Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJEMEN KEPERAWATAN

“Kasus Pelanggaran Etika Dalam Keperawatan”

NAMA KELOMPOK 4:

1. Ni Made Mita Lestari (203213206)


2. Dewa Ayu Putu Seri Yunita Dewi (203213208)
3. Ida Ayu kade Intan Cahyani (203213211)
4. Putu Diah Lestari (203213227)
5. Putu Echa Leona Setiawan (203213230)
6. Ni Made Udiyani Lestari (203213234)
7. I Putu Agus Artawan (203213235)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah
“Manajemen Keperawatan” dengan judul “Kasus Pelanggaran Etika Dalam Keperawatan”.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan penulis, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis. Sehingga masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnan makalah ini.

Denpasar, 29 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 2

A. Kode Etik Keperawatan................................................................................................ 2


B. Standar Etika Legal Dalam Keperawatan.................................................................... 2
C. Tujuan Dan Fungsi Kode Etik Keperawatan................................................................ 2
D. Prinsip – prinsip Etik Keperawatn...................................................................................3
E. Contoh Pelanggaran Kode Etik Keperawatan.................................................................5

BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 8

A. Kesimpulan................................................................................................................... 8
B. Saran............................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etik adalah norma-norma yang menentukan baik buruknya tingkah laku manusia, baik
secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke arah tujuannya (Pastur
Scalia, 1971). Kode etik profesi keperawatan merupakan pernyataan yang komprehensif
dari bentuk tugas dan pelayanan dari profesi yang memberi tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan praktek di bidang profesinya, baik yang berhubungan dengan pasien,
keluarga, masyarakat dan teman sejawat, profesi dan diri sendiri.
Perawat sebagai anggota profesi keperawatan hendaknya dapat menjalankan kode etik
keperawatan yang telah dibuat dengan sebaik-baiknya dengan tetap memegang teguh dan
selalu dilandasi oleh nilai-nilai moral profesionalnya (Misparsih, 2005). Penyebab utama
lahirnya pelanggaran kode etik keperawatan adalah perawat sebagai profesi tenaga
pelayanan keperawatan kurang memahami apa arti dari kode etik keperawatan, sehingga
berdampak pada keselamatan pasien. Oleh karena itu, sebagai perawat harus memahami
pentingnya kode etik keperawatan agar dapat memberikan pelayanan yang baik kepada
klien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kode etik keperawatan?
2. Bagaimana standar etika legal dalam keperawatan?
3. Apa Tujuan dan fungsi kode etik keperawatan?
4. Bagaimana prinsip-prinsip etik keperawatan?
5. Apa contoh pelanggaran kode etik keperawatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kode etik keperawatan.
2. Untuk mengetahui standar etika legal dalam keperawatan.
3. Untuk mengetahui Tujuan dan fungsi kode etik keperawatan.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip etik keperawatan.
5. Untuk mengetahui contoh pelanggaran kode etik keperawatan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kode Etik Keperawatan


Kode etik perawat adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai
pedoman perilaku untuk membuat keputusan keperawatan. Aturan yang berlaku untuk
seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas serta fungsi perawat nasional
Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga
kejadian akan pelanggaran etik dapat dihindarkan dan diminimalisi.

B. Standar Etika Legal Dalam Keperawatan


Terdapat 2 aturan yang harus ditaati oleh perawat profesional dalam mengambil
tindakan, yaitu:
1. Standar etik: seseorang yang memberikan layanan kesehatan harus bersedia secara
sukarela dalam mengikuti standar etik.
2. Hukum legal: panduan berperilaku sesuai hukum yang sah

C. Tujuan dan Fungsi Kode Etik Keperawatan


Secara umum menurut Kozier (1992). dikatakan bahwa tujuan kode etik profesi
keperawatan adalah meningkatkan praktek keperawatan dengan moral dan kualitas dan
menggambarkan tanggung jawab, akontabilitas serta mempersiapkan petunjuk bagi
anggotannya. Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk mengukur prilaku moral
dalam keperawatan. Dalam menyusun alat pengukur ini keputusan diambil berdasarkan
kode etik sebagai standar yang mengukur dan mengevaluasi perilaku moral perawat
(Suhaemi, 2002). Adanya penggunaan kode etik keperawatan, organisasi profesi
keperawatan dapat meletakkan kerangka berfikir perawat untuk mengambil keputusan
dan bertanggung jawab kepada masyarakat anggota tim kesehatan lain dan kepada
profesi.
Sesuai tujuan tersebut diatas, perawat diberi kesempatan untuk dapat mengembangkan
etika profesi secara terus menerus agar dapat menampung keinginan dan masalah baru
dan mampu menurunkan etika profesi keperawatan kepada perawat-perawat muda.
Disamping maksud tersebut, penting dalam meletakkan landasan filsafat keperawatan
agar setiap perawat dapat memahami dan menyenangi profesinya.

2
Beberapa tujuan dan fungsi kode etik keperawatan diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa fungsi kode etik keperawatan, adalah:
1. Memberikan panduan pembuatan keputusan tentang masalah etik keperawatan.
2. Dapat menghubungkan dengan nilai yang dapat diterapkan dan dipertimbangkan
3. Merupakan cara mengevaluasi diri profesi perawat
4. Menjadi landasan untuk menginisiasi umpan balik sejawat
5. Menginformasikan kepada calon perawat tentang nilai dan standar profesi
keperawatan
6. Menginformasikan kepada profesi lain dan masyarakat tentang nilai moral.
Sedangkan kode etik keperawatan di Indonesia yng dikeluarkan oleh organisasi
profesi (PPNI) telah diatur lima pokok etik, yaitu: hubungan perawat dan pasien,
perawat dan praktek, perawat dan masyarakat, perawat dan teman sejawat, perawat
dan profesi. Kelima pokok etik keperawatan yang ada merupakan bentuk kode etik
yang telah mejadi panduan dari semua perawat Indonesia untuk menjalankan
profesinya.

D. Prinsip – prinsip Etik Keperawatan


Menurut Code for Nurses with Interpretice Statement (ANA, 1985) dan juga PPNI
(2003) prinsip-prinsip etik meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Respect
Respect diartikan sebagai perilaku perawat yang menghormati klien dan keluarganya.
Perawat harus menghargai hak-hak klien untuk pencegahan bahaya dan mendapatkan
penjelasan secara benar. Dalam prinsip ini terkandung arti bahwa kehidupan
merupakan hak milik yang paling berharga dan mendasar pada manusia. Prinsip ini
menjelaskan mengapa penghentian pengobatan pada seseorang tidak pernah dianggap
ringan.
2. Otonomi
Otonomi berkaitan dengan hak seseurang untuk mengaur dan membuat keputusan
sendiri, meskipun demikian masih terdapat berbagai keterbatasan, terutama yang
terkait dengan situasi dan kondisi, latar belakang, individu campur tangan hukum,
dan tenaga kesehatan profesional yang ada
3. Beneficence (kemurahan hati/muslahat)
Kemurahan hati atau muslahat berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan hal
yang baik dan tidak membahayakan orang lain. Kesulitan biasanya muncul pada saat
3
menentukan siapa yang harus memutuskan hal yang terbaik untuk seseorang. Apabila
prinsip kemurahan hati mengalahkan prinsip otonomi, maka hasilnya adalah
paternalisme yang berarti perlakuan yang berdasarkan pada apa yang dipercayai oleh
para profesional kesehatan untuk kebaikan klien, kadang-kadang tidak melibatkan
keputusan dari klien.
4. Non-maleficence (tidak merugikan) Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat
untuk tidak menimbulkan kerugian atau cedera pada kliennya. Kerugian atau cedera
dapat diartikan sebagai kerusakan fisik seperti nyeri, kecacatan, kematian atau
adanya gangguan emosi seperti perasaan tidak berdaya, merasa terisolasi, dan adanya
penyesalan.
5. Veracity (kejujuran)
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk mengatakan suatu kebenaran
dan tidak berbohong atau menipu orang lain. Prinsip ini mempunyai implikasi yang
cukup berat bagi perawat karena terkadang perawat harus melakukan suatu
kebohongan yang tidak dikehendakinya.
6. Considensialitas (kerahasiaan)
Prinsip ini berkaitan dengan penghargaan perawat untuk merahasiakan semua
informasi tentang klien yang dirawatnya, dan perawat hanya akan memberikan
informasi tersebut pada orang yang tepat. Perawat menghindari pembicaraan
mengenai kondisi klien dengan siapapun yang tidak secara langsung terlibat dalam
perawatan klien.
7. Fidelity (kesetiaan)
Prinsip kesetiaan berkaitan dengan kewajiban perawat untuk selalu setia pada
kesepakatan dan tanggung jawab yang telah dibuat. Perawat harus memegang janji
yang dibuatnya pada klien, kejujuran, dan kesetiaan merupakan modal dalam
memupuk rasa percaya klien pada perawat. Apabila klien dan keluarganya sudah
tidak percaya lagi pada perawat yang menanganinya, maka tujuan dan asuhan
keperawatan tidak akan berhasil.
8. Justice (keadilan)
Pinsip keadilan berkaitan dengan kewajban perawat untuk dapat berlaku adil pada
semua orang yaitu tidak memihak atau berat sebelah. Persepsi keadilan begi perawat
dan klien sering berbeda, terutama yang terkait dengan pemberian pelayanan.
Perawat akan mendahulukan klien yang situasi dan kondisinya memerlukan
penanganan segera dan menunda melayani klien lain yang kebutuhannya termasuk
4
dibawah proritas. Tidak seluruh klien dapat memahami situasi ini, sehingga akan
menimbulkan rasa kurang nyaman bagi klien yang merasa dirinya kurang
diperhatikan oleh perawat.

E. Contoh Pelanggaran Kode Etik Keperawatan


Beberapa contoh pelanggarah kode etik keperawatan yang sering terjadi, yaitu:
1. Lalai Menjalankan Kewajiban Terhadap Pasien
Kelalaian ini dapat berupa kesalahan pemberian obat, penanganan yang lambat,
tidak sesuai dengan diagnosa hingga bahkan kesalahan dalam menangani pasien.
Sebut saja sebuah kasus yang pernah terjadi di wilayah Amerika Serikat. Dimana
seorang perawat memotong jari tangan bayi yang barus berusia tiga bulan. Bukannya
melapor kepada dokter ia justru membuang jari tangan bayi tersebut.
Hal tersebut baru diketahui setelah seorang perawat lain melihat jari tangan sang
bayi berdarah. Setelah dicari cari kemudian barulah ditemukan potongan jari bayi
tersebut di dalam kotak sampah. Tentu saja hal ini membuat kita sedikit prihatin.
Sebab, harusnya seorang perawat mampu memberikan pelayanan yang baik dengan
memberi penanganan medis yang tepat. Namun, jika hal yang demikian yang terjadi
tentunya akan membuat seorang perawat yang tadi dikatakan melanggar kode etik.
2. Konflik etik antara teman sejawat
Keperawatan pada dasarnya ditujukan untuk membantu pencapaian kesejahteraan
pasien. Untuk dapat menilai pemenuhan kesejahteraan pasien, maka perawat harus
mampu mengenal/tanggap bila ada asuhan keperawatan yang buruk dan tidak bijak,
serta berupaya untuk mengubah keadaan tersebut. Kondisi inilah yang sering sering
kali menimbulkan konflik antara perawat sebagai pelaku asuhan keperawatan dan
juga terhadap teman sejawat. Dilain pihak perawat harus menjaga nama baik antara
teman sejawat, tetapi bila ada teman sejawat yang melakukan pelanggaran atau
dilema etik hal inilah yang perlu diselesaikan dengan bijaksana.
3. Tidak Memberikan Perawatan Sesuai SOP
Dalam menangani dan memberikan perawatan kepada pasien tentunya perawat
memiliki SOP. Misalnya saja harus melakukan pemeriksaan tekanan darah terlebih
dahulu sebelum memberi perawatan. Atau juga misalnya penanganan untuk pasien
luka bakar harus menggunakan cairan yang tidak menimbulkan efek panas. Dalam
beberapa kasus, justru terjadi kesalahan penanganan dimana perawat memberikan
cairan yang terlalu panas, sehingga malah membuat pasien merasa lebih terbakar.
5
Jika demikian, maka tentu kualitas perawat yang dihasilkan sama sekali tidak
akan mampu memenuhi persyaratan. Penting juga untuk selalu berpatokan kepada
SOP, sebab SOP memang telah dibuat sedemikian rupa agar dapat dijalankan dan
dilakukan sebagai sebuah standar pelayanan yang diberikan terhadap pasien.
Sehingga nantinya hal ini akan mengurangi resiko kesalahan dalam memberikan
perawatan kepada pasien.
4. Tidak Memberikan Informasi Secara Jelas
Bagi pasien informasi yang terkait dengan kondisi kesehatannya amatlah penting.
Namun, dalam beberapa kasus banyak perawat yang tidak memberikan informasi
secara gamblang. Bahkan perawat terkesan cuek dengan pasien. Padalah hal yang
demikian ini sama sekali tidak dibenarkan, seharusnya perawat dan bersikap
informatif dengan memberikan semua informasi terkait dengan pasien.
Secara pribadi hal demikian banyak dilakukan oleh perawat yang bertugas di
rumah sakit negeri. Mereka bahkan terkesan galak dan kadang ogah ogahan. Kondisi
ini tidak dapat diabaikan begitu saja sebab pastinya akan dapat menimbulkan
kebingungan bagi pasien. Tidak hanya itu, bagi keluarga pasien para perawat juga
harus bersikap informatif dan terbuka. Sehingga pihak keluarga akan merasa tenang
dan tidak was was lagi akan kondisi keluarganya yang sedang dirawat.
5. Tidak Menjaga Kerahasiaan Informasi Pasien
Dalam dunia medis, kerahasiaan informasi mengenai pasien adalah merupakan
prioritas utama. Kerahasiaan informasi ini merupakan hak pasien mutlak dan sebagai
perawat anda tidak boleh mengutarakannya kepada orang lain. Bahkan juga pihak
keluarga, namun jika kemudian pasien mempercayai pihak keluarga maka sebagai
petugas kesehatan anda boleh memberikan informasi dengan seizin pasien yang
bersangkutan.
Beberapa perawat terkadang malah saling membagikan informasi atas pasien
yang sedang mereka rawat bahkan juga kerap mengosipkannya. Tentu saja hal ini
merupakan bentuk pelanggaran etika keperawatan. Sebab informasi yang terkait
dengan pasien harus benar- benar dijaga kerahasiaannya.
6. Tidak Berlaku Adil Kepada Pasien
Beberapa perawat kerap memberikan perlakuan yang berbeda kepada pasien
berdasarkan status sosialnya. Misalnya saja kepada pasien bpjs, mereka bersikap
lebih galak dan garang. Berbeda dengan pasien umum dimana mereka akan bersikap
cenderung lebih ramah dan hati-hati. Oleh sebab itu, maka sebagai perawat haruslah
6
berlaku adil terhadap semua pasien. Tanpa memandang bulu apakah pasien tersebut
kaya atau miskin. sebab perilaku yang demikian ini selain tidak patut dicontoh, juga
merupakan bentuk pelanggaran etika keperawatan.
7. Menghadapi penolakan keperawatan atau pengobatan pasien terhadap
Tindakan
Masalah ini sering juga terjadi, apalagi pada saat ini banyak bentuk-bentuk
pengobatan sebagai alternative tindakan. Dan berkembangnya tehnologi yang
memungkinkan orang untuk mencari jalan sesuai dengan kondisinya. Penolakan
pasien menerima pengobatan dapat saja terjadi dan dipengaruhi oleh beberapa factor,
seperti pengetahuan, tuntutan untuk dapat sembuh cepat, keuangan, social dan lain-
lain.
8. Seorang perawat melakukan tindakan aborsi yang jelas-jelas merupakan tindakan
pembunuhan.
9. Perawat dengan sengaja melakukan tindakan euthanasia, yaitu tindakan sengaja
untuk mengakhiri hidup seseorang yang sangat sakit dan menderita.
10. Diskriminasi pasien yaitu tindakan membedakan pasien baik dari segi penyakit,
sosial budaya, dan SARA, sehingga perawat berperilaku tidak adil.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kode etik profesi keperawatan merupakan pernyataan yang komprehensif dari bentuk
tugas dan pelayanan dari profesi yang memberi tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan praktek di bidang profesinya, baik yang berhubungan dengan pasien,
keluarga, masyarakat dan teman sejawat, profesi dan diri sendiri. Kode etik keperawatan
harus dilaksanakan seorang perawat dalam melaksanakan tugas dengan selalu berpegang
teguh terhadap kode etik sehingga kejadian akan pelanggaran etik dapat dihindarkan dan
diminimalisi
B. Saran
Sebagai calon perawat sebaiknya kita memahami tentang kode etik keperawatan
sebelum berhadapan dengan klien agar kita dapat memberikan pelayanan yang baik
kepada klien. Kita harus dapat memberikan rasa nyaman dan aman kepada klien. Kita
harus menjadikan keselamatan klien sebagai prioritas utama agar dapat meminimalisir
kelalaian yang tidak diinginkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Canadian Nurses Association, 1999, Code of Ethics. For Registered Nurses : Otawa,
Canada, CNA.
Huston, C.J, 2000, Leadership Roles and Management Functions in Nursing : Theory and
Aplication; third edition, Philadelphia, Lippincott.
Kozier, 2000, Fundamentals of Nursing : Concept Theory And Practices, Philadelphia,
Addison Wesley.
Kominfo PPNI Jateng, 2014, Kode Etik Keperawatan, Dewan Pengurus Wilayahb PPNI
Provinsi Jawa Tengah, Diakses pada tanggal 29 Oktober 2023,
https://ppnijateng.org/2014/10/kode-etik-keperawatan/
Purwanti, 2018, 5 Contoh Pelanggaran Kode Etik Keperawatan, Hukamnas, Diakses pada
tanggal 29 Oktober 2023, https://hukamnas.com/contoh-pelanggaran-kode-
etikkeperawatan

Anda mungkin juga menyukai