A. Latar Belakang
Penyakit kardio vascular / Cardio Vascular Disease (CVD) merupakan penyakit
penyebab kematian nomor 1 di dunia. CVD mencakup sekelompok kelainan jantung dan
pembuluh darah, termasuk sindrom koroner akut (SKA) dan penyakit cerebrovasculer.
Empat dari 5 kematian CVD disebabkan oleh SKA dan stroke(1).
Angka mortalitas CVD terus meningkat. Pada tahun 2015, angka kematian di dunia
yang disebabkan penyakit ini mencapai 17,7 juta dari 39,5 juta kematian. Tahun 2016,
angka kematian penyakit cardio vaskuler meningkat menjadi 17,9 juta jiwa dan
menyumbang 31 % penyebab angka kematian di seluruh dunia. Sepertiga dari kematian
ini terjadi secara pada orang di bawah usia 70 tahun (2)(3).
Di Asia Tenggara, 1/4 total kematian disebabkan penyakit jantung, yakni 3,6 juta jiwa
(2).
Di Indonesia, angka kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah terus
meningkat. Pada tahun 2014, 37% dari angka kematian di Indonesia disebabkan oleh
penyakit kardiovaskuler.
Menurut Survey Sample Registration (SRS) 2014, penyakit jantung menempati iposisi ke
dua penyebab kematian setelah stroke, yaitu sebesar 12,9 % (4).
Pengetahuan berkaitan dengan kepatuhan menjalankan pola hidup sehat.. Hal ini
dibuktikan dengan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan terhadap kepatuhan
menjalankan pola hidup sehat. (12). Pengetahuan memiliki hubungan bermakna dalam
pencegahan kekambuhan pasien SKA (13). Hubungan yang signifikan juga ditemukan
antara pengetahuan dengan kemampuan melakukan pencegahan sekunder faktor risiko
penyakit jantung koroner (14). Pencegahan sekunder dan pengendalian faktor resiko
penyakit jantung koroner sangat memerlukan peran orang-orang terdekat di sekitar
pasien, yaitu keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dan memiliki hubungan
saling ketergantungan. Gangguan kesehatan terhadap salah satu anggota keluarga akan
mengakibatkan gangguan peran dalam keluarga tersebut. Salah satu fungsi keluarga
adalah fungsi perawatan kesehatan (15), sehingga masing-masing anggota keluarga
berperan dalam memelihara kesehatan dirinya sendiri maupun anggota keluarga yang
lain. Tinggal dalam satu tempat dan adanya hubungan saling bergantung akan
membentuk pola hidup yang saling mempengaruhi. Faktor genetik, pola makan,
merupakan salah satu faktor resiko penyakit jantung, sehingga edukasi kolaboratif ini
sangat bermanfaat bukan hanya untuk pasien, tetapi seluruh keluarga.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan tingkat pengetahuan keluarga pasien tentang sindrom koroner akut
( serangan jantung )
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan edukasi kolaboratif, keluarga pasien dapat mengetahui :
c. Penegakkan diagnosa
d. penatalaksanaan
e. Komplikasi
f. Faktor resiko
g. Pencegahan
C. Materi (terlampir)
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet
2. Booklet
F. Kegiatan Edukasi
Profesi : Dokter
Tahap/waktu Kegiatan Kegiatan peseta media
Pendahuluan / 2 1. Mengucapkan salam 1. Membalas -
menit
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan apa yang akan dilakukan 3. Memperhatikan
dan tujuan
4. memperhatikan
4. Menyebutkan materi edukasi
Profesi : Perawat
Tahap/waktu Kegiatan Kegiatan peseta media
Pendahuluan / 2 1. Mengucapkan salam 1. Membalas -
menit
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan apa yang akan dilakukan 3. Memperhatikan
dan tujuan
4. Menyebutkan materi edukasi
4. memperhatikan
Penyajian / 15 Menjelaskan isi materi :
menit
1. Apa yang dilakukan jika Mendengarkan dan Leaflet dan
mengalami/menemukan tanda dan memperhatikan booklet.
gejala serangan jantung.
2. Prinsip penatalaksanaan pasien
serangan jantung
3. Perawatan pasien SKA di rumah sakit
4. Perawatan di rumah
5. Pencegahan SKA
10 menit 1. Memberikan kesempatan untuk 1. Memberikan Leaflet dan
bertanya. pertanyaan booklet
2. Melakukan evaluasi menyeluruh 2. Menjawab
terhadap materi yang diberikan pertanyaan
yang diajukan
Kriteria evaluasi :
Responden mampu :
1. Menjelaskan apa yang harus
dilakukan jika
mengalami/menemukan gejala SKA.
2. Menyebutkan 3 hal yang dilakukan
pasien selama proses perawatan,
3. Menjelaskan pilar utama pencegahan
SKA.
3 menit 1. Menanyakan kesan setelah diberikan 1. Menyampaikan -
edukasi kesan
2. Memberikan reinforcemen positif 2. Mendengarkan
3. Mengucapkan salam penutup 3. Membalas
salam
Profesi : apoteker
Tahap/waktu Kegiatan Kegiatan peseta media
Pendahuluan / 2 1. Mengucapkan salam 1. Membalas -
menit
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan apa yang akan dilakukan 3. Memperhatikan
dan tujuan
4. Menyebutkan materi edukasi
4. memperhatikan