalamMenurunkanKejadianISPA PadaRemaja |
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 16 Gas berbahaya dalam asap rokok merangsang
pembentukan lendir, debu dan bakteri yang tertumpuk tidak dapat dikeluarkan, menyebabkan
bronchitis kronis, lumpuhnya serat elastin di jaringan paru mengakibatkan daya pompa paru
berkurang, udara tertahan di paru-paru dan mengakibatkan pecahnya kantong udara [5].
 17. Upaya Pengalihan PerilakuMerokokDalamMenurunkanKejadianISPA PadaRemaja |
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 17 BAB III KERANGKA PROGRAM PROMOSI
KESEHATAN MAP IT 3.1 Mobilize (Pengarahan) Berhubungan dengan perilaku remaja yang
mayoritas melakukan kegiatan merokok dan tidak sedikit menyebabkan penyakit ISPA, dengan
ini kelompok kami berinisiatif untuk melakukan promosi kesehatan untuk menurunkan kejadian
ISPA karena merokok sebagai upaya pengalihan perilaku merokok menjadi kegiatan yang lebih
bermanfaat. Kegiatan promosi kesehatan yang kami lakukan yaitu : 1. Penyuluhan 2. Konsultasi
3.2 Assess (Penaksiran) Strategi promosi kesehatan menurut WHO ( internasional) a) Advokasi
Pendekatan terencana yang ditujukan kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung
suatu isu kebijakan yang spesifik. Advokasi yang berhasil akan menentukan keberhasilan
kegiatan promosi kesehatan pada langkah selanjutnya sehingga keberlangsungan program dapat
lebih tejamin. b) Mediasi Kegiatan promosi kesehatan tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi harus
melibatkan lintas sector dan lintas program. Mediasi berarti menjembatani “pertemuan” diantara
beberapa sector yang terkait . Karenanya masalah kesehatan tidak hanya dapat diatasi oleh sektor
kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut.
 18. Upaya Pengalihan PerilakuMerokokDalamMenurunkanKejadianISPA PadaRemaja |
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 18 c) Memampukan masyarakat (enable) Adalah
kegiatan pemberian pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat agar mereka mampu
menjaga dan memelihara serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Kemandirian
masyarakat dalam menjaga dan meningkatkan kesehatanya merupakan tujuan dari kegiatan
promosi kesehatan.[17] Strategi Promosi Kesehatan berdasarkan riwayat perjalanan penyakit,
yaitu: a. Strategi Promosi Kesehatan Primer Tindakan pada fase ini adalah untk mencegah
terjadinya kasus penyakit. Berfokus pada masyarakat yang masih daam keadaan sehat. b. Strategi
Promosi Kesehatan Sekunder Strategi promosi kesehatan sekunder berfokus pada masyarakat
yang beresiko untuk mengalami penyakit. c. Strategi Promosi Kesehatan Tersier Dala tahap ini,
strategi kesehatan difokuskan pada masyarakat yang sudah terkena penyakit. Focus penanganan
yaitu dengan rehabilitasi untuk mencegah kecacatan/ kemunduran lebih lanjut dari penyakitnya
tersebut [17]. Dilihat dari teori diatas, strategi promosi kesehatan yang kelompok kami lakukan
berdasarkan WHO menggunakan cara mediasi, sedangkan berdasarkan riwayat perjalanan
penyakit menggunakan strategi promosi kesehatan sekunder. 3.3 Plan (Perencanaan) Promosi
kesehatan yang kami lakukan berdasarkan konsep 5W+1H, yaitu : Apa = Pengertian penyuluhan
dan konsultasiWhat Kenapa = Alasan dilaksanakannya promosi kesehatanWhy Siapa =
Sasaran promosi kesehatanWho Kapan = Waktu dilaksanakannya promosi kesehatanWhen
Dimana = Tempat dilaksanakannya promosi kesehatanWhere Bagaimana = Pelaksanaan
promosi kesehatanHow
 19. Upaya Pengalihan PerilakuMerokokDalamMenurunkanKejadianISPA PadaRemaja |
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 19 3.4 Implement (Pelaksanaan) Promosi kesehatan
yang kami lakukan dengan tema “Polusi Udara Yang Disebabkan Asap Rokok” dengan judul
“Upaya Pengalihan Perilaku Merokok Dalam Menurunkan Kejadian ISPA Pada Remaja”,
mencakup beberapa pelaksanaan diantaranya : 1. Sumber Data Sumber data yang dibutuhkan
kelompok kami mengenai promosi kesehatan ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti : a)
Dokumen yang ada, misalnya buku b) Langsung dari masyarakat, dimana kita bisa mendapatkan
data mengenai status kesehatan masyarakat, perilaku kesehatan dan faktor penentu dari perilaku
tersebut c) Petugas kesehatan di lapangan Dari ketiga sumber diatas, yang kami gunakan untuk
menyusun rencana promosi kesehatan mengenai Upaya Pengalihan Perilaku Merokok Dalam
Menurunkan Kejadian ISPA adalah sumber data yang pertama yaitu berasal dari dokumen yang
ada (buku). Hal ini jelas bahwa kami tidak melakukan penelitian kepada masyarakat sekitar dan
kepada petugas kesehatan yang berada dilapangan. 2. Cara Pengumpulan Data Setelah
mendapatkan sumber data yaitu dari dokumen yang ada, kami melakukan pengumpulan data
yaitu dengan cara diskusi. Diskusi tersebut dilakukan antara promotor kesehatan (pemberi
materi) yang bertindak sebagai subyek dengan remaja di lingkungan sekolah yang bertindak
sebagai obyek. Bila dilihat dari sudut program, cara ini sangat ekonomis, disamping itu promotor
kesehatan juga dapat memahami masalah dari berbagai sudut pandang remaja. Melalui cara ini
dapat dicari jalan keluar dari masalah yang ada, karena kedua belah pihak telah bersepakat secara
adil [19] .
 20. Upaya Pengalihan PerilakuMerokokDalamMenurunkanKejadianISPA PadaRemaja |
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 20 3.5 Track (Penyebaran) Tahap kelima dari model
MAP-IT adalah penyebaran. Pada tahap ini elemen kuncinya yakni memperbaharui (updating)
profil dan analisis masyarakat khususnya kalangan remaja. Berdasarkan elemen kunci dari tahap
penyebaran ini, promosi kesehatan yang kami lakukan mendapatkan respon yang positif, karena
adanya perubahan perilaku dari remaja yang merokok [18].
 21. Upaya Pengalihan PerilakuMerokokDalamMenurunkanKejadianISPA PadaRemaja |
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 21 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari uraian
yang telah kelompok kami sampaikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa merokok merupakan
kegiatan cenderung merugikan yang dilakukan manusia hanya untuk mengorbankan uang,
kesehatan, keluarga, persepsi positif dan sebagainya. Banyak lagi penyakit yang muncul akibat
dari rokok dan kebiasaan merokok. Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan sebagian dari
penyakit ini, tetapi obat yang ada hanya untuk meringankan gejalanya saja. Oleh karena itu,
terdapat upaya untuk penanggulangan bahaya rokok ini antara lain dengan upaya penyuluhan dan
konsultasi khususnya bagi generasi muda, motivasi untuk menghentikan kebiasaan merokok dan
berbagai upaya untuk mengalihkan kebiasaan merokok menjadi kegiatan yang lebih bermanfaat.
4.2 Saran Kita telah mengetahui bagaimana dampak apabila seeorang itu merokok. Jika
seseorang menawarkan rokok, maka tolak dengan baik. Merasa kasihanlah pada mereka yang
merokok karena mereka hanya ingin memperburuk kondisi tubuhnya sendiri. Jangan dengarkan
mereka yang menganggap anda lebih rendah dari mereka jika tidak ikut – ikutan merokok,
karena dalam hati dan pikiran mereka, sebenarnya ingin berhenti merokok. Beruntunglah bagi
orang yang belum merokok karena mereka termasuk orang yang pintar dan sangat mencintai
kesehatan.
 22. Upaya Pengalihan PerilakuMerokokDalamMenurunkanKejadianISPA PadaRemaja |
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 22 LAMPIRAN
 23. Upaya Pengalihan PerilakuMerokokDalamMenurunkanKejadianISPA PadaRemaja |
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 23 DAFTAR PUSTAKA 1. Smet, B. (1994). Psikologi
Kesehatan. Semarang : PT.Gramedia. 2. Sarafino, E.P. (1994). Health Psychology (2nd ed). New
York : John Willey and Sons. 3. Oskamp, Stuart. (1984). Applied Social Psychology. New Jersey
: Prentice Hall. 4. http://mariatulannisa.blogspot.com/2012/12/makalah-bahaya-merokok-bagi-
kesehatan.html 5. http://www.kabar-priangan.com/news/detail/2843 6. Armstrong, Sue. 1991.
Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan . Jakarta : Arcan. 7.
https://netisulistiani.wordpress.com/penyuluhan/ 8.
http://arsyadshawir.blogspot.com/2013_03_01_archive.html 9.
http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok 10. Danusanto, H. (1991). Rokok dan Perokok. Jakarta :
Aksara. 11. Mandagi, Jeanne. 1996. Masalah Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya serta
Penanggulangannya. Jakarta : Bina Darma Pemuda Printing. 12. Hurlock, Elizabeth, B. (1999).
Psikologi Perkembangan : “Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan” (Terjemahan
Istiwidayanti & Soedjarno). Jakarta : Penerbit Erlangga. 13. Santrock, John W. (1998).
Adolescence (7nd ed). Washington, DC : Mc Graw-Hill. 14. Monks, FJ & Knoers, AMP,
Haditono. (1999). Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya,
(Terjemahan Siti Rahayu Haditono). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 15. Mu’tadin,
Z. (2002). Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Pada Remaja. http://www.e-
psikologi.com/remaja.050602.htm [on-line]. Mu’tadin, Z. (2002). Remaja dan Rokok.
http://www.e-psikologi.com/remaja.050602.htm [on-line]. 16. RISET KESEHATAN DASAR
(RISKESDAS 2013). 17. http://daek-chin.blogspot.com/2014/12/konsep-dasar-promosi-
kesehatan.html. 18. https://www.scribd.com/doc/256009147. 19.
https://www.scribd.com/doc/266389969. 20.
http://www.kompasiana.com/tjiptadinataeffendi21may43/indonesia-peringkat-3-di-
dunia_54f5d798a33311161f8b4772

Anda mungkin juga menyukai