Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN HERPES

HUSAINI,S.Kep,NS
1. PENGERTIAN

Herpes adalah radang kulit yang


ditandai dengan pembentukan
gelembung-gelembung berkelompok.
Gelembung-gelembung ini berisi air
pada dasar peradangan
2. ETIOLOGI
Penyakit Herpes yang disebabkan oleh
virus herpes simpleks tipe 1 adalah
penyebab umum untuk luka-luka demam
(cold sore) di sekeliling mulut.Herpes
simpleks-2 biasanya menyebabkan
herpes kelamin. Namun belakangan
diketahui lagi, bahwa virus tipe 1 juga
dapat menyebabkan infeksi pada
kelamin, begitu pula virus tipe 2 dapat
menginfeksikan daerah mulut melalui
hubungan seks.
3. TANDA GEJALA
Gejala prodomal : Keluhan biasanya diawali dengan
gejala prodomal yang berlangsung selama 1 4 hari.
Gejala yang mempengaruhi tubuh : demam, sakit
kepala, fatige, malaise, nusea, rash, kemerahan, sensitive,
sore skin ( penekanan kulit), nyeri, (rasa terbakar atau
tertusuk), gatal dan kesemutan.
Nyeri bersifat segmental dan dapat berlangsung
terus menerus atau hilang timbul. Nyeri juga bisa terjadi
selama erupsi kulit
Gejala yang mempengaruhi mata : Berupa
kemerahan, sensitive terhadap cahaya, pembengkakan
kelopak mata. kekeringan mata, pandangan kabur,
penurunan sensasi penglihatan dan lain lain.
4. KLASIFIKASI
Sebagian besar orang yang terkena penyakit
herpes terlambat mengetahui jika dirinya
terinfeksi bahkan tidak sadar dapat
menyebarkannya. Penularan penyakit herpes
melalui Infeksi herpes simpleks ditularkan
dari orang ke orang melalui hubungan
langsung dengan daerah tubuh yang
terinfeksi. Penggolongan penyakit herpes
didasarkan atas jenis virus yang menginfeksi
yaitu herpes simpleks dan herpes zoster.
Herpes simpleks terbagi 2 yaitu :

Virus herpes simpleks tipe I (HSV-I)


Herpes yang mengenai daerah mulut
dan sekitarnya adalah HSV-I (Herpes
Labialis).
Herpes simpleks virus tipe II (HSV-II)
Herpes yang menginfeksi kulit didaerah
vagina merupakan HSV-II (Herpes
Genitalis) yang penularannya melalui
hubungan seksual yang menimbulkan
gatal-gatal dan nyeri di daerah genital,
dengan kulit dan selaput lendir yang
Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella
zoster, yaitu virus yang juga menyebabkan cacar
air. Gejalanya khas, yaitu timbul gelembung-
gelembung kecil, biasanya di daerah punggung,
hanya pada satu sisi, dan meliputi daerah
persyarafan tertentu. Gelembung gelembung ini
terasa nyeri dan dapat pecah sehingga mudah
timbul infeksi oleh bakteri. Penyakit ini bukan
penyakit kelamin, dan dapat sembuh sempurna
Penyakit Herpes yang disebabkan oleh virus herpes
simpleks tipe 1 adalah penyebab umum untuk luka-
luka demam (cold sore) di sekeliling mulut.
5. PATOFISOLOGI
Herpes zoster bermula dari Infeksi
primer dari VVZ (virus varisells zoster)
ini pertama kali terjadi di daerah
nasofaring.Disini virus mengadakan
replikasi dan dilepas ke darah sehingga
terjadi viremia permulaan yang sifatnya
terbatas dan asimptomatik.
Patofisiologi herpes simpleks
masih belum jelas, ada
kemungkinan :
Infeksi primer akibat transmisi virus
secara langsung melalui jalur neuronal
dari perifer ke otak melalui saraf
Trigeminus atau Offactorius.
Reaktivitas infeksi herpes virus laten
dalam otak.
Pada neonatus penyebab terbanyak
adalah HSV-2 yang merupakan infeksi
dari secret genital yang terinfeksi pada
saat persalinan
6.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostik pada Herpes zoster.


Tes diagnostik ini untuk membedakan dari
impetigo, kontak dermatitis dan herps simplex :
1. Tzanck Smear : mengidentifikasi virus
herpes tetapi tidak dapat membedakan herpes
zoster dan herpes simplex.
2.Kultur dari cairan vesikel dan tes antibody :
digunakan untuk membedakan diagnosis herpes
virus
3. Immunofluororescent : mengidentifikasi
varicella di sel kulit
4.Pemeriksaan histopatologik
5.Pemerikasaan mikroskop electron
6. Kultur virus
7. Identifikasi anti gen / asam

nukleat VVZ (virus varisela zoster)


8. Deteksi antibody terhadap

infeksi virus
Pemeriksaan penunjang untuk infeksi
HSV (herpes simpleks virus dapat
dilakukan secara virologi maupun serologi,
masing-masing contoh pemeriksaan
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Virologi
1. Mikroskop cahaya. Sampel berasal

dari sel-sel di dasar lesi, apusan pada


permukaan mukosa, atau dari biopsi,
mungkin ditemukan intranuklear inklusi
(Lipschutz inclusion bodies).
2. Pemeriksaan antigen langsung
(imunofluoresensi). Sel-sel dari spesimen
dimasukkan dalam aseton yang dibekukan.
Kemudian pemeriksaan dilakukan dengan
menggunakan cahaya elektron (90% sensitif,
90% spesifik) tetapi, pemeriksaan ini tidak
dapat dicocokkan dengan kultur virus.
3. PCR, Test reaksi rantai polimer untuk DNA
HSV lebih sensitif dibandingkan kultur viral
tradisional (sensitivitasnya >95 %,
dibandingkan dengan kultur yang hanya 75 %).
b. Serologi
Pemeriksaan serologi ini direkomendasikan kepada
orang yang mempunyai gejala herpes genital
rekuren tetapi dari hasil kultur virus negatif,
sebagai konfirmasi pada orang-orang yang
terinfeksi dengan gejala- gejala herpes genital,
menentukan apakah pasangan seksual dari orang
yang terdiagnosis herpes genital juga terinfeksi dan
orang yang mempunyai banyak pasangan sex dan
untuk membedakan dengan jenis infeksi menular
sexual lainnya. Sample pada pemeriksaan serologi
ini diambil dari darah atau serum.
7. KOMPLIKASI
Terdapat beberapa kondisi yang bisa
memicu terjadinya reaktivasi herpes
diantaranya adalah stress, kelelahan yang
berlebihan dan menstruasi. Penyakit Herpes
pun sangat bervariasi. Bila dalam keadaan
akut bisa menyebabkan perasaan kulit
sangat nyeri dan terbakar atau sebaliknya
pasien tidak tahu sama sekali bila dirinya
telah terjangkit virus herpes karena dalam
beberap kondisi bersifat silent.
8. PENATALAKSANAAN MEDIS

Pengobatan : Pengobatan topical


Pada stadium vesicular diberi bedak salicyl 2% atau
bedak kocok kalamin untuk mencegah vesikel pecah.
Bila vesikel pecah dan basah, diberikan kompres
terbuka dengan larutan antiseptik atau kompres dingin
dengan larutan burrow 3 x sehari selama 20 menit.
Apabila lesi berkrusta dan agak basah dapat
diberikan salep antibiotik (basitrasin / polysporin )
untuk mencegah infeksi sekunder selama 3 x sehari.
Pengobatan sistemik
Drug of choice- nya adalah acyclovir yang dapat
mengintervensi sintesis virus dan replikasinya.
Antiviral lain yang dianjurkan adalah vidarabine (Ara A,
Vira A) dapat diberikan lewat infus intravena atau salep
mata.
Kortikosteroid dapat digunakan untuk menurunkan respon

inflamasi dan efektif namun penggunaannya masih


kontroversi karena dapat menurunkan penyembuhan dan
menekan respon immune.
Analgesik non narkotik dan narkotik diresepkan untuk

manajemen nyeri dan antihistamin diberikan untuk


menyembuhkan priritus.
Penderita dengan keluhan mata : Keterlibatan seluruh

mata atau ujung hidung yang menunjukan hubungan dengan


cabang nasosiliaris nervus optalmikus, harus ditangani
dengan konsultasi opthamologis. Dapat diobati dengan salaep
mata steroid topical dan mydriatik, anti virus dapat diberikan.
Neuralgia Pasca Herpes zoster
Bila nyeri masih terasa meskipun sudah
diberikan acyclovir pada fase akut, maka dapat
diberikan anti depresan trisiklik ( misalnya :
amitriptilin 10 75 mg/hari).
Tindak lanjut ketat bagi penanganan nyeri
dan dukungan emosional merupakan bagian
terpenting perawatan.
Intervensi bedah atau rujukan ke klinik nyeri
diperlukan pada neuralgi berat yang tidak
teratasi.
9. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Resiko infeksi berhubungan dengan
kerusakan fungdi barier kulit
2. Nyeri berhubungan dengan adanya
lesi kulit
3. Gangguan integritas kulit b.d vesikel
yang mudah pecah
4. Gangguan pola tidur berhubungan
dengan pruritus dan nyeri dari lesi herpes
5. Kurang pengetahuan berhubungan
dengan proses perjalanan penyakit

Anda mungkin juga menyukai