Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Shalawat beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi besar
kita yakninya Nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya dari
zaman jahiliyah kepada zaman yang penuh ilmu pengetahuan yang kita rasakan
pada saat sekarang ini.

Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan IV mengenai Pengantar Riset Keperawatan dan Evidance Based
Nursing Practice. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
makalah ini. Semoga menjadi ibadah dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Amin.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan
Allah SWT.

Padang, Januari 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah........................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan............................................................... ........... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. Pengantar riset keperawatan dan Evidance Based Nursing


Practice (EBNP) ............................................................................ 3
B. Berpikir deduktif, induktif dan reflektif...................................... 10
C. Proses penyelesaian masalah...................................................... 15

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 17

A. Kesimpulan ................................................................................... 17
B. Saran............................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Riset atau penelitian adalah suatu usaha yang sistematis, terkendali dan
dan empiris dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelesaian
masalah. Penelitian terapan adalah penelitian yang diarahkan untuk tujuan
mengatasi masalah melalui metode ilmiah (Bondan Palestin, 2007).
Riset keperawatan menurut American Nurses Assosiation (1981)
adalah pengembangan pengetahuan tentang kesehatan dan kemajuan
kesehatan di dalam keseluruhan rentang kehidupan, merawat atau memelihara
orang yang mengalami masalah kesehatan dan ketidakmampuan baik fisik
maupun psikologis (Windi Arini dkk, 2010).
Evidance Based Nursing Practice merupakan fakta terbaik dari riset
diaplikasikan secara hati-hati dan bijaksana dalam tindakan preventif,
pendeteksian, maupun asuhan keperawatan. Evidance Based Nursing
Practice) adalah ketelitian yang digunakan dalam membuat keputusan klinik
tentang perawatan pasien (Windi Arini dkk, 2010).
Proses penelitian diawali dengan penyusunan proposal penelitian yang
dimulai dari identifikasi masalah dibidang keperawatan melalui penelitian
keperawatan sampai penyajian hasil penelitian (Bondan Palestin, 2007).
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan
keilmuannya sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan
umat manusia baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat
mengembangkan keilmuannya maka keperawatan dituntut untuk peka
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar pengantar riset keperawatan ?
2. Bagaimana konsep dasar Evidance Based Nursing Practice (EBNP) ?
3. Apa defenisi berpikir deduktif, induktif dan reflektif ?
4. Bagaimana proses penyelesaian masalah ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah proses perkuliahan diharapkan mahasiswa mampu memahami dan
mengetahui tentang konsep dasar riset keperawatan dan Evidance Based
Nursing Practice (EBNP).
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :
a. Bagaimana konsep dasar pengantar riset keperawatan
b. Bagaimana konsep dasar Evidance Based Nursing Practice (EBNP) ?
c. Apa defenisi berpikir deduktif, induktif dan reflektif ?
d. Bagaimana proses penyelesaian masalah ?

D. Manfaat Penulisan
1. Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai konsep dasar
riset keperawatan dan Evidance Based Nursing Practice (EBNP).
2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi semua pembaca tentang
mengenai konsep dasar riset keperawatan dan Evidance Based Nursing
Practice (EBNP).

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR PENGANTAR RISET KEPERAWATAN


1. Defenisi Riset Keperawatan
Penelitan berasal dari bahasa Inggris Research yaitu
penyelidikan atau pencarian secara teliti untuk memperoleh fakta baru
dalam cabang ilmu pengetahuan. Penelitian merupakan sarana yang
mutlak diperlukan agar ilmu pengetahun dapat berkembang, merupakan
kegiatan yang dilakukan secara sistematis, terkendali, mempelajari suatu
fenomena melalui pencarian fakta yang nyata (empiris) dan merupakan
sarana untuk mencari kebenaran melalui pendekatan ilmiah (Bondan,
Palestin, 2007).
Riset keperawatan adalah suatu proses yang dilakukan dengan
metode tertentu untuk menemukan, menganalisa, memecahkan, dan
mendokumentasikan masalah keperawatan (Nursalam, 2001).
Riset keperawatan merupakan studi yang sistematis, mengkaji
masalah keperawatan atau fenomena paktik dan asuhan keperawatan
melalui studi yang kreatiif, mengawali dan mengevaluasi perubahan,
mengambil tindakan untuk menghasilkan pengetahuan baru yang berguna
bagi keperawatan (Windi, Arini dkk, 2010).

2. Sejarah Perkembangan Riset Keperawatan


a. Pada Zaman Florence Nightingale
Digambarkan sebagai reformer, reactionary, researcher. Risetnya
dikategorikan sebagai perawatan kesehatan secara umum dan spesifik
Note of nursing (1859) menggambarkan aktivitas riset dimana fokus
dipentingkan pada kesehatan lingkungan dalam peningkatan kesehatan
pasien secara fisik dan mental. Identifikasi pada kebutuhan akan data
mengenai lingkungan seperti : ventilasi, kebersihan, temperatur,
air,dan diet (Helbert, 1981).

3
Data korban perang secara kolektif dan statistik
dicatat morbidity dan mortality-nya dilaporkan dalam bentuk diagram
pie, dan ditampilkan setiap periode waktu tertentu ( Palmer, 1977)
Nightingale meriset tentang perubahan perilaku, pengorganisasian,
dan sosial, Perbedaan perawatan militer dan sipil ternyata berdampak
dari kematian 42 % turun menjadi 2% pada pasien korban perang (Tri
Hartiti, 2010).
Pada era ini terjadi perubahan administrasi militer,
manajemen rumah sakit dan bangunan Rumah Sakit dikarenakan dia
sangat memperhatikan sanitasi,pencegahan kelaparan,penurunan
mortalitas ( Palmer, 1977).

b. Awal Tahun 1900


Tahun 1990 sampai dengan tahun 1950 aktivitas riset sangat
terbatas akan tetapi aktivitas riset lebih kearah pendidikan tinggi,
seperti dilaporkan awal riset didahului oleh adanya Nutting report pada
tahun 1912, Goldmark report pada tahun 1923 dan Burgess report pada
tahun 1926 ( Abdellah, 1972 & Jonhson, 1977).
American Journal Nursing pertamakali dipublikasikan pada tahun
1900, paling akhir tahun 1920 dan tahun 1930 mulai awal studi kasus.
Kebanyakan riset berupa Studi kasus yang dilaporkan sebagai indepth
analisis dan evaluasi sistematik dari satu atau kelompok pasien
terhadap peningkatan pengetahuan terhadap intervensi keperawatan
(Tri Hartiti, 2010).
Studi kasus merupakan pencetus riset korelasi atau riset yang
menghubungkan praktik keperawatan. Trend riset dimulai tahun 1940
dan berkesinambungan sampai tahun 1950, sedangkan fokusnya pada
pengorganisasian dan kenyamanan pelayanan keperawatan seperti
personil perawat, staffing, kebutuhan pasien berdasar klasifikasi,
kepuasan pasien dan perawat, tipe perawataan seperti perawatan
kompehensive, home care, evaluasi pasien secara progresif (Tri Hartiti,
2010).

4
c. Tahun 1950 & Tahun 1960
Riset diprioritaskan pada manajemen dan kepemimpinan
perawatan seperti Handerson dan Abdellah mulai diterapkan metode
riset bagi sarjana keperawatan dengan imbalan jasa (Tri Hartiti, 2010).
Tahun 1955 sekitar 500.000 dollars AS, sehingga meningkatkan
aktivitas riset dan publikasi jurnal riset keperawatan di tahun 1952,
sebagai kontribusi komunikasi. Pada tahun 1950 ANA (dalam kurun
waktu 5 tahun) mempelajari fungsi dan aktivitas perawat seperti dalam
laporannya Twenty Thousand Nurses Tell Their Story ANA mulai
mengembangkan statemen pada fungsi, standar dan kualifikasi
profesional nursing. Pada tahun 1959 maka mulailah riset klinik kearah
spesialis seperti kesehatan komunitas, psikiatri, medical surgical,
pediatri, obstetri dan pengembangan standar keperawatan sebagai
panduan praktik keperawatan profesioal (Tri Hartiti, 2010).
Antara tahun 1950-1960 aktivitas riset penelitian dititikberatkan
pada efektifitas pendidikan Register Nurse. Tahun 1953 dimulailah
riset untuk mahasiswa tingkat doctoral. Pada Columbia University.
Tahun 1955 mulai dibentuk The American Nurses Foundation yang
fungsinya sebagai pengamat, pengantar program, konsultan bagi
students dan administrator riset serta pemandu riset (Tri Hartiti, 2010).
Pada Tahun 1956 mulai dibentuk komite riset sebagai pemandu
riset bagi perawat yang tergabung dalam ANA Tahun 1957
Departemen riset keperawatan masuk dalam Walter Reed Army
Institute or Research. Riset keperawatan yang masuk pertamakali
dalam Walter Reed Army Institute or Research adalah jenis riset
pengelolaan keperawatan klinik (Tri Hartiti, 2010).
Tahun 1965 ANA mensponsori konferensi riset yang pertamakali
dan secara kontinue mendesiminasikan hasil-hasil riset tersebut, Pada
tahun 1960-an ini terjadi peningkatan riset keperawatan klinik dimana
difokuskan pada kualitas keperawatan, pengembangan tolok ukur
keberhasilan asuhan keperawatan, serta intervensi keperawatan ,pola
staffing, serta pembiayaan perawatan di ICU (Tri Hartiti, 2010).

5
d. Riset Keperawatan Tahun 1970an
Tahun 1970-1974 ada 275 riset dimana 71 nya berfokus
pada Nursing practice(46% teknik monitoring seperti TD,S,N, 25%
prosedur perbaikan fisik, 29% prosedur perbaikan psikis, subyek
penelitian 65 % pada pasien dewasa ( 77%nya pasien di RS) (Tri
Hartiti, 2010).
Tahun 1973 diadakan konfren pertamakali tentang diagnosa
keperawatan dan berlanjut selama 2 tahun penelitian difokuskan pada
diagnosa keperawatan dan efektifitas proses diagnosa tersebut. Pada
tahun ini Riset mejadi terbatas karen peran Nurse spesialis, program
pengembangan model & kerangka konseptual serta panduan teori
nursing practice (Tri Hartiti, 2010).
Pada Tahun 1978 mulai ada publikasi di jurnal Advances in
Nursing Science, Research in Nursing & Health, dan tahun 1979
western journal of Nursing Research. Jumlah doktor keperawatan
meningkat mejadi rata-rata 2500, hal tersebut diikuti pula dengan
jumlah riset yang dihasilkan oleh program doktor tersebut. Tahun 1974
biaya riset sebesar 493 juta dolar as meningkat jika dibanding tahun
1955-1976 hanya sebesar 39 juta dollar as (Tri Hartiti, 2010).

e. Riset Keperawatan Tahun 1980an


Mulai terjadi Pengembangan jurnal keperawatan seperti : Cancer
Nursing, Cardiovaskuler Nursing, Dimensions of Critical Care
Nursing, Heart & Lungs, Journal Obstetric,Ginecologoc, and Neonate
Nursing, Journal Neurosurgical Nursing, Pediatric nursing, serta
Rehabilitation Nursing. Tahun 1985 mulai dibentuk NCNR (National
Center Nursing Research) (Sutrisno Hadi 1992).

3. Manfaat Riset dalam Penelitian


a. Memperkuat dasar-dasar keilmuan yang nantinya akan menjadi
landasan dalam kegiatan praktik klinik, pendidikan, dan menejemen
keperawatan

6
b. Peningkatan kualitas pelayanan keperawatan melalui pemanfaatan
hasil penelitian ilmiah
c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembiayaan pelayanan
keperawatan
d. Memahami fenomena secara profesional sehingga dapat menyusun
perencanaan, memprediksi hasil, pengambilan keputusan, dan
meningkatkan perilaku sehat klien (Windi Arini dkk, 2010).

4. Jenis-Jenis Penelitian
Jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut: Tujuan, pendekatan,
tingkat eksplanasi, dan analisis & jenis data.
a. Penelitian Menurut Tujuan
1) Penelitian Terapan adalah penelitian yang diarahkan untuk
mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah.
2) Penelitian Murni/Dasar adalah penelitian yang dilakukan
diarahkan sekedar untuk memahami masalah dalam organisasi
secara mendalam (tanpa ingin menerapkan hasilnya). Penelitian
dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak
memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Jadi
penelitian murni/dasar berkenaan dengan penemuan dan
pengembangan ilmu.

b. Penelitian Menurut Metode.


1) Penelitian Survey
Penelitian yang dilakukan pada popolasi besar maupun kecil, tetapi
data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif,
distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosilogis maupun
psikologis.

7
2) Penelitian Ex Post Facto
Yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang
telah terjadi yang kemudian merunut ke belakang untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian
tersebut.
3) Penelitian Eksperimen
Yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel
tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol
secara ketat. Variabel independennya dimanipulasi oleh peneliti.
4) Penelitian Naturalistic
Metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif,
yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek alami (sebagai lawannya) dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci. Contoh : Sesaji terhadap keberhasilan
bisnis.
5) Policy Reserach
Yaitu suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau analisis
terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar, sehingga
temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan
untuk bertinak secara praktis dalam menyelesaikan masalah.
6) Action Research
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan
metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat
ditekan dan produktifitas lembaga dapat meningkat. Tujuan utama
penelitian ini adalah mengubah: 1) situasi, 2) perilaku, 3)
organisasi termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja, dan
pranata.
7) Penelitian Evaluasi
Merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk
membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan
standar dan program yang telah ditetapkan.

8
8) Penelitian Sejarah
Berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian
yang berlangsung di masa lalu. Sumber datanya bisa primer, yaitu
orang yang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau sumber-
sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu. Tujuan
penelitian sejarah adalah untuk merekonstruksi kejadian-kejadian
masa lampau secara sistematis dan obyektif, melalui pengumpulan,
evaluasi, verifikasi, dan sintesa data diperoleh, sehingga ditetapkan
fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan (Tri Hartiti, 2010).

c. Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi


Tingkat eksplanasi adalah tingkat penjelasan. Jadi penelitian menurut
tingkat eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan
kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu
variabel dengan variabel yang lain.
1) Penelitian Deskriptif
Adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan, atau penghubungan dengan variabel yang lain.
2) Penelitian Komparatif
Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.
Variabelnya masih sama dengan penelitian varabel mandiri tetapi
untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.
3) Penelitian Asosiatif/Hubungan
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara dua variable atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan
dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

d. Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisis


Jenis data dan analisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan
menjadi dua hal utama yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data

9
kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan
gambar. Data kuantitatif adalah data berbentuk angka atau data
kualitatif yang diangkakan (scoring) (Notoadmodjo, 2005).

5. Ruang Lingkup Penelitian Keperawatan


Lingkup masalah penelitian keperawatan menurut Nursalam (2002)
dikembangkan menjadi:
a. Prioritas kesehatan dan pencegahan penyakit pada masyarakat.
b. Pencegahan perilaku dan lingkungan yang berakibat buruk pada
masalah kesehatan.
c. Menguji model praktik keperawatan di komunitas.
d. Menentukan efektivitas intervensi keperawatan pada infeksi HIV-
AIDS.
e. Mengkaji pendekatan yang efektif pada gangguan perilaku.
f. Evaluasi intervensi keperawatan yang efektif pada penyakit kronis.
g. Identifikasi faktor-faktor bioperilaku yang berhubungan dengan
kemampuan koping.
h. Mendokumentasikan efektivitas pelayanan kesehatan/keperawatan.
i. Mengembangkan masalah dan metodologi riset pelayanan
kesehatan/keperawatan.
j. Menentukan efektivitas biaya perawatan klien (Nursalam, 2015)

B. KOSEP DASAR EVIDANCE BASED NURSING PRACTICE (EBNP)


1. Definisi EBNP
Evidence-Based Practice (EBP), salah satunya adalah Evidence-
Based Nursing (EBN), merupakan pendekatan yang dapat digunakan
dalam praktik perawatan kesehatan, yang berdasarkan evidence atau
fakta. Evidance based practise merupakan fakta terbaik dari riset
diaplikasikan secara hati-hati dan bijaksana dalam tindakan preventif,
pendeteksian, maupun asuhan keperawatan (Cullum N, 2000).
Evidance-based practice (EBP) adalah ketelitian yang digunakan
dalam membuat keputusan klinik tentang perawatan pasien (Sackeet et

10
al.2000). Fitur dasar dari EBP sebagai permasalahn klinik- strategis
pemecahan adalah keputusan yang ditekankan menjadi dasar kebiasaan
dan wewenangan atau ritual, menekankan adalah identifikasi terbaik
adanya bukti penelitian dan integrasi dengan faktor lainnya (Cullum N,
2000).
Evidence-based nursing (EBN) berarti menggunakan bukti terbaik yang
tersedia dari penelitian, bersama dengan preferensi pasien dan pengalaman
klinis, ketika membuat keputusan keperawatan. Melnyk & Fineout-
Overholt (2011) menjelaskan bahwa Evidence-Based Practice in Nursing
adalah penggunaan bukti ekternal, bukti internal (clinical expertise), serta
manfaat dan keinginan pasien untuk mendukung pengambilan keputusan
di pelayanan kesehatan.

Ilmu pengetahuan di bidang kesehatan pada beberapa dekade


terakhir telah mengalami kemajuan yang sangat pesat melampaui
perkembangan sebelumnya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut akhirnya juga merambah ke dalam dunia keperawatan. Ilmu
keperawatan dan pengembangannya melalui riset merupakan dinamika
proses yang sangat penting dalam pertumbuhan keperawatan sebagai
sebuah profesi. Tujuan dilakukannya riset keperawatan adalah untuk
memperkuat dasar-dasar keilmuan yang nantinya akan menjadi landasan
dalam kegiatan praktik klinik, pendidikan, dan menejemen keperawatan
(Ross, Mackenzie, & Smith, 2003).
Sedangkan praktik keperawatan yang berdasarkan fakta empiris
(evidence based nursing) bertujuan untuk memberikan cara menurut fakta
terbaik dari riset yang diaplikasikan secara hati-hati dan bijaksana dalam
tindakan preventif, pendeteksian, maupun asuhan keperawatan (Cullum,
2001).
Menerapkan hasil penelitian dalam pelayanan kesehatan adalah
upaya signifikan dalam memperbaiki pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada efektifitas pembiayaan (cost effectiveness).
Meningkatkan kegiatan riset keperawatan dan menerapkan hasilnya dalam

11
praktik keperawatan merupakan kebutuhan mendesak untuk membangun
praktik keperawatan yang lebih efektif dan efisien. Menurut sebuah studi
terhadap berbagai laporan penelitian keperawatan (meta-analysis) yang
dilakukan oleh Heater, Beckker, dan Olson (1988), menjumpai bahwa
pasien yang mendapatkan intervensi keperawatan bersumber dari riset
memiliki out come yang lebih baik bila dibandingkan dengan pasien yang
hanya mendapatkan intervensi standar. Selama ini budaya ilmiah di
kalangan profesi keperawatan Indonesia masih tertinggal jauh bila
dibandingkan negara lain. Perkembangan inovasi dan aplikasi praktik
klinik keperawatan di rumah sakit masih banyak mengadopsi hasil
penelitian profesi lain (Windi Arini dkk, 2010).

2. Manfaat Evidance Based Practice


a. Menjadi jembatan antara penelitian dan praktik
Tenaga profesional bisa memanfaatkan hasil-hasil penelitian dalam
memberikan pelayanan dimana tujuan dari penggunaan tersebut adalah
untuk memberikan pelayanan yang terbaik (effective dan no harm)
b. Mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang buruk
Hadirnya EBP secara tidak langsung menjadi pengingat bagi
peneliti yang tidak menggunakan standar penelitian yang baik
c. Mencegah terjadinya informasi yang overload terkait hasil-hasil
penelitian
Dengan adanya EBP secara tidak langsung akan mengarahkan
peneliti untuk melakukan penelitian yang berkelanjutan berdasarkan
hasil penelitian sebelumnya
d. Mengeliminasi budaya practice which is not evidence based
Dengan adanya EBP tenaga profesional akan memberikan
pelayanan terbaik dengan cara menggunakan intervensi yang sudah
teruji ke-efektivannya serta intervensi yang tidak menimbulkan
kerugian bagi pasien (Trinder & Reynolds, 2006).

12
3. Evidance-Based Dalam Praktek Keperawatan
Evidance based sangat penting dalam praktek keperawtan. EBP
telah menimbulkan banyak perdebatan, dengan dukungan kritik. Para
pendukung berdebat bahwa penyelesaian untuk mendukung kesehatan
pada diri kita dan lingkungan. Posisi tentang kontribusi berbagai jenis
bukti kurang berat dibandingkan sebelumnya.
Namun demikian paling jelas bukti hirarki, yang peringkat sumber
bukti sesuai dengan kekuatan yang mereka sediakan. Terlihat seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, angka ini diadaptasi dari skema disajikam
dalam beberapa referensi EBP menunjukkan hirarki tujuh tingkat yang
memilih tinjauan sistematis dari Randomized Clinical Trial (RCT) di
puncaknya. Sistematis review dari menawarkan non randomized uji coba
klinis dengan fakta yang kurang kuat (Windi Arini dkk, 2010).

C. BERFIKIR DEDUKTIF, INDUKTIF DAN REFLEKTIF


Penalaran adalah suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan
yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan berfikir penalaran memiliki
ciri-ciri tertentu. Ciri pertama adalah proses berpikir logis, dimana berpikir
logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan
kata lain menurut logika tertentu. Ciri yang kedua adalah sifat analitik dari
proses berpikirnya. Sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari adanya suatu
pola berpikir tertentu. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan
berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.
Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran pada dasarnya
bersumber pada rasio atau fakta. Mereka yang berpendapat bahwa rasio adalah
sumber kebenaran mengembangkan paham rasionalisme, sedangkan mereka
yang menyatakan bahwa fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia
merupakan sumber kebenaran mengembangkan paham empirisme.

1. Berpikir Deduktif
Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti
penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan
yang khusus dari yang umum, lawannya induksi (Poerwadarminta, 2006).

13
Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat
umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan
secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan
silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah
kesimpulan. (Filsafat Ilmu.hal 48-49 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar
Harapan, 2005).
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan
hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagiannya yang khusus.

2. Berpikir Induktif
Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal
atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum
(Poerwadarminta, 2006). Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik
suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat
individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan
terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan
yang bersifat umum (Suriasumantri, 2005).
Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir
dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan
difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum
diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

3. Berpikir Reflektif
Berpikir reflektif adalah cara untuk memimikirkan kembali
pengalaman yang telah lampau dan mengambil maknanya. Kesibukan
sehari- hari menjadikan waktu untuk mereflesikan suatu pengalaman
berkurang dan sering terlupakan. Maka buatlah jadwal dan
berkomitmenlah dengan pelaksanaanya.

14
D. PROSES PENYELESAIAN MASALAH
Tahapan problem solving atau pemecahan masalah dapat dilakukan
melalui beberapa langkah. Menurut pendapat Wiley John & Sons, Inc (1966)
terdapat empat tahapan dalam problem solving. Menurut Katharina (2012)
terdapat lima tahapan dalam problem solving. Problem solving menurut
Dewey dalam bukunya W.Gulo (2002) dapat dilakukan melalui enam tahap.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut tahapan problem solving dapat
diringkas sebagai berikut:
1. Menemukan Permasalahan
Problem solvers harus menentukan seputar akibat dan menggambarkan
langkah apa yang akan dipilih. Pertama problem solver harus
meminimalisir bias yang mungkin ditimbulkan. Tahap ini menuntut
peserta didik untuk menyusun info sebaik mungkin, meminimalisir bias
terhadap apa yang dipilih.
2. Identifikasi Permasalahan
Problem solver mengidentifikasi objek yang dipelajari dan menentukan
kendala dan penghalang yang mungkin menjadi penyebab permasalahan.
Brainstorming sangat dibutuhkan pada tahap ini, dengan tujuan
mengelompokkan aspek-aspek penting dari permasalahan kemudian
menentukan asosiasi dan hubungan. Terdapat dua cara yakni fleksibel dan
fluency. Fleksibel adalah konstruksi dari keragaman solusi. Fluency adalah
konstruksi dari banyaknya solusi yang ditawakan. Cara efektif lain adalah
memecah permasalahan menjadi bagian-bagian kecil, dimana bisa jadi
lebih terorganisir dan akan lebih mudah diselesaikan.
3. Merancang Beberapa Alternatif
Hipotesis Hipotesis adlah bagian terpenting dalam menyeesaikan
permasalahan. Studi yang dilakukan oleh Chi, Gaser, dan farr (1989)
menemukan bahwa fisikawan profesional menentukan hubungan antara
konsep dan delevop, refine, dan simulasi multipel test dari hipotesis.
Untuk membangun hipotesis problem solver harus mengakses prior
knowledge dan menggunakan pengetahuan baru (dari ahli dan sumber
lain) untuk menggeneralisasi ide dan mengidentifikasi solusi potensial.

15
Setelah menentukan solusi yang berpotensi, problem solver harus
menentukan pilihan.
4. Membuat Penilaian dan Keputusan mengenai
Hipotesis yang akan digunakan. Problem solver harus mempertimbangkan
kembali karakter dari tujuan problem solving mereka dalam rangka
memastikan apakah penyelesaian mereka tetap pada jalur. Problem solver
harus menghasilkan argumen-argumen pendukung untuk mendukung
pilihan mereka. Peneliti meyakini bahwa scaffolding dapat meningkatkan
kualiats dari argumen yang diajukan. Scaffolding bisa juga jadi pilihan
bagaimana menerapkan solusi yang dipilih.
5. Evaluasi dan Pengujian Solusi Ketika mencoba efisiensi dari solusi,
problem solver harus menganalisis dan acces hasil dan menjelaskan
mengapa solusi bekerja atau tidak. Jika solusi yang dipilih tidak berhasil
atau kurang, problem solver harus memilih alternatif lain dengan
mempertimbangkan apa yang sudah di lakukan dan mengulangi proses
hingga solusi ditemukan.

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Riset keperawatan adalah suatu proses yang dilakukan dengan metode
tertentu untuk menemukan, menganalisa, memecahkan, dan
mendokumentasikan masalah keperawatan. Sejarah perkembangan riset
keperawatan dimulai dari zaman Florence Nightingale berlanjut awal tahun
1900, tahun 1950 & tahun 1960, riset keperawatan tahun 1970an dan riset
keperawatan tahun 1980an.
Jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut: tujuan, pendekatan, tingkat
eksplanasi, dan analisis & jenis data. Penelitian menurut tujuan antara lain
penelitian terapan, murni/dasar, penelitian menurut metode, penelitian survey,
penelitian ex post facto, penelitian eksperimen, penelitian naturalistic, policy
research, action research, penelitian evaluasi, penelitian sejarah; penelitian
menurut tingkat eksplanasi antara lain penelitian deskriptif, komparatif,
asosiatif/hubungan: penelitian menurut jenis data dan analisis antara lain jenis
data dan analisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua hal
utama yaitu data kualitatif dibangun suatu teori yang dan kuantitatif. data
kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar. data
kuantitatif adalah data berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan
(scoring) .
Evidence-based nursing practice (EBNP) merupakan pendekatan yang
dapat digunakan dalam praktik perawatan kesehatan, yang berdasarkan
evidence atau fakta. Evidance based practise merupakan fakta terbaik dari
riset diaplikasikan secara hati-hati dan bijaksana dalam tindakan preventif,
pendeteksian, maupun asuhan keperawatan.
Berpikir deduktif yaitu berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus sedangkan berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam
berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Berpikir
reflektif adalah cara untuk memimkirkan kembali pengalaman yang telah
lampau dan mengambil maknanya.

17
B. SARAN
Semoga makalah yang kami susun dapat dimanfaatkan secara maksimal,
sehingga dapat membantu proses pembelajaran, dan dapat mengefektifkan
kemandirian dan kreatifitas mahasiswa. Selain itu, diperlukan lebih banyak
referensi untuk menunjang proses pembelajaran.

18
DAFTAR PUSTAKA

Bondan, Palestin. 2007. Prinsip Prinsip Etika Penelitian Ilmiah. Diakses


pada tanggal 28 Januari 2017.
http://bondanriset.blogspot.com/2007/10/prinsip-prinsip-etika
penelitian.hmtl
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo.
Melnyk, B.M. & Fineout-Overholt, E. 2011. Evidence-based practice in
nursing and healthcare: A guide to best practice. Philadelphia: Lippincott,
Williams & Wilkins.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
Nursalam. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta:
CV. Sagung Seto.
Nursalam. 2002. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Nursalam. 2015. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan
Praktis, Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika
Poerwadarminta, 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Suriasumantri, 2005. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Popular. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Sutrisno. 1992. MetodologI Research II. Yogyakarta: Andi Offset

19

Anda mungkin juga menyukai