Anda di halaman 1dari 5

SUGIH PRIMAS ADJIE 1102011267 SKENARIO CAMPAK Definisi Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular

yang disebabkan oleh virus. Disebut juga rubeola, morbilli, atau measles. Penyakit ini ditandai dengan gejala awal demam, batuk, pilek, dan konjungtivitis yang kemudian diikuti dengan bercak kemerahan pada kulit. Etiologi Campak disebabkan oleh virus campak dari family Paramyxovirus, genus Morbillivirus. Virus campak adalah virus RNA yang dikenal hanya mempunyai satu antigen. Virus campak dapat bertahan selama beberapa hari pada temperature 0oC dan selama 15 minggu pada sediaan beku. Diluar tubuh manusia virus ini mudah mati. Pada suhu kamar, virus ini akan kehilangan infektivitasnya sekitar 60% selama 3-5 hari. Virus campak mudah hancur oleh sinar ultraviolet. Epidemiologi Campak merupakan salah satu dari lima penyakit penyebab utama kematian anak di dunia. Insiden kasus campak di Indonesia tahun 2007 untuk golongan umur < 1 tahun sebesar 48,9 per 100.000 orang tahun, umur 1-4 tahun sebesar 36,6 per 100.000 orang tahun, dan umur 5-14 tahun sebesar 18,2 per 100.000 orang tahun. Bahkan sampai dengan tahun 2009 masih dijumpai kejadian luar biasa campak di beberapa propinsi di Indonesia. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi masih tingginya kasus campak di Indonesia adalah kinerja surveilans campak di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran epidemiologi kasus campak dan indikator kinerja surveilans campak rutin di Indonesia tahun 2005-2008 serta mengetahui gambaran cakupan imunisasi campak di Indonesia. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Epidemiologi Deskriptif dengan desain studi korelasi populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kasus campak di seluruh propinsi di Indonesia yang tercatat dalam laporan integrasi AFP di Subdit Surveilans Epidemiologi sebagai kasus campak. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus campak banyak terjadi pada daerah dengan kepadatan penduduk tinggi dengan insiden > 16 per 100.000 orang tahun, pada kelompok umur < 5 tahun dengan status tidak diimunisasi, dan kasus tertinggi terjadi pada bulan Januari setiap tahunnya. Kinerja surveilans campak rutin masih perlu ditingkatkan karena rata-rata persentase indikatornya masih di bawah target. Cakupan imunisasi campak di Indonesia telah mencapai target UCI (> 80%), namun jumlah kasus campak masih tinggi sehingga diperlukan perbaikan kinerja dan pencatatan laporan.

Patogenesis

Virus mendapatkan jalan ke tubuh manusia melalui saluran pernapasan, dimana ia berkembang biak secara local; kemudian infeksi menyebar ke jaringan limfoid regional, dimana terjadi perkembangbiakan lebih lanjut. Viremia primer menyebarkan virus, yang kemudian bereplikasi dalam sistem retikuloendotelial. Akhirnya viremia sekunder berbenih di epitel permukaan tubuh, termasuk kulit, saluran pernapasan dan konjungtiva, dimana terjadi replikasi fokal. Campak dapat bereplikasi dalam limfosit tertentu, yang membantu penyebaran ke seluruh tubuh. Giant cell multinuclear dan inklusi intranuklear terlihat dalam jaringan limfoid di seluruh tubuh (limfonodi, tonsil, dan appendix). Keadaan tersebut terjadi selama masa inkubasi, yang biasanya berlangsung 10-12. Selama fase prodromal yang berlangsung 2-4 hari, virus terdapat dalam air mata, sekresi hidung dan tenggorokan, urin, serta darah. Ruam kulit makulopapular timbul setelah hari ke-14 setelah antibody dalam sirkulasi dapat terdeteksi, viremia menghilang dan demam turun. Ruam kulit timbul sebagai hasil interaksi sel T imun dan sel yang terinfeksi virus dalam pembuluh darah kecil dan berlangsung sekitar 1 minggu

Manifestasi Klinik 1. Masa inkubasi Berlangsung selama 10-12 hari. 2. Masa prodromal Munculnya gejala demam ringan hingga sedang, batuk makin berat, koriza, peradangan mata, dan munculnya koplik spot. Biasanya masa ini berlangsung 2-4 hari. 3. Stadium erupsi Ditandai dengan ruam makuler yang muncul berturut-turut pada leher dan muka, tubuh, lengan dan kaki dan disertai oleh demam tinggi. Biasanya stadium ini berlangsung selama 5-6 hari. 4. Stadium konvalesensi Ditandai dengan hilangnya ruam sesuai urutan munculnya ruam, dan terjadi hiperpigmentasi. (referensikita.com/kesehatan/6539-Definisi-Campak.html)

Komplikasi Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:

1. Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah (Otitis media) 2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga penderita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan 3. Ensefalitis (inteksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus. 4. Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak yang lebih kecil 5. Diare dapat diikuti dehidrasi 6. Laringotrakeobronkitis (croup) 7. Bronkopneumonia 8. Reaktifasi tuberculosis 9. Malnutrisi pasca serangan campak 10. Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE), suatu proses degeneratif susunan syaraf pusat dengan gejala karakteristik terjadi deteriorisasi tingkah laku dan intelektual, diikuti kejang. Disebabkan oleh infeksi virus yang menetap, timbul beberapa tahun setelah infeksi merupakan salah satu komplikasi campak onset lambat. (http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dananak/2012/02/04/bercak-merah-saat-anakdemam-tidak-harus-campak/) Penatalaksanaan Pengobatan campak berupa perawatan umum seperti pemberian cairan dan kalori yang cukup. Dalam masa prodromal, obat simtomatik yang perlu diberikan antara lain: 1. Anti demam 2. Obat batuk 3. Vitamin A Sedangkan untuk pasien dalam stadium konvalensi dapat diberikan antibiotik karena adanya indikasi campak disertai komplikasi seperti ensefalitis, bronkispneumonia, dan otitis media akut. Pemeriksaan Penunjang Pada pemeriksaan darah didapatkan jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri. Pemeriksaan antibodi IgM merupakan cara tercepat untuk memastikan adanya infeksi campak akut. Karena IgM mungkin belum dapat dideteksi pada 2 hari pertama munculnya rash, maka untuk mengambil darah pemeriksaan IgM dilakukan pada hari ketiga untuk menghindari adanya false negative. Titer IgM mulai sulit diukur pada 4 minggu setelah muncul rash. Sedangkan IgG antibodi dapat dideteksi 4 hari setelah rash muncul, terbanyak IgG dapat dideteksi 1 minggu setelah onset sampai 3 minggu setelah onset. IgG masih dapat ditemukan sampai beberapa tahun kemudian. Virus measles dapat diisolasi dari urine, nasofaringeal aspirat, darah yang diberi heparin, dan swab tenggorok selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus dapat tetap aktif selama sekurangkurangnya 34 jam dalam suhu kamar. Diagnosis Banding 1. Exantema Subitum

Kelainan yang disebabkan karena infeksi virus inilah yang paling sering terjadi yang sering dianggap campak. Pada kelainan ini biasanya demam 1-3 hari setelah demam hilang baru timbul bercak kemerahan diseluruh tubuh yang mirip campak. Setelah timbul dalam 2-3 hari akan hilang tidak membekas. Bedanya pada campak bercak merah timbul demam masih terjadi, seminggu setelah itu timbul bekas kehitaman pada bercak merah yang ada. Kelainan ini sering dialami pada penderita alergi dengan riwayat kulit yang sangat sensitif. 2. DBD Pada awal perjalanan penyakit DBD pada hari ke 1-4 kadang juga disertai bercak kemerahan yang mirip campak. Bercak merah ini biasanya akan hilang setelah hari ke 5-7. Manifestasi ini sering dialami pada penderita alergi dengan riwayat kulit yang sangat sensitif. 3. Rubela Rubela atau dikenal juga dengan nama Campak Jerman adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Rubella. Virus biasanya menginfeksi tubuh melalui pernapasan seperti hidung dan tenggorokan. Anak-anak biasanya sembuh lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Penyakit ini sering ringan dan serangan sering berlalu tanpa diketahui. Penyakit ini bisa berlangsung satu sampai tiga hari. Anak-anak sembuh lebih cepat daripada orang dewasa. Infeksi dari ibu oleh virus Rubella saat hamil bisa serius, jika ibu terinfeksi dalam 20 minggu pertama kehamilan, anak bisa lahir dengan sindrom rubella bawaan (CRS), yang memerlukan berbagai penyakit tak tersembuhkan yang serius. Aborsi spontan terjadi pada hingga 20% kasus. Virus ini menular lewat udara. Rubela juga biasanya ditularkan oleh ibu kepada bayinya, makanya disarankan untuk melakukan tes Rubela sebelum hamil. Bayi yang terkena virus Rubela selama di dalam kandungan beresiko cacat. 4. Infeksi mononukleoss Mononukleosis Infeksiosa adalah penyakit yang ditandai dengan demam, nyeri tenggorokan dan pembesaran kelenjar getah bening, yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr, salah satu dari virus herpes. Setelah menyususp ke dalam sel-sel di Hidung dan tenggorokan, virus ini akan menyebar ke limfosit B (sel darah putih yang bertanggungjawab terhadap pembentukan antibodi). Infeksi virus Epstein-Barr sering terjadi dan bisa menyerang anak-anak, remaja dan dewasa. Sekitar 50% anak-anak Amerika mengalami infeksi ini sebelum usia 5 tahun. Tetapi virus ini tidak terlalu menular. Remaja atau dewasa muda biasanya mendapatkan infeksi ini melalui ciuman atau hubungan intim lainnya dengan orang yang terinfeksi. 5. Erupsi obat Erupsi obat alergi atau allergic drug eruption ialah reaksi alergi pada kulit atau daerah mukokutan yang terjadi sebagai akibat pemberian obat dengan cara sistemik. Pada pemeriksaan fisik, hampir di seluruh tubuh tampak papul eritematous diskret. Pengobatannya dengan terapi sistemik berupa kortikosteroid dan antihistamin dan topikal. 6. Penyakit Kawazaki

Penyakit Kawasaki juga dikenal sebagai sindrom kelenjar getah bening, penyakit simpul mukokutan, poliarteritis kekanak-kanakan. Sindrom Kawasaki adalah penyakit, sebagian besar bayi, yang mempengaruhi banyak organ, termasuk kulit, selaput lendir, kelenjar getah bening, dan dinding pembuluh darah, tetapi Efek yang paling serius adalah pada jantung mana ia dapat menyebabkan dilasi aneurismal parah. Tanpa pengobatan, kematian dapat mendekati 1%, biasanya dalam waktu 6 minggu onset. Dengan pengobatan, angka kematian kurang dari 0,01% di AS Sering ada infeksi yang sudah ada virus yang dapat memainkan beberapa peran dalam patogenesis. Mukosa konjungtiva dan oral, bersama dengan epidermis (kulit), menjadi erythmatous (merah dan inflammed). Edema sering terlihat di tangan dan kaki dan kelenjar getah bening leher sering diperbesar. Juga, beberapa derajat demam sering dicatat. Preventif Pencegahan campak dapat dilakukan dengan pemberian vaksin atau imunisasi. Imunisasi campak paling efektif jika diberikan pada bayi berusia 9 bulan. Vaksin diberikan dengan cara subkutan dalam atau intramuscular dengan dosis 0,5 cc. Pemberian imunisasi campak satu kali akan memberikan kekebalan selama 14 tahun, sedangkan untuk mengendalikan penyakit diperlukan cakupan imunisasi paling sedikit 80% per wilayah secara merata selama bertahun-tahun.

LO 2.

Morfologi Virus Campak / Virus Rubella adalah adalah virus RNA beruntai tunggal, dari keluarga Paramyxovirus, dari genus Morbillivirus. Virus campak hanya menginfeksi manusia, dimana virus campak ini tidak aktif oleh panas, cahaya, pH asam, eter, dan tripsin (enzim). Ini memiliki waktu kelangsungan hidup singkat di udara, atau pada benda dan permukaan.

Cara menginfeksi

Anda mungkin juga menyukai