Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PRINSIP MORAL,ETHIC OF CARE,DAN

KODE ETIK KEPERAWATAN

Dosen pengampu:
Metti Verawati, S.Kep.,Ners.,M.Kes

Disusun Oleh:

Ega Arunita (22632095)


Muna mufidatul m (22632113)
Regar candi p. (22632096)
Rangga Wahyu P. (22632094)
Rossy Aryanto F (22632110)

SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, berkat rahmatnya kami dapat
menyelesaikan penyusunan Makalah tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan yang berjudul “
“prinsip moral,ethic of care,dan kode etik keperawatan” tepat waktu.
Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu pembuatan makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kitik dan saran
dari pembaca untuk kemajuan makalah ini di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaatuntuk pembaca

2
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
Latar belakang........................................................................................................................................4
Rumusan masalah...................................................................................................................................4
Tujuan penulisan.....................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
ETIKA.......................................................................................................................................................5
KODE ETIK KEPERAWATAN....................................................................................................................10
MORAL...................................................................................................................................................11
BAB III........................................................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................................................14
KESIMPULAN.........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN
Latar belakang.

Etika Keperawatan adalah Etika (Yunani kuno:“ethikos“, berarti “timbul darikebiasaan”)


adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi
mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsepseperti
benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Praktekkeperawatansebagasuatu pelayanan
profesional diberikan berdasarkan ilmu pengetahuan, menggunakan metodologikeperawatan
dan dilandasi kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan mengaturhubungan antara
perawat dan pasien, perawat terhadap petugas, perawat terhadap sesamaanggota tim
kesehatan, perawat terhadap profesi dan perawat terhadap pemerintah, bangsadan tanah air.
Pada hakikatnya keperawatan sebagai profesi senantiasa mangabdi kepadakemanusiaan,
mendahulukan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi, bentuk pelayanannya
bersifat humanistik, menggunakan pendekatan secara holistik, dilaksanakan berdasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan serta menggunakan kode etik sebagai tuntutanutama dalam
melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan. Dengan memahami konsep etik,setiap perawat
akan memperoleh arahan dalam melaksanakan asuhan keperawatan yangmerupakan tanggung
jawab moralnya dan tidak akan membuat keputusan secarasembarangan.

Rumusan masalah.

1. Apa yang dimaksud dengan etika ?


2. Apasaja kah prinsip etika keperawatan ?
3. Apa yang dimaksut moral ?

Tujuan penulisan.

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar keperawatan.


2. Untuk laporan diskusi
3. Agar dapat mengetahui dan memahami konsep dari etika keperawatan.
4. Agar dapat mengaplikasikan etika keperawatan dalam melakukan tindakankeperawatan

4
BAB II

PEMBAHASAN

ETIKA.

1. Pengertian

Etika berasal dari bahasa yunani yaitu Ethos yang menurut Araskar dan David (1978) berarti
“kebiasaan”, “model perilaku”, atau standar yang diharapkan dan criteria tertentu untuk suatutindakan.
Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau doronganyang mempengaruhi
perilaku.(Dra.Hj. Mimin Emi Suhaemi.2002. 7).
Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi kelompok tertentu.Etika juga
merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika berhubungandengan hal yang baik dan
hal yang tidak baik dan dengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan
untuk perbuatan atau tidakan yang mempunyai prinsip benardan salah, serta prinsip moralitas karena etika
mempunyai tanggung jawab moral,menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik
dan tidak memiliki moralyang baik.
Etika bisa diartikan juga sebagai, yang berhubungan dengan pertimbangan keputusan, benaratau tidaknya
suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan yangmenegaskan hal yang harus
dilakukan. Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etikyang bersumber dari martabat dan hak
manusia ( yang memiliki sikap menerima) dankepercayaan dari profesi.Etika merupakan aplikasi atau
penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi nyatadan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep
yang membimbing manusia berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-
nilai yang dianutnya. Banyak pihakyang menggunakan istilah etik untuk mengambarkan etika suatu
profesi dalam hubungannyadengan kode etik profesional seperti Kode Etik PPNI. Profesi menyusun kode
etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi individu yang dilayani. Kode etik disusundan
disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina profesi tertentu baik secara nasionalmaupun
internasional. Kode etik menerapkan konsep etis karena profesi bertanggung jawab pada manusia dan
menghargai kepercayaan serta nilai individu.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang digunakanuntuk
merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang seharusnyadilakukan seseorang
terhadap orang lain.
2. Tipe-Tipe Etik

 Bioetik

5
Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik,menyangkut
masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada pertanyaan etik yang muncul
tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan theology.
Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi etik pada moralitas treatmentatau
inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada lingkup yanglebih luas, bioetik
mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan
kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan nyeri, yangmeliputi semua tindakan yang
berhubungan dengan pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik antara lain :
peningkatan mutu genetik, etika lingkungan, pemberian pelayanankesehatan.Dapat disimpulkan bahwa
bioetik lebih berfokus pada dilema yang menyangkut perawatankesehatan modern, aplikasi teori etik dan
prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanankesehatan.

 Clinical Ethics/Etik KlinikEtik klinik


merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalahetik selama
pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical ethics :
adanya persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya merespon permi
ntaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).

 Nursing Ethics/Etik PerawatanBagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang
isu etik dan dikembangkandalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk
mendapatkan keputusan etik.

3. Teori Etik

 Utilitarian
Utilitarian berasal dari bahasa latin yaitu utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu
perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu
dua orang melainkan
masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam rangka pemikiran utilitarianisme ,kriteria untuk menentukan bai
k buruknya suatu perbuatan adalah“the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan terbesar
dari jumlah orang yang terbesar.
Kebenaran atau kesalahan dari tindakan tergantung dari konsekwensi atau akibat
tindakanContoh : Mempertahankan kehamilan yang beresiko tinggi dapat menyebabkan hal yangtidak
menyenangkan, nyeri atau penderitaan pada semua hal yang terlibat, tetapi padadasarnya hal tersebut
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya.

 Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata deon yang berasal dari Yunani yang artinya kewajiban.Sudah
jelas kelihatan bahwa teori deontologi menekankan pada pelaksanaan kewajiban.Suatu perbuatan akan
baik jika didasari atas pelaksanaan kewajiban, jadi selama melakukankewajiban berarti sudah melakukan
kebaikan. Deontologi tidak terpasak pada konsekuensi perbuatan, dengan kata lain deontology
melaksanakan terlebih dahulutanpa memikirkanakibatnya. Berbeda denganutilitarismeyang
mempertimbangkan hasilnya lalu dilakukan perbuatannya

6
.Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip-prinsip tersebut antara
lainautonomy, informed consent, alokasi sumber-sumber, dan euthanasia..

4. Prinsip-Prinsip Etik

 Otonomi(Autonomy)
Autonomy berarti mengatur dirinya sendiri, prinsip moral ini sebagai dasar perawat dalammemberikan
asuhan keperawatan dengan cara menghargai pasien, bahwa pasien adalahseorang yang mampu
menentukan sesuatu bagi dirinya. Perawat harus melibatkan pasiendalam membuat keputusan tentang
asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien.
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis danmampu membuat
keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memilikikekuatan membuat sendiri, memilih
dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harusdihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi
merupakan bentuk respek terhadap seseorang, ataudipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan
bertindak secara rasional. Otonomimerupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-
hak klien dalam membuatkeputusan tentang perawatan dirinya.
Aplikasi prinsip moral otonomi dalam asuhan keperawatan ini contohnya adalah seorang perawat apabila
akan menyuntik harus memberitahu untuk apa obat tersebut, prinsip otonomiini dilanggar ketika seorang
perawat tidak menjelaskan suatu tindakan keperawatan yangakan dilakukannya, tidak menawarkan
pilihan misalnya memungkinkan suntikan atau injeksi bisa dilakukan di pantat kanan atau kiri dan
sebagainya. Perawat dalam hal ini telah bertindaksewenang-wenang pada orang yang lemah.

 Berbuat Baik ( Beneficience)


Prinsip beneficience ini oleh Chiun dan Jacobs (1997) didefinisikan dengan kata lain doinggood yaitu
melakukan yang terbaik . Beneficience adalah melakukan yang terbaik dan tidakmerugikan orang lain ,
tidak membahayakan pasien . Apabila membahayakan, tetapi menurut pasien
hal itu yang terbaik maka perawat harus menghargai keputusan pasien tersebut,sehingga keputusan yang
diambil perawatpun yang terbaik bagi pasien dan keluarga
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan penin
gkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan,terjadi konflik
antara prinsip ini dengan otonomi.
Beberapa contoh prinsip tersebut dalam aplikasi praktik keperawatan adalah, seorang pasienmengalami
perdarahan setelah melahirkan, menurut program terapi pasien tersebut harusdiberikan tranfusi darah,
tetapi pasien mempunyai kepercayaan bahwa pemberian
tranfusi bertentangan dengan keyakinanya, dengan demikian perawat mengambil tindakan yangterbaik
dalam rangka penerapan prinsip moral ini yaitu tidak memberikan tranfusi
setelah pasien memberikan pernyataan tertulis tentang penolakanya. Perawat tidak memberikantranfusi,

7
padahal hal tersebut membahayakan pasien, dalam hal ini perawat berusaha berbuatyang terbaik dan
menghargai pasien.

 Keadilan ( Justice)
Setiap individu harus mendapatkan tindakan yang sama, merupakan prinsip dari justice(Perry and Potter,
1998 ; 326). Justice adalah keadilan, prinsip justice ini adalah dasar daritindakan keperawatan bagi
seorang perawat untuk berlaku adil pada setiap pasien, artinyasetiap pasien berhak mendapatkan tindakan
yang sama. Prinsip keadilan dibutuhkan untukterpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legaldan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek
profesional ketika perawat bekerjauntuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan
yang benar untukmemperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Tindakan yang sama tidak selalu identik, maksudnya setiap pasien diberikan konstribusi yangrelatif sama
untuk kebaikan kehidupannya. Prinsip Justice dilihat dari alokasi sumber-sumberyang tersedia, tidak
berarti harus sama dalam jumlah dan jenis, tetapi dapat diartikan bahwasetiap individu mempunyai
kesempatan yang sama dalam mendapatkannya sesuai dengankebutuhan pasien. (Sitorus, 2000).
Sebagai contoh dari penerapan tindakan justice ini adalah dalam keperawatan di
ruang penyakit bedah, sebelum operasi pasien harus mendapatkan penjelasan tentang persiapan pembedah
an baik pasien di ruang VIP maupun kelas III, apabila perawat hanya memberikan kesempatan salah
satunya maka melanggar prinsip justice ini.

 Tidak Merugikan ( Nonmaleficience) atau avoid killing


Prinsip avoiding killing menekankan perawat untuk menghargai kehidupan manusia (pasien),tidak
membunuh atau mengakhiri kehidupan. Thomhson ( 2000 : 113) menjelasakan tentangmasalah avoiding
killing sama dengan Euthanasia yang kata lainya tindak menentukan hidupatau mati yaitu istilah yang
digunakan pada dua kondisi yaitu hidup dengan baik ataumeninggal.
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis padaklien. kewajiban
perawat untuk tidak dengan sengaja menimbulkan kerugian atau cidera.
Prinsip : Jangan membunuh, menghilangkan nyawa orang lain, jangan menyebabkab nyeriatau
penderitaan pada orang lain, jangan membuat orang lain berdaya dan melukai perasaaanorang lain.
Ketika menghadapi pasien dengan kondisi gawat maka seorang perawat harusmempertahankan kehidupan
pasien dengan berbagai cara. Tetapi menurut Chiun dan Jacobs(1997 : 40) perawat harus menerapkan
etika atau prinsip moral terhadap pasien pada kondisitertentu misalnya pada pasien koma yang lama yaitu
prinsip avoiding killing, Pasien dankeluarga mempunyai hak-hak menentukan hidup atau mati. Sehingga
perawat dalammengambil keputusan masalah etik ini harus melihat prinsip moral yang lain
yaitu beneficience, nonmaleficience dan otonomy yaitu melakukan yang terbaik, tidakmembahayakan dan
menghargai pilihan pasien serta keluarga untuk hidup atau mati. Matidisini bukan berarti membunuh
pasien tetapi menghentikan perawatan dan pengobatandengan melihat kondisi pasien dengan
pertimbangan beberapa prinsip moral diatas.

 Kejujuran (Veracity)
Veracity menurut Chiun dan Jacobs (1997) sama dengan truth telling yaitu berkata benar ataumengatakan
yang sebenarnya. Veracity merupakan suatu kuajiban untuk mengatakan yangsebenarnya atau untuk tidak
membohongi orang lain atau pasien (Sitorus, 2000).

8
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanankesehatan
untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwaklien sangat mengerti.
Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untukmengatakan kebenaran. Informasi
harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektifuntuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yangsebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan keadaan dirinyaselama menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa
argument mengatakanadanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis
klien untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu
memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentangkondisinya.
Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
Perawat dalam bekerja selalu berkomunikasi dengan pasien, kadang pasien menanyakan berbagai
hal tentang penyakitnya, tentang hasil pemeriksaan laboratorium, hasil pemeriksaan fisik seperti, “berapa
tekanan darah saya suster?”, bagaimana hasil laboratorium saya suster?’dan sebagainya. Hal-hal seperti
itu harusnya dijawab perawat dengan bener sebab berkata benar atau jujur adalah pangkal tolak dari
terbinanya hubungan saling percaya antar individudimanapun berada.
Namun demikian untuk menjawab pertanyaan secara jujur diatas perlu juga dipikirkanapakah jawaban
perawat membahayakan pasien atau tidak, apabila memungkinkan makaharus dijawab dengan jawaban
yang jelas dan benar, misalnya pasien menanyakan hasil pemeriksaan tekanan darah maka harus
dijawab misalnya, 120/80 mmHg, hasil laboratorium Hb 13 Mg% dan sebagainya.
Prinsip ini dilanggar ketika kondisi pasien memungkinkan untuk menerima jawaban yangsebenarnya
tetapi perawat menjawab tidak benar misalnya dengan jawaban ; hasil ukurtekanan darahnya baik,
laboratoriumnya baik, kondisi bapak atau ibu baik-baik saja, padahalnilai hasil ukur tersebut baik
buruknya relatif bagi pasien.

 Menepati Janji (Fidelity)


Sebuah profesi mempunyai sumpah dan janji, saat seorang menjadi perawat berarti siapmemikul sumpah
dan janji. Hudak dan Gallo (1997 : 108), menjelaskan bahwa membuatsuatu janji atau sumpah merupakan
prinsip dari fidelity atau kesetiaan. Dengan demikianfidelity bisa diartikan dengan setia pada sumpah dan
janji. Chiun dan Jacobs (1997 : 40)menuliskan tentang fidelity sama dengan keeping promises, yaitu
perawat selama bekerjamempunyai niat yang baik untuk memegang sumpah dan setia pada janji.
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap oranglain.
Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien.Ketaatan, kesetiaan,
adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yangdibuatnya. Kesetiaan,
menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yangmenyatakan bahwa tanggung jawab dasar
dari perawat adalah untuk meningkatkankesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.
Prinsip fidelity menjelaskan kewajiban perawat untuk tetap setia pada komitmennya, yaitukewajiban
memperatankan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien yang meliputimenepati janji dan
menyimpan rahasia serta caring (Sitorus, 2000 : 3). Prinsip fidelity inidilanggar ketika seorang perawat
tidak bisa menyimpan rahasia pasien kecuali dibutuhkan,misalnya sebagai bukti di pengadilan,
dibutuhkan untuk menegakan kebenaran seperti penyidikan dan sebagainya.
Penerapan prinsip fidelity dalam praktik keperawatan misalnya, seorang perawat tidakmenceritakan
penyakit pasien pada orang yang tidak berkepentingan, atau media lain baikdiagnosa medisnya

9
(Carsinoma, Diabetes Militus) maupun diagnosa keperawatanya(Gangguan pertukaran gas, Defisit
nutrisi). Selain contoh tersebut yang merupakan rahasia pasien adalah pemeriksaan hasil laboratorium,
kondisi ketika mau meninggal dan sebagainya.

 Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.Segala sesuatu
yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibacadalam rangka pengobatan klien.
Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebutkecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga
tentang klien dengan tenaga kesehatanlain harus dihindari.

 Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilaidalam
situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

KODE ETIK KEPERAWATAN

1. Pengertian
Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman
perilakudan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan. Aturan yang berlaku
untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode
etik perawatnasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap
kode etiksehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan.
2. Fungsi Kode Etik Perawat
Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi status
profesionaldengan cara sebagai berikut:
 Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat
diharuskanmemahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan
kepada perawat oleh masyarakat.
 Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin
hubungankeprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal.
 Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhiyaitu
hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat dengantenaga
profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi keperawatansebagai
seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhankesehatan.
 Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi

3. Kode etik keperawatan Indonesia :

 Perawat dan Klien


 Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabatmanusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan

10
kebangsaan,kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang
dianutserta kedudukan social
 Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara
suasanalingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsunganhidup beragama klien.
 Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan
asuhankeperawatan.
 Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan dengantugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenangsesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.

4. Perawat dan praktek

 Perawat memlihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan melalui belajar


terus-menerus.
 Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertaikejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta ketrampilan
keperawatansesuai dengan kebutuhan klien.
 Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat
danmempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila
melakukankonsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain
 Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
selalumenunjukkan perilaku professional.

MORAL

1. Pengertian

Moral berasal dari bahasa latin yaitu "mos" atau "mores", yang berarti
kebiasaan adat. Kata "mos" atau "mores" dalam bahasa latin sama artinya
dengan kata dalam bahasa Yunani yaitu "etos". Dalam bahasa Indonesia
moral sama dengan susila. Pengertian moral secara umum yaitu tindakan
manusia yang sesuai dengan ide-ide yang diterima umum, yaitu berkaitan
dengan makna yang baik dan wajar.

Berikut beberapa pengertian moral menurut para ahli, menurut Chaplin


(2006) : "Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial
atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku".
Menurut H'urlok (1990) : "Moral adalah tata cara kebiasaan dan adat
peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya".
Menurut Wantah : "Moral adalah sesuatu yang berkaitan atau ada
hubungannya dengan kemampuan menentukan benar salah dan baik
buruknya tingkah laku". Dari tiga pengertian moral menurut para ahli
tersebut bisa disimpulkan bahwasannya moral adalah suatu keyakinan
tentang benar, salah, baik dan buruk yang sesuai dengan kesepakatan sosial
yang mendasari tindakan atau pemikiran. Jadi moral sangat berkaitan erat

11
dengan benar, salah, baik, buruk, keyakinan diri sendiri dan lingkungan
sosial.

2. Perbedaan moral dan etika

Kata moral sering disamakan dengan etika, yang berasal dari bahasa Yunani
yaitu "ethos" yang berarti kebiasaan adat, akhlak, watak, perasaan, sikap atau
cara berpikir. Akan tetapi sebenaranya moral dan etika itu berbeda.

Dibawah ini ada beberapa definisi yang dikemukakan mengenai moral dan
etika. Pengertian dari motal dan etika menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang disusun oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Moral
mempunyai pengertian yaitu :

a. Ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,


sikap, kewajiban akhlak, budi pekerti, susila.
b. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat,
bergairah, berdisiplin, isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana
terungkap dalam perbuatan dan ajaran kesusilaan yang dapat ditarik
dari suatu cerita.

Sedangkan etika yaitu

a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak
dan kewajiban moral dan akhlak.
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkembang dengan akhlak
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.

Pada pengertian kesatu dan kedua yang dituliskan dapat ditarik kesimpulan
yaitu :
Moral berarti hal-hal mengenai tingkah laku seseorang maupun kelompok
yang dapat dibedakan baik buruknya sesuai dengan lingkungan yang
membentuk suatu individu atau kelompok tersebut. Hal ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh PN Masnizah Mohd (2005), bahwa moral
berhubungan dengan perbuatan baik dan buruk berdasarkan pada keadaan
lingkungan, adat dan budaya, sistem sosial, kelas sosial dan kepercayaan
yang dianut. Setiap golongan masyarakat membentuk nilai moral yang
berbeda-beda.

Berbeda dengan pengertian etika yang dituliskan KBBI dapat ditarik


kesimpulan dari pengertian etika adalah ilmu yang mengkaji tentang moral
dengan menentukan apakah suatu moral itu baik atau buruk berdasarkan nilai
yang dianut oleh suatu golongan masyarakat. Menurut PN Masnizah Mohd
(2005). Nilai tersebut muncul berdasarkan kajian tentang definisi moral yang
baik dan buruk berdasarkan peraturan sosial yang berlaku di masyarakat

12
yang dapat membatasi tingkah laku individu tersebut secara logis dengan
menggunakan akal dan pikiran sehat.

Menurut Prof. Dr. K. Suhendra, M. Si (2009), dalam presentasi mengenai


etika birokrasi menyatakan bahwa etika adalah filsafat moral yang justru
mengkaji moral yang lebih konkrit, bagaimana manusia harus berbuat baik
dalam kehidupan. Etika membutuhkan sesuatu yang logis sesuai dengan
pemikiran secara kritis dan rasional bahwa kehidupan yang baik yaitu sesuai
dengan norma bukan hanya sekedar mengikuti kepercayaan kepada leluhur,
orang tua, guru, bahkan Tuhan Yang Maha Esa, melainkan karena seseorang
menyadari dan mengetahui apa yang dilakukan baik bagi dirinya maupun
orang lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa moral adalah bahan kajian yang
dipelajari didalam etika. Etika akan menentukan beberapa prinsip atau asas,
apakah suatu tingkah laku baik atau buruk, apakah tingkah laku tersebut
dapat dipertanggung jawabkan atau tidak yang berkaitan dengan
kemanusiaan. Etika dapat berupa peraturan dan ketetapan secara lisan
maupun tertulis mengenai bagaimana manusia bertindak agar menjadi
manusia yang baik sehingga tercipta perdamaian di dunia.

13
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam upaya mendorong profesi keperawatan agar dapat diterima dan


dihargai oleh pasien,masyarakat atau profesi lain, maka kita harus
memanfaatkan nilai-nilai dalam menerapkanetika dan moral disertai
komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya.Dengan
demikian perawat yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan
asuhankeperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti
bekerja sesuai denganstandar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut
akan dapat memberi jaminan bagikeselamatan pasien, penghormatan
terhadap hak-hak pasien, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas
asuhan keperawatan

14
DAFTAR PUSTAKA

Ellis Yania R, Hartley Celia L.1980.Nursing In Today World


Challenges: Issues And Trends.Philadelphia:JB Lippincontt Co.

McCloskey.1990.Complex Ethical Dilemmas For Nurses And Nursing .


St.Louis: The CVMosby Co.

Ismani, Nila, HJ.2001. Etika Keperawatan.Jakarta: Widya Medika.

15

Anda mungkin juga menyukai