Putar nasogastric tube 180° sehingga ujung yang melengkung menghadap posterior
menghadap esofagus. Terus masukkan nasogastric tube seperti biasanya dengan
meminta pasien menelan
Pada pasien yang tersedasi, dapat menggunakan teknik memasukkan 2 atau 3 jari ke
dalam mulut pasien ke orofaring. Jari ini digunakan sebagai panduan untuk
memasukkan nasogastric tube ke dalam hipofaring
Mengangkat kartilago tiroid ke arah anterior dan atas dapat membuka esofagus,
sehingga memberikan akses ke bagian proksimal esofagus
Pengertian
Pemasangan nasogastric tubes (NGT) Merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien dengan
tujuan memasukkan makanan cair atau obat obatan, mengeluarkan cairan dalam lambung,
melakukan irigasi karena adanya pendarahan lambung atau keracuanan, mengurangi mual atau
muntah setelah pembedahan dan mengambil spesimen dalam lambung untuk bahan pemeriksaan.
Nasogastric tubes (NGT) sering digunakan untuk menhisap isi lambung, juga digunakan untuk
memasukkan obat-obatan dan makanan. NGT ini digunakan hanya dalam waktu yang singkat (
Metheny dan Titler,2001 )
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga merupakan tindakan pada pasiean yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral. (Musrifatul Dan A.Azis A,2008).
Memasang nasogastrik adalah melakukan pemasangan selang dari rongga hidung ke lambung. (Eni
Kusyati,2006)
Inersi slang nasogastric adalah pemasangan slang plastik lunak melalui nasofaring ke dalam
lambung. (Anne Griffin dkk,2005 )
Tindakan ini dilakukan pada pasien tidak sadar, pasien tidak mampu menelan, pasca operasi mulut /
oesophagus, dan dan masalah saluran pencernaan atas, seperti tumor mulut, stenosis esophagus,
fraktur tulang rahang, tidak dapat menelan karena paralisis tenggorokan, bayi prematur yang terlalu
lemah untuk menelan, pasien yang tidak mau makan sendiri seperti psikose, pemasangan pada
hidung dilakukan pada pasien dengan pernafasan reguler, dengan menggunakan sonde ukuran
kecil, sedang pasien yang mengalami pernafasan irreguler biasanya dipasang dengan ukuran sonde
yang lebih besar dan lain lain
“Nasogastric” terdiri dari dua kata, dari bahasa Latin dan dari bahasa Yunani, Naso adalah suatu
kata yang berhubungan dengan hidung dan berasal dari Latin “nasus”untuk hidung atau moncong
hidung.
Gastik berasal dari bahasa Yunani “gaster” yang artinya the paunch ( perut gendut ) atau yang
berhubungan dengan perut. Istilah “nasogastric” bukanlah istilah kuno melainkan sudah disebut
pada tahun 1942.
Sebagai pemasangan NGT , harus berhati-hati dalam melaksanakan tindakan serta memperhatikan
keunikan variasi didalam melaksanakan tindakan secara aman dan nyaman ( Walley dan
Wong,2001 ).
Memberikan makanan melalui sonde adalah memasukkan formula cairan makanan atau obat dalam
perut dengan cara memasukkan selang makanan lewat hidung atau mulut kedalam perut, pola
pasien yang tidak bisa menelan dan tidak sadar.
Memasang sonde adalah pemasangan selang plastik lunak melalui nasofaring klien ke dalam
lambung. (Perry Dan Potter,2000)
Menurut Siti Bandiyah (2009) Pemberian makanan melalui selang penduga lambung (maagslang)
dilakukan pada pasien :
1) Pasien yang tidak dapat makan, menelan, atau pasien yang tidak sadar.
2) Pasien yang terus menerus tidak mau makan sehingga membahayakan jiwanya, misalnya
pasien psikiatri (kelainan jiwa)
4) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), prematur, atau dismature.
~ Pasien yang memerlukan NGT untuk diagnosa atau analisa isi lambung
3.3.2 KONTRAINDIKASI:
Nasogastric tube tidak dianjurkan atau digunakan dengan berlebihan kepada beberapa pasien
predisposisi yang bisa mengakibatkan bahaya sewaktu memasang NGT,seperti:
¨ Klien dengan sustained head trauma, maxillofacial injury, atau anterior fossa skull fracture.
Memasukan NGT begitu saja melalui hidung maka potensial akan melewati criboform plate, ini akan
menimbulkan penetrasi intracranial.
¨ Klien dengan riwayat esophageal stricture, esophageal varices, alkali ingestion juga beresiko
untuk esophageal penetration.
¨ Klien dengan Koma juga potensial vomiting dan aspirasi sewaktu memasukan NGT, pada
tindakan ini diperlukan tindakan proteksi seperti airway dipasang terlebih dahulu sebelum NGT
¨ Pasien dengan gastric bypass surgery yang mana pasien ini mempunyai kantong lambung yang
kecil untuk membatasi asupan makanan
konstruksi bypass adalah dari kantong lambung yang kecil ke duodenum dan bagian bagain usus
kecil yang menyebabkan malabsorpsi(mengurangi kemampuan untuk menyerap kalori dan nutrisi.
perawat atau pasien harus teratur membersihkan sonde dengan menyemprotkan air atau teh
sedikitnya tiap 24 jam. bila aliran nutrisi enteral sementara terhenti, sonde harus dibersihkan setiap
30 menit dengan menyemprotkan air atau teh.
sonde harus dilekatkan dengan sempurna di sayap hidung dengan plester yang baik tanpa
menimbulkan rasa sakit. posisi kepala pasien harus lebih tinggi dari alas tempat tidur (+ 30°)
Untuk mengontrol letak sonde tepat di lambung, kita menggunakan stetoskop guna auskultasi
lambung sambil menyemprot udara melalui sonde.
REPORT THIS AD
c) sonde harus dilekatkan dengan sempurna di sayap hidung dengan plester yang baik tanpa
menimbulkan rasasakit
d) perawat dan pasien harus setiap kali mengontrol letaknya tanda di sonde, apakah masih tetap
tidak berubah (tergeser).
3.4.4 Komplikasi yang disebabkan oleh yang zat nutrisi antara lain
3.4.4.1 Komplikasi yang terjadi di usus
Diare
Perut terasa penuh
Rasa mual, terutama pada masa permulaan pemberian nutrisi enteral
3.4.4.2 Komplikasi metabolik hiperglikemia
Perencanaan keperawatanya dari komplikasi yang terjadi di usus. Pemberian nutrisi enteral harus
dilakukan secara bertahap.
Kekurangan kebutuhan cairan dalam tubuh pada hari pertama sampai dengan hari keempat harus
ditambahkan dalam bentuk air, teh atau dengan sistem infus (parenteral).
Selanjutnya ada dua kemungkinan:
ü Kemungkinan I
Nutrisi enteral konsep 24 jam:
Kecepatan aliran nutrisi enteral tetap 100 ml/jam = 2400
ml/hari = 2400 kcal/hari.
ü Kemungkinan II
Hari 6: kecepatan aliran 120 ml/jam (selama 20 jam/hari)
Hari 7: kecepatan aliran 140 ml/jam (selama 17 jam/hari)
Hari 8: kecepatan aliran 160 ml/jam (selama 15 jam/hari)
Hari 9: kecepatan aliran 180 ml/jam (selama 13 jam/hari)
Hari 10: kecepatan aliran 200 ml/jam (selama 12 jam/hari) Nutrisi enteral konsep 12 jam
Kecepatan aliran nutrisi enteral tetap 200 ml/jam = 2400ml/hari = 2400 kcal/hari. Maksud konsep 12
jam ini agar pasien hanya terikat oleh pemberian nutrisi enteral selama 12 jam sehari.
Misalnya,hanya antara jam 19 sampai jam 7 pagi sambil tidur. Apabila timbul rasa mual atau diare,
pada waktu tahap pembangunan dianjurkan supaya kecepatan aliran nutrisi enteral diturunkan 40
ml/jam.
b) Sebelum dihidangkan, makanan diperiksa dahulu, apakah sudah sesuai dengan daftar
makanan / diet pasien.
d) Sajikan makanan secukupnya, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit
3.5 Persiapan
3.5.1 Persiapan Alat Dan Bahan Bagi Petugas
REPORT THIS AD
Dokumentasi :
PENGKAJIAN
1. Kaji mengapa klien membutuhkan pemberian nutrisi enteral (mis: klien mengalami
gangguan menelan)
2. Kaji apakah klien ada alergi terhadap makanan
3. Auskultasi suara bising usus klien
4. Kaji BB dan nilai laboratorium seperti : kekurangan atau kelebihan volum cairan,
abnormalitas nilai elektrolit, dan abnormalitas metabolic
5. Cek waktu kadaluarsa formula, Siapkan formula dalam keadaan hangat
6. Kaji ulang order dokter terhadap formula dan frekuensi pemberian nutrisi enteral
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dapat ditegakkan karena beberapa masalah dibawah ini :
• Gangguan keseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
• Gangguan menelan
• Resiko aspirasi
RENCANA KEPERAWATAN
1. Hasil yang diharapkan dari prosedur yang ada :
• Status nutrisi meningkat (terjadi pertambahan BB, perbaikan nilai laboratorium
serta intake dan output)
• Tidak menunjukkan tanda-tanda distress pernapasan
2. Menjelaskan prosedur kepada klien
IMPLEMENTASI
1. Komunikasi & jelaskan tujuan
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
4. Pertahankan privasi klien
5. Gunakan handscoon bersih
6. Cek kebenaran posisi selang NGT dengan cara :
• Masukkan ujung selang pada gelas berisi air, jika terdapat gelembung udara pada
air, menandakan pemasangan selang tidak tepat, karena selang masuk ke paru-paru.
• Masukkan udara 10 ml pada kateter tip, letakkan stetoskop di epigastrium, jika
terdengar bunyi, menandakan selang telah tepat letaknya.
• Masukkan kateter tip ke ujung selang, aspirasi dengan perlahan untuk
mendapatkan isi gastric lalu ukur PH dengan kertas pengukur PH.
7. Klem selang NGT saat melepas spuid penutup selang, ganti dengan spuid catheter-
tip
8. Cek volum residu lambung :
- Hubungkan spuid catheter-tip dengan ujung selang NGT, aspirasi cairan lambung
- Kembalikan cairan kelambung jika < 100 ml
9. Irigasi selang NGT dengan air sebanyak………ml
10. Isi spuid dengan jumlah formula yang telah diukur, lepas klem, angkat selang
hingga tidak lebih dari 45 cm
11. Alirkan formula secara bertahap sesuai gravitasi, ulangi pemberian formula
sampai jumlah yang di order
12. Ketika selang dalam keadaan kosong harus segera di klem
13. Bilas dengan cara irigasikan air hangat ke dalam selang NGT sebanyak……..ml
14. Berikan klien posisi yang nyaman
15. Rapikan alat dan cuci tangan
EVALUASI
1. Evaluasi perasaan klien setelah dilakukan pemberian nutrisi enteral
2. Monitor intake dan output setiap 8 jam
3. Monitor nilai laboratorium
4. Observasi status pernapasan klien
5. Observasi tingkat kenyamanan klien
6. Auskultasi bising usus
DOKUMENTASI
1. Catat tanggal dan waktu pemberian nutrisi enteral
2. Catat nama nutrisi enteral dan jumlah yang dimasukkan, serta paraf perawat
1. Kaji kebutuhan pemberian makan klien melalui slang: puasa 5 hari, fungsi saluran GI,
ketidak mampuan mengingeksi nutrisi yang cukup.
3. Elevsikan bagian kepala tempat tidur minimal 450atau dudkkan klian di kursi.
4. Cuci tangan.
a. Pemberian makanan secara berkala dengan spuit atau wadah pemberian makanan
c) Isi syringe dengan formula. Biarkan spuit mengosongkan pengisian secara perlahan
hingga jumlah yang ditentukan telah dibirikan kepada klien.
d) Untuk pemberian makanan melalui wadah, mengisi wdah tersebut dengan jumlah yang
ditentukan dan udara bersih dari slang. Gantung wadah diatas saluran intravena.
Hubungkan ujung slang ke slang dan atur aliran untuk memompa makanan leboih dari
20 menit.
10. Lepaskan dan buang sarung tangan dalam wadah yang tepat. Kemudian cuci tangan.
11. Ketika pemberian makan melalui slang tidak diberikan, maka jepit atau sumbat ujung
proksimal dari slang.
12. Pemberian air melalui slangmakanan sepertidiperintahkan, dengan atau diantara waktu
makan.
13. Catat jumlah, rute, formula, dan respons klien catat jumlah residu yang telah
dihasilkan. (Potter, 2006)