Anda di halaman 1dari 20

Artikel ini bertujuan bagi pembelajaran mahasiswa/I Akper dalam pemasangan NGT atau

Nasogastric Tube, selamat membaca :)

Pengertian

NGT  adalah kependekan dari Naso Gastric Tube.  Alat ini adalah alat yang digunakan untuk
memasukkan nutsrisi cair dengan selang plastic yang dipasang melalui hidung sampai
lambung.

Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga digunakan
untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya dalam waktu yang
singkat.
(Metheny&Titler,2001)

PEMASANGAN NGT

1.    PEMASANGAN NGT


1.1.       PENGERTIAN
Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga digunakan
untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya dalam waktu yang
singkat. (Metheny & Titler, 2001).
Tindakan pemasangan Selang Nasogastrik adalah proses medis yaitu memasukkan sebuah
selang plastik ( selang nasogastrik, NG tube) melalui hidung, melewatI tenggorokan dan terus
sampai ke dalam lambung.
Nasogastrik: Menunjuk kepada jalan dari hidung sampai ke lambung.
Selang Nasogastrik adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung ( melewati
nasopharynx dan esophagus ) menuju ke lambung. Singkatan untuk Nasogastrik adalah NG.
Selangnya disebut selang Nasogastrik.
"Nasogastric" terdiri dari dua kata, dari bahasa Latin dan dari bahasa Yunani, Naso adalah
suatu kata yang berhubungan dengan hidung dan berasal dari Latin “nasus”untuk hidung atau
moncong hidung.
Gastik berasal dari bahasa Yunani “gaster” yang artinya the paunch ( perut gendut ) atau yang
berhubungan dengan perut. Istilah “nasogastric” bukanlah istilah kuno melainkan sudah
disebut pada tahun 1942.
Selang Nasogastrik atau NG tube adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung
sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada
seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan, cairan, dan obat-obatan secara
oral. Juga dapat digunakan untuk mengeluarkan isi dari lambung dengan cara disedot

Ukuran NGT diantaranya di bagi menjadi 3 kategori yaitu:

· Dewasa ukurannya no 14-20

· Anak-anak ukurannya no 8-16

· Bayi ukuran no 5-7

MACAM-MACAM  NGT :

1. Selang NGT dari karet

2. Selang NGT dari bahan plastic

3. Selang NGT dari bahan silicon


Indikasi pasien yang di pasang NGT adalah diantaranya :

· Pasien tidak sadar (koma)

· Pasien karena kesulitan menelan

· Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut

· Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas : stenosis esofagus, tumor mulut atau faring
atau esofagus, dll

· Bayi prematur atau bayi yang tidak dapat menghisap.

Tujuan dan Manfaat Tindakan Naso Gastric Tube digunakan untuk:

· Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam
lambung(cairan,udara,darah,racun)

· Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami kesulitan
menelan ( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi) dll.

Keadaan yang tidak diperbolehkan untuk dipasang NGT :

· Pada pasien yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus


· Pasien yang mengalami cidera serebrospinal

· Pasien dengan trauma cervical

· Pasien dengan fraktur facialis

Peralatan yang dipersiapkan diantaranya adalah :

Handscun bersih

Handuk kecil

Perlak

Bengkok

Jelli atau lubricant

spuit 50 cc – 100 cc

Stetoskop
Tongue spatel

Plaster

Pen light

Gunting

Klem

Baskom berisi air

Langkah Pemasangan NGT

Langkah –langkah dalam pemasangan NGT diantaranya dengan:

1. Siapkan peralatan di butuhkan seperti yang telah disebutkan diatas termasuk plester 3
untuk tanda, fiksasi di hidung dan leher dan juga ukuran selang NGT

2. Setelah peralatan siap minta izin pada pasien untuk memasang NGT dan jelaskan pada
pasien atau keluarganya tujuan pemasangan NGT tapi sebelumnya jangan lupa cuci tangan
3. Setelah minta izin bawa peralatan di sebelah kanan pasien. Secara etika perawat saat
memasang NGT berada di sebelah kanan pasien

4. Cek kondisi lubang hidung pasien , perhatikan adanya sumbatan

5. Untuk menentukan insersi NGT, instruksikan klien untuk rileks dan bernapas secara
normal dengan menutup salah satu hidung.  Kemudia ulangi pada lubang hidung lainnya
(bagi pasien sadar)

6. Pakai handscun kemudian posisikan pasien dengan kepala hiper ekstensi

7. Pasang handuk didada pasien untuk menjaga kebersihan kalau pasien muntah

8. Letakkan bengkok di dekat pasien

9. Setelah selesai tandai selang dengan plaster untuk batas selang yang akan dimasukkan

10. Olesi jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm

11. Instruksikan pada pasien bahwa selang akan dimasukan dan instruksikan pada pasien
untuk mengatur posisi ekstensi

12. Masukkan selang dengan pelan-pelan, jika sudah sampai epiglottis suruh pasien untuk
menelan dan posisikan kepala pasien fleksi, setelah sampai batas plester cek apakah selang
sudah benar-benar masuk dengan pen light jika ternyata masih di mulut tarik kembali selang
dan pasang lagi
13. Jika sudah masuk cek lagi apakah selang benar-benar masuk lambung atau trakea dengan
memasukkan angin sekitar 5-10 cc dengan spuit. Kemudian dengarkan dengan stetoskop, bila
ada suara angin berarti sudah benar masuk lambung. Kemuadian aspirasi kembali udara yang
di masukkan tadi

14. Jika sudah sampai lambung akan ada cairan lambung yang teraspirasi

15. Kemudian fiksasi dengan plester pada hidung, setelah fiksasi lagi di leher. Jangan lupa
mengklem ujung selang supaya udara tidak masuk

16. Evaluasi pasien setelah terpasang NGT

17. Setelah selesai rapikan peralatan dan permisi pada pasien atau keluarga.

18. Cuci tangan

19. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan

20. Selang NGT maksimal dipasang 3 x 24 jam jika sudah mencapai waktu harus dilepas dan
di pasang NGT yang baru.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terimakasih J

Refrensi :

http://makaminanglaura.blogspot.com/2012/04/prosedur-pemasanagan-ngt-nasogastric.html
PERSIAPAN ALAT
1.4.1.          Slang nasogastrik sesuai ukuran  (ukuran 14-18 fr)
1.4.2.          Pelumas/ jelly
1.4.3.          Spuit berujung kateter 50 ml
1.4.4.          Stetoskop
1.4.5.          Lampu senter/ pen light
1.4.6.          Klem
1.4.7.          Handuk kecil
1.4.8.          Tissue
1.4.9.          Spatel lidah
1.4.10.      Sarung tangan dispossible
1.4.11.      Plester
1.4.12.      Nierbekken
1.4.13.      Bak instrumen

1.5.       PROSEDUR PELAKSANAAN


1.5.1.          Cuci tangan dan atur peralatan
1.5.2.          Jelaskan prosedur pada pasien
1.5.3.          Bantu pasien untuk posisi Fowler
1.5.4.          Berdirilah disisi kanan tempat tidur pasien bila anda bertangan dominan kanan(atau sisi kiri
bila anda bertangan dominan kiri)
1.5.5.          Periksa dan perbaiki kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernafas melalui satu lubang
hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang lain, Bersihkan
mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue lembab atau lidi kapas. Periksa adakah infeksi
dll
1.5.6.          Tempatkan handuk mandi diatas dada pasien.
1.5.7.          Persiapkan tissue dalam jangkauan.
1.5.8.          Gunakan sarung tangan
1.5.9.          Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai dengan plester.
Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan ujung melingkar slang
pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke tonjolan sternum; tandai lokasi
di tonjolan sternum dengan plester kecil.
1.5.10.      Minta pasien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang hidung yang paling
bersih
1.5.11.      Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta pasien menahan kepala dan
leher lurus dan membuka mulut.
1.5.12.      Ketika slang terlihat dan pasien bisa merasakan slang dalam faring, instruksikan pasien untuk
menekuk kepala ke depan dan menelan.
1.5.13.      Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan tekanan lembut tanpa
memaksa saat pasien menelan (jika pasien batuk atau slang menggulung di tenggorokan, tarik
slang ke faring dan ulangi langkah-langkahnya), diantara upaya tersebut dorong pasien untuk
bernafas dalam
1.5.14.      Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan masuk ke lubang hidung, hentikan insersi
selang dan periksa penempatannya:minta pasien membuka mulut untuk melihat slang,
Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase lambung, tarik udara ke dalam spuit sebanyak 10-
20 ml masukkan ke selang dan dorong udara sambil mendengarkan lambung dengan
stetoskop jika terdengar gemuruh, fiksasi slang.
1.5.15.      Untuk mengamankan slang: gunting bagian tengah plester sepanjang 2 inchi, sisakan 1 inci
tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang hidung, lilitkan salah satu ujung, kemudian
yang lain, satu sisi plester lilitan mengitari slang.
1.5.16.      Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah pasien. Pita karet dapat Digunakan
untuk memfiksasi slang.
 
Catatan :
     Posisi Fowler : Pasien duduk setengah tegak (45 – 60 derajat ) , lutut boleh ditekuk atau lurus. Ada
3 jenis posisi fowler :
     High Fowler : Kepala pasien diangkat 80 – 90 derajat
     Semi Fowler : Kepala pasien diangkat 30 – 45 derajat
     Low  Fowler : Kepala pasien diangkat < 30 derajat
1.6.       HASIL YANG DIHARAPKAN
1.6.1.          Klien menambah berat badannya 1/2 sampai 1 kg per minggu
1.6.2.          Klien tidak mempunyai keluhan mual atau muntah

2.    BILAS LAMBUNG (GASTRIC LAVAGE)


2.1.       PENGERTIAN
Bilas lambung, atau disebut juga pompa perut dan irigasi lambung merupakan suatu prosedur
yang dilakukan untuk membersihkan isi perut dengan cara mengurasnya.

2.2.       INDIKASI
Prosedur ini sudah dilakukan selama 200 tahun dengan indikasi :
2.2.1.          Keracunan obat oral kurang dari 1 jam
2.2.2.          Overdosis obat/narkotik
2.2.3.          Terjadi perdarahan lama (hematemesis Melena) pada saluran pencernaan atas.
2.2.4.          Mengambil contoh asam lambung untuk dianalisis lebih lanjut.
2.2.5.          Dekompresi lambung
2.2.6.          Sebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan endoskopi
Tindakan ini dapat dilakukan dengan tujuan hanya untuk mengambil contoh racun dari dalam
tubuh, sampai dengan menguras isi lambung sampai bersih. Untuk mengetes benar tidaknya
tube dimasukkan ke lambung, harus didengarkan dengan menginjeksekan udara dan
kemudian mendengarkannya. Hal ini untuk memastikan bahwa tube tidak masuk ke paru-
paru.

2.3.       CAIRAN YANG DIGUNAKAN


Pada anak-anak, jika menggunakan air biasa untuk membilas lambung akan berpotensi
hiponatremi karena merangsang muntah. Pada umumnya digunakan air hangat (tap water)
atau cairan isotonis seperti Nacl 0,9 %. Pada orang dewasa menggunakan 100-300 cc sekali
memasukkan, sedangkan pada anak-anak 10 cc/kg dalam sekali memasukkan ke lambung
pasien.

2.4.       PERSIAPAN PELAKSANAAN


Pada keadaan darurat, misalnya pada pasien yang keracunan, tidak ada persiapan khusus yang
dilakukan oleh perawat dalam melaksanakan bilas lambung, akan tetapi pada waktu tindakan
dilakukan untuk mengambil specimen lambung sebagai persiapan operasi, biasanya dokter
akan menyarankan akan pasien puasa terlebih dahulu atau berhenti dalam meminum obat
sementara.

2.5.       PROSEDUR TINDAKAN.


Sebuah pipa dimasukkan kedalam lambung melalui mulut atau hidung lalu ke esophagus.
Dan berakhir di lambung. Kadang-kadang obat anti nyeri/anastesi harus diberikan untuk
mengurangi rasa sakit dan iritasi pada pasien. Dan mencegah pasien untuk memuntahkan
kembali tube/pipa yang sedang di masukkan. Peralatan suction di siapkan apabila terjadi
aspirasi isi perut. Bilas lambung terus diulangi pada pasien yang keracunan sampai perutnya
bersih. Pada pasien yang tidak sadar dan tidak dapat menjaga jalan nafas mereka, sebelum
dilakukan bilas lambung/ menginseresikan tube untuk bilas lambung, terlebih dahulu pada
pasien dipasang intubasi.

2.6.       KONTRA INDIKASI


Pada pasien yang mengalami cedera/injuri pada system pencernaan bagian atas, menelan
racun yang bersifat keras/korosif pada kulit, daln mengalami cedera pada jalan nafasnya,
serta mengalami perforasi pada saluran cerna bagian atas.

2.7.       KOMPLIKASI
2.7.1.          Aspirasi
2.7.2.          Bradikardi
2.7.3.          Hiponatremia
2.7.4.          Epistaksis
2.7.5.          Spasme laring
2.7.6.          Hipoksia dan hiperkapnia
2.7.7.          Injuri mekanik pada leher, eksofagus dan saluran percernaan atas
2.7.8.          Ketidakseimbangan antara cairan dan elektrolit
2.7.9.          Pasien yang berontak memperbesar resiko komplikas
3.    PERAWATAN KOLOSTOMY (COLOSTOMY CARE)
3.1.       PENGERTIAN
3.1.1.          Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk
mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991)
3.1.2.          Pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut untuk
mengeluarkan feses (Randy, 1987)
3.1.3.          Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk mengeluarkan
feses (Evelyn, 1991, Pearce, 1993)
3.1.4.          Suatu tindakan mengganti kantong kolostomi yang penuh dengan yang baru

3.2.       TUJUAN
3.2.1.          Memberikan kenyamanan pada klien

3.3.       JENIS KOLOSTOMI


Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa
macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun
sementara.
3.3.1.          Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak
memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau
pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus.
Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang)
3.3.2.          Kolostomi temporer/ sementara
Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses
sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup
kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui
abdomen yang disebut kolostomi double barrel.
Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa kemerahan yang
disebut STOMA. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya masih terjadi pembengkakan
sehingga stoma tampak membesar.

Pasien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparotomi


(pembukaan dinding abdomen). Luka laparotomi sangat beresiko mengalami infeksi karena
letaknya bersebelahan dengan lubang stoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan feses
yang dapat mengkontaminasi luka laparotomi, perawat harus selalu memonitor kondisi luka
dan segera merawat luka dan mengganti balutan jika balutan terkontaminasi feses.
Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi telah terisi feses
atau jika kontong kolostomi bocor dan feses cair mengotori abdomen. Perawat juga harus
mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk menghindari
terjadinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien.
Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi pada
dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi. Pada pasien yang alergi
tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong kolostomi agar kulit pasien
tidak teriritasi.

3.4.       PERSIAPAN ALAT


3.4.1.          Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain persegi empat
3.4.2.          Kapas sublimate/kapas basah, NaCl
3.4.3.          Kapas kering atau tissue
3.4.4.          1 pasang sarung tangan bersih
3.4.5.          Kantong untuk balutan kotor
3.4.6.          Baju ruangan / celemek
3.4.7.          Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi
3.4.8.          Zink salep
3.4.9.          Perlak dan alasnya
3.4.10.      Plester dan gunting
3.4.11.      Bila perlu obat desinfektan
3.4.12.      Bengkok
3.4.13.      Set ganti balut

3.5.       PERSIAPAN KLIEN


3.5.1.          Memberitahu klien
3.5.2.          Menyiapkan lingkungan klien
3.5.3.          Mengatur posisi tidur klien

3.6.       PROSEDUR PELAKSANAAN


3.6.1.          Cuci tangan
3.6.2.          Gunakan sarung tangan
3.6.3.          Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma
3.6.4.          Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien
3.6.5.          Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)
3.6.6.          Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan tangan kiri
menekan kulit pasien
Diposkan oleh Ninda Nurmala Sari di 20.49
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
diposting oleh abdulaziz-fkp10 pada 15 October 2011
di Keperawatan - 36 komentar

1. Definisi NGT

     NGT  adalah kependekan dari Nasogastric tube. alat ini adalah alat yang digunakan untuk
memasukkan nutsrisi cair dengan selang plasitic yang dipasang melalui hidung sampai
lambung. Ukuran NGT diantaranya di bagi menjadi 3 kategori yaitu:

1. Dewasa ukurannya 16-18 Fr


2. Anak-anak ukurannya 12-14 Fr
3. Bayi ukuran 6 Fr

1. Indikasi pemasangan NGT

     indikasi pasien yang di pasang NGT adalah diantaranya sebagai berikut:

1. Pasien tidak sadar


2. pasien Karena kesulitan menelan
3. pasien yang keracunan
4. pasien yang muntah darah
5. Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut

1. Tujuan Pemasangan NGT

Tujuan pemasangan NGT adalah sebagai berikut:

1. Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami
kesulitan menelan
2. Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak sadar
3. Untuk melakukan kumbang lambung pada pasien keracunan
4. Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah atau
pendarahan pada lambung

1. Kontraindikasi pemasangan NGT


1. Pada pasien yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus
2. Pasien yang mengalami cidera serebrospinal

1. Peralatan yang dipersiapkan diantaranya adalah;


1. Selang NGT ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi. Melihat kondisi
pasiennya
2. Handscun bersih
3. Handuk
4. Perlak
5. Bengkok
6. Jelli atau lubricant
7. Spuit 10 cc
8. Stetoskop
9. Tongue spatel
10. Plaster
11. Pen light
12. Gunting

1. Langkah Pemasangan NGT

Langkah –langkah dalam pemasangan NGT diantaranya dengan:

1. Siapkan peralatan di butuhkan seperti yang telah disebutkan diatas termasuk plester 3
untuk tanda, fiksasi di hidung dan leherdan juga ukuran selang NGT
2. Setelah peralatan siap minta izin pada pasien untuk memasang NGT dan jelaskan
pada pasien atau keluarganya tujuan pemasangan NGT
3. Setelah minta izin bawa peralatan di sebelah kanan pasien. Secara etika perawat saat
memasang NGT berda di sebelah kanan pasien
4. Pakai handscun kemudian posisikan pasien dengan kepala hiper ekstensi
5. Pasang handuk didada pasien untuk menjaga kebersihan kalau pasien muntah
6. Letakkan bengkok di dekat pasien
7. Ukur selang NGT mulai dari hidung ke telinga bagian bawah, kemudian dari telinga
tadi ke prosesus xipoidius setelah selesai tandai selang dengan plaster untuk batas
selang yang akan dimasukkan
8. Masukkan selang dengan pelan2, jika sudah sampai epiglottis suruh pasien untuk
menelan dan posisikan kepala pasien fleksi, setelah sampai batas plester cek apakah
selang sudah benar2 masuk dengan pen light jika ternyata masih di mulut tarik
kembali selang dan pasang lagi
9. Jika sudah masuk cek lagi apakah selang benar2 masuk lambung atau trakea dengan
memasukkan angin sekitar 5-10 cc dengan spuit. Kemudian dengarkan dengan
stetoskop, bila ada suara angin berarti sudah benar masuk lambung. Kemuadian
aspirasi kembali udara yang di masukkan tadi
10. Jika sudah sampai lambung akan ada cairan lambung yang teraspirasi
11. Kemudian fiksasi dengan plester pada hidung, setelah fiksasi lagi di leher. Jangan
lupa mengklem ujung selang supaya udara tidak masuk
12. Setelah selesai rapikan peralatan dan permisi pada pasien atau keluarga.
13. Selang NGT maksimal dipasang 3 x 24 jam jika sudah mencapai waktu harus dilepas
dan di pasang NGT yang baru.
14. Langkah –langkah pemberian makanan cair lewat NGT

Makanan yang bisa di masukkan lewat NGT adalah makanan cair, caranya adalah sebagai
berikut:
1. Siapakan spuit besar ukuran 50 cc
2. Siapakan makanan cairnnya ( susu, jus)
3. Pasang handuk di dada pasien dan siapkan bengkok
4. Masukkan ujung spuit pada selang NGT dan tetap jaga NGT supata tidak kemasukan
udara dengan mengklem.
5. Masukkan makanan cair pada spuit dan lepaskan klem, posisi spuit harus diatas
supaya makanan cairnya bisa mengalir masuk ke lambung.
6. Jangan mendorong makanan dengan spuit karena bisa menambah tekanan lambung,
biarkan makanan mengalir mengikuti gaya gravitasi
7. Makanan yang di masukkan max 200 cc, jadi jika spuitnya 50 cc maka bisa dilakukan
4 kali .
8. Apabila akan memasukkan makanan untuk yang kedua, jangan lupa mencuci dulu
spuit. Jika sudah selesai aliri selang NGT dengan air supaya sisa-sisa makanan tidak
mengendap di selang karena bisa mengundang bakteri.
9. Jika sudah rapikan peralatan

Anda mungkin juga menyukai