Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN BENCANA

KODE ETIK KEPERAWATAN BENCANA (ETIKA

BERDASARKAN NORMA PROFESI)

Dosen Pengampu :

Ns. Elvi Oktarina, M.Kep, Sp.Kep.MB

Disusun oleh:

KELOMPOK 5

Wulandari Astagina (1711312001) Ilda Yunanda (1711312011)

Syafrida Wulandari (1711312007) Adzkia Pinta Dano (1711312013)

Sri Dinda Andrifa (1711312009) Makhda Nurfatmala L. (1711312017)

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kode Etik
Keperawatan Bencana (Etika Berdasarkan Norma Profesi)”. Shalawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini. Secara khusus ucapan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Keperawatan Bencana, yang telah membimbing dan berkenan memberikan
masukan pada kami. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga dan
teman-teman yang telah mendukung kami dalam penulisan makalah ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini sehingga maksud dan tujuan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan serta
nantinya dapat membantu pembaca semua.

Padang, 8 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………..ii

Daftar isi……………………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….....1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………...2
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………….…2

BAB II KAJIAN TEORI……………………………………………………………..

2.1 Etika berdasarkan Norma


Profesi………………………………………………….3

2.1.1 Pengertian Etika Keperawatan………………………………………………3

2.2 Pengertian
Bencana………………………………………………………………..4

2.3 Tujuan dan Fungsi Etika Keperawatan…………………………………………....5

2.4 Etika berdasarkan Norma Profesi…………………………………………………6

2.5 Etika dalam Setiap Tahap Penanggulangan


Bencana……………………………..7

2.6 Studi Kasus………………………………………………………………………..8

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………..


3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………11
3.2 Saran……………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….....12
BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang rentan terjadinya bencana, hal ini dikarenakan
kondisi geologi dimana perairan Indonesia sepanjang pantai bagian barat Sumatera,
pantai selatan Jawa hingga perairan Nusa Tenggara, Papua dan Sulawesi terletak
diantara lempeng-lempeng tektonik aktif diantaranya lempeng Eurasia, Indo Australia
dan lempeng dasar Samudera Pasifik. Pergerakan lempeng-lempeng tektonik tersebut
menyebabkan terbentuknya jalur gempa bumi, rangkaian gunung api aktif serta
patahan patahan geologi yang merupakan zona rawan bencana gempa bumi dan tanah
longsor (Haryadi P, 2007).

Pada saat terjadi bencana, semua alur yang terjadi akan berubah secara total,
termasuk alur kesehatan. Pada saat tidak terjadi bencana, seorang perawat akan
memprioritaskan pasien yang sedang mengalami siatuasi yang gawat darurat terlebih
dahulu. Hal tersebut akan berbeda ketika terjadi suatu bencana dimana yang menjadi
pritotas adalah korban bencana yang notabene mengalami sedikit luka dan yang
mendapat luka serius cenderung ditinggal. Peran perawat adalah melayani kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat, tetapi peran ini menjadi tidak penting ketika terjadi
bencana dimana kesehatan dan keselamatan masyarakat menjadi sangat rentan.

Etika Keperawatan adalah Etika (Yunani kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari
kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Praktek
keperawatan sebagai suatu pelayanan profesional diberikan berdasarkan ilmu
pengetahuan, menggunakan metodologi keperawatan dan dilandasi kode etik

1
keperawatan. Kode etik keperawatan mengatur hubungan antara perawat dan pasien,
perawat terhadap petugas, perawat terhadap sesama anggota tim kesehatan, perawat
terhadap profesi dan perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air. Pada
hakikatnya keperawatan sebagai profesi senantiasa mangabdi kepada kemanusiaan,
mendahulukan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi, bentuk
pelayanannya bersifat humanistik, menggunakan pendekatan secara holistik,
dilaksanakan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta menggunakan kode
etik sebagai tuntutan utama dalam melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan.
Dengan memahami konsep etik, setiap perawat akan memperoleh arahan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakan tanggung jawab moralnya dan
tidak akan membuat keputusan secara sembarangan.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimanakah etika berdasarkan norma profesi?


2) Apa itu bencana?
3) Apakah tujuan dan fungsi etika keperawatan?
4) Bagaimanakah etika berdasarkan norma profesi?
5) Bagaimanakah etika dalam setiap tahap penanggulangan bencana?
6) Bagaimanakah studi kasus kelompok lima?

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui etika berdasarkan norma profesi


2) Untuk mengetahui pengertian bencana
3) Untuk mengetahui tujuan dan fungsi etika keperawatan
4) Untuk mengetahui etika berdasarkan norma profesi
5) Untuk mengetahui etika dalam setiap tahap penanggulangan bencana
6) Untuk mengetahui studi kasus kelompok 5

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Etika Berdasarkan Norma Profesi

2.1.1 Pengertian Etika Keperawatan

Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berhubungan


dengan pertimbangan pembuat keputusan, benar atau tidaknys suatu perbuatan
karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang menegaskan hal yang
harus dilakukan. Menurut Araskar David (1978) dalam Ngesti (2016) berarti
“kebiasaan”, “model perilaku” atau “standar” yang diharapkan dan kriteria
tertentu untuk suatu tindakan. Sedangkan dalam bentuk jamak (ta etha) berarti
adat kebiasaan; dengan kata lain etika diartikan sebagai ilmu tentang apa yang
biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Menurut Kamus Webster
dalam Ngesti (2016).

Etika adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan
buruk secara moral. Penggunaan istilah etika dewasa ini banyak diartikan
sebagai “motif atau dorongan” yang mempengaruhi suatu perilaku manusia
(Suhaemi, 2003) dalam Ngesti (2016). Potter dan Perry (1997) dalam Ngesti
(2016) menyatakan bahwa etika merupakan terminologi dengan berbagai
makna, etika berhubungan dengan bagaimana seseorang harus bertindak dan
bagaimana mereka melakukan hubungan dengan orang lain.

Menurut Ismani (2001) dalam Ngesti (2016) Etika adalah ilmu


tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup
didalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang
menentukan tingkah laku yang benar yaitu baik dan buruk serta kewajiban dan
tanggung jawab.

3
Demikian etika dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
adat istiadat, kebiasaan yang baik dan buruk secara moral serta motif atau
dorongan yang mempengaruhi perilaku manusia dalam berhubungan dengan
orang lain yang berdasarkan pada aturan-aturan serta prinsip yang
mengandung tanggung jawab moral. Etika berhubungan dengan hal yang baik
dan tidak baik, peraturan untuk perbuatan atau tindakan yang mempunyai
prinsip benar atau salah, prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung
jawab moral.

Menurut Cooper (1991), dalam Potter dan Perry (1997), etika


keperawatan dikaitkan dengan hubungan antar masyarakat dengan karakter
serta sikap perawat terhadap orang lain. Etika keperawatan merupakan standar
acuan untuk mengatasi segala macam masalah yang dilakukan oleh praktisi
keperawatan terhadap para pasien yang tidak mengindahkan dedikasi moral
dalam pelaksanaan tugasnya (Amelia, 2013). Etika keperawatan merujuk pada
standar etik yang menentukan dan menuntun perawat dalam praktek sehari-
hari (Fry, 1994).

2.2 Pengertian Bencana

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.

Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam,


non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana
sosial.

4
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau


serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.

Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat


berdasarkan tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana, korban dan/ataupun kerusakan.
Jika terjadi bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah,
maka dihitung sebagai satu kejadian.

2.3 Tujuan dan Fungsi Etika Keperawatan

Menurut American Ethics Commission Bureau on Teaching dalam Ngesti (2016),


tujuan etika keperawatan adalah mampu:

a. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan.

b. Membentuk strategi/cara menganalisis masalah moral yang terjadi dalam


praktek keperawatan.

c. Menghubungkan prinsip-prinsip moral yang baik dan dapat dipertanggung


jawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat dan kepada Tuhan, sesuai
dengan kepercayaannya.

Menurut Ngesti (2016), etika keperawatan juga memiliki fungsi penting bagi
perawat dan seluruh individu yang menikmati pelayanan keperawatan. Fungsi-fungsi
tersebut adalah:

5
a. Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam
mengelola asuhan keperawatan

b. Mendorong para perawat di seluruh Indonesia agar dapat berperan serta


dalam kegiatan penelitian dalam bidang keperawatan dan menggunakan hasil
penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan atau asuhan keperawatan

c. Mendorong para perawat agar dapat berperan serta secara aktif dalam
mendidik dan melatih pasien dalam kemandirian untuk hidup sehat, tidak
hanya di rumah sakit tetapi di luar rumah sakit.

d. Mendorong para perawat agar bisa mengembangkan diri secara terus


menerus untuk meningkatkan kemampuan profesional, integritas dan
loyalitasnya bagi masyarakat luas

e. Mendorong para perawat agar dapat memelihara dan mengembangkan


kepribadian serta sikap yang sesuai dengan etika keperawatan dalam
melaksanakan profesinya

f. Mendorong para perawat menjadi anggota masyarakat yang responsif,


produktif, terbuka untuk menerima perubahan serta berorientasi ke masa
depan sesuai dengan perannya.

2.4 Etika berdasarkan Norma Profesi

1. Menghargai klien

a) Manusia utuh dan unik (umur, status social, latar belakang budaya dan
agama)

b) Menghargai keputusan yang dibuat klien dan keluarga

2. Memberikan asuhan keperawatan yang terbaik yang bermutu

6
3. Mempertanggung jawabkan pelayanan keperawatan yang diberikan
4. Tidak menambah permasalahan
5. Bekerja sama dengan teman sejawat, tim kesehatan untuk pelayanan
keperawatan terbaik.

2.5 Etika dalam Setiap Tahap Penanggulangan Bencana

1. Etika pada tahap mitigasi


Mitigasi terdiri dari sejumlah aktivitas yang dapat mengurangi probabilitas
kejadian bencana atau mengurangi efek bencana yang tidak dapat dicegah.
Tenaga kesehatan, bekerja sama dengan pemerintah, memiliki peran dalam membuat
kebijakan publik pada tahap ini, misalnya dengan membuat program imunisasi,
mengontrol vektor penyakit, program keluarga, sanitasi lingkungan, dan sebagainya.

2. Etika pada tahap persiapan


Tahap persiapan pada penanggulangan bencana terdiri atas pembuatan program
penanggulangan bencana, sistem peringatan dini, sistem komunikasi emergensi,
latihan dan rencana evakuasi, inventarisasi sumber daya, dan edukasi publik. Tujuan
tahap ini adalah untuk menyiapkan respons terhadap segala bentuk bencana secara
tepat dan tanggap. Pada fase ini, tenaga kesehatan juga memiliki peran dalam
menyediakan informasi mengenai kesehatan dan nutrisi yang berkontribusi dalam
sistem peringatan dini pada semua sektor.

3. Etika pada tahap respons


Setiap perawat dan tenaga medis lainnya harus senantiasa memegang empat
prinsip etika utama, yaitu beneficence, non-maleficence, autonomy, dan justice
dalam tahap respons bencana.

4. Etika pada tahap pemulihan


disebutkan pada tahap sebelumnya harus tetap diperhatikan pada tahap
pemulihan ini. Akan tetapi, setiap tenaga kesehatan harus bekerja secara profesional
sesuai dengan kebutuhan yang mungkin baru muncul setelah bencana terjadi. Pada

7
periode ini, kebutuhan dari korban yang selamat harus menjadi perhatian. Korban
bencana dapat kehilangan keluarga dan mengalami berbagai masalah psikologis,
sehingga pendekatan pasien pada tahap ini harus melibatkan berbagai sektor secara
holistik.

2.6 Studi Kasus


Kasus:

Pada suatu daerah yang terkena bencana gempa bumi banyak korban jiwa
berjatuhan dan juga banyak korban luka-luka terdiri dari luka ringan hingga luka
berat. Pada kejadian ini perawat relawan diturunkan ke lokasi kejadian. Saat
memberikan pertolongan perawat menemukan beberapa korban yang sangat butuh
pertolongan segera, namun perawat hanya bisa memberi pertolongan kepada 1 korban
karena jumlah perawat yang sedikit. Korban yang lainnya tidak ditangani hingga
perawat atau tim medis yang lainnya datang.

Dilokasi lain ditemukan beberapa korban, diantaranya seorang kepala daerah


di wilayah tersebut mengalami luka bagian kaki saja. Saat memberi pertolongan
perawat A mendahulukan seorang kepala daerah yang histeris karena darah yang
keluar dari kepalanya, dibandingkan seorang korban dengan keadaan diam tidak
sadarkan diri tetapi nafas dan denyut nadi masih ada serta mengalami mengalami
fraktur femur. Kondisi ini tidak diterima oleh keluarga korban, sehingga pihak
keluarga marah kepada perawat tersebut dan membawa paksa ketempat tim medis
lainnya yang jaraknya lumayan jauh. Pada saat di perjalanan korban mengalami henti
jantung dan meninggal dunia.

Pada kasus diatas tindakan yang seharusnya dilakukan untuk menangani


korban bencana dan yang tidak di lakukan adalah ?

8
Pembahasannya :

1. Yang harus dilakukan perawat saat menangani korban bencana :


 Berdasarkan norma profesi keperawatan, yaitu

1. Menghargai klien, manusia utuh dan unik (umur, status sosial, latar
belakang budaya dan agama). Seharusnya perawat tidak boleh membeda-
bedakan korban hanya karena jabatannya lebih tinggi saja.

2. Memberikan asuhan keperawatan yang terbaik yang bermutu. Perawat harus


bertanya kepada diri sendiri bagaimana pengaruh tindakan saya kepada pasien
dan keluarga pasien?

3. Tidak menambah permasalahan. Perawat harus menyelesaikan masalah yang


ada dengan baik sehingga dapat segera menyelesaikan masalah yang lain.

 Berdasarkan UU No. 38 tahun 2014, pasal 35, yaitu :


 Dalam keadaan darurat perawat dapat memberikan tindakan medis dan
pemberian obat sesuai kompetensinya, jadi pada kasus diatas seorang
perawat bisa memberi petolongan pertama kepada korban yang tidak
sadarkan diri terlebih dahulu hingga bantuan atau tim kesehatan lain
datang.
 Pertolongan pertama yang diberikan perawat bertujuan untuk
menyelamatkan nyawa korban dan mencegah kecacatan lebih lanjut.
 Peran perawat sesuai norma profesi hendaknya perawat memberikan
asuhan keperawatan yang terbaik kepada semua korban bencana tanpa
terkecuali, tanpa memandang status social, umur dan budaya.

9
2. Yang tidak seharusnya dilakukan perawat dalam menangani korban bencana :

 Perawat memilih atau membedakan korban saat memberi asuhan


keperawatan atau penanganan pada korban bencana.
 Perawat tidak menambah masalah dengan tidak memberi asuhan atau
pertolongan kepada korban bencana.
 Seharusnya perawat tidak menambah masalah baru dengan keluarga
pasien dilokasi kejadian seperti yang terlihat dikasus

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.

Etika adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk
secara moral.Penggunaan istilah etika dewasa ini banyak diartikan sebagai “motif
atau dorongan” yang mempengaruhi suatu perilaku manusia (Suhaemi, 2003) dalam
Ngesti (2016).Potter dan Perry (1997) dalam Ngesti (2016) menyatakan bahwa etika
merupakan terminologi dengan berbagai makna, etika berhubungan dengan
bagaimana seseorang harus bertindak dan bagaimana mereka melakukan hubungan
dengan orang lain.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, semoga pembaca dan juga penulis dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai Etika dalam Penanggulangan bencana. Dalam
pembuatan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, penulis mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi perbaikan makalah selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Utami, Ngesti W. (2016). Etika keperawatan dan keperawatan profesional. Jakarta:


Pusdik SDM Kesehatan BPPSDMK Kemenkes RI

Potter & Perry. 1997. Fudamental of Nursing Concept: Buku Ajar Fundamental
Keperawatan. Volume 1. Edisi 4. United States of America: Mosby.

https://bnpb.go.id/definisi-bencana akses pada 9 September 2020 pukul 14.05 WIB

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang


Penanggulangan bencana.

12

Anda mungkin juga menyukai