Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ETIKA

“Permasalahan Etik, (Issue, Problem, Dilema)”


Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Etika

Dosen Pengampu : Dedy Rachman S.kep, M.kep

Oleh :
Kelompok 6
Adinda Monica (10522074)
Dewani Areta Puspasari (10522075)
Hasna Jabra Alfia (10522076)
Haiva Nurhasanah (10522077)
Azzura Daffa Cancares (10522078)
Wulandari Nursetiadi (10522079)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN POLITEKNIK


KESEHATAN TNI AU CIUMBELEUT BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Permasalahan Etik, (Issue, Problem, Dilema)”
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ujian akhir semester
“Etika” Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 1 Januari

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................5
1.3 Manfaat Penulisan.......................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI...............................................................................................................................6
2.1 Definisi Etik.................................................................................................................................6
2.2 Tipe-Tipe Etik..............................................................................................................................6
2.3 Prinsip-Prinsip Etik......................................................................................................................7
2.4 Definisi Dan Kode Etik Keperawatan..........................................................................................8
2.5 Dilema Etik..................................................................................................................................9
BAB III................................................................................................................................................12
KASUS DAN PEMBAHASAN..........................................................................................................12
BAB IV...............................................................................................................................................19
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etik atau ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos yang artinya adat, kebiasaaan, perilaku,
atau karakter. Sedangkan menurut kamus webster, etik adalah suatu ilmu yang mempelajari
tentang apa yang baik dan buruk secara moral Etika adalah kebiasaan, model perilaku, atau
standar yang diharapkan, dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan.
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perlaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang
dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawanb moral.(Nila Ismani, 2001).
Masalah etika keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etika kesehatan, dimana telah
terjadi perkembangan-perkembangan sesuai kemajuan ilmu dan teknologi (revolusi
biomedis).
Kaidah-kaidah dasar moral (asas etika) Beneficence dan non maleficence (berbuat baik dan
tidak , merugikan pasien ) sudah harus mengalami perubahan sistem nilai. Daqlam banyak
kasus asas otonomi, beneficence dan non maleficence justice dan asas-asas derivative
belum, cukup sebagai acuan untuk pemecahan masalah yang dapat diterima.
praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman tentang batasan legal yang ada
dalam praktik perawat. Sama dengan semua aspek kweperawatan, pemahaman tentang
implikasi hukum dapat mendukuing pemikiran kritis perawat . perawat perlu memahami
hokum untuk melindungi hak klien nya dan dirinya sendiri dari masalah perawat tidak perlu
takut hukuim. Tetapi lebih melhat hokum sebagai dasar pemahaman terhadap apa yang
masyarakat harapkan dari penyelenggraan pelayanan keperawatan yang professional.
Dalam berjalannya proses semua profesi termasuk profesi keperawatan didalamnya tidak
lepas dari suatu permasalahan yang membutuhkan berbagai alternative jawaban yang belum
tentu jawaban-jawaban tersebut bersifat memuaskan semua pihak. Hal itulah yang sering
dikatakan sebagai sebuah dilema etik. Dalam dunia keperawatan sering kali dijumpai banyak
adanya kasus dilemma etik sehingga seorang perawat harus benar - benar tahu
tentang etik dan dilema etik serta cara penyelesaian dilema etik supaya didapatkan keputusan
yang terbaik. Oleh karena itu penulis menyusun suatu makalah tentang etik dan dilema etik
supaya bisa dipahami oleh para mahasiswa yang nantinya akan berguna ketika bekerja di
klinik atau
institusi yang lain.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui konsep tentang etik dan dilema etik khususnya dibidang
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi etik
b) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tipe-tipe etika
c) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami teori etik
d) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami prinsip-prinsip etik
e) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami dilema etik dan cara penyelesainnya
f) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami contoh kasus dilema etik dan
penyelesainnya.

1.3 Manfaat Penulisan


Pemecahan masalah yang berhubungan dengan isu problem dilema etik pada pasien dan
perawat. penelitian ini berguna secara teknis untuk memperbaiki, meningkatkan dan lain
sebagainya. Suatu keadaan berdasarkan penelitian yang dilakukan dan mencari solusi bagi
pemecahan masalah.
BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Etik
Etik adalah norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah laku manusia, baik
secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke arah tujuannya ( Pastur
scalia, 1971 ). Etika juga berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar
dan David (1978) berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar yang diharapkan
dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak
diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku. (Mimin. 2002).
Dari pengertian di atas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan
bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan-
aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu : baik dan
buruk serta kewajiban dan tanggung jawab
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga
etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku
profesional. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah
yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa
yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain. Sehingga juga dapat
disimpulkan bahwa etika mengandung 3 pengertian pokok yaitu : nilai-nilai atau norma
moral yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
laku, kumpulan azas atau nilai moral, misalnya kode etik dan ilmu tentang yang baik
atau yang buruk (Ismaini, 2001).

2.2 Tipe-Tipe Etik


1) Bioetik
Bioetika merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik,
menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetika difokuskan pada
pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi,
pengobatan, politik, hukum, dan theology. Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik
merupakan evaluasi etika pada moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu
pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang lebih luas, bioetik
mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan
membahayakan kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan nyeri, yang
meliputi semua tindakan yang berhubungan dengan pengobatan dan biologi.
2) Clinical ethics/Etik klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah
etik selama pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical ethics : adanya
persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya merespon
permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
3) Nursing ethics/Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan
dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik. Etika
keperawatan dapat diartikan sebagai filsafat yang mengarahkan tanggung jawab
moral yang mendasari pelaksanaan praktek keperawatan. Inti falsafah keperawatan
adalah hak dan martabat manusia, sedangkan fokus etika keperawatan adalah sifat
manusia yang unik (k2-nurse, 2009).

2.3 Prinsip-Prinsip Etik


1) Otonomi (Autonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis
dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu
dan orang lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak
memperhatikan otonomi adalah Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik
padahal terdapat gangguan atau penyimpangan.
2) Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
3) Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan
dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai
hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan.
4) Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
5) Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar
menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani
perawatan.
6) Menepati janji (Fidelity)
Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai
itu perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya
kepada orang lain.
7) Karahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan
peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus
dihindari.

2.4 Definisi Dan Kode Etik Keperawatan


Etik keperawatan adalah norma-norma yang di anut oleh perawat dalam bertingkah laku
dengan pasien, keluarga, kolega, atau tenaga kesehatan lainnya di suatu pelayanan
keperawatan yang bersifat professional. Perilaku etik akan dibentuk oleh nilai-nilai dari
pasien, perawat dan interaksi sosial dalam lingkungan. Tujuan dari etika keperawatan
adalah :
1) Mengidentifikasi, mengorganisasikan, memeriksa dan membenarkan tindakan-
tindakan kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tertentu
2) Menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang diemban oleh perawat dan mencari
informasi mengenai dampak-dampak dari keputusan perawat.

Sedangkan Kode etik keperawatan merupakan suatu pernyataan komprehensif dari


profesi yang memberikan tuntutan bagi anggotanya dalam melaksanakan praktek
keperawatan, baik yang berhubungan dengan pasien, keluarga masyarakat, teman sejawat,
diri sendiri dan tim kesehatan lain. Pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah
upaya agar perawat, dalam menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai
dan menghormati martabat manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah :

1) Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien, teman
sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan maupun
dengan profesi lain di luar profesi keperawatan.
2) Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang silakukan oleh praktisi
keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya.
3) Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya diperlakukan
secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
4) Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan kepoerawatan agar dapat
menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional keperawatan.
5) Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai / pengguna tenaga
keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktek
keperawatan. ( PPNI, 2000 ).

2.5 Dilema Etik


Dilema etik adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku
yang layak harus di buat. (Arens dan Loebbecke, 1991: 77). Untuk itu diperlukan
pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema etika tersebut. Enam pendekatan
dapat dilakukan orang yang sedang menghadapi dilema tersebut, yaitu:
1) Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
2) Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
3) Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilemma
4) Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilemma
5) Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative
6) Menetapkan tindakan yang tepat

Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasi atau


menghindari rasionalisasi perilaku etis yang meliputi: (1) semua orang melakukannya,
(2) jika legal maka disana terdapat keetisan dan (3) kemungkinan ketahuan dan
konsekwensinya.

Pada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat
menimbulkan stress pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi
banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai
perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan
dalam mengambil keputusan. Menurut Thompson & Thompson (1981 ) dilema etik
merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau
situasi dimana alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Kerangka
pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya
menggunakan kerangka proses keperawatan / Pemecahan masalah secara ilmiah, antara
lain:

1) Model Pemecahan masalah ( Megan, 1989 )


a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil
2) Kerangka pemecahan dilema etik (kozier & erb, 2004 )
a. Mengembangkan data dasar
 Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana keterlibatannya
 Apa tindakan yang diusulkan
 Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
 Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang
diusulkan
b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan
dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil
keputusan yang tepat
e. Mengidentifikasi kewajiban perawat
f. Membuat keputusan
3) Model Murphy dan Murphy
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif
keputusan
g. Memberi keputusan
h. Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan
falsafah umum untuk perawatan klien
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan
menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan
berikutnya.
4) Langkah-langkah menurut Purtilo dan Cassel ( 1981)
a. Mengumpulkan data yang relevan
b. Mengidentifikasi dilema
c. Memutuskan apa yang harus dilakukan
d. Melengkapi Tindakan
5) Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson ( 1981)
a. Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang
diperlukan, komponen etis dan petunjuk individual.
b. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi
c. Mengidentifikasi Issue etik
d. Menentukan posisi moral pribadi dan professional
e. Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait.
f. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada
BAB III

KASUS DAN PEMBAHASAN


3.1 Kasus Etik

Suatu hari ada seorang bapak-bapak dibawa oleh keluarganya ke salah satu Rumah Sakit
di kota Surakarta dengan gejala demam dan diare kurang lebih selama 6 hari. Selain itu
bapak-bapak tersebut (Tn. A) menderita sariawan sudah 3 bulan tidak sembuh-sembuh,
dan berat badannya turun secara berangsur-angsur. Semula Tn. A badannya gemuk tapi 3
bulan terakhir ini badannya kurus dan telah turun 10 Kg dari berat badan semula. Tn. A
ini merupakan seorang sopir truk yang sering pergi keluar kota karena tuntutan kerjaan
bahkan jarang pulang, kadang-kadang 2 minggu sekali bahkan sebulan sekali.

Tn. A masuk UGD kemudian dari dokter untuk diopname di ruang penyakit dalam karena
kondisi Tn. A yang sudah sangat lemas. Keesokan harinya dokter yang menangani Tn. A
melakukan visit kepada Tn. A, dan memberikan advice kepada perawatnya untuk
dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan mengambil sampel darahnya. Tn. A yang
ingin tahu sekali tentang penyakitnya meminta perawat tersebut untuk segera memberi
tahu penyakitnya setelah didapatkan hasil pemeriksaan. Sore harinya pukul 16.00 WIB
hasil pemeriksaan telah diterima oleh perawat tersebut dan telah dibaca oleh dokternya.
Hasilnya mengatakan bahwa Tn. A positif terjangkit penyakit HIV/AIDS. Kemudian
perawat tersebut memanggil keluarga Tn. A untuk menghadap dokter yang menangani
Tn. A. Bersama dokter dan seijin dokter tersebut, perawat menjelaskan tentang kondisi
pasien dan penyakitnya. Keluarga terlihat kaget dan bingung. Keluarga meminta kepada
dokter terutama perawat untuk tidak memberitahukan penyakitnya ini kepada Tn. A.
Keluarga takut Tn. A akan frustasi, tidak mau menerima kondisinya dan dikucilkan dari
masyarakat.

Perawat tersebut mengalami dilema etik dimana satu sisi dia harus memenuhi permintaan
keluarga namun di sisi lain perawat tersebut harus memberitahukan kondisi yang dialami
oleh Tn. A karena itu merupakan hak pasien untuk mendapatkan informasi.

3.2 Pembahasan Kasus

Kasus diatas menjadi suatu dilema etik bagi perawat dimana dilema etik itu didefinisikan
sebagai suatu masalah yang melibatkan dua ( atau lebih ) landasan moral suatu tindakan
tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu kondisi dimana setiap
alternatif tindakan memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini sukar untuk
menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan kebingungan pada tim medis
yang dalam konteks kasus ini khususnya pada perawat karena dia tahu apa yang harus
dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Menurut Thompson &
Thompson (1981) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada
alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan atau tidak
memuaskan sebanding. Untuk membuat keputusan yang etis, seorang perawat harus bisa
berpikir rasional dan bukan emosional.

Perawat tersebut berusaha untuk memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai dengan
etika dan legal yaitu dia menghargai keputusan yang dibuat oleh pasien dan keluarga.
Selain itu dia juga harus melaksanakan kewajibannya sebagai perawat dalam memenuhi
hak-hak pasien salah satunya adalah memberikan informasi yang dibutuhkan pasien atau
informasi tentang kondisi dan penyakitnya. Hal ini sesuai dengan salah satu hak pasien
dalam pelayanan kesehatan menurut American Hospital Assosiation dalam Bill of Rights.
Memberikan informasi kepada pasien merupakan suatu bentuk interaksi antara pasien dan
tenaga kesehatan. Sifat hubungan ini penting karena merupakan faktor utama dalam
menentukan hasil pelayanan kesehatan. Keputusan keluarga pasien yang berlawanan
dengan keinginan pasien tersebut maka perawat harus memikirkan alternatif-alternatif
atau solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan berbagai konsekuensi dari
masing-masing alternatif tindakan.

Dalam pandangan Etika penting sekali memahami tugas perawat agar mampu memahami
tanggung jawabnya. Perawat perlu memahami konsep kebutuhan dasar manusia dan
bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan dasar tersebut tidak hanya berfokus pada
pemenuhan kebutuhan fisiknya atau psikologisnya saja, tetapi semua aspek menjadi
tanggung jawab perawat. Etika perawat melandasi perawat dalam melaksanakan tugas-
tugas tersebut. Dalam pandangan etika keperawatan, perawat memilki tanggung jawab
(responsibility) terhadap tugas-tugasnya.

Penyelesaian kasus dilema etik seperti ini diperlukan strategi untuk mengatasinya karena
tidak menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan pendapat antar tim medis yang
terlibat termasuk dengan pihak keluarga pasien. Jika perbedaan pendapat ini terus
berlanjut maka akan timbul masalah komunikasi dan kerjasama antar tim medis menjadi
tidak optimal. Hal ini jelas akan membawa dampak ketidaknyamanan pasien dalam
mendapatkan pelayanan keperawatan. Berbagai model pendekatan bisa digunakan untuk
menyelesaikan masalah dilema etik ini antara lain model dari Megan, Kozier dan Erb,
model Murphy dan Murphy, model Levine-ariff dan Gron, model Curtin, model Purtilo
dan Cassel, dan model Thompson dan thompson.
Berdasarkan pendekatan model Megan, maka kasus dilema etik perawat yang merawat
Tn. A ini dapat dibentuk kerangka penyelesaian sebagai berikut :

1) Mengkaji Situasi

Dalam hal ini perawat harus bisa melihat situasi, mengidentifikasi masalah/situasi dan
menganalisa situasi. Dari kasus diatas dapat ditemukan permasalahan atau situasi
sebagai berikut :

 Tn. A menggunakan haknya sebagai pasien untuk mengetahui penyakit yang


dideritanya sekarang sehingga Tn. A meminta perawat tersebut memberikan
informasi tentang hasil pemeriksaan kepadanya.
 Rasa kasih sayang keluarga Tn. A terhadap Tn. A membuat keluarganya berniat
menyembunyikan informasi tentang hasil pemeriksaan tersebut dan meminta
perawat untuk tidak menginformasikannya kepada Tn. A dengan pertimbangan
keluarga takut jika Tn. A akan frustasi tidak bisa menerima kondisinya sekarang
 Perawat merasa bingung dan dilema dihadapkan pada dua pilihan dimana dia
harus memenuhi permintaan keluarga, tapi disisi lain dia juga harus memenuhi
haknya pasien untuk memperoleh informasi tentang hasil pemeriksaan atau
kondisinya.
2) Mendiagnosa Masalah Etik Moral
Berdasarkan kasus dan analisa situasi diatas maka bisa menimbulkan permasalahan
etik moral jika perawat tersebut tidak memberikan informasi kepada Tn. A terkait
dengan penyakitnya karena itu merupakan hak pasien untuk mendapatkan informasi
tentang kondisi pasien termasuk penyakitnya
3) Membuat Tujuan Dan Rencana Pemecahan
Alternatif-alternatif rencana harus dipikirkan dan direncanakan oleh perawat bersama
tim medis yang lain dalam mengatasi permasalahan dilema etik seperti ini. Adapun
alternatif rencana yang bisa dilakukan antara lain :
a. Perawat akan melakukan kegiatan seperti biasa tanpa memberikan
informasi hasil pemeriksaan/penyakit Tn. A kepada Tn. A saat itu juga,
tetapi memilih waktu yang tepat ketika kondisi pasien dan situasinya
mendukung.
Hal ini bertujuan supaya Tn. A tidak panic yang berlebihan ketika
mendapatkan informasi seperti itu karena sebelumnya telah dilakukan
pendekatan-pendekatan oleh perawat. Selain itu untuk alternatif rencana ini
diperlukan juga suatu bentuk motivasi/support sistem yang kuat dari
keluarga. Keluarga harus tetap menemani Tn. A tanpa ada sedikitpun
perilaku dari keluarga yang menunjukkan denial ataupun perilaku
menghindar dari Tn. A. Dengan demikian diharapkan secara perlahan, Tn. A
akan merasa nyaman dengan support yang ada sehingga perawat dan tim
medis akan menginformasikan kondisi yang sebenarnya.
Ketika jalannya proses sebelum diputuskan untuk memberitahu Tn. A tentang
kondisinya dan ternyata Tn. A menanyakan kondisinya ulang, maka perawat
tersebut bisa menjelaskan bahwa hasil pemeriksaannya masih dalam proses
tim medis.
Alternatif ini tetap memiliki kelemahan yaitu perawat tidak segera
memberikan informasi yang dibutuhkan Tn. A dan tidak jujur saat itu
walaupun pada akhirnya perawat tersebut akan menginformasikan yang
sebenarnya jika situasinya sudah tepat. Ketidakjujuran merupakan suatu
bentuk pelanggaran kode etik keperawatan.
b. Perawat akan melakukan tanggung jawabnya sebagai perawat dalam
memenuhi hak-hak pasien terutama hak Tn. A untuk mengetahui
penyakitnya, sehingga ketika hasil pemeriksaan sudah ada dan sudah
didiskusikan dengan tim medis maka perawat akan langsung
menginformasikan kondisi Tn. A tersebut atas seijin dokter.
Alternatif ini bertujuan supaya Tn. A merasa dihargai dan dihormati haknya
sebagai pasien serta perawat tetap tidak melanggar etika keperawatan. Hal ini
juga dapat berdampak pada psikologisnya dan proses penyembuhannya.
Misalnya ketika Tn. A secara lambat laun mengetahui penyakitnya sendiri
atau tahu dari anggota keluarga yang membocorkan informasi, maka Tn. A
akan beranggapan bahwa tim medis terutama perawat dan keluarganya
sendiri berbohong kepadanya. Dia bisa beranggapan merasa tidak dihargai
lagi atau berpikiran bahwa perawat dan keluarganya merahasiakannya karena
ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) merupakan “aib” yang dapat
mempermalukan keluarga dan Rumah Sakit. Kondisi seperti inilah yang
mengguncangkan psikis Tn. A nantinya yang akhirnya bisa memperburuk
keadaan Tn. A. Sehingga pemberian informasi secara langsung dan jujur
kepada Tn. A perlu dilakukan untuk menghindari hal tersebut.
Kendala-kendala yang mungkin timbul :
1. Keluarga tetap tidak setuju untuk memberikan informasi tersebut kepada
Tn. A
Sebenarnya maksud dari keluarga tersebut adalah benar karena tidak
ingin Tn. A frustasi dengan kondisinya. Tetapi seperti yang diceritakan
diatas bahwa ketika Tn. A tahu dengan sendirinya justru akan
mengguncang psikisnya dengan anggapan-anggapan yang bersifat
emosional dari Tn. A tersebut sehingga bisa memperburuk kondisinya.
Perawat tersebut harus mendekati keluarga Tn. A dan menjelaskan
tentang dampak-dampaknya jika tidak menginformasikan hal tersebut.
Jika keluarga tersebut tetap tidak mengijinkan, maka perawat dan tim
medis lain bisa menegaskan bahwa mereka tidak akan bertanggung jawab
atas dampak yang terjadi nantinya. Selain itu sesuai dengan Kepmenkes
1239/2001 yang mengatakan bahwa perawat berhak menolak pihak lain
yang memberikan permintaan yang bertentangan dengan kode etik dan
profesi keperawatan.
2. Keluarga telah mengijinkan tetapi Tn. A denial dengan informasi yang
diberikan perawat.
Denial atau penolakan adalah sesuatu yang wajar ketika seseorang
sedang mendapatkan permasalahan yang membuat dia tidak nyaman.
Perawat harus tetap melakukan pendekatan-pendekatan secara psikis
untuk memotivasi Tn. A. Perawat juga meminta keluarga untuk tetap
memberikan support sistemnya dan tidak menunjukkan perilaku
mengucilkan Tn. A tersebut. Hal ini perlu proses adaptasi sehingga lama
kelamaan Tn. A diharapkan dapat menerima kondisinya dan mempunyai
semangat untuk sembuh.
4) Melaksanakan Rencana
Alternatif-alternatif rencana tersebut harus dipertimbangkan dan didiskusikan dengan
tim medis yang terlibat supaya tidak melanggar kode etik keperawatan. Sehingga bisa
diputuskan mana alternatif yang akan diambil. Dalam mengambil keputusan pada
pasien dengan dilema etik harus berdasar pada prinsip-prinsip moral yang berfungsi
untuk membuat secara spesifik apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan atau
diizinkan dalam situasi tertentu ( John Stone, 1989 ), yang meliputi :
a) Autonomy / Otonomi
Pada prinsip ini perawat harus menghargai apa yang menjadi keputusan
pasien dan keluarganya tapi ketika pasien menuntut haknya dan keluarganya
tidak setuju maka perawat harus mengutamakan hak Tn. A tersebut untuk
mendapatkan informasi tentang kondisinya.
b) Benefesience / Kemurahan Hati
Prinsip ini mendorong perawat untuk melakukan sesuatu hal atau tindakan
yang baik dan tidak merugikan Tn. A. Sehingga perawat bisa memilih
diantara 2 alternatif diatas mana yang paling baik dan tepat untuk Tn. A dan
sangat tidak merugikan Tn. A
c) Justice / Keadilan
Perawat harus menerapkan prinsip moral adil dalam melayani pasien. Adil
berarti Tn. A mendapatkan haknya sebagaimana pasien yang lain juga
mendapatkan hak tersebut yaitu memperoleh informasi tentang penyakitnya
secara jelas sesuai dengan konteksnya/kondisinya.
d) Nonmaleficience / Tidak merugikan
Keputusan yang dibuat perawat tersebut nantinya tidak menimbulkan
kerugian pada Tn. A baik secara fisik ataupun psikis yang kronis nantinya.
e) Veracity / Kejujuran
Perawat harus bertindak jujur jangan menutup-nutupi atau membohongi Tn.
A tentang penyakitnya. Karena hal ini merupakan kewajiban dan tanggung
jawab perawat untuk memberikan informasi yang dibutuhkan Tn. A secara
benar dan jujur sehingga Tn. A akan merasa dihargai dan dipenuhi haknya.
f) Fedelity / Menepati Janji
Perawat harus menepati janji yang sudah disepakati dengan Tn. A sebelum
dilakukan pemeriksaan yang mengatakan bahwa perawat bersdia akan
menginformasikan hasil pemeriksaan kepada Tn. A jika hasil
pemeriksaannya sudah selesai. Janji tersebut harus tetap dipenuhi walaupun
hasilnya pemeriksaan tidak seperti yang diharapkan karena ini mempengaruhi
tingkat kepercayaan Tn. A terhadap perawat tersebut nantinya.
g) Confidentiality / Kerahasiaan
Perawat akan berpegang teguh dalam prinsip moral etik keperawatan yaitu
menghargai apa yang menjadi keputusan pasien dengan menjamin
kerahasiaan segala sesuatu yang telah dipercayakan pasien kepadanya kecuali
seijin pasien.

Berdasarkan pertimbangan prinsip-prinsip moral tersebut keputusan yang bisa


diambil dari dua alternatif diatas lebih mendukung untuk alternatif ke-2 yaitu secara
langsung memberikan informasi tentang kondisi pasien setelah hasil pemeriksaan
selesai dan didiskusikan dengan semua yang terlibat. Mengingat alternatif ini akan
membuat pasien lebih dihargai dan dipenuhi haknya sebagai pasien walaupun kedua
alternatif tersebut memiliki kelemahan masing-masing. Hasil keputusan tersebut
kemudian dilaksanakan sesuai rencana dengan pendekatan-pendekatan dan caring
serta komunikasi terapeutik.

5) Mengevaluasi Hasil
Alternatif yang dilaksanakan kemudian dimonitoring dan dievaluasi sejauh mana Tn.
A beradaptasi tentang informasi yang sudah diberikan. Jika Tn. A masih denial maka
pendekatan-pendekatan tetap terus dilakukan dan support sistem tetap terus diberikan
yang pada intinya membuat pasien merasa ditemani, dihargai dan disayangi tanpa ada
rasa dikucilkan.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan

Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang melibatkan interaksi
antara klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut penentuan antara
mempertahankan hidup dengan kebebasan dalam menentukan kematian, upaya menjaga
keselamatan klien yang bertentangan dengan kebebasan menentukan nasibnya, dan
penerapan terapi yang tidak ilmiah dalam mengatasi permasalah klien.

Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, perawat dituntut dapat
mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat dan tidak bertentang
dengan nilai-nilai yang diyakini klien. Pengambilan keputusan yang tepat diharapkan
tidak ada pihak yang dirugikan sehingga semua merasa nyaman dan mutu asuhan
keperawatan dapat dipertahankan.

4.2 Saran

Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang keperawatan
harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya mereka bisa lebih
memahami tentang etika keperawatan sehingga akan berbuat atau bertindak sesuai kode
etiknya (kode etik keperawatan).

Perawat harus berusaha meningkatkan kemampuan profesional secara mandiri atau secara
bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan suatu
dilema etik.
DAFTAR PUSTAKA

Thomas.J B & Thopson H.O. 1981. Ethies in Nursing. Macmilla Publ, Co

Ismanin, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika

K_2 nurse. 2009. Etika Keperawatan. Unpad Webblog. Diakses tanggal 1 Januari 2023.
Diposkan tanggal 16 Januari 2009. http://blogs.unpad.ac.id/k2_nurse/?tag=etika-
keperawatan

Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, Soekijo.2010. Etika dan Hukum Kesehatan.Jakarta : PT Rineka Cipta

Roper,nancy. 1996. Prinsip-prinsip Keperawatan. Yogyakarta : Abdi Yogyakarta

Text=Kode. 2021. Pengertian Kode Etik Keperawatan Menurut PPNI dan ICN. Diakses
tanggal 1 Januari 2023. Diposkan tanggal 15 Desember 2021.
https://mhomecare.co.id/blog/pengetian-kode-etik-keperawatan/#:~:text=Kode%20etik
%20keperawatan%20adalah%20pedoman%20yang%20mengatur%20perilaku,pasien
%20serta%20mencegah%20terjadinya%20pelanggaran%20etik%20profesi
%20keperawatan

Anda mungkin juga menyukai