Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Bahasan : Minum Obat


Sub Pokok Bahasan : Pengawasan Minum Obat
Sasaran : Pasien gangguan jiwa
Tempat : Ruang Kenari RS Jiwa Menur
Waktu : 20 menit

I. LATAR BELAKANG

Menurut Dharmadi (2002) mengemukakan bahwa, skizofrenia


merupakan penyakit gangguan jiwa terberat yang dialami manusia, bahkan bisa
dinilai lebih buruk dibanding penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV),
bukan karena tidak bisadiobati, tetapi penyembuhannya yang membutuhkan
waktu yang lama.

Sedangkan menurut Siswono (2003) mengemukakan bahwa, Sekitar 1%


sampai 2% dari seluruh penduduk dunia akan mengidap skizofrenia pada suatu
waktu dalam hidupnya.
Ada beberapa hal yang bisa memicu kekambuhan skizofrenia, antara
lain penderita tidak minum obat dan tidak kontrol ke dokter secara teratur,
menghentikansendiri obat tanpa persetujuan dari dokter, kurangnya dukungan
dari keluarga danmasyarakat, serta adanya masalah kehidupan yang berat yang
membuat stress, sehingga penderita kambuh dan perlu dirawat di rumah
sakit.Oleh karena itu pengawasan minum obat oleh keluarga dengan gangguan
jiwasangat penting demi kesembuhan pasien gangguan jiwa.

II. TUJUAN
a. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan tentang penyuluhan kesehatan jiwa selama 20
menit diharapkan keluarga mampu memahami tentang pemberian obat.

b. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 20 menit diharapkan
keluarga klien mampu :
1) Menyebutkan obat-obat yang sering digunakan untuk pasien
gangguan jiwa
2) Menyebutkan manfaat obat
3) Menyebutkan reaksi yang efektif setelah minum obat
4) Menyebutkan 5 benar pemberian obat

III. WAKTU DAN TEMPAT


a. Hari/ Tanggal :
b. Pukul : 10.00 WIB
c. Tempat : Ruang Kenari RS Jiwa Menur. Ruang TAK

IV. MATERI
Terlampir

V. MEDIA DAN ALAT


a. Papan tulis /flipchart/whiteboard/ dan alat tulis
b. Buku catan dan pulpen
c. Jadwal kegiatan klien
d. Beberapa contoh obat

VI. METODE
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah, diskusi dan
tanya jawab.

VII. SETTING TEMPAT


- Peserta duduk di Ruang TAK
- Penyaji di depannya

VIII. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : Fahrian Ahla
2. Penyaji : Supriyah
3. Observer : Arie Sinta
4. Fasilator : - Sarly Septiani N.S

- Ana Maria
- Clara Dos Santos

IX. RENCANA PENYULUHAN


NO

NO Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Audiens


1. Pembukaan - Menjawab salam
a. Salam - Mendengarkan
b. Memperkenalkan Diri 1 menit - Memperhatikan
c. Menjelaskan Tujuan
2. Apersepsi 1 menit Menjawab pertanyaan
3. Penyajian Materi 10 menit - Mendengarkan
a. Menjelaskan materi - Memperhatikan
tentang :
- Obat-obat yang
sering digunakan
untuk pasien jiwa
- 4 manfaat obat
- reaksi obat yang
efektif
-5 benar
pemberian
obattanda-tanda
kekambuhan

b. Memberikan
kesempatankepada
keluarga untuk bertanya.

c. Menjawab pertanyaan
yangterkait dengan
pertanyaankeluarga klien

4. Menanyakan hal-hal yang 5 menit


belum dimengerti
5. Penutup 3 menit - Merespon
a. Memberikan umpan - Menjawab
balik
b. Salam
IX. RENCANA EVALUASI
Evaluasi penyuluhan akan dilakukan dengan memberikan 4 pertanyaan tentang
materi yang telah disampaikan ke keluarga.

X. PENILAIAN KEBERHASILAN
Penilaian keberhasilan dari penyuluhan adalah dengan memberikan
4 pertanyaan dengan kriteria penyuluhan berhasil apabila keluarga mampu
menjawab 3 atau 4 dari pertanyaan dengan benar, penyuluhan dikatakan kurang
berhasil apabila keluarga hanya mampu menjawab 2 atau 4 pertanyaan dengan
benar, Sedangkan penyuluhan tidak berhasil apabila keluarga hanya mampu
menjawab 1 pertanyaan dengan benar.
1. Bentuk soal : Esai Soal-soal pertanyaan esai
b. Sebutkan manfaat obat !
c. Sebutkan reaksi efektif dalam penggunaan obat !
d. 5 benar cara pemberian obat !

Lampiran : Materi

PMO atau PENGAWAS MINUM OBAT

Adalah orang yang ditunjuk untuk mengawasi dan mengingatkan pasien untuk
minum obatuntuk menjamin seseorang menyelesaikan pengobatan. PMO
sebaiknya adalah seseorangyang dekat dan dipercaya oleh klien sehingga klien
akan menuruti ketika minum obat.

B. 4 Manfaat Obat
1. Membantu istirahat
2. Membantu mengendalikan emosi
3. Membantu mengendalikan perilaku
4. Membantu proses pikir (konsentrasi)
C. Reaksi obat efektif jika:
1. Emosional stabil
2. Kemampuan berhubungan interpersonal meningkat
3. Halusinasi, agresi, delusi, menarik diri menurun
4. Perilaku mudah diarahkan
5. Proses berpikir ke arah logika
6. Efek samping obat
7. Tanda-tanda vital: tekanan darah, denyut nadi dalam batas normal

D. Prinsip Lima benar Pemberian Obat


1. Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas
ditempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau
keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non
verbaldapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup
mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari
caraidentifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya.
Bayiharus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.

2. Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan
namadagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa
namageneriknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama
generiknya ataukandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label
pada botol ataukemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca
permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol
dibandingkan dengan obat yangdiminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat.
Jika labelnya tidak terbaca, isinyatidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke
bagian farmasi.Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya
lagi. Saatmemberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini
membantumengingat nama obat dan kerjanya.
3. Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu,
perawatharus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker
sebelumdilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat
harusmemeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki
dosisyang berbeda tiap ampul atau tabletnya.

4. Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor
yangmenentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum
pasien,kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta
tempat kerjayang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual,
parenteral, topikal,rektal, inhalasi.
1. Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak
dipakai,karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi
melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.
2. Parenteral kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping,
enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melaluisaluran
cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus).
3. Topikal yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya
salep, losion, krim, spray, tetes mata.
4. Rektal obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau
supositoriayang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan
untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp),
hemoroid(anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian
obat perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obatdalam
bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk
supositoria.
5. Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran
nafasmemiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna

e. Benar Waktu
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung
untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat
harusdiminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus
diberisatu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak
bolehdiberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat
itusebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan,
untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam
mefenamat.

f. Tanda-tanda Kekambuhan
1. Ada penawaran minum obat (menolak minum obat)
2. Sulit tidur dan mondar-mandir
3. Malas berbicara dengan orang lain
4. Banyak menyendiri dan melamun
5. Malas melakukan aktifitas harian
6. Malas perawatan diri
7. Malas cemas dan khawatir yang berlebihan
8. Cepat marah dan mudah tersinggung
9. Keluyuran/pergi tanpa tujuan
10. Merusak tanaman dan mengganggu lingkungan
11. Merusak alat-alat rumah tangga
12. Memukul atau melukai orang lain
13. Melukai diri sendiri (mencoba bunuh diri)
14. Mengatakan keinginan untuk mati/bunuh diri
15. Mengancam orang lain
16. Teriak-teriak
17. Bicara dan tertawa sendiri
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan , Harold I. (1998). Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta : Widya


Medika.
Keliat, B.A. Diktat Kuliah FK. UI : Terapi Aktifitas Kelompok, Jakarta 1994.
Tidak dipublikasikan.
Keliat, Budi A. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta :
EGC
Stuart, Gail W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa . Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai