Anda di halaman 1dari 17

MASALAH DAN PENANGGULANGAN ADIKSI DI

INDONESIA
MASALAH ADIKSI DI INDONESIA

Berdasarkan pendataan dari aplikasi Sistem Informasi Narkoba Berdasarkan pendataan dari aplikasi SIN jumlah tersangka narkotika
(SIN) jumlah kasus narkotika yang berhasil diungkap selama 5 yang berhasil diungkap selama 5 tahun terakhir dari tahun 2012-2016
tahun terakhir dari tahun 2012-2016 pertahun sebesar 76,53%. pertahun sebesar 71,62%. Kenaikan paling tinggi pada tahun 2013 ke
Kenaikan paling tinggi pada tahun 2013 ke tahun 2014 yaitu tahun 2014 yaitu 146,03%. Tahun 2016 jumlah tersangka narkotika
161,22%. Tahun 2016 jumlah kasus narkotika yang berhasil yang berhasil diungkap adalah 1330 orang, jumlah ini meningkat
diungkap adalah 868 kasus, jumlah ini meningkat 36,05% dari 16,67% dari tahun 2015.
tahun 2015.
MASALAH ADIKSI DI INDONESIA

 Peningkatan jumlah kasus dan tersangka pada data diatas menunjukkan bahwa tingginya jumlah adiksi terhadap narkoba.
 Ditahun 2016-2017 Presiden Jokowi menyatakan Indonesia Darurat Narkoba.
 Masalah Narkoba sudah merambah pada semua level kehidupan (kaya-miskin, perkotaan-pedesaan, muda-tua, sekolah-
pejabat tinggi)
 Dan di tahun 2019 dikatakan terjadi peningkatan sebesar 24% - 28% remaja yang menggunakan narkotika. Remaja sangat
mudah menjadi sasaran karena memiliki mudah untuk dibujuk dan waktu yang cukup panjang dalam
mengkonsumsi narkoba sehingga menjadi asset penting bagi pengedar.
 Alasan menggunakan narkoba sebagian besar karena ingin coba-coba yang berujung pada adiksi dan paling banyak
menyasar remaja, atau yang berpendidikan rendah.
 Penyalahgunaan narkotika meningkat dengan menggunakan teknologi internet untuk perdagangan gelap narkotika. Nilai
transaksi maupun jenis yang diperdagangkan juga meningkat.
 Keinginan yang muncul dari pecandu, berlanjut menjadi tindakan kriminal misalnya, bukanlah sesuatu yang disengaja oleh
para pecandu napza. Orang-orang ini memang betul-betul mengalami gangguan pada fungsi otaknya sehingga tidak dapat
mengendalikan diri dari usaha pemenuhan kebutuhan akan obat demi mendapatkan kesenangan.
TANDA-TANDA ADIKSI NARKOBA

 Mood Swing
 Orang yang kecanduan narkoba selalu mengalami mood swings (perubahan suasana hati
yang cepat).
 Depresi
 Pecandu narkoba hanya bisa merasa senang ketika berada di bawah pengaruh narkoba.
Jika tidak menggunakan narkoba, mood hancur dan jadi depresi, apalagi ditambah
adanya pengaruh eksternal.
 Euforia
 Penggunaan obat yang rutin dapat membawa pecandu ke titik euforia yang ekstrem
berupa rasa gembira.
 Perilaku criminal
 Pecandu narkoba akan melakukan apapun untuk mendapatkan lebih banyak obat.
Seperti jadi bandar narkoba, mencuri atau merampok.
TANDA-TANDA ADIKSI NARKOBA

 Kecemasan terus menerus


 Penggunaan obat-obatan yang terus-menerus dapat menimbulkan kegelisahan.
 Ingin obat lebih banyak lagi
 Sifat toleran pada napza akan memicu pecandu menginginkan lebih banyak obat. Hal ini akan membuat dosis yang mereka
gunakan bisa terus meningkat.
 Perubahan penampilan
 Individu yang kecanduan obat cenderung tampil berbeda dibandingkan sebelum mereka mulai kecanduan. Obat-obatan
seperti heroin dan kokain dapat menyebabkan individu menjadi kurus.
SAKAU

 Kumpulan gejala baik fisik maupun mental


yang tidak nyaman yang dialami oleh para
pemakai napza.
 Sakau, atau sakaw, alias putus obat, adalah
gejala tubuh yang terjadi akibat
pemberhentian pemakaian obat secara
mendadak, atau akibat penurunan dosis
obat secara drastis sekaligus.
 Merupakan akibat jika adiksi.
CIRI – CIRI SAKAU

 Nafsu Makan Meningkat


 Ada orang yang mengalami sakau dibarengi dengan meningkatnya nafsu makan.
 Mudah Marah
 Orang yang mengalami sakau akan terlihat mudah mengalami perubahan mood.
Tak jarang moddnya menjadi negative, seperti mudah marah.
 Sulit untuk Fokus
 Orang yang sedang sakau mengalami kesulitan untuk fokus dan berkonsentrasi .
Ini juga bisa dilihat dari cara bicara yang kadang juga sering tidak nyambung.
 Paranoid
 Tanda orang yang mengalami sakau juga bisa dilihat dari adanya gangguan
mental berupa paranoid.
 Halusinisasi
 Orang yang sakau juga kerap mengalami halusinasi. Penderita menganggap
dirinya melihat sesuatu, sedang orang normal lainnya tidak melihat hal
tersebut
 Mudah Gelisah
 Orang yang mengalami sakau narkoba juga bisa dilihat dari perilaku yang
mudah gelisah.Tampak sekali orang ini sulit untuk bisa tenang.
 Tidur Lama
 Orang yang mengalami sakau juga bisa dilihat dari durasi tidurnya yang
begitu lama. Melebihi waktu tidur orang normal.
 Bicara Gagap
 Orang yang sakau juga bisa dikenali dari cara bicaranya yang kadang gagap.
Ini bisa menjadi indikasi awal dirinya mengalami sakau.
 PernafasanTidak Teratur
 Gejala lainnya orang yang tengah sakau bisa dilihat dari pola pernafasan yang
tidak teratur.
 Kulit Pucat
 Orang yang sedang sakau juga bisa dilihat dari kulit muka yang terlihat pucat.
Anda bisa mengenalinya dengan melihat wajah orang yang sedang sakau ini.
 Mual atau Muntah
 Kerap kali orang yang sakau juga dibarengi dengan muntah. Ini menunjukkan
ada masalah pada bagian perut orang tersebut yang penyebabnya bisa karena
efek dari sabu atau narkoba
 Kejang
 Tidak menutup kemungkinan, orang yang sakau bisa sampai mengalami kejang.
Ini kondisi yang tentu saja mengkhawatirkan. Karena itu perlu dilakukan
penanganan yang cepat agar kondisi tersebut tidak sampai membahayakan
nyawa.
LANGKAH PENANGGULANGAN (BNN, 2019)

 Pemeriksaan
 Detoksifikasi
 Stabilisasi
 Pengelolaan aktivitas
PEMERIKSAAN

 Pemeriksaan dilakukan tidak hanya oleh dokter


tetapi juga terapis, bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana kecanduan yang dialami dan adakah
efek samping yang muncul. Jika mengalami
depresi atau bahkan gangguan perilaku, maka
terapis akan menyembuhkan efek tersebut baru
melakukan rehabilitasi.
DETOKSIFIKASI

 Pengguna diharuskan berhenti 100% menggunakan obat-


obatan berbahaya tersebut.
 Namun reaksi yang akan dirasakan cukup menyiksa mulai dari
rasa mual hingga badan terasa sakit. Disamping itu pecandu
akan merasa tertekan karena tidak ada asupan obat penenang
yang dikonsumsi seperti biasa.
 Selama proses detoksifikasi, dokter akan meringankan efek
yang tidak mengenakkan tersebut dengan memberikan obat.
Di samping itu, pecandu juga harus memperbanyak minum air
agar tidak terkena dehidrasi serta mengkonsumsi makanan
bergizi untuk memulihkan kondisi tubuh. Lamanya proses ini
sangat bergantung pada tingkat kecanduan yang dialami serta
tekad yang dimiliki oleh si pemakai untuk sembuh.
STABILISASI

 Tahapan ini bertujuan untuk membantu pemulihan jangka panjang dengan memberikan resep dokter.
Selain itu, pemikiran tentang rencana ke depan pun diarahkan agar kesehatan mental tetap terjaga dan
tidak kembali terjerumus dalam bahaya obat-obatan terlarang.
PENGELOLAAN AKTIVITAS

 Jika sudah keluar dari rehabilitasi, pecandu yang sudah sembuh


akan kembali ke kehidupan normal. Diperlukan pendekatan
dengan orang terdekat seperti keluarga dan teman agar
mengawasi aktivitas mantan pemakai. Tanpa dukungan penuh dari
orang sekitar, keberhasilan dalam mengatasi kecanduan obat
terlarang tidak akan lancar.
 Banyak pemakai yang sudah sembuh lantas mencoba
menggunakan kembali obat-obatan tersebut karena pergaulan
yang salah. Karena itulah pengelolaan aktivitas sangat penting agar
terhindar dari pengaruh negatif.
REHABILITASI
 Rehabilitasi Medis
 Rehabilitasi secara medis meliputi detoksifikasi, pemeriksaan kesehatan, penanganan efek buruk dari penyalahgunaan narkoba, psiko
terapi, rawat jalan, dan lain-lain.
 Rehabilitasi Sosial
 Aktivitas yang dilakukan pada tahapan rehabilitasi ini meliputi seminar, konseling individu, terapi kelompok, static group, dan
sebagainya.
 Kegiataan Kerohanian
 Tahapan ini bertujuan untuk mempertebal mental pecandu agar semakin kuat mempertahankan niat untuk sembuh dari kecanduan.
 Peningkatan Kemampuan
 Kegiatan di lembaga rehabilitasi juga diisi oleh aktivitas positif salah satunya adalah mengasah skill yang dimiliki oleh pecandu agar rasa
tak enak karena tidak mengkonsumsi obat-obatan teralihkan.

Anda mungkin juga menyukai