Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HALUSINASI PENDENGARAN

A. Topik : Perilaku Halusinasi


Sub topik : Cara Mengontrol Halusinasi

B. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Jumat / 03 Februari 2017
Waktu : 16.00 Wita
Tempat : Bangsal Melati

C. Sasaran : pasien.

D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit diharapkan pasien mampu
memahami tentang cara mengenal Halusinasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang Halusinasi selama 1 x 15 menit,
diharapkan pasien mampu :
a. Menjelaskan pengertian dari Halusinasi
b. Menjelaskan proses terjadinya halusinasi
c. Menjelaskan macam macam Halusinasi
d. Menjelaskan tanda tanda dari Halusinasi
e. Menjelaskan cara mengontrol Halusinasi

E. Pokok Materi
Terlampir

F. Kegiatan Pembelajaran
Respon yang
No Tahap Kegiatan Waktu
diharapkan
1. Pre Interaksi Salam pembuka Pasien menjawab
salam
Perkenalan perawat Pasien menerima
perkenalan
Pasien mengerti
Penyampaian tujuan
tentang tujuan
pendidikan kesehatan
Melakukan kontrak penkes
Pasien menyetujui
waktu
Menyampaikan apersepsi kontrak waktu
Pasien mau
menyampaikan
pendapat

2. interaksi Menjelaskan isi dari materi :


Menjelaskan pengertian Pasien mampu dan mau
dari Halusinasi untuk mendengarkan
Menjelaskan proses ceramah dengan baik
terjadinya halusinasi dan kooperatif
Menjelaskan macam
macam Halusinasi
Menjelaskan tanda -
tanda dari Halusinasi
Menjelaskan cara
mengontrol Halusinasi
3. Terminasi Mempersilahkan pasien Pasien mau bertanya
untuk bertanya mengenai
materi yang belum
dipahami
Mendiskusikan dengan Pasien kooperatif dan
pasien dan keluarga mau berpartisipasi dg
Menjelaskan yang belum
baik
dipahami
Melakukan evaluasi Pasien mau

pelaksanaan penkes mendengarkan


Menyampaikan Pasien menjawab
kesimpulan penkes pertanyaan perawat
Melakukan kontrak
Pasien memperhatikan
waktu yang akan dating
Pasien menyetujui
Menyampaikan salam
kontrak waktu
penutup
Pasien menjawab salam

G. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

H. Alat dan Media Penyuluhan


Leaflet

I. Evaluasi
a. Pasien dapat Menjelaskan pengertian dari halusinasi walaupun belum sempurna
b. Pasein dapat Menjelaskan proses terjadinya halusinasi walaupun masi ada
kekurangan dalam penjelasannya. Namun sejauh yang diperhatikkan pasien dan
keluarga dapat memahami dengan baik proses terjadinya halusinasi
c. Pasien dapat Menjelaskan macam macam halusinasi namun pada penjelasannya
masi ada yang kurang dipahami oleh pasien (pasien hanya dapat menjelaskan 3 dari
5 macam halusinasi sedangkan keluarga dapat menjelaskan ke 5 macam halusinasi
tersebut)
d. Pasien hanya dapat menyebutkan 4 dari 7 tanda - tanda halusinasi
e. Pasien dapat Menjelaskan dan mempraktekkan cara mengontrol halusinasi,
menghardik sambil menutup kedua telinga dan mengatakan pergi kamu, kamu
tidak nyata

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen, Keswa. 1996. Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 1. Direktorak
Kesehatan Jiwa RSJP : Bandung
Keliat, B.A. 1998. Proses Perawatan Kesehatan Jiwa (Terjemahan). EGC : Jakarta Handout
Keperawatan Jiwa
Keliat. B.A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 2. EGC : Jakarta
Carpenito, Lynda Tuail. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. EGC : Jakarta

Lampiran Materi
A. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam jumlah
dan pola diri stimulus yang mendekat yang diperkasai secara internal atau eksternal disertai
dengan suatu pengurangan berlebihan distarsi/ kelainan berespon terhadap stimulus. (Mary
C.T, 2008)
Halusinasi adalah gangguan sensori/persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu
yang sebenarnya tidak terjadi, suatu pencerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar.
(Maramis, 1998).

B. Proses Terjadinya Halusinasi


Halusinasi berkembang melalui 4 fase :
1. Fase pertama
Klien mengalami stress, cemas, perasa-an perpisahan, kesepian yang memuncak dan
tidak dapat diselesaikan. Klien mulai melamun dan memikirkan hal-hal yang
menyenangkan. Cara ini hanya menolong sementara.
2. Fase kedua
Kecemasan meningkat, melamun dan berpikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasakan
ada bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu ia tetap dapat mengontrol.
3. Fase ketiga
Bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengontrol klien. Klien
jadi terbiasa dan tidak berdaya mengontrol halusinasinya.
4. Fase keempat
Halusinasi berubah menjadi mengancam, memerintah dan memarahi klien. Klien
menjadi takut, tidak berdaya hilang kontrol dan tidak dapat berhubungan secara nyata
dengan orang lain di lingkungannya.

C. Macam macam Halusinasi


1) Pendengaran
Mendengarkan suara-suara/ kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk
kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien
bahkan sampai ke percakapan lengkap antara 2 orang atau lebih tentang orang yang
mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan
bahwa pasien, disuruh untuk melakukan sesuatu kadang-kadang dapat membahayakan.
2) Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar kartun,
bayangan yang rumit atau kompleks, bayangan bisa menyenangkan atau menakutkan
seperti melihat monster.
3) Penghirup
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urine, feses, umumnya bau-bauan yang
tidak menyenangkan. Halusinasi penghirup sering akibat stroke, tumor, kejang atau
demensta.

4) Pengecapan
Merasa mengecap seperti rasa darah, urine atau feses.
5) Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas, rasa tersetrum listrik
yang datang dari tanah, benda mati, atau orang lain.

D. Tanda tanda Halusinasi


1. Menarik diri.
2. Tersenyum sendiri duduk terpaku.
3. Bicara sendiri.
4. Memandang satu arah.
5. Menyerang.
6. Tiba-tiba marah.
7. Gelisah.

E. Cara Mengontrol Halusinasi


1. Meningkatkan kontak dengan realitas
a. Bicara tentang topik yang nyata, tidak mengikuti isi halusinasi.
b. Bicara dengan klien secara sering dan singkat.
c. Buat jadual kegiatan seharian untuk menghindari kesendirian.
d. Ajak bicara jika tampak klien sedang berhalusinasi.
e. Diskusikan hasil observasi anda.

2. Bantu menurunkan kecemasan


a. Temani, cegah isolasi dan menarik diri.
b. Terima halusinasi klien tanpa men-dukung dan menyalahkan. (Misal: Saya percaya anda
mendengar tetapi saya sendiri tidak mendengarnya.)
c. Beri kesempatan untuk mengung-kapkan
d. Tetap hangat, empati, kalem dan lemah lembut.
3. Mencegah klien melukai diri sendiri dan orang lain.
a. Lakukan perlindungan.
b. Kontak yang sering secara personal.
c. Berikan obat secara rutin.

SATUAN ACUAN PENYULUHAN ( SAP )


HALUSINASI PENDENGARAN
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK A

1 BAIQ HARTIKA DEWI


2 ANA HULFA
3 RINI SUNARISASI
4 MAHDAYATI
5 IDA AYU PUTU WIDIANI
6 LALU ARIFUDIN
7 HAERUDIN

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
JENJANG DIPLOMA III
2016 / 2017

Anda mungkin juga menyukai