Disusun Oleh :
Kelompok III
Di susun oleh :
Azhari, S.Kep 18NS243
Erwin Setiawan, S.Kep 18NS249
Gerry, S.Kep 18NS251
Kamariah, S.Kep 18NS252
Lita Wulandari, S.Kep 18NS254
Muhammad Ferly Aditya, S.Kep 18NS259
Rachma Dwi Astuti, S.Kep 18NS266
Selly Resty Pratama, S.Kep 18NS269
A. Latar Belakang
Kasus penyalahgunaan narkoba meningkat dengan cepat di Indonesia,
meskipun pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai upaya.
Penyalahgunaan narkoba memang sulit diberantas. Yang dapat dilakukan adalah
mencegah dan mengendalikan agar masalahnya tidak meluas., sehingga merugikan
masa depan bangsa, karena merosotnya kualitas sumber daya manusia terutama
generasi mudanya.
Penyalahgunaan narkoba berkaitan erat dengan peredaran gelap sebagai
bagian dari dunia kejahatan internasional. Mafia perdagangan gelap memasok narkoba,
agar orang memiliki ketergantungan, sehingga jumlah suplai meningkat. Terjalin
hubungan antara pengedar/bandar dan korban. Korban sulit melepaskan diri dari
mereka, bahkan tak jarang mereka terlibat peredaran gelap, karena meningkatnya
kebutuhan narkoba.
Penderita ketergantungan obat-obatan terlarang atau kini umumnya berusia 15-
24 tahun. Kebanyakan mereka masih aktif di sekolah menengah pertama, sekolah
menengah atas, atau perguruan tinggi. Bahkan, ada pula yang masih duduk di bangku
di sekolah dasar.
Penyalahgunaan narkoba biasanya diawali dengan pemakaian pertama pada
usia SD atau SMP, karena tawaran, bujukan, dan tekanan seseorang atau kawan
sebaya.
Didorong pula oleh rasa ingin tahu dan rasa ingin mencoba, mereka menerima
bujukan tersebut. Selanjutnya akan dengan mudahnya untuk dipengaruhi menggunakan
lagi, yang pada akhirnya menyandu obat-obatan terlarang dan ketergantungan pada
obat-obatan terlarang.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan dan mendapatkan penjelasan tentang bahaya
NAPZA, peserta diharapkan mengetahu Bahaya Penyalahgunaan NAPZA.
2. Tujuan khusus
Setelah mendapat penyuluhan tentang Bahaya Napza peserta penyuluhan dapat :
a. Menjelaskan pengertian tentang NAPZA dan macamnya
b. Mengetahui Jenis-Jenis NAPZA
c. Menyebutkan Faktor Resiko Penyalahgunaan NAPZA
d. Menyebutkan Bahaya dan Dampak Penyalahgunaan NAPZA
e. Menyebutkan Cara Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA
C. Sasaran
Seluruh siswa/i SMP 22 Desa Simpang Layang
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Materi
Terlampir
F. Media
1. Leaflet
2. Poster/Lembar Balik
G. Kegiatan Penyuluhan
KEGIATAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN
PESERTA
Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan 1. Menjawab Salam
1 3 Menit salam dan Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
Terminasi :
1. Mengucapkan terimakasih atas peran 1. Mendengarkan
4 2 Menit 2. Menjawab Salam
peserta
2. Mengucapkan salam penutup
H. Setting Tempat
: Penyaji
L
C : Moderator
D
: Dokumentasi
: Fasilitator
: Observer
Keterangan :
1. Penyaji : Selly Resty Pratama, S.Kep
Tugas : Membuka acara, menyampaikan materi
2. Moderator : Rachma Dwi Astuti, S,Kep
Tugas : Memandu jalannya acara sampai selesai dan menyampaikan
tujuan
3. Fasilitaror : Muhammad Ferly Aditya, S.Kep
Lita Wulandari
Tugas : Memfasilitasi jalannya acara penyuluhan
4. Observer : Kamariah, S.Kep
Tugas : Mengobservasi jalannya penyuluhan untuk dievalusi setelah
acara selesai bersama kelompok, guna memeperbaiki acara
5. Dokumentasi : Azhari,S.Kep
Gerry,S,Kep
Tugas : Mendokumentasikan kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan
6. Notulen : Erwin Setiawan,S.Kep
Tugas : Mencatat hasil kegiatan
I. Evaluasi Terstruktur
Evaluasi struktur :
1. Kontrak dengan peserta H-1, di ulangi kontrak pada hari H
2. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan
3. Peserta hadir ditempat penyuluhan sesuai kontrak yang disepakati
Evaluasi proses:
Peserta dapat berperan aktif selama kegiatan dan mampu menjawab seluruh
pertanyaan yang diajukan fasilitator
Evaluasi hasil:
Proses pelaksanaan penyuluhan berjalan tepat waktu, peserta yang hadir keseluruhan
berasal dari kelas 9 SMP 22 Banjarmasin, jumlah yang hadir 99% dari seluruh
siswa/siswi yang hadir, peserta penyuluhan terlihat aktif terbukti dari beberapa
pertanyaan yang diajukan peserta.
MATERI NAPZA
A. Pengertian Napza
Napza atau Narkoba adalah obat/bahan/zat, yang bukan tergolong makanan.
Jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikam, berpengaruh terutama pada kerja
otak (susunan saraf pusat) san sering menyebabkan kertergantungan. Akibatnya, kerja
otak berubah (meningkat atau menurun). Demikian pula dengan fungsi vital organ tubuh
lain (jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lain-lain)
Napza yang ditelan masuk kelambung, kemudian masuk ke pembuluh darah.
Jika diisap, atau dihirup, zat diserap masuk ke dalam pembuluh darah melalui saluran
hidung dan paru-paru. Jika zat disuntikan, langsung masuk ke aliran darah. Darah
membawa zat itu ke otak. Napza (narkoba, psikotropika, zat akdiktif lain) adalah istilah
dalam dunia kedokteran. Di sini penekanannya pada pengaruh ketergantungannya.
Oleh karena itu, selain narkotika dan psikotropika, yang termasuk napza adalah juga
obat, bahan atau zat, yang tidak diatur dalam undang-undang, tetapi menimbulkan
ketergantungan, dan sering disalahgunakan.
Narkoba (narkotik, psikotropika, dan obat terlarang) adalah istilah penegak
hukum dan masyarakat. Narkoba disebut berbahaya, karena bahan yang tidak aman
digunakan atau membahayakan dan penggunaannya bertentangan dengan hukum atau
melanggar hukum. Oleh karena itu, penggunaan, pembuatan, dan peredarannya diatur
dalam undang-undang. Barang siapa yang menggunakan dan mengedarkannya di luar
ketentuan hukum, dikenai sanksi pidana penjara dan hukuman denda.
Dahulu beberapa jenis Napza alami. Seperti opium (getah tanaman candu),
kokain dan ganja, digunakan sebagai obat. Akan tetapi, sekarang tidak digunakan lagi
dalam pengobatan karena berpotensi menyebabkan ketergantungan yang tinggi.
B. PENYALAHGUNAAN NAPZA
Penyalahgunaan Napza adalah penggunaan Napza yang dilakukan tidak untuk
maksud pengobatan, tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah
berlebih secara kurang teratur, dan berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan
gangguan kesehatan fisik, mental, dan kehidupan sosialnya. Karena pengaruh itulah
Napza disalahgunakan.
Sifat pengaruh itu sementara, sebab setelah itu timbul rasa tidak enak. Untuk
menghilangkan rasa tidak enak, ia menggunakan Napza lagi. Karena itu, Napza
mendorong seseorang memakainnya lagi. Terjadinya kecanduan atau ketergantungan
tidak berlangsung seketika, tetapi melalui rangkaian proses penyalahgunaan, yaitu: pola
coba-coba, pola pemakaian sosial, pola pemakaian situasional, pola kebiasaan, dan
yang terakhir pola ketergantungan.
Pada proses seseorang menjadi ketergantungan, pada tahap awal pemakaian
ia masih dapat menghentikannya. Namun, setelah terjadi ketergantungan, ia sulit
kembali ke pemakaian sosial, sekeras apapun ia berusaha, kecuali jika menghentikan
sama sekali pemakaiannya.
Saat ia mencoba untuk meghentikan pemakaian akan terjadi gejala putus zat.
Gejala putus zat adalah gejala yang timbul jika pemakaian zat dihentikan tiba-tiba atau
dikurangi dosisnya.
Berat ringannya gejala putus zat tergantung pada jenis Napza, dosis yang
digunakan, serta lama pemakaiannya. Makin tinggi dosis yang digunakan dan makin
lama pemakaiannya, makin hebat gejala sakitnya.
M. Arief Hakim, (2013). Bahaya Narkoba Alkohol : mengatasi, Mencegah dan Melawan.
Bandung : Nuansa.