PENDAHULUAN
dari 0,46% atau sekitar 1 juta orang. Prevalensi angka depresi dan kecemasan di
Jakarta berdasarkan Riskesdas 2007 adalah 14,1% sehingga melampaui angka
nasional sebesar 11,6%.4
Istilah depresi dapat merujuk pada jenis perasaan tertentu (simtom),
kumpulan simtom (sindrom), dan gangguan klinis. Depresi dapat merujuk pada
keadaan subyektif seperti rasa kecewa, putus asa, atau tidak bahagia. Depresi juga
dapat diartikan sebagai gangguan klinis dengan sifat, karakteristik, dan simtomsimtom tertentu.4
Depresi pada remaja ditandai dengan adanya perubahan tingkat fungsi
disertai dengan suasana perasaan depresi atau hilangnya minat pada hampir
seluruh aktivitas.3Anak remaja yang mengalami depresi akan menunjukkan
gejala-gejala seperti perasaan sedih yang berkepanjangan, suka menyendiri, sering
melamun di dalam kelas/ di rumah, kurang nafsu makan atau makan berlebihan,
sulit tidur atau tidur berlebihan, merasa lelah, lesu atau kurang bertenaga, serasa
rendah diri, sulit konsentrasi dan sulit mengambil keputusan. Selain itu merasa
putus asa, gairah belajar berkurang, tidak ada inisiatif, hipoaktif atau hiperaktif.
Anak remaja dengan gejala-gejala depresi akan memperlihatkan kreativitas,
inisiatif dan motivasi belajar yang menurun, sehingga akan menimbulkan
kesulitan belajar sehingga membuat prestasi belajar anak menurun dari hari ke
hari.1
Gangguan depresi pada remaja tidak dapat diabaikan dan dibiarkan tanpa
penanganan karena berisiko untuk berkembang menjadi gangguan depresi pada
saat dewasa. Depresi pada remaja lebih mungkin berlanjut pada usia dewasa
dibandingkan dengan depresi pada anak. Depresi meningkat secara drastis dari
usia anak ke remaja sebanyak 17% pada usia remaja tengah hingga remaja akhir.
Peningkatan depresi terjadi sebesar enam kali lipat dari usia 15 tahun sebesar 3%
dan meningkat menjadi 17% pada usia 18 tahun.4
Pada remaja, depresi berhubungan dengan kesehatan yang buruk dan
perubahan perilaku, termasuk risiko yang lebih tinggi terkait gangguan perilaku,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Depresi
Istilah depresi pertama kali dikenalkan oleh Meyer (1905) untuk
menggambarkan suatu penyakit jiwa dengan gejala utama sedih, yang
disertai gejala-gejala psikologis lainnya, gangguan somatik (fisik),
maupun gangguan psikomotor dalam kurun waktu tertentu dan
digolongkan ke dalam gangguan afektif.1
American Psychiatric Association (APA) memberikan definisi
depresi merupakan perasaan sedih atau kosong yang disertai dengan
penurunan minat terhadap aktivitas yang menyenangkan, gangguan tidur
dan pola makan, penurunan kemampuan berkonsentrasi, perasaan bersalah
yang berlebihan, dan munculnya pikiran tentang kematian atau bunuh
diri.5
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya,
termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor,
konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta
bunuh diri.6Pendapat lain menyatakan bahwa depresi adalah suatu kondisi
yang dapat disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa
aminergik neurotransmiter (noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps
neuron di susunan saraf pusat (terutama pada sistem limbik).7
B. Definisi Masa Perkembangan Anak Remaja
Masa perkembangan anak dibagi oleh banyak ahli dalam beberapa
periode dengan tujuan untuk mendapatkan wawasan yang jelas tentang
definisi dan perkembangan anak. Hal ini disebabkan karena pada saat-saat
perkembangan tertentu anak-anak secara umum memperlihatkan ciri-ciri
dan tingkah laku karakteristik yang hampir sama. Menurut Kartono,
periode perkembangan anak terdiri dari masa bayi 0-1 tahun (periode
vital), masa kanak-kanak usia 6-12 tahun (periode intelektual), dan periode
pueral usia 12-14 tahun (pra-pubertas atau puber awal).8
dapat
dikategorikan dari biologis, psikologis, atau lingkungan, namun faktorfaktor tersebut saling terkait. Misalnya, depresi pada orangtua sangat
terkait dengan depresi pada masa kanak-kanak dan remaja. Anak dari
orangtua dengan depresi memiliki risiko tiga kali lipat lebih besar terkena
depresi dibandingkan mereka yang orangtuanya tidak memiliki riwayat
tersebut.
Selanjutnya, usia ketika faktor risiko terjadi mungkin memprediksi
depresi di masa mendatang. Anak-anak didiagnosis dengan kondisi
kesehatan seperti diabetes mellitus atau asma antara usia tiga dan lima
tahun cenderung memiliki episode depresif utama. Demikian juga, anak-
anak usia lima tahun yang dinilai oleh guru sering bermusuhan sangat
berisiko terkena depresi.9
D. Etiopatofisiologi
Faktor penyebab depresi dapat secara buatan dibagi menjadi faktor
biologi, faktor genetik, dan faktor psikososial. Dari faktor biologi, beberapa
penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelainan pada amin biogenik, seperti:
5 HIAA (5-hidroksi-indol-asetic-acid), HVA (homo-vanilic-acid), MGPH (5methoxy-0-hydroksi-phenil-glikol),
di
dalam
darah,
urin,
dan
cairan
dan
fungsinya
diatur
oleh
sistem
limbik.
Emosi
methyl-phenyl-tetrahydro-prydine
(MPTP),
neurotoxin6-
penurunan
aktivitas
dari
noradrenergik,
serotonergik,
dan
dengan perasaan bersalah dan mencela diri sendiri, sedangkan orang yang
berkabung tidak demikian.8
Dari faktor kegagalan yang berulang, dilakukan
percobaan terhadap
E. Gambaran Klinis
Pada anak remaja yang mengalami depresi rata-rata mengalami
perubahan yang menonjol, yaitu:
perubahan fisik,
perubahan pikiran,
perubahan perasaan, serta
perubahan pada kebiasaan sehari-hari.
9
Gejala lainnya :
a. Konsentrasi dan perhatian berkurang;
b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
c. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna;
d. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis;
e. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri;
f. Tidur terganggu;
g. Nafsu makan berkurang.
10
Sekurang-kurangnyaharusadaduadaritigagejalautamadepresifsepertipada episode
depresiringan(F30.0)
Ditambahsekurang-kurangnyatiga (dansebaiknyaempat) darigejalalainnya.
Lamanyaseluruh episode berlangsung minimumsekitarduaminggu.
Menghadapikesulitannyatauntukmeneruskankegiatansosial,pekerjaan,danurusanru
mahtangga.
F32.10 : Tanpa gejala somatic
F32.11 : Dengan gejala somatic
11
Semuatigagejalautamaharusada
Ditambahsekurang-
kurangnyaempatdarigejalalainnyadanbeberapadiantaranyaharusberintensitasberat
Bilaadagejalapenting
(misalnyaagitasiatauretardasipsikomotor)
yang
mencolok,makapasienmungkintidakmauatautidakmampuuntukmelaporkanbanyak
gejalanyasecararinci.
Dalamhaldemikian,
penilaiansecaramenyeluruhterhadap
episode
depresifberatmasihdapatdibenarkan.
Episode
depresifbiasanyaharusberlangsungsekurang-kurangnya
minggu,akantetapijikagejalaamatberatdanberonsetsangatcepat,makamasihdibenar
yang
mengancam,danpasienmerasambertanggungjawabatashalitu.
Halusinasiauditorikatauolfatorik,biasanyamerupakansuara
yang
menghinaataumenuduhataubaukotoranataudagingbusuk.Retardasipsikomotor
yang beratdapatmenujupada stupor.
Jikadiperlukan,
wahamatauhalusinasidapatditentukansebagaiserasiatautidakserasidenganafek(moo
d congruent).
F32.8 Episode Depresif Lainnya
F32.9 Episode Depresif YTT
G. Pemeriksaan dan Penegakkan Diagnosa
Karena depresi merupakan gangguan kesehatan yang sering muncul
dan kadang tidak terdiagnosa, maka dilakukan pemeriksaan fisik dan
mengajukan pertanya tentang perasaan dan pikiran.10
12
H. Pengobatan
Pengobatan depresi pada anak-anak dan remaja terdiri dari psikoterapi,
farmakoterapi, atau kombinasi keduanya.Pengobatan harus sesuai dengan
tingkat depresi, prefensi pasien, tingkat perkembangan pasien, faktor
risiko yang terkait, dan ketersediaan layanan. Pasien dan keluarga
diberikan edukasi mengenai manfaat dari pengobatan, harapan mengenai
perkembangan pasien, dan tindak lanjut.9
The American Psychiatric Association and The American Academy of
Child and Adolescent Psychiatry merekomendasikan bahwa psikoterapi
selalu menjadi komponen dalam pengobatan depresi pada anak dan
remaja. Psikoterapi direkomendasikan sebagai pilihan untuk depresi
ringan, dan kombinasi obat-obatan dan psikoterapi untuk depresi berat.8
Cognitive behavior therapy (CBT) dan terapi interpersonal telah
terbukti efeftif dalam pengobatan depresi pada anak-anak dan remaja.
CBT biasanya terdiri dari teknik aktivasi perilaku dan metode untuk
meningkatkan
keterampilan
coping,
meningkatkan
kemampuan
plasebo, tetapi telah terbukti lebih efektif dari pada kelompok kontrol
tanpa terapi, dan efektif atau lebih efektif dari pada CBT.9
Saat ini telah tersedia beberapa macam obat-obatan yang efektif
dipakai menyembuhkan penderita depresi. Ada beberapa jenis obat anti
depresi. Obat anti depresi biasanya dikelompokkan berdasar efeknya
terhadap bahan kimia didalam otak yang mengontrol perasaan (mood).10
Jenis-jenis obat anti depresi adalah:
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI). Banyak dokter
yang memulai pengobatan depresi dengan SSRI. Obat-obatan
yang termasuk dalam kelompok ini biasanya lebih sedikit
menimbulkan efek samping yang mengganggu dibandingkan
dengan obat anti depresi lainnya. Obat-obat yang termasuk
dalam kelompok SSRI antara lain: fluoxetine (Prozac),
paroxetine (Paxil) sertraline (Zoloft), citalopram (Celexa), dan
escitalopram (Lexapro). Efek samping yang paling sering
adalah menurunnya dorongan seksual dan sulit mencapai
orgasme. Berbagai efek samping lainnya biasanya menghilang
sejalan dengan penyesuaian tubuh terhadap obat-obatan
tersebut. Beberapa efek samping SSRI yang sering adalah:
sakit kepala, sulit tidur, gangguan pencernaan, dan resah /
gelisah.
Serotonin and norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs).
Obat-obatan anti depresi yang termasuk dalam kelompok ini
antara lain: duloxetine (Cymbalta) venlafaxine (Effexor XR)
dan
desvenlafaxine
(Pristiq).
Efek
samping
yang
SSRI.
Norepinephrine and Dopamine reuptake inhibitors (NDRI).
Bupropion (Wellbutrin) termasuk dalam kategori NDRI. Obat
ini merupakan salah satu dari sedikit obat anti depresi yang
tidak menyebabkan melemahnya dorongan seksual. Pada dosis
yang tinggi bupropion dapat menyebabkan meningkatnya risiko
serangan kejang-kejang.
14
dapat
berakibat
fatal.Selegiline
(Emsam)
tidak
dengan
15
diminum,
cukup
dengan
BAB III
KESIMPULAN
Depresi pada remaja ditandai dengan adanya perubahan tingkat fungsi
disertai dengan suasana perasaan depresi atau hilangnya minat pada hampir
seluruh aktivitas. Anak remaja yang mengalami depresi akan menunjukkan gejalagejala seperti perasaan sedih yang berkepanjangan, suka menyendiri, sering
melamun di dalam kelas/ di rumah, kurang nafsu makan atau makan berlebihan,
sulit tidur atau tidur berlebihan, merasa lelah, lesu atau kurang bertenaga, serasa
rendah diri, sulit konsentrasi dan sulit mengambil keputusan. Selain itu merasa
putus asa, gairah belajar berkurang, tidak ada inisiatif, hipoaktif atau hiperaktif.
Anak remaja dengan gejala-gejala depresi akan memperlihatkan kreativitas,
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Mardiya. Artikel
Persoalan
Depresi
Pada
Remaja.
2012.
17
18