Anda di halaman 1dari 11

LEMBAR TUGAS MAHASISWA

ETIK DAN HUKUM KEPERAWATAN

Oleh :
Ns. Muhammad Ferly Aditya, S.Kep (2306193090)
Ns. Rusmai Triaswati, S.Kep (2306308214)
Ns. Rahmawati, S.Kep (2306308321)
Ns.Oriza Sativa,.S.Kep (2306308113)
Ns. Mawaddah,.S.Kep (2306193071)
Ns. Nada Azzahra,.S,Kep (2306193134)
Ns.Lina Mandasari,.S.Kep (2306307994)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2023
A. Pendahuluan
Sejak berdirinya Negara Republik Indonesia, pemerintah telah menerbitkan berbagai
peraturan dan ketentuan hukum dalam bidang kesehatan agar pelayanan dan pemeliharaan
kesehatan dapat berjalan dengan baik. Pemerintah menyadari rakyat yang sehat
merupakan aset dan tujuan utama dalam mencapai masyarakat adil dan makmur. Peraturan
dan ketentuan hukum ini tidak saja di bidang kebidanan, tetapi mencakup seluruh bidang
kesehatan seperti peraturan tentang kesehatan, rumah sakit, tenaga kesehatan,
keperawatan, kebidanan, farmasi, obat - obatan, kesehatan jiwa, kesehatan masyarakat,
kesehatan kerja, kesehatan lingkungan, hygiene, dll. Sampai sekarang sudah ada ratusan
peraturan dan perundang-undangan di bidang kesehatan yang diterbitkan pemerintah.
Kumpulan peraturan dan ketentuan hukum ini yang dimaksud dengan hukum kesehatan.
(Panggabean, 2020)

Hukum kesehatan merupakan cabang dari ilmu hukum yang secara relatif baru
berkembang di Indonesia. Hukum kesehatan merupakan cakupan dari aspek - aspek
hukum perdata, hukum administratif, hukum pidana dan hukum disiplin yang tertuju pada
subsistim kesehatan dalam masyarakat. Menurut Prof. H.J.J. Leenan, hukum kesehatan
adalah semua peraturan hukum yang berhubungan langsung pada pemberian pelayanan
kesehatan dan penerapannya pada hukum perdata, hukum administrasi, dan hukum
perdata.

B. Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu ethos dalam bentuk tunggal mempunyai
banyak arti seperti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan,
adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Dalam bentuk jamak adalah ta
etha artinya adat kebiasaan. Arti terakhir inilah menjadi latarbelakang terbentuknya
istilah “etika” yang oleh filsuf Yunani besar bernama Aristoteles (384 - 322 SM)
sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Tetapi menelusuri arti etimologis
saja belum cukup untuk mengerti apa yang dimaksud dengan istilah etika dalam buku
ini. Mendengar keterangan etimologis ini, gbgvtv mungkin akan teringat bahwa di
bahasa Indonesia pun kata “ethos” banyak dipakai, misalnya dalam kombinasi “ethos
kerja”, ethos profesi, dan lain sebagainya.( K. Bertens,2001)

Menurut kamus besar bahas Indonesia menyebutkan etik yaitu tentang baik dan
buruknya perilaku. Hak dan kewajiban moral; sekumpulan asa atau nilai-nilai yang
berkaitan dengan akhlak; nilai mengenai benar atau salahnya perbuatan atau perilaku
yang dianut Masyarakat. Sedangkan menurut hamzah yakub. Etika yaitumenyelidiki
suatu perbuatan mana yangbaik mana yang buruk.

Perawat menurut UU No.38 tentang keperawatan adalah seseorang yang telah lulus
Pendidikan tinggi keperawatan, baik didalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan
keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga
kelompok,atau Masyarakat, baik dalamkeadaan sakit maupun sehat. (Kemenkes,
RI,2014)

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa,etik keperawatan adalah


suatu ilmu yang membahas baik buruknya perilaku dan nilai-nilai yang dianut di
profesi keperawatan.(Robert & Brown, 2004)

C. Perawat

Perawat adalah Profesi yang sifat pekerjaanya selalu berada dalam situasi yang
menyangkut hubungan antar manusia, terjadi proses interaksi serta saling
mempengaruhi dan dapat memberikan dampak terhadap tiap-tiap individu yang
bersangkutan.tercapainya kesejahteraan manusia.

Keperawatan Sebagai suatu profesi, perawat mempunyai kontrak sosial dengan


Masyarakat. Ini berarti Keperawatan sebagai suatu pelayanan professional bertujuan
untuk tercapainya kesejahteraan manusia. Sebagai suatu profesi, perawat mempunyai
kontrak sosial dengan Masyarakat. Ini berarti Masyarakat memberi kepercayaan bagi
perawat untuk terus-menerus memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan yang
diberikan. Untuk menjamin kepercayaan, pelayanan keperawatan harus dilandasi ilmu
pengetahuan,metodologi dan dilandasi pula dengan etik profesi.
D. Dasar Pembentukan Etik dan Moral

Faktor teknologi yang meningkat,ilmu pengetahuan yang berkembang (Pemakaian


mesin dan Teknik memperpanjangusia, legalitasi abortus, pencangkokan organ
manusia, pengetahuan biologi dan genetika, penelitian yang menggunakan subjek
manusia).ini memerlukan pertimbangan yang menyangkut nilai,hak-hak manusia, dan
tanggung jkawab profesi. Organisasi profesi diharapkan mampu memelihara dan
tanggung jawab profesi. Organisasi profesi diharapkan mampu memelihara dan
menghargai, mengamalkan, mengembangkan nilai tersebut melalui kode etik yang
disusun,

Kadang-kadang perawat dihadapkan pada situasi yang memerlukan keputusan untuk


mengambil Tindakan. Perawat memberikan asuhan kepada klien, keluarga, dan
Masyarakat;menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan
fisik,sosial dan spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan; dan menekankan
pencegahan penyakit; serta meningkatkan Kesehatan denganpenyuluhan Kesehatan.
F. Pengertian komite Etik
Etika berasal dari bahasa yunani “ ethos” yang berarti adat kebiasaan, yang berarti
adat kebiasaan, yang dalam perkembangan selanjutnya, arti etik menjadi kebiasaan
yang baik atau seharusnya dilakukan. Istilah lain yang erat kaitanya dengan kata etik
adalah moral yang berasal dari latin “ mos’ ( tunggal) atau mores (jamak) yang juga
berarti adat kebiasaan yang baik ( Sudiyanto, 2019)
Komite keperawatan adalah wadah non-struktural yang mempunyai fungsi utama
mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etik dan disiplin
profesi.
Penyelenggaraan komite keperawatan bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme
tenaga keperawatan serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan
keperawatan dan pelayanan kebidanan yang berorientasi pada keselamatan pasien di
Rumah Sakit lebih terjamin dan terlindungi. Dalam rangka mewujudkan tata kelola
klinis yang baik, setiap Rumah Sakit harus membentuk Komite Keperawatan.
G. Peran dan fungsi Komite etik
Menurut PMK RI nomor 49 tentang komite keperawatan adalah wadah non struktural
rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial penjagaan mutu
profesi, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi.

H. Tujuan Dibentuknya Komite Etik


Penyelenggaraan komite etik keperawatan bertujuan untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar
mutu pelayanan keperawatan dan pelayanan kebidanan yang berorientasi pada
keselamatan pasien di Rumah Sakit lebih terjamin dan terlindungi.
Menurut PMK RI NO 49 dimana keanggotaan Komite Keperawatan ditetapkan oleh
kepala/ direktur Rumah Sakit dengan mempertimbangkan sikap profesional,
kompetensi, pengalaman kerja, reputasi dan perilaku.
Salah satu contoh yang saya ambil dari Rumah sakit Kota Malang dimana tugas dan
fungsi komite Keperawatan akan saya paparkan sebagai berikut
1. Melakukan kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan
pelayanan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit
2. Memelihara mutu profesi tenaga keperawatan
3. Menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi perawat dan bidan
Dalam melakukan fungsi kredensial, komite keperawatan memiliki tugas sebagai
berikut :
1. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis dan buku putih
2. Melakukan verifikasi persyaratan kredensial
3. Merekomendasi kewenangan klinis tenaga keperawatan
4. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis
5. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan
6. Melakukan seluruh proses kredensial kepada ketua komite keperawatan untuk
diteruskan kepada kepala/ direktur
Dalam melaksanakan fungsi menjaga disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan
komite keperawatan memiliki tugas sebagai berikut:
1. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan
2. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan
3. Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah etik
dalam kehidupan profesi dan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan
4. Merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis
5. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan kebidanan.

I. KODE ETIK KEPERAWATAN


Kode etik merupakan persyaratan profesi yang memberikan penentuan dalam
mempertahankan dan meningkatkan standar profesi. Kode etik menunjukkan bahwa
tanggung jawab terhadap kepercayaan Masyarakat telah diterima oleh profesi (Tingle
& Cribb, 2014). Dalam keperawatan kode etik tersebut bertujuan sebagai penghubung
antara perawat dengan tenaga medis, klien dan tenaga kesehatan lainnya sehingga
tercipta kolaborasi yang maksimal.
Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar atau salah dan Tindakan apa yang
akan dilakukan. Etika keperawatan merefleksikan bagaimana seharusnya perawat
berperilaku, apa yang harus dilakukan perawat terhadap kliennya dalam memberikan
pelayanan keperawatan kritis (Scott, 2017).
Berikut dibawah ini merupakan kode etik keperawatan diantaranya :
1. Perawat dan Klien
a. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warnakulit, umur, jeniskelamin, aliran politik dan
agama yang dianutserta kedudukan sosial.
b. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama klien.
c. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan
asuhan keperawatan.
d. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku (Sudiyanto, 2019)
2. Perawat dan praktek
a. Perawat memlihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan
melalui belajar terus-menerus.
b. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta
ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
c. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat
dan mempertimbangkan kemampuan sertakualifikasi seseorang
bilamelakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi
kepada orang lain.
d. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
selalu menunjukkan perilaku profesional.
3. Perawat dan masyarakat
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai
dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan
masyarakat.
4. Perawat dan teman sejawat
a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesame perawat
maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian
suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan
secara keseluruhan.
b. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.
5. Perawat dan Profesi
a. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan.
b. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan.
c. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan
memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi (Cranmer & Nhemachena, 1991)
J. PRINSIP ETIK KEPERAWATAN
Etika keperawatan merupakan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang di yakini oleh profesi
keperawatan dalam melaksanakan tugas yang berhubungan dengan pasien,masyarakat,
teman sejawat, maupun dengan organisasi profesi dan juga dalam pengaturan praktik
keperawatan itu sendiri, pelaksanaan prinsip etik dapat mencegah terjadinya bahaya fisik
dan emosional bagi pasien dalam asuhan keperawatan.
Perawat dalam menjalankan praktik asuhan keperawatan harus sesuai dengan standar
operasional prosedur, standar pelayanan profesi, oleh karena itu perawat dalam
menjalankan tindakan pemberi pelayanan asuhan keperawatan harus berpedoman pada
prinsip etik keperawatan agar tidak terjadi kesalahan maupun kelalaian yang dapat
merugikan pasien, perawat serta rumah sakit. oleh karena itu, ada 8 prinsip etik
keperawatan yang harus diterapkan oleh perawat dalam menjalankan praktik asuhan
keperawatan yaitu ;
1. Otonomi (autonomy)
Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang
sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Praktik Profesional
merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan lainnya.
contoh : pasien berhak menolak tindakan invasive yang dilakukan oleh
perawat. perawat tidak boleh memaksakan kehendak untuk melakukannya atas
pertimbangan bahwa klien memiliki hak otonomi dan otoritas bagi dirinya.
2. Berbuat baik (beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau
kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Prinsip ini menuntut
perawat untuk melakukan hal yang baik dengan mencegah kesalahan atau kejahatan.
Contoh : perawat menasehati klien tentang program latihan untuk
memperbaiki kesehatan secara umum, dan setiap perawat harus dapat merawat dan
memperlakukan klien dengan baik dan benar.
3. Keadilan (justice)
Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk
terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Contoh : ketika perawat dinas sendiri dan ketika itu ada klien baru masuk serta
ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat harus
mempertimbangkan faktor-faktor dalam bertindak sesuai dengan asas keadilan seperti
tindakan keperawatan yang dilakukan seorang perawat baik di bangsal maupun di
ruang VIP harus sama dan sesuai SAK.
4. Tidak merugikan (nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fiisk dan psikologi pada
klien. Tindakan yang dilakukan tidak membahayakan atau tidak merugikan.
Membahayakan dapat berarti dengan sengaja menyebabkan kerusakan, menempatkan
seseorang dalam bahaya ataupun secara tidak sengaja menyebabkan kerusakan
(Berman, Synder & Franden, 2016).
Contoh : ketika ada klien yang menyatakankepada dokter secara tertulis
menolak pemberian transfusi darah dan ketika itu penyakit pendarahan membuat klien
semakin memburuk dan dokter harus mengintruksikan pemberian tranfusi, karena
pasien sudah membuat pernyataan menolak pemberian tranfusi dan pemberian
tranfusi tidak diberikan kepada pasien.
5. Kejujuran (veracity)
Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti.
Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk
memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang
sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan
dirinya selama menjalani perawatan.
Contoh : seorang pasien pednerita HIV/AIDS menanyakan tentang diagnosa
penyakitnya, maka perawat harus memberitahukan apaadanya meskipun perawat tetap
mempertimbangkan kondisi kesiapan mental pasien untuk diberikan diagnosanya.
6. Menepati janji (fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menympan rahasia.
Contoh : seorang perawat telah menyepakati bersama pasien untuk
mendampingnya pada saat tindakan tertentu maka perawat hars siap untuk memenuhi
janjinya tersebut.
7. Kerahasiaan (confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika
diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area
pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga
kesehatan lain harus dihindari.
Contoh : data rekam medis pasien hanya bisa dibaca untuk keperluan
pengobatan dan peningkatan kesehatan atau atas permintaan pengadilan.
8. Akuntabilitas (accountability)

Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang


professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali
K. Kesimpulan
Sebagai seorang professional, perawat mengemban tanggung gugat untuk membuat

keputusan dan mengambil langkah-langkah tentang asuhan keperawatan yang

diberikan. Perawat juga bekerja di berbagai tatanan dan mengemban berbagai peran

yang membutuhkan interaksi, bukan saja dengan pasien, keluarga dan masyarakat saja,

tetapi juga dengan tim kesehatan lainnya.

Dalam melaksanakan tugasnya perawat akan sering mengalam konflik, baik dengan

pasien beserta keluarganya maupun dengan tim kesehatan lain. Etik keperawatan

berkaitan dengan hak, tanggung jawab dan kewajiban dari tenaga keperawatan

professional dan institusi pelayanan di mana pasien dirawat. Pernyataan kode etik

perawat dibuat untuk membantu dalam pembuatan standar dan merupakan pedoman

dalam pelaksanaan tugas. Kehadiran komite etik dapat meningkatkan profesionalisme,

pembinaa etik dan disiplin tenaga keperawatan, serta menjamin mutu pelayanan

kesehatan dan melindungi keselamatan pasien.


DAFTAR PUSTAKA

Cranmer, P., & Nhemachena, J. (1991). Ethics for nurses. In Nursing BC / Registered Nurses
Association of British Columbia (Vol. 23, Issue 2). https://doi.org/10.2307/3413821
Scott, P. A. (2017). Key concepts and issues in nursing ethics. In Key Concepts and Issues in
Nursing Ethics. https://doi.org/10.1007/978-3-319-49250-6
Sudiyanto, H. (2019). Etika Hukum Keperawatan. In STIKes Majapahit Mojokerto.
http://ejournal.stikesmajapahit.ac.id/index.php/EBook/article/view/668
Tingle, J., & Cribb, A. (2014). Nursing Low and Ethics.
Haryati, Tutik Sri, et all, 2019, Manajemen Risiko Bagi Manajer Keperawatan Dalam Meningkatkan
Mutu dan Keselamatan Pasien, Rajawali Pers, Depok
Nurohmat & Indra Ruswadi. 2021. Etika Keperawatan Panduan Praktik Bagi Perawat dan
Mahasiswa Keperawatan Dalam Bertindak dan Berperilaku. Penerbit Adab. Indramayu.
Reni Asmara A. 2021. Prinsip-prinsip etik berdasarkan aspek legal dalam keperawatan seri buku
ajar : konsep dasar keperawatan. Deepublish. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai