PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui Definisi Campak.
1.2.2 Untuk mengetahui Klasifikasi Campak.
1.2.3 Untuk mengetahui Etiologi Campak.
1.2.4 Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Campak.
1.2.5 Agar kita mengetahui Patofisiologi Campak.
1.2.6 Agar kita mengetahui Pemeriksaan Diagnostik Campak.
1.2.7 Agar kita mengetahui Penatalaksanaan Campak.
1.2.8 Agar kita mengetahui Pencegahan Campak.
1.2.9 Agar kita mengetahui Komplikasi Campak.
1.2.10 Agar kita mengetahui Prognosis Campak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Erupsi (Rash)
Terjadinya eritema berbentuk makula-papula disertai menaiknya suhu
badan. Ruam ini muncul pertama pada daerah batas rambut dan dahi, serta
belakang telinga kemudian menyebar dengan cepat pada seluruh muka, leher,
lengan atas dan bagian atas dada pada sekitar 24 jam pertama. Selama 24 jam
berikutnya ruam menyebar ke seluruh punggung, abdomen, seluruh lengan, dan
paha. Ruam umumnya saling rengkuh sehingga pada muka dan dada
menjadi confluent. Bertahan selama 5-6 hari. Suhu naik mendadak ketika ruam
muncul dan sering mencapai 40-40,5 °C. Penderita saat ini mungkin tampak
sangat sakit, tetapi dalam 24 jam sesudah suhu turun mereka pada dasarnya
tampak baik. Selain itu, batuk dan diare menjadi bertambah parah sehingga anak
bisa mengalami sesak nafas atau dehidrasi. Tidak jarang pula disertai muntah dan
anoreksia. Otitis media, bronkopneumonia, dan gejala-gejala saluran cerna,
seperti diare dan muntah, lebih sering pada bayi dan anak kecil. Kadang-kadang
terdapat perdarahan ringan pada kulit. Terjadi pembesaran kelenjar getah bening
di sudut mandibula dan di daerah leher belakang. Dapat pula terjadi sedikit
splenomegali.
Ketika ruam mencapai kaki pada hari ke 2-3, ruam ini mulai menghilang
dari muka.Hilangnya ruam menuju ke bawah pada urutan yang sama dengan
ketika ruam muncul.Ruamkulit menjadi kehitaman dan mengelupas
(hiperpigmentasi) yang akan menghilang setelah 1-2 minggu. Hiperpigmentasi
merupakan gejala yang patognomonik untuk morbili.
c. Risiko komplikasi
Penatalaksanaan Teraupetik
1. Pemberian vitamin A
2. Istirahat baring selama suhu meningkat, pemberian antipiretik
3. Pemberian antibiotic pada anak-anak yang berisiko tinggi
4. Pemberian obat batuk dan sedativum
Reaksi radang
Mempengaruhi
Pengeluaran thermostat dalam
mediator kimia hipotalamus
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Kasus
An. B laki – laki berusia 10 tahun, berat badan 20 kg dan tinggi badan 120 cm,
dibawa ke rumah sakit oleh ibunya. Anak terlihat lemas, rewel, sering menggaruk
kulitnya dan suka menangis.Kulitnya terlihat kusam, rambut tipis, terdapat eritema di
belakang telinga.Anak batuk – batuk dan pilek sejak 2 minggu yang lalu, terdapat
suara tambahan pernapasan dan terdapat nyeri tenggorokan.Pada kulit anak terdapat
ruam, kulit bersisik dan tugor kulit menurun.Suhu badan anak 38 derajat celcius.
4.2 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses
keperawatan yang mempunyai 2 kegiatan pokok yaitu :
a) Pengumpulan Data (Anamnesa)
1 Identitas penderita
Meliputi nama anak, umur : rentan pada anak berumur 1-14 th dengan status
gizi yang kurang dan sering mengalami penyakit infeksi, jenis kelamin (L dan
P pervalensinya sama), suku bangsa, no register, tanggal masuk rumah sakit,
diagnosa medis.
2 Keluhan utama
Anak masuk rumah sakit biasanya dengan keluhan adanya eritema dibelakang
telinga, di bagaian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang
bawah, badan panas, enantema ( titik merah ) dipalatum durum dan palatum
mole.
3 Riwayat kesehatan sekarang
Pada anak yang terinfeksi virus campak biasanya ditanyakan pada orang tua
atau anak tentang kapan timbulnya panas, batuk, konjungtivitis, koriza, bercak
koplik dan enantema serta upaya yang telah dilakukan untuk mengatasinya.
4 Riwayat kesehatan dahulu
Anak belum pernah mendapatkan vaksinasi campak dan pernah kontak dengan
pasien campak.
5 Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anak belum mendapatkan vaksinasi campak.
6 Riwayat imunisasi
Imunisasi apa saja yang sudah didapatkan misalnya BCG, POLIO I,II, III;
DPT I, II, III; dan campak.
7 Riwayat nutrisi
Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori untuk
umur 1-6 tahun 900-1300 kalori/hari.Untuk pertambahan berat badan ideal
menggunakan rumus 8 + 2n. Status Gizi
Klasifikasinya sebagai berikut :
- Gizi buruk kurang dari 60%
- Gizi kurang 60 % - <80 %
- Gizi baik 80 % - 110 %
- Obesitas lebih dari 120 %
8 Riwayat tumbuh kembang anak.
a. Tahap pertumbuhan
Pada anak umur lima tahun, perkiraan berat badan dalam kilogram
mengikuti patokan umur 1-6 tahun yaitu umur ( tahun ) x 2 + 8. Tapi ada
rata-rata BB pada usia 3 tahun : 14,6 Kg, pada usia 4 tahun 16,7 kg dan 5
tahun yaitu 18,7 kg. Untuk anak usia pra sekolah rata – rata pertambahan
berat badan 2,3 kg/tahun.Sedangkan untuk perkiraan tinggi badan dalam
senti meter menggunakan patokan umur 2- 12 tahun yaitu umur ( tahun ) x 6
+ 77.Tapi ada rata-rata TB pada usia pra sekolah yaitu 3 tahun 95 cm, 4
tahun 103 cm, dan 5 tahun 110 cm. Rata-rata pertambahan TB pada usia ini
yaitu 6 – 7,5 cm/tahun.Pada anak usia 4-5 tahun fisik cenderung bertambah
tinggi.
b. Tahap perkembangan.
- Perkembangan psikososial ( Eric Ercson ) : Inisiatif vs rasa bersalah.Anak
punya insiatif mencari pengalaman baru dan jika anak dimarahi atau
diomeli maka anak merasa bersalah dan menjadi anak peragu untuk
melakukan sesuatu percobaan yang menantang ketrampilan motorik dan
bahasanya.
- Perkembangan psikosexsual ( Sigmund Freud ) : Berada pada fase
oedipal/ falik ( 3-5 tahun ).Biasanya senang bermain dengan anak berjenis
kelamin berbeda.Oedipus komplek ( laki-laki lebih dekat dengan ibunya )
dan Elektra komplek ( perempuan lebih dekat ke ayahnya ).
- Perkembangan kognitif ( Piaget ) : Berada pada tahap preoperasional
yaitu fase preconseptual ( 2- 4 tahun ) dan fase pemikiran intuitive ( 4- 7
tahun ). Pada tahap ini kanan-kiri belum sempurna, konsep sebab akibat
dan konsep waktu belum benar dan magical thinking.
- Perkembangan moral berada pada prekonvensional yaitu mulai
melakukan kebiasaan prososial : sharing, menolong, melindungi,
memberi sesuatu, mencari teman dan mulai bisa menjelaskan peraturan-
peraturan yang dianut oleh keluarga.
- Perkembangan spiritual yaitu mulai mencontoh kegiatan keagamaan dari
ortu atau guru dan belajar yang benar – salah untuk menghindari
hukuman.
- Perkembangan body image yaitu mengenal kata cantik, jelek,pendek-
tinggi,baik-nakal, bermain sesuai peran jenis kelamin, membandingkan
ukuran tubuhnya dengan kelompoknya.
- Perkembangan sosial yaitu berada pada fase “ Individuation – Separation
“. Dimana sudah bisa mengatasi kecemasannya terutama pada orang yang
tak di kenal dan sudah bisa mentoleransi perpisahan dari orang tua
walaupun dengan sedikit atau tidak protes.
- Perkembangan bahasa yaitu vokabularynya meningkat lebih dari 2100
kata pada akhir umur 5 tahun. Mulai bisa merangkai 3- 4 kata menjadi
kalimat. Sudah bisa menamai objek yang familiar seperti binatang, bagian
tubuh, dan nama-nama temannya. Dapat menerima atau memberikan
perintah sederhana.
- Tingkah laku personal sosial yaitu dapat memverbalisasikan
permintaannya, lebih banyak bergaul, mulai menerima bahwa orang lain
mempunyai pemikiran juga, dan mulai menyadari bahwa dia mempunyai
lingkungan luar.
- Bermain jenis assosiative play yaitu bermain dengan orang lain yang
mempunyai permainan yang mirip.Berkaitan dengan pertumbuhan fisik
dan kemampuan motorik halus yaitu melompat, berlari, memanjat,dan
bersepeda dengan roda tiga.
b) Pemeriksaan fisik ( had to toe )
1. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, tinggi badan, berat badan, dan tanda-
tanda vital.
2. Kepala dan leher
- Inspeksi :
Kaji bentuk kepala, keadan rambut, kulit kepala, konjungtivitis, fotofobia,
adakah eritema dibelakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang
rambut dan bagian belakang bawah.
- Palpasi :
adakah pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan didaerah
leher belakang,
3. Mulut
- Inspeksi :
Adakah bercak koplik di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah,
enantema di palatum durum dan palatum mole, perdarahan pada mulut dan
traktus digestivus.
4. Toraks
- Inspeksi :
Bentuk dada anak, Adakah batuk, secret pada nasofaring, perdarahan pada
hidung.Pada penyakit campak, gambaran penyakit secara klinis menyerupai
influenza.
- Auskultasi :
Ronchi / bunyi tambahan pernapasan.
5. Abdomen
- Inspeksi :
Bentuk dari perut anak.Ruam pada kulit.
- Auskultasi
Bising usus.
- Perkusi
Perkusi abdomen hanya dilakukan bila terdapat tanda abnormal, misalnya
masa atau pembengkakan.
6. Kulit
- Inspeksi :
Eritema pada kulit, hiperpigmentasi, kulit bersisik.
- Palpasi :
Turgor kulit menurun
Pengkajian Kasus
a) Anamnese
1 Identitas penderita
- Nama anak : An. B
- Umur :10 tahun
- Jenis kelamin : Laki-laki
2 Keluhan utama : -
3 Riwayat kesehatan sekarang
Sudah 2 minggu yang lalu batuk-batuk, pilek dan nyeri tenggorokan
4 Riwayat kesehatan dahulu
Anak diduga belum pernah mendapatkan vaksinasi campak
5 Riwayat kesehatan keluarga: -
6 Riwayat imunisasi
Anak belum mendapat imunisasi campak
7 Riwayat tumbuh kembang anak.
a Tahap pertumbuhan
BBI = (umur (thn) x 2 ) + 8= (10x2)+8= 28 Kg
BB pasien : 20 Kg
TB : 120 cm
b Tahap perkembangan; -
b) Pemeriksaan fisik :
1. Mata: terdapat konjungtivitis,mata tampak merah
2. Kepala: sakit kepala
3. Hidung dan tenggorokan : Banyak terdapat secret, suara tambahan
pernapasan dan terdapat nyeri tenggorokan
4. Mulut dan bibir: Mukosa bibir kering, batuk, mulut terasa pahit.
5. Kulit : Permukaan kulit (kering ) kusam,rasa gatal, keringat berlebihan
panas (demam).
6. Pernafasan : Pola nafas (reguler), RR (24x/menit )( n : 20-30/menit),
batuk, sesak nafas, wheezing,sputum
7. Tumbuh kembang: BB (20 kg), TB (120cm), BB Lahir (3 kg), belum
pernah vaksinasi.
8. Pola Defekasi : BAK (950 ml/hari) ( n 3-5 thn : 600-700 ml / hari)
9. Status Nutrisi : nafsu makanan menurun
10. Keadaan Umum : sadar TTV (N:80x/menit, TD:110/60 mmHg, S:
38OC, RR: 24x/menit).
Sekret meningkat
Reflek batuk
Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas
DS : Klien merasa lemas, Efek perjalanan penyakit Hipertermi
rewel dan suka menangis terhadap tubuh
DO :Suhu badan klien 38
derajat celcius. Menimbulkan peradangan
Mempengaruhi thermostat
dalam hipotalamus
Hipertermi
DS : Klien mengungkapkan Virus yang menyerang kulit Gangguan integritas kulit
rasa ketidaknyamanan
terhadap bintik yang timbul Respon imunitas pada kulit
pada kulit tubuhnya
Histamine
DO : Pada kulit klien
terdapat ruam, kulit bersisik Vasodilatasi&permeabilitas
dan tugor kulit menurun meningkat
Reaksi hipersensifitas
Ruam kulit
Reaksi radang
Gatal
4. Jika suhu tubuh turun, untuk Air hangat / PK dapat mengurangi gatal dan
mengurangi gatal dapat dimandikan menambah rasa nyaman.
dengan PK atau air hangat atau dapat
juga dengan bethadine.
4.7Evaluasi
1. Suhu tubuh kembali dalam batas yang normal
2. Fungsi pernapasan kembali normal
3. Integritas kulit kembali dalam batas yang normal
4. Nyeri hilang atau terkontrol dengan baik
5. Mempunyai pengetahuan atau informasi tentang imunisasi campak dengan
benar
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Campak atau rubella adalah suatu infeksi virus yang sangat menular. Penyakit
ini ditandai oleh beberapa gejala, diantaranya demam, batuk, konjungtivis
(peradangan pada selaput ikat mata atau konjungtiva) serta terdapat ruam kulit.
Penyakit campak adalah penyebab kematian terbesar bayi dan anak usia 1 – 4 tahun.
Setiap tahunnya, 30000 anak di Indonesia diperkirakan meninggal akibat komplikasi
campak. Penyakit campak juga berpotensi menyebabkan KLB ( Kejadian Luar Biasa)
atau pendemik. Virus dalam menginfeksi tubuh melelui 3 fase yaitu: masa inkubasi,
fase prodromal, fase nampaknya bercak merah. Campak merupakan penyakit yang
menular dan dikaitkan pada tingkat kematian tertinggi pada bayi dan anak. Upaya
yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit campak dapat dilakukan dengan cara
menghindari kontak dengan penderita, meningkatkan daya tahan tubuh dengan
istirahat yang cukup , konsumsi makanan bergizi dan vaksin campak. Vaksin biasanya
diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak jerman ( vaksin
MMR atau mumps, measles, rubella) disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak, vaksiin diberikan pada umur 9 bulan.Efek setelah
diberikan vaksin biasanya demam tinggi sampai kejang, memar karena berkurangnya
trombosit, dan ruam yang timbul pada hari ke 7.Penderita campak beresiko
bronkopenumonia, ganguan neurologis, dan imunosupresive. Asuhan keperawatan
pada anak penderita campak akan dilakukan pengkajian hingga pemeriksaan fisik.
Dan akan ditemukan diagnose hiprtermi b.d peningkatan metabolic, ketidakefektifan
jalan napas b.d penumpukan secret, kerusakan integritas kulit b.d perkembangan
penyakit, nyeri akut b.d agen injury (faktor biologi : virus morbili), kurang
pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai imunisasi campak (orang tua)
5.2 Saran
Campak merupakan penyakit yang tingkat kematiannya tertinggi pada bayi
dan anak.Untuk mencegah penyakit campak setiap anak wajib melakukan vaksinasi
campak. Keberhasilan vaksinasi campak pada anak akan tercapai jika semua tenaga
kesehatan berperan aktif dalam program tersebut. Salah satunya memberikan
penyuluhan kepada msyarakat terkait penyakit campak, serta pencegahanyya.Sebagai
perawat tidak hanya softskill tetapi harus memiliki pengetahuan yang adekuat terkait
penyakit campak, pencegahan dan pemberian vaksin.Sehingga dapat memberikan
intervensi yang benar dan tepat kepada klien.
DAFTAR PUSTAKA
Fennelly, Glenn J.
2006. Measles. (Online, http://www.emedicine.com/PED/topic1388.htm, diakses tanggal 11
Desember 2006)
Hidayat, A. Aziz Alimul. PengantarIlmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta. Salemba Medika. 2008
Kenneth Todar University of Wisconsin-Madison Department of Bacteriology.
2006.Measles. Online, www.bact.wisc.edu/themicrobialworld/Measles.jpg, diakses tanggal
11 Desember 2006).
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2014
Ny. K (perempuan) dengan usia 32 tahun dibawa ke RS-KI Universitas Airlangga oleh
suaminya dengan keluhan panas tinggi mencapai 39oC. Selama 4 hari pasien sering pusing,
batuk, pilek dan terdapat nyeri tenggorokan mulai hari ke 2. Saat dilakukan pemeriksaan fisik
pasien terlihat lemas, sering menggaruk tubuhnya, turgor kulit menurun, bersisik dan muncul
bercak-bercak merah hampir di seluruh tubunya. Saat dilakukan auskultasi terdapat suara
tambahan napas di bagian kiri. Berdasarkan informasi yang disampaikan suami pasien,
istrinya mengalami penyakit tersebut setelah melakukan kunjungan ke rumah penderita
campak, sehingga diduga Ny. K juga menderita campak. Saat ini BB pasien 39 kg, TB 152
cm, N 98 x/menit, TD 110/87 mmHg, RR 24 x/menit. Pada pemeriksaan laboratorium
menunjukkan nilai leukosit 3000 sel/ mm3 dan pada pemeriksaan serologi ditemukan antibodi
IgM.