TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Penyakit Campak adalah satu penyakit berjangkit. Campak (Rubeola, Campak 9 hari)
atau dikenal dengan sebutan Gabagen (dalam bahasa Jawa); atau Kerumut (dalam bahasa
Banjar). Dalam istilah medisnya disebut juga dengan Morbili, Measles. (Aru: 2006: 1447)
Morbili adalah : Penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, Yaitu
stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang
dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik ( Ilmu Kesehatann Anak
Edisi 2, th 1991. Fkui ).
Campak adalah suatu infeksi akut yang sangat menular ditandai oleh gejala prodormal
panas, batuk, pilek, radang mata disertai dengan timbulnya bercak merah makulopapurer
yang menyebar ke seluruh tubuh yang kemudian menghitam dan mengelupas. (Fanani. 2009:
61-62)
B. ETIOLOGI
Cara penularan melalui droplet dan kontak, yakni karena menghirup percikan ludah
(droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita morbili/campak. Artinya,
seseorang dapat tertular Campak bila menghirup virus morbili, bisa di tempat umum, di
kendaraan atau di mana saja. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari
sebelum rimbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari
sebelum gejala muncul.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun,
terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah
menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif
pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah:
bayi berumur lebih dari 1 tahun
bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
A. MANIFESTASI KLINIS
Inkubasi
Biasanya tanpa gejala dan berlangsung 10-12 hari.
Prodromal
Biasanya berlangsung 2-5 hari. Gejala yang utama muncul adalah demam, yang terus
meningkat hingga mencapai puncaknya suhu 39,40– 40,60C pada hari ke- 4 atau 5, yaitu pada
saat ruam muncul. Gejala lain yang juga bisa muncul batuk, pilek, farings merah, nyeri
menelan, stomatitis, dan konjungtivitis.
Bercak koplik
berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dikelilingi eritema hampir selalu
didapatkan pada akhir stadium prodromal. Bercak Koplik ini muncul pada 1-2 hari sebelum
muncul rash (hari ke-3 – 4) dan menghilang setelah 1-2 hari munculnya rash. Cenderung
terjadi berhadapan dengan molar bawah, terutama molar 3, tetapi dapat menyebar secara
tidak teratur pada mukosa bukal yang lain.
Erupsi (Rash)
Terjadinya eritema berbentuk makula-papula disertai menaiknya suhu badan. Ruam ini
muncul pertama pada daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga kemudian
menyebar dengan cepat pada seluruh muka, leher, lengan atas dan bagian atas dada pada
sekitar 24 jam pertama. Selama 24 jam berikutnya ruam menyebar ke seluruh punggung,
abdomen, seluruh lengan, dan paha. Ruam umumnya saling rengkuh sehingga pada muka dan
dada menjadi confluent. Bertahan selama 5-6 hari. Suhu naik mendadak ketika ruam muncul
dan sering mencapai 40-40,5 °C. Penderita saat ini mungkin tampak sangat sakit, tetapi
dalam 24 jam sesudah suhu turun mereka pada dasarnya tampak baik. Selain itu, batuk dan
diare menjadi bertambah parah sehingga anak bisa mengalami sesak nafas atau dehidrasi.
Tidak jarang pula disertai muntah dan anoreksia. Otitis media, bronkopneumonia, dan gejala-
gejala saluran cerna, seperti diare dan muntah, lebih sering pada bayi dan anak kecil. Kadang-
kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Terjadi pembesaran kelenjar getah bening di
sudut mandibula dan di daerah leher belakang. Dapat pula terjadi sedikit splenomegali.
Ketika ruam mencapai kaki pada hari ke 2-3, ruam ini mulai menghilang dari muka.
Hilangnya ruam menuju ke bawah pada urutan yang sama dengan ketika ruam muncul.
kulit menjadi kehitaman dan mengelupas (hiperpigmentasi) yang akan menghilang
setelah 1-2 minggu. Hiperpigmentasi merupakan gejala yang patognomonik untuk morbili.
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari (referensi lain menyebutkan sekitar 10-20
hari) setelah terinfeksi, yaitu berupa: - nyeri tenggorokan - hidung meler - batuk - nyeri otot -
demam - mata merah - fotofobia (rentan terhadap cahaya, silau). Namun, gejala ini tidak
semuanya terjadi pada tiap penderita tergantung dari stamina masing-masing.
Gejala klinis dibagi menjadi 3 stadium, yakni:
Stadium awal (prodromal)
Pada stadium awal campak berlangsung sekitar 4-5 hari, ditandai dengan: panas, lemas
(malaise), nyeri otot, batuk, pilek, konjungtivitits, fotofobia (takut cahaya), diare karena
adanya peradangan saluran pernapasan dan pencernaan.
Pada stadium ini, gejalanya mirip influenza. Namun diagnosa ke arah Morbili dapat dibuat
bila 2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik).di
dinding pipi bagian dalam (mukosa bukalis) dan penderita pernah kontak dengan penderita
morbili dalam 2 minggu terakhir.
B. PATOFISIOLOGI
Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus ini melalui saluran pernafasan dan masuk ke
system retikulo endothelial, berkembang biak dan selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh.
Hal tersebut akan menimbulkan gejala pada saluran pernafasan, saluran cerna, konjungtiva
dan disusul dengan gejala patoknomi berupa bercak koplik dan ruam kulit. Antibodi yang
terbentuk berperan dalam timbulnya ruam pada kulit dan netralisasi virus dalam sirkulasi.
Mekanisme imunologi seluler juga ikut berperan dalam eliminasi virus.
1. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni.
b. Dalam sputum, sekresi nasal, sediment urine dapat ditemukan adanya multinucleated giant sel
yang khas.
c. Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglutination inhibition test dan complement
fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1 – 3 hari setelah
timbulnya ras dan mencapai puncaknya pada 2 – 4 minggu kemudian.
C. KOMPLIKASI
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Namun
komplikasi dapat terjadi karena penurunan kekebalan tubuh sebagai akibat penyakit Campak.
Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:
1) Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah
2) Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga pendeita mudah
memar dan mudah mengalami perdarahan
3) Ensefalitis (radang otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.
4) Bronkopnemonia (infeksi saluran napas)
5) Otitis Media (infeksi telinga)
6) Laringitis (infeksi laring)
7) Diare
8) Kejang Demam (step)
D. PENATALAKSANAAN TERAPI
Agar serangan campak tidak menjadi terlalu berat, kita bisa melakukan hal-hal berikut
berdasarkan fase-fasenya:
- Masa Inkubasi
Fase inkubasi berlangsung sekitar 10-12 hari. Di fase ini agak sulit mendeteksi infeksinya
karena gejalanya masih bersifat umum bahkan tidak terlihat sama sekali. Mungkin beberapa
anak mengalami demam tetapi umumnya anak tidak merasakan perubahan apa-apa. Bercak-
bercak merah yang merupakan ciri khas campak pun belum keluar.
Yang perlu dilakukan:
Jagalah keseimbangan gizi anak dengan baik agar daya tahan tubuhnya tetap tinggi. Misalnya
dengan makan sayur, buah, serta menjaga kebugaran tubuhnya. Bila memang nantinya
campak benar-benar menyerang kemungkinan terjadinya tidak akan terlalu parah.
Fase Prodormal
Adalah fase dimana gejala penyakit sudah mulai timbul seperti flu, batuk, pilek, dan demam.
Mata anak pun akan tampak kemerah-merahan dan berair. Tak hanya itu, anak tidak bisa
melihat dengan jelas ke arah cahaya karena merasa silau (photo phobia). Ciri lain, di sebelah
dalam mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Beberapa anak juga
mengalami diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-
40,5° C. Di fase kedua bercak merah belum muncul.
Yang perlu dilakukan:
Segeralah memeriksakan anak ke dokter ketika flu, batuk, pilek, dan demam mulai muncul.
Jangan sampai menunggu munculnya bercak-bercak merah karena anak butuh pertolongan
secepatnya. Tindakan cepat sangat membantu untuk mengantisipasi beratnya penyakit.
Fase Makulopapuler
Fase makulopapuler yakni keluarnya bercak merah yang sering diiringi demam tinggi antara
38-40,5°C. Awalnya, bercak ini hanya muncul di beberapa bagian tubuh saja, biasanya di
belakang kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Untuk membedakan dengan penyakit
lain, umumnya warna bercak campak akan sangat khas; merah dengan ukuran yang tidak
terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil.
Biasanya, bercak merah akan memenuhi seluruh tubuh dalam waktu satu minggu meskipun
hal ini tergantung pula pada daya tahan tubuh masing-masing anak. Pada anak yang memiliki
daya tahan tubuh baik umumnya bercak merahnya hanya pada beberapa bagian saja. Tetapi
pada anak yang memiliki daya tahan tubuh lemah, bercak merahnya akan semakin banyak.
Hal ini juga menunjukkan kalau campak yang diderita anak termasuk berat.
Yang perlu dilakukan:
Tetaplah mengonsultasikan segala sesuatunya pada dokter. Biasanya dokter akan
mengusahakan agar bercak merah pada anak tidak sampai muncul di sekujur tubuh. Bila
memang sekujur tubuhnya dipenuhi bercak, ini berarti campaknya cukup berat. Apalagi jika
sudah muncul gejala komplikasi, maka konsultasikanlah ke dokter apakah anak perlu dirawat
atau tidak.
Sebagian masyarakat beranggapan bahwa semakin banyak bercak merah yang tampak
semakin bagus karena berarti anak akan cepat sembuh. Pendapat ini keliru karena kita
sebenarnya dituntut untuk lebih waspada. Tetapi bila diagnosis sudah ditegakkan, dan tak ada
komplikasi, anak cukup dirawat di rumah.
Fase Penyembuhan
Bila bercak merah sudah keluar, umumnya demam akan turun dengan sendirinya.
Selanjutnya bercak merah akan berubah menjadi kehitaman dan bersisik, disebut
hiperpigmentasi. Pada akhirnya bercak akan mengelupas atau rontok atau sembuh dengan
sendirinya. Umumnya, dibutuhkan waktu hingga 2 minggu sampai anak sembuh benar dari
sisa-sisa campak.
Yang perlu dilakukan:
Tetap berikan obat yang sudah diberikan oleh dokter sambil menjaga asupan makanan bergizi
seimbang dan istirahat yang teratur. Jangan pernah beranggapan kalau bercak merah sudah
berkurang dan gejalanya sudah hilang berarti virus campaknya sudah musnah. Kita tetap
perlu melanjutkan pengobatan sampai anak benar-benar sembuh
WOC
mk: perubahan proses
keluarga
saluran pernafasan sal cerna
konjungtivitis MK: resti infeksi
jalan nafas hyperplasia
k efektif - limfoid
-usus buntu
(mukosa usus buntu iritasi)
- Kecepatan sekresi
- Pergerakan usus demam
Mk: perubahan nutrisi < dari keb tubuh Suhu tubuh
Gatal
MK: Resti kerusakan integritas kulit
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KULIT DENGAN CAMPAK
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu
1) Anamnesa
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal MRS,
diagnosa medis.
Pada umumnya keluhan utama pada kasus campak adalah demam, batuk, sakit kepala, dan
konjungtivitis. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap pada klien campak.
a) Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari campak, yang nantinya
membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi
terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan
bagian tubuh mana yang terkena. Selain itu, dengan mengetahui mekanisme terjadinya
campak bisa diketahui penyakit kulit yang lain. (Ignatavicius, Donna D, 1995).
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab campak dan memberi petunjuk
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit camapak merupakan salah satu
keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik
Pada kasus campak akan timbul demam, batuk, sakit kepala, dan konjungtivitis. Dan
itu, pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup klien seperti kontak langsung dengan penderita
seperti kalsium, zat besi, protein, vit. C, vit c, dan lainnya untuk membantu proses
penyembuhan kulit. Evaluasi terhadap pola nutrisi klien bisa membantu menentukan
Untuk kasus campak gangguan pada pola eliminasi, tapi walaupun begitu perlu juga
dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces pada pola eliminasi alvi. Sedangkan pada
pola eliminasi uri dikaji frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. Pada kedua pola
Semua klien campak timbul rasa nyeri, keterbatasan sosialisasi, sehingga hal ini dapat
mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. Selain itu juga, pengkajian dilaksanakan pada
Karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan klien menjadi
berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. Hal lain yang perlu
dikaji adalah bentuk aktivitas klien terutama pekerjaan klien. Karena ada beberapa bentuk
pekerjaan beresiko untuk terjadinya penularan campak dibanding pekerjaan yang lain
Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. (Ignatavicius, Donna
D, 1995).
Dampak yang timbul pada klien campak yaitu timbul pernafasan tidak efektif, saluran cerna
trganggu, konjungtivtis, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara
optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan body image) (Ignatavicius,
Donna D, 1995).
Pada klien camapak daya rabanya meningkat terutama pada bagian kulit yang terkena,
sedang pada indera yang lain tidak timbul gangguan. begitu juga pada kognitifnya tidak
mengalami gangguan. Selain itu juga, timbul rasa nyeri akibat camapak (Ignatavicius, Donna
D, 1995).
Pada klien camapak timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya,. Mekanisme koping yang
Untuk klien campak tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik
terutama frekuensi dan konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan karena nyeri dan keterbatasan
gerak klien
a. Pemeriksaan fisik :
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Campak adalah penyakit akut yang disebabkan virus campak yang sangat menular pada
umumnya menyerang anak-anak. Pasien campak tanpa penyulit dapat berobat
jalan. Anak harus diberikan cukup cairan dan kalori, sedangkan pengobatan bersifat
simptomatik, dengan pemberian antipiretik, antitusif, ekspektoran, dan antikonvulsan bila
diperlukan. Sedangkan pada campak dengan penyulit, pasien harus dirawat inap. Di rumah
sakit pasien campak dirawat di bangsal isolasi sistem pernafasan, diperlukan perbaikan
keadaan umum dengan memperbaiki kebutuhan cairan, diet yang memadai.
Saran
Bagi orang tua sebaiknya mengawasi anaknya pada saat terkena campak, agar menjaga
kebersihan diri anak tersebut dan tida berdampak negatif atau terdapat komplikasi lain setelah
sembuh dari campak.
DAFTAR PUSTAKA