Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN DAN HUKUM KESEHATAN

“KONSEP ETIK KEPERAWATAN”

Disusun oleh kelompok 2:

Diva Amiroh Azzahra ( 223310969 )

Hana Azzahra Aldi ( 223310975 )

Jerry Buhpeldin ( 223310977 )

Ririn Rahmi Fitria ( 223310991 )

Shazlia Rizqy Ananta ( 223310995 )

Sovia Hardianti ( 223310997 )

Tania Putri Cristia Dewi ( 213310744 )

Vira Alia Putri ( 213310746 )

Dosen Pembimbing :

Ns. Idrawati Bahar, S.Kep.,M. Kep

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWARAN

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
saya dapat menyelesaikan tugas makalah “Etika konsep keperawatan” dengan tepat
waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Keperawatan dan
Hukum Kesehatan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah pengetahuan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Idrawati Bahar, M.Kep selaku
dosen Mata Kuliah Etika Keperawatan dan Kesehatan. Harapan saya semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi saya dan juga pembaca.

Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, saya
mengharapkan pembaca untuk memberikan saran, kritik dan usulan yang membangun
untuk makalah saya ini.Sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini dan kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi.

Padang, 10 Januari 2023

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 4

A. Latar Belakang .................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 5

1. Tujuan Umum ........................................................................................... 5


2. Tujuan Khusus .......................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 6

A. Pengertian Etika Dalam Keperawatan ................................................................ 6

B. Teori Utilitarisanism ........................................................................................... 8

C. Teori Deontology ................................................................................................ 9

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 11

B. Saran ................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu upaya untuk mencapai Indonesia sehat adalah melalui profesionalisme di
bidang kesehatan, berupa untuk meningkatkan dan memelihara pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan tetjangkau. Salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan adalah
pelayanan kesehatan yang perlu didukung dengan penerapan nilai-nilai moral dan etika
profesi. Perawat selalu dihadapkan dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan etik
sehingga sangat penting untuk memahami kode etik profesi keperawatan.

Keperawatan adalah suatu profesi yang mempunyai pohon pengetahuan (Body of


Knowledge) dan keterampilan khusus yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan. Pelayanan dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan demi kepentingan
pasienlkeluarga serta masyarakat profesi. Keperawatan mempunyai otonomi dalam mengatur
dirinya sendiri, dan salah satu ciri khasnya adalah patuh terhadap kode etik.

Etika keperawatan adalah mengacu pada metode penyelidikan yang membantu orang


memahami moralitas perilaku manusia, yaitu etik adalah cara memandang atau menyelidiki
isu tertentu mengenai perilaku kemanusiaan, mengedua etik mengacu pada praktik keyakinan
dan standar prilaku kelompok tertentu. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang
mempunyai bidang gerap pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan
pada setiap individu yang sehat maupun sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-
harinya.Kode etik keperawatan mengaturhubungan antara perawat dan pasien, perawat
terhadap petugas, perawat terhadap sesamaanggota tim kesehatan, perawat terhadap profesi
dan perawat terhadap pemerintah, bangsadan tanah air.

Pada hakikatnya keperawatan sebagai profesi senantiasa mangabdi


kepadakemanusiaan, mendahulukan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi,
bentuk pelayanannya bersifat humanistik, menggunakan pendekatan secara holistik, dilaksana
kan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta menggunakankode etik sebagai tuntuta
nutama dalam melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan. Dengan memahami konsep
etik,setiap perawat akan memperoleh arahan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
yangmerupakan tanggung jawab moralnya dan tidak akan membuat keputusan secara
sembarangan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dikemukakan rumusan masalah yang akan di
bahas dalam makalah ini ialah ;

1. Apa yang pengertian dari etika keperawatan?

2. Bagaimana penjelasan Teori Utilitarisanism dalam etika keperawatan?

iv
3. Bagaimana penjelasan Teori Deontology dalam etika keperawatan?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami dan mempelajari tentang
konsep etika keperawatan serta teori dalam etika keperawatan.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini ;

1. Menjelaskan dan Mempelajari pengertian dari etika keperawatan

2. Menjelaskan dan Mempelajari Teori Utilitarisanism

3. Menjelaskan dan Mempelajari Teori Deontology

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Dalam Keperawatan

Salah satu aturan yang mengatur hubungan antara perawat-pasien adalah etika. Etika
berasal dari kata yunani, yaitu ethos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Etika
berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan
karena tidak ada undang-undang atau peraturan mengenai hal yang harus dilakukan.

Menurut Araskar dan David (1978) berarti kebiasaan atau model prilaku, atau standar
yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk sesuatu tindakan, dapat diartikan segala sesuatu
yang berhubungan dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar atau tidaknya suatu
perbuatan. Menurut Suhaemi, (2010), Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk
mengukur perilaku moral dalam keperawatan. Dalam penyusunan alat pengukuran ini,
keputusan diambil berdasarkan kode etik sebagai standar yang mengukur dan mengevaluasi
perilaku moral perawat.

Etika merupakan suatu disiplin yang diawali dengan mengidentifikasi,


mengorganisasi, menganalisis, dan memutuskan perilaku manusia dengan menerapkan
prinsip-prinsip untuk menderteminasi perilaku yang baik terhadap suatu situasi yang
dihadapi. Etika berbagai profesi ditetapkan dalam kode etik yang bersumber dari martabat
dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi.

Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral
yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan.Etika profesi keperawatan adalah milik dan
dilaksanakan oleh semua perawat.Semua perawatharus untuk menaati kode etik yang telah
disepakati.Dalam melaksanakan praktik keperawatan, seorang perawat harus mengambil
suatu keputusan dalam upaya pelayanan keperawatan klien.Keputusan yang diambil
berdasarkan pertimbangan dan kemampuan penalaran ilmiah dan penalaran etika, hal yang
baik bagi pelayanan keperawatan klien diukur dari sudut keyakinannya sendiri, norma
masyarakat, dan standar professional.

Etik memiliki terminologi yang berbeda dengan moral bila istilah etik mengarahkan
terminologinya untuk penyelidikan filosofis atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu.
Moral mendeskripsikan perilaku aktual, kebiasaan dan kepercayaan sekelompok orang atau
kelompok tertentu. Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara
hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi
perilaku profesional. Cara hidup moral perawat telah dideskripsikan sebagai etik perawatan.

Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika, etika dapat diklasifikasikan menjadi
tiga (3) jenis definisi, yaitu sebagai berikut:

vi
1. Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan
tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.
2. Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik
buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Definisi tersebut tidak melihat
kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya ketidaksamaan waktu dan
tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih bersifat sosiologik.
3. Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan
evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia.
Dalam hal ini tidak perlu menunjukkan adanya fakta, cukup informasi, menganjurkan
dan merefleksikan. Definisi etika ini lebih bersifat informatif, direktif dan reflektif.

Prinsip-prinsip etik:

1. Respek merupakan sebagai perilaku perawat yang menghormati pasien dan keluarganya.
Prinsip respek pada seseorang menetapkan bahwa semua etika keperawatan secara tidak
langsung mengarah hidup manusia untuk menghargai kehidupan sendiri dan kehidupan orang
lain.

2. Otonomi (penentuan diri), yaitu hak seseorang untuk mengatur dan membuat keputusan
sendiri. Menurut potter dan perry otonomi berarti setiap individu berhak memilih kebebesan
untuk rencana kehidupannya sendiri dan cara penerapan moral yang dilakukan.

3. Beneficence (kemurahan hati), yaitu berkaitandengan kewajiban seseorang untuk


melakukan hal yang baik dan tidak membahayakan orang lain.

4. Paternalisme yaitu satu orang yang mendapatkan kewenangan membuat keputusan untuk
orang lain,karena membatasi kebebasan memilih, sebenarnya itu hanya mencegah seseorang
menyakiti orang lain.

5. Non-malefinence yaitu kewajiban perawat untuk tidak menimbulkan kerugian atau cedera
pada pasiennya.

6. Veracity (kejujuran) yaitu prinsip ini menjelaskan bahwa seorang perawat harus berkata
jujur dan tidak menipu pasiennya.

7. Konfidensialitas (kerahasiaan) yaitu seorang perawat harus merahasiakan sesuatu


informasi tentang pasien yang dirawatnya dan perawathanya memberi informasi kepada
orang yang tepat.

8. Fiderality (menepati janji) yaitu seorang perawat harus selalu menepati janji pada
pasiennya dan bertanggung jawab apa yang telah dilakukan.

9. Justice (keadilan) yaitu seorang perawat harus berperilaku adil pada semua pasien yaitu
tidak membanding- bandingkan antara pasien tersebut.

vii
B. Teori Utilitarisanism

Utilitarianisme berasal dari dua suku kata yakni utilitarianism dan isme. Jadi
Utilitarianisme secara harfiah berasal drai bahasa Inggris Utilitarisnism dari kata dasar Utility
yang di peroleh dari bahasa latin Utilis yang berarti kegunaan atau manfaat dan isme yaitu
paham atau aliran. Utilitarianisme dapat diartikan sebagai suatu paham mengenai kegunaan
(Savitri,2012).

Utilitarianisme merupakan sebuah teori yang berpegang teguh pada semua tindakan baik.
Yang mana tindakan baik itu dapat diwujudkan melalui perbuatan yang memaksimalkan
utilitas. Utilitas sendiri merupakan konsep yang mewakili segala keadaan baik
manusia.Secara umum, utilitarianisme dapat diartikan sebagai teori filsafat etis yang benar
benar diakui kebenarannya.

Terdapat beberapa ahli yang menyatakan pendapatnya mengenai pengertian dari


Utilitarisanisme;

a. Salam(1997)
Menurut Salam, Utilitarianisme secara etimologi berasal dari bahasa Latin yaitu dari
kata Utilitas, yang artinya useful, berguna, berfaedah dan menguntungkan. Jadi dapat
dikatakan bahwa paham ini menilai baik atau tidaknya, susila atau tidak susilanya
sesuatu, ditinjau dari segi kegunaan atau faedah yang didatangkannya
b. Mangunhardjo(2000)
Menurut Mangunhardjo, Utilitarianisme secara terminologi dapat diartikan sebagai
suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik ialah yang berguna, berfaedah,
dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk ialah yang tidak bermanfaat,
tak berfaedah, merugikan.
c. John Stuart Mill
Menurut John Stuart, Utilitarianisme ialah aliran yang menerima kegunaan atau
prinsip kebahagiaan terbesar sebagai landasan moral, berpendapat bahwa tindakan
benar sebanding dengan apakah tindakan itu meningkatkan kebahagiaan, dan salah
selama tindakan itu menghasilkan lawan kebahagiaan.
d. Rakhmat(2004)
Menurut Rakhmat, Utilitarianisme adalah pandangan hidup bukan teori tentang
wacana moral. Dan kebahagiaan atau kesejahteraan pemuasan secara harmonis atas
hasrat-hasrat individu (Aiken, 2002: 177-178)
e. Hayry(1994)
Menurut Hayry, Utilitarianisme berasal dari beberapa bentuk, pada umumnya
menitikberatkan pada konsekuensi, menempatkan konsep baik dan buruk sebelum ide
benar dan salah, mengadvokasi kejujuran dari setiap kebaikan dan konsetrasi pada
maksimisasi faktor kuantitatif dari pada menganalisa perbedaan kualitatif.

Adapun beberapa karakteristik yang menggambarkan paham utilitarianisme itu sendiri.


Yang mana karakteristik inilah yang mampu membedakannya dengan paham paham lainnya.
Berikut merupakan ciri ciri utilitarianisme.
viii
1. Universalisme
Para penganut paham utilitarianime beranggapan bahwa moralitas itu sifatnya
universal. Semua patokan manusia mengenai nilai moralitas pun hampir sama.
Terlepas dari siapa kita dan siapa mereka,standar moralitas yang dipegang tetaplah
sama.
2. Konsekuensialisme
Yang terpenting dari paham utilitarianisme adalah konsekuensinya. Seperti yang kita
tahu, paham ini berpegang teguh pada pertimbangan keputusan sebelum
melakukanya. Semua tindakan harus ditimbang baik buruknya terlebih dahulu.
3. Welfarisme (kesejahteraan)
Tentunya semua hal yang telah diputuskan dengan sebaik baiknya menciptakan
dampak bagi kesejahteraan manusianya. Seakan akan semua tindakan yang akan
dilakukan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan yang ada. Namun, tingkat
kesejahteraan sendiri sifatnya subjektif.
4. Maksimalisasi
Dalam hal ini mengartikan bahwa utilitarianisme yang berupa tindakan baik akan
melahirkan tingkat kesejahteraan yang maksimal. Baik itu dampak baik dan lain
sebagainya.

C. Teori Deontology

Dalam filsafat moral, etika deontologis atau deontologi (dari bahasa Yunani , deon,


"kewajiban, tugas") adalah teori etika normatif bahwa moralitas suatu tindakan harus
didasarkan pada apakah tindakan itu sendiri benar atau salah di bawah serangkaian aturan,
bukan berdasarkan konsekuensi tindakan. Deontologi menyatakan bahwa suatu tindakan yang
tidak baik secara moral dapat mengarah pada sesuatu yang baik, 

Manusia dikatakan melakukan sesuatu itu tidaklah semata-mata karena tindakan


tersebut dipikirkan baik atau buruk, bukan pula karena adanya sesuatu dampak perbuatan
tersebut, bukan pula perbuatan tersebut akan membawa dampak bagi sebanyak mungkin
orang, tetapi kita melakukan perbuatan tersebut karena nilai perbuatan tersebut (Dierksmeier
2013: 3).

Deontologi berprinsip pada aksi atau tindakan. Menurut Kant, benar atau salah bukan
ditentukan oleh hasil akhir atau konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai
moralnya. Dalam konteks ini, perhatian difokuskan pada tindakan melakukan tanggung
jawabmoral yang dapat memberikan penentu apakah tindakan tersebut secara moral benar
atau salah.

Ada beberapa bentuk teori deontologi, yakni: Deontologi tindakan, seperti


eksistensialisme (etika situasi) dan deontologi peraturan seperti, Prinsip Kewajiban.
Deontologi peraturan menyatakan bahwa pertimbangan moral diukur bergantung pada
standard yang berlaku dan bukan karena kenikmatan (kesenangan) atau kesengsaraan.
Tindakan yang sesuai dengan peraturan dianggap bermoral. Sementara deontologi tindakan
berpendapat bahwa bermoral atau tidaknya suatu perilaku itu bergantung pada cara kita
ix
melaksanakan tanggungjawab pada orang lain. Adapun yang termasuk bagian dari deontologi
tindakan adalah teori eksistensialisme.

Contoh Penerapan Deontology

1. Seorang perawat yang yakin bahwa klien harus diberi tahu tentang yang sebenarnya
terjadi walaupun kenyataan tersebut sangat menyakitkan.
2. Seorang perawat menolak membantu pelaksanaan abortus karena keyakinan
agamanya yang melarang tindakan membunuh.
3. Seorang perawat yang berusaha dengan sekuat tenaga untuk melakukan pekerjaan
dengan baik dan sesuai kewajibannya. Sehingga hasil yang diperoleh nantinya dengan
kerjas keras yang telah dilakukan, maka seseorang tersebut dapat menikmati hasil
kerjanya dengan puas.
4. Seorang perawat yang memberikan perilaku adil kepada setiap pasien dalam hal kasih
sayang, perhatian, pendidikan, dan kebutuhan.
5. Kebijaksanaan seorang perawat yang terpilih sebagai ketua dalam sebuah tim untuk
memimpin para anggotanya dengan perilaku-perilaku yang bijak, adil, sabar, dan
mampu mengarahkan pada hal yang baik. Perilaku ini memang sudah seharusnya
dilakukan oleh seorang pemimpin, sebagaimana tugas dan kewajibannya untuk
mengayomi para anggota timnya dengan baik.
6. Seorang perawat harus berpakaian rapi, bersih, dan mengenakan sepatu sebagai
bentuk kewajibannya untuk mengikuti peraturan atau tata tertib di tempat bekerja.
7. Mahasiswa berperilaku baik dengan membuat ijin pada saat tidak dapat mengikuti
kelas, bukan dengan cara menitipkan absen pada temannya. Karena hal tersebut
termasuk tindakan yang tidak bermoral dengan membohongi dosen.
8. Mahasiswa pada saat melakukan kuis mengerjakannya dengan jujur tanpa melakukan
perbuatan mencotek. Perbuatan ini menunjukkan perilaku baik karena tidak ada
kebohongan dan mendapat hasil kuis dari kerja keras atau usaha mahasiwa itu sendiri.
9. Seseorang yang tidak melakukan arti diskriminasi terhadap orang lain yang memiliki
ras atau adat berbeda dengan kehidupannya. Karena perbuatan diskriminasi tersebut
nantinya dapat menimbulkan ketidakadilan dan kesenjangan sosial dalam masyarakat.
10. Anak muda yang menghormati dan menghargai seseorang yang lebih tua. Hal ini
dapat ditunjukkan dengan tindakan atau perilaku anak muda yang jalan menunduk
ketika lewat dihadapan orang yang lebih tua. Berbicara lebih sopan, membantu
apabila membutuhkan pertolongan dan perbuatan baik lainnya.

BAB III

PENUTUP

x
A. Kesimpulan

Etika merupakan suatu disiplin yang diawali dengan mengidentifikasi,


mengorganisasi, menganalisis, dan memutuskan perilaku manusia dengan menerapkan
prinsip-prinsip untuk menderteminasi perilaku yang baik terhadap suatu situasi yang
dihadapi. Etika berbagai profesi ditetapkan dalam kode etik yang bersumber dari martabat
dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi. Etika profesi
keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari
pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi keperawatan adalah milik dan dilaksanakan
oleh semua perawat.Semua perawatharus untuk menaati kode etik yang telah disepakati.

Utilitarianisme merupakan sebuah teori yang berpegang teguh pada semua tindakan
baik. Yang mana tindakan baik itu dapat diwujudkan melalui perbuatan yang memaksimalkan
utilitas. Utilitas sendiri merupakan konsep yang mewakili segala keadaan baik
manusia.Secara umum, utilitarianisme dapat diartikan sebagai teori filsafat etis yang benar
benar diakui kebenarannya.

Deontologi berprinsip pada aksi atau tindakan. Menurut Kant, benar atau salah bukan
ditentukan oleh hasil akhir atau konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai
moralnya. Dalam konteks ini, perhatian difokuskan pada tindakan melakukan tanggung
jawabmoral yang dapat memberikan penentu apakah tindakan tersebut secara moral benar
atau salah. Contoh penerapan deontologi adalah seorang perawat yang yakin bahwa klien
harus diberi tahu tentang yang sebenarnya terjadi walaupun kenyataan tersebut sangat
menyakitkan.Contoh lain: seorang perawat menolak membantu pelaksanaan abortus karena
keyakinan agamanya yang melarang tindakan membunuh.

B. Saran

Disarankan untuk memahami dan mempelajari secara keseluruhan tentang konsep etika
keperawatan dan teori keperawatan, Karena sebagai tenaga kesehatan kita harus memahami
dan mempelajari konsep etik dari keperawatan serta teori dari keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

xi
Ardiani, Nurul Devi. 2018. Modul Ajar Etika Keperawatan. Surakarta : STIKes Kusuma
Husada Surakarta

Azmi, Firza. 2015. Konsep Etika Keperawatan.


https://www.scribd.com/doc/258327001/KONSEP-ETIKA-KEPERAWATAN (11 Maret
2015)

Gracediani, Lily. 2017. Kode Etik Keperawatan. Padang : RS. Jiwa Prof. HB. Saanin Padang

https://www.academia.edu/8622935/Konsep_Etika_Dalam_Keperawatan

Lestari, Andiny Eka Putri. 2012 . Konsep Etika Dalam Keperawatan.

Narsullah, Dede dkk. 2019. Etika Keperawatan. Surabaya : UMS

Purnama, Sang Gede. 2017. Etika dan Hukum Kesehatan. Bali : Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana

Bont, Chairul. 2020. Konsep Etika Dan Hukum Keperawatan.

https://www.academia.edu/6612462/Makalah_Konsep_Etika_Dan_Hukum_Keperawatan

https://dosenppkn.com/contoh-deontologi/

xii

Anda mungkin juga menyukai