Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BALITA DENGAN ISPA


DI DUSUN RW 03 ROWOSARI TEMBALANG SEMARANG
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Khusus

DosenPengampu : Ns. Novita Wulan Sari, M.Kep

Di Susun Oleh :

1. Fendi Kurniawan (20101440117033)


2. Hajar Fikri Mujiyani (20101440117036)
3. Ixrofiatul Muarifah (20101440117031)
4. Lestariningsih (20101440117047)
5. Lisa Suci Millani (20101440117048)
6. Miifta Nur Ayu (20101440117053)
7. Moch Syamsudin (20101440117055)
8. Muhammad Rizal (20101440117058)
9. Mutiara Putri Rajawali (20101440117060)
10. Nita Ramadhani (20101440117032)

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO


SEMARANG
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Infeksi Saluran Pernafasan Atas Pada Anak


Sasaran : Ibu Balita dan Kader posyandu Balita
Hari / tanggal : 02 Desember 2019
Waktu pertemuan : 60 Menit
Tempat : Rumah Ketua RW 03
Penyuluh : Mahasiswa Akper Kesdam IV/Diponegoro

A. LATAR BELAKANG

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang


sering terjadi pada anak. Insidens menurut kelompok umur balita
diperkirakan 0,29 episode per anak/tahun di negara berkembang dan 0,05
episode per anak/tahun di negara maju. Ini menunjukkan bahwa terdapat
156 juta episode baru di dunia per tahun dimana 151 juta episode (96,7%)
terjadi di negara berkembang. Kasus terbanyak terjadi di India (43 juta),
China (21 juta) dan Pakistan (10 juta) dan Bangladesh, Indonesia, Nigeria
masing-masing 6 juta episode. Dari semua kasus yang terjadi di
masyarakar, 7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit.
Episode batuk-pilek pada Balita di Indonesia diperkirakan 2-3 kali per
tahun (Ruden et al Bulletin WHO 2008). ISPA merupakan salah satu
penyebab utama kunjungan pasien di Puskesmas (40%-60%) dan rumah
sakit (15%-30%).
ISPA adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah
yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun
riketsia, tanpa atau disertai radang parenkim paru (Alsagaf 2009). ISPA
khususnya Pneumonia adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih
banyak dibanding gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak. Di
dunia setiap tahun diperkirakan lebih dari 2 juta Balita meninggal karena
Pneumonia (1 Balita/20 detik) dari 9 juta total kematian Balita. Diantara 5
kematian Balita, 1 diantaranya disebabkan oleh pneumonia. Bahkan
karena besarnya kematian pneumonia ini, pneumonia disebut sebagai
“pandemi yang terlupakan” atau “the forgotten pandemic”. Namun, tidak
banyak Universitas Sumatera Utara 2 perhatian tentang penyakit ini,
sehingga pneumonia disebut juga pembunuh balita yang terlupakan atau
“the forgotten killer of children” (Unicef/WHO 2006, WPD 2011). Di
negara berkembang 60% kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri dan
menempati urutan pertama penyebab kematian pada balita.
Kejadian ISPA pada balita di Sumatera Utara pada tahun 2008
yaitu 29.124 kasus. Pada tahun 2009 provinsi Sumatera Utara merupakan
provinsi urutan keempat terbanyak kasus pneumonia pada balita (21,56%),
setelah Provinsi Nusa Tenggara Barat (71,45%), Jawa Barat (46,16%) dan
Kepulauan Bangka Belitung (41,41%). Dari data yang di dapat untuk
wilayah kelurahan Padang Bulan Medan sepanjang tahun 2015, ISPA
merupakan penyakit yang berada diurutan pertama dari 10 besar penyakit
untuk kasus terbanyak. Pada bulan Agustus dan September 2015 masing-
masing dijumpai kasus sebanyak 1733 dan 1604 kasus.
Saat ini salah satu penyakit ISPA yang perlu mendapat perhatian
juga adalah penyakit influenza, karena penyakit influenza merupakan
penyakit yang dapat menimbulkan wabah, sesuai dengan Permenkes
Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu
Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.

B. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan tentang pengertian ISPA,
penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, penanganan ISPA, pasien
diharapkan dapat memahami tentang penyakit ISPA dan cara
membuat terapi madu jahe
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan 1x 60 menit, peserta mampu:
a. Menjelaskan pengertian ISPA
b. Menyebutkan 5 Faktor penyebab ISPA
c. Menyebutkan 4 gejala ISPA ringan, 6 gejalaISPA sedang dan 6
gejala ISPA berat.
d. Menjelaskan 4 komplikasi ISPA
e. Menjelaskan 4 pencegahan ISPA dan 6 prinsip perawatan ISPA
f. Menjelaskan terapi komplementer dan 9 manfaat jahe madu
sebagai alternatif pengobatan ISPA

C. MATERI PENYULUHAN
Terlampir

D. METODE PENYULUHAN
1. Diskusi dengan anggota keluarga
2. Ceramah dan tanya jawab
3. Demonstrasi

E. MEDIA PENYULUHAN
1. Leafleat ISPA
2. PPT ISPA
3. Obat tradisional jahe madu

F. SETTING TEMPAT PENYULUHAN


Keterangan :

:Fasilitator : Penyuluh

: media :Demonstrasi

: Notulen : peserta
G. KEGIATAN PENYULUHAN

No Tahap Estimasi
Kegiatan Penyuluh Respon Metode
Kegiatan Waktu

1. Mengucapkan salam
1.menjawab salam
2. Memperkenalkan diri
2. memperhatikan
1 Pendahuluan 3. Menjelaskan tujuan 5 menit ceramah
3. memperhatikan
umum
4. memperhatikan
4. Kontrak waktu

Penyampaian materi

1. Materi 1. Memperhatikan

a. Menjelaskan penjelasan dan

pengertian dan mencermati

klasifikasi ISPA materi

b. Menjelaskan 5
penyebab ISPA
c. Menjelaskan 4
tanda dan gejala Ceramah

Penyampaian ISPA ringan 6 tanda &


2
materi dan gejala ISPA 15 menit Tanya
Sedang dan 6 tanda jawab
dan gejala ISPA
berat.
d. Menjelaskan 4
pencegahan ISPA
e. Menjelaskan 9
manfaat jahe madu
sebagai alternatif
pengobatan ISPA
2. Bertanya

2. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
3. Memperhatikan
jawaban
3. Menjawab pertanyaan
peserta

Penutup

a. Menyimpulkan a. Memperhatikan

3 Penutup hasil penyuluhan 10 menit ceramah


b. Mengahiri dengan b. Menjawab salam
salam

H. EVALUASI PENYULUHAN

1. Evaluasi Persiapan
a. SAP telah disusun di ACC oleh pembimbing
b. Hari sebelum pelaksanaan H – 1 sebelumnya sudah kontrak waktu
dengan peserta.
c. Membuat leaflet dan ppt.
d. Mempersiapkan alat dan bahan demonstrasi.
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c. Peserta sangat antusias dan berperan aktif dalam jalannya diskusi.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menjelaskan pengertian ISPA
b. Peserta mampu menyebutkan 5 penyebab ISPA
c. Peserta mampu menyebutkan 4 tanda dan gejala ISPA ringan, 6 tanda
dan gejalaISPA sedang dan 6 tanda dan gejala ISPA berat.
d. Peserta mampu menyebutkan 4 akibat atau komplikasi ISPA
e. Peserta mampu menyebutkan cara 4 pencegahan dan 6 prinsip
perawatan ISPA di rumah
f. Peserta mampu menyebutkan terapi komplementer pada ISPA dan 9
manfaat jahe madu sebagai alternatif pengobatan ISPA
LAMPIRAN
MATERI

1. Pengertian ISPA
Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah infeksi akut yang terjadi
pada saluran napas termasuk adneksanya. Akut adalah berlangsung sampai
14 hari, Adneksa yaitu sinus, rongga telinga dan pleura.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran
pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Saluran pernapasan meliputi
organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ
disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) meliputi saluran pernapasan
bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Sebagian besar dari
infeksi saluran pernapasan bersifat ringan, misalnya batuk pilek dan tidak
memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun demikian jangan
dianggap enteng, bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat
menyebabkan anak menderita pneumoni yang dapat berujung pada
kematian.
Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit
ISPA dibagi menjadi dua golongan yaitu pneumonia dan yang bukan
pneumonia.
Pneumonia dibedakan atas derajat beratnya penyakit yaitu
pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti
rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya
digolongkan sebagai bukan pneumonia.

2. Penyebab ISPA
a. Virus dan bakteri
Seperti virus influeuza sterptococcus, shapilococcus,
haemopilus influenzae.
b. Alergen spesifik
Alergi yang disebabkan oleh debu asap dan udara dingin atau panas .
c. Perubahan cuaca dan lingkungan
Kondisi cuaca yang tidak baik seperti peralihan suhu panas ke
hujan dan lingkungan yang tidak bersih atau tercemar.
d. Aktifitas
Kondisi dimana anak memiliki kegiatan yang banyak tanpa
memperhatikan kondisi tubuh atau daya tahan tubuh yang dapat
menyebabkan anak-anak menderita ISPA.
e. Asupan gizi yang kurang.

3. Tanda dan Gejala ISPA


a. Gejala dari ISPA Ringan
Seseorang dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu
atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
1) Batuk
2) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara
(misalnya pada waktu berbicara atau menangis)
3) Pilek, yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung
4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37oC
b. Gejala dari ISPA Sedang
Seseorang dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala
dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
1) Pernafasan cepat (fast breating) sesuai umur yaitu: untuk
kelompok umur kurang dari 2 bulan frekuensi nafas 60 kali per
menit atau lebih dan kelompok umur 2 bulan sampai kurang dari 5
tahun : frekuensi nafas 50 kali atau lebih untuk umur 2 sampai
kurang dari 12 bulan dan 40 kali per menit atau lebih pada umur 12
bulan sampai kurang dari 5 tahun.
2) Suhu lebih dari 39 O C (diukur dengan termometer)
3) Tenggorokan berwarna merah
4) Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak
5) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
6) Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur)
c. Gejala dari ISPA Berat
Seseorang dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejal-
gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-
gejala sebagai berikut :
1) Bibir atau kulit membiru
2) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun
3) Pernafasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak gelisah
4) Sela iga tertarik kedalam pada waktu bernafas
5) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba
6) Tenggorokan berwarna merah

4. Komplikasi ISPA
a. Gangguan Pernafasan
Penyakit ISPA sendiri merupakan penyakit yang akan menyerang pada sistem
pernafasan manusia, karena gangguan pernafasan ini akan memberikan
dampak yang tidak baik bagi kesehatan tubuh manusia. Pada saat pernafasan
mulai terganggu maka sistem tubuh lainnya juga dapat terganggu, hidung
yang tersumbat kita bisa kesulitan untuk bernafas padahal tubuh manusia itu
sangat membutuhkan pasokan oksigen yang cukup. Bernafas dengan
menggnakan hidung sangat diperlukan karena melalui hidung udara yang
dapat tersaring dengan baik, berbeda dengan bernafas menggunakan mulut
yang tidak tersaring dengan baik.
b. Radang Dalam Selaput Lendir
Sinusitis merupakan kondisi peradangan akut dari satu atau lebih sinus
paranasal, infeksi ini memainkan peran penting dalam penderitaan ini karena
sinusitis ini sering terjadi akibat dari infeksi pada situs lain dari saluran
pernafasan karena sinus paranasal ini akan bersebelahan dan akan akan
berkomunikasi dengan saluran pernafasan yang bagian atas.
c. Abses Paru
Abser paru-paru merupakan rongga nanah yang ada di paru-paru dan akan di
kelilingi oleh jaringan yang meradang, hal ini baisanya akan disebabkan oleh
infeksi yang parah seperti pneumonia atau tuberkulosis, dari menghirup
material ke paru-paru dari mulut.
d. Dapat Menyebabkan Kematian
Salah satu komplikasi yang paling ditakuti dari penyakit ISPA ini yaitu
menyebabkan kematian, karena penaykit ISPA ini memang ada beberapa yang
cukup berbahaya sehingga dapat menyebabkan kematian yang mendadak.
Kematian ini bisa terjadi karena penyakit yang sudah parah, kurangnya
perawatan dan yang lainnya. Nah, bagi yang menderita penyakit ISPA harus
segera di tangani sebelum menjadi parah dan menyebabkan kematian yang
tidak di inginkan.

5. Pencegahan dan Perawatan ISPA di Rumah


Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus
yang benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan
program (turunnya kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan
antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit
ISPA).
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk
standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi
penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta
mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi
penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian
makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang
penting bagi pederita ISPA.
Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :
Upaya pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
1. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
2. Immunisasi.
3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
4. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

Pengobatan dan perawatan


Prinsip perawatan ISPA antara lain :
a. Meningkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
b. Meningkatkan makanan bergizi
c. Bila demam beri kompres dan banyak minum
d. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan
sapu tangan yang bersih
e. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak
terlalu ketat.
f. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak
tersebut masih menyusui.

6. Mengobati ISPA dengan Obat Tradisional Jahe Madu

Jahe adalah ramuan alami yang digunakan untuk mengobati berbagai


penyakit kesehatan. Umumnya digunakan sebagai obat Ayurvedic herbal.
Dalam masakan Asia, ramuan ini tidak hanya menambah rasa untuk
makanan dan minuman, tetapi juga bermanfaat dalam mengobati masalah
pernapasan seperti pilek, flu, batuk, dan asma. Menggunakan jahe dalam
bentuk kering, mentah, dan segar membantu mengobati gejala asma.

Manfaat penggunaan madu jahe sebagai alternatif pengobatan ISPA

a. Jahe memiliki komponen seperti gingerol, shogaols, dan zingerones


yang bertindak sebagai anti-inflamasi dan analgesik mirip dengan
Non-steroid anti-inflammatory (NSAID).
b. Memiliki sifat anti-oksidan berfungsi untuk membersihkan bahan
kimia atau zat berbahaya dari tubuh dan mengurangi stres psikologis
yang mengarah ke asma.
c. Menjadikan jahe sebagai terapi dalam pengobatan asma alergi. Jahe
juga membantu untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan
pada saluran pernapasan.
d. Jahe menghambat kontraksi saluran napas dan menormalkan saluran
udara untuk memungkinkan pernapasan yang tepat.
e. Memiliki oleoresin yang berguna untuk menurunkan kelebihan lendir
di tenggorokan dan paru-paru, sehingga memerangi infeksi.
f. Menghilangkan dahak yang menyebabkan rasa gatal di tenggorokan.
Juga menenangkan saluran nafas dan memberikan sensasi dingin di
dada.
g. Jahe bekerja dengan secara simultan menghambat enzim yang
menyebabkan otot-otot saluran napas mengerut dan juga
mengaktifkan enzim yang menenangkan saluran udara.
h. Jahe mengandung minyak atsiri berkisar 3%zat aktif yang dapat
mengobati batuk
i. Madu dapat menurunkan keparahan batuk dan dapat meningkatkan
kualitas tidur anak

Prosedur Kerja

1. Siapkan 4 cm jahe lalu di kupas sampai bersih.


2. Cuci jahe yang sudah dikupas dengan air bersih.
3. Kemudian geprek jahe, tetapi jangan sampai hancur.
4. Siapkan panci kecil dan masukkan air 2/3 gelas tadi ke dalamnya.
5. Lalu masukkan jahe yang sudah digeprek kedalam air yang mendidih, aduk
beberapa kali.
6. Tunggu 1 menit setelah air mendidih.
7. Kemudian angkat lalu diamkan sampai air jahe hangat.
8. Setelah hangat, tuangkan air jahe dan di pindahkan dari panci ke dalam
gelas ukuran 200 ml.
9. Setelah itu tambahkan 1 sendok makan madu, aduk hingga tercampur rata.
10. Berikan minuman herbal jahe madu pada balita dengan dosis 1 kali sehari
sebanyak ½ gelas pada malam hari, 30 menit sebelum tidur, pemberian
minuman herbal jahe madu dilakukan selama 5 hari berturut-turut.

Kontra Indikasi
1. Tidak boleh di berikan pada pasien yang mempunyai riwayat alergi dengan
jahe maupun madu
2. Tidak mempunyai riwayat dalam kesukaran dalam pembekuan darah
3. Tidak sedang dalam penggunaan obat pengencer darah.
4. Tidak sedang dalam pengobatan jantung, kanker dan obat penurun badan

Indikasi

1. Untuk meredakan batuk pada penderita ISPA


2. Untuk memberikan kualitas tidur anak lebih nyenyak
3. Untuk meredakan flu dan batuk
DAFTAR PUSTAKA

Hamad, S. 2007. Terapi Madu. Jakarta : Pustaka Iman. 30 hlm.

Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta. Trans Info
Media.

Manurung, Santa. 2009. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pernafasan


Akibat Infeksi. Jakrta Timur : CV. Trans Indo Media.
Purbaya, J.Rio. 2007. Mengenal Madu Alami. Bandung Pionir Jaya.

Ramadhani, A.N, Novayelinda, R., & Woferst, R. (2014). Efektifitas Pemberian


Minuman Herbal Jahe Madu Terhadap Keparahan Batuk pada Anak
dengan ISPA : Universitas Riau. Program Studi Ilmu Keperawatan, 8
(VOL 1) 1-8

Anda mungkin juga menyukai