Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KEPRIBADIAN SKIZOID

DISUSUN OLEH :
1. MUALAM SOFANI P1337420317126
2. MUNIROH P1337420317127
3. MUTARISIH P1337420317128

POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PEKALONGAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan


Gangguan kepribadian menurut Rusdi Malim (1998) yang merujuk pada PPGDJ-III
(Pedoman Penggolongan diagnose Gangguan Jiwa III) adalah paranoid, schizoid, emosional tak
stabil tipe implusif dan ambang, historic, anankastik, cemas (menghindar), dependen, khas
lainnya yang tidak tergolongkan.
Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental di mana
cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi.
Sedangkan gangguan kepribadian menurut Kaplan dan Saddock adalah suatu varian dari
sifat karakter tersebut yang diluar rentang yang ditemukan pada sebagian besar orang. Hanya jika
sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan fungsional
yang bermakna atau penderitaan subyektif maka dimasukkan sebagai kelas gangguan
kepribadian.
Jadi, pembuatan makalah ini bermaksud agar kita lebih paham dan mengerti apa itu
gangguan kepribadian serta sebagai salah satu tugas dari mata kuliah keperawatan jiwa. Pada
makalah ini akan dibahas mengenai gangguan kepribadian skizoid.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang apa itu gangguan kepribadian.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apa itu pengertian dari gangguan kepribadian
b. Mengetahui factor penyebab timbulnya gangguan kepribadian
c. Mengetahui gejala umum gangguan kepribadian
d. Mengetahui Klasifikasi dan Diskripsi Gangguan Kepribadian
e. Mengetahui Resiko Gangguan Kepribadian
f. Treatment bagi Gangguan Kepribadian
C. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan penulis yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam BAB ini berisikan latar belakang, tujuan penulisan dan sistematika penulisan
BAB II TINJAUN TEORI
Dalam BAB ini berisikan Untuk mengetahui apa itu pengertian dari gangguan kepribadian,
Mengetahui factor penyebab timbulnya gangguan kepribadian, Mengetahui gejala umum
gangguan kepribadian, Mengetahui Klasifikasi dan Diskripsi Gangguan Kepribadian,
Mengetahui Resiko Gangguan Kepribadian, Treatment bagi Gangguan Kepribadian.
BAB III PENUTUP
Dalam BAB ini berisikan kesimpulan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Gangguan Kepribadian


Kaplan dan Saddock mendefinisikan kepribadian sebagai totalitas sifat emosional dan
perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam kondisi yang biasanya,
kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan.
Sedangkan menurut Koswara (1991) dalam pengertian sehari-hari kepribadian adalah
bagaimana individu menampilkan dan menimbulkan kesan bagi individu lain.
Menurut Maramis (1999) kepribadian adalah keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan
perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus
terhadap hidupnya.
Gangguan kepribadian menurut Rusdi Malim (1998) yang merujuk pada PPGDJ-III
(Pedoman Penggolongan diagnose Gangguan Jiwa III) adalah paranoid, schizoid, emosional tak
stabil tipe implusif dan ambang, historic, anankastik, cemas (menghindar), dependen, khas
lainnya yang tidak tergolongkan.
Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental di mana
cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi.
Sedangkan gangguan kepribadian menurut Kaplan dan Saddock adalah suatu varian dari
sifat karakter tersebut yang diluar rentang yang ditemukan pada sebagian besar orang. Hanya jika
sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan fungsional
yang bermakna atau penderitaan subyektif maka dimasukkan sebagai kelas gangguan
kepribadian.
Orang yang mengalami kepribadian biasanya memiliki tingkah laku yang kompleks dan
berbeda-beda berupa :
· Ketergantungan yang berlebihan
· Ketakutan yang berlebihan dan intimitas
· Kesedihan yang mendalam
· Tingkah laku yang eksploitatif
· Kemarahan yang tidak dapat dikontrol
· Kalau masalah mereka tidak ditangani, kehidupan mereka akan dipenuhi ketidakpuasan

Gangguan kepribadian merupakan suatu gangguan berat pada karakter dan


kecenderungan perilaku pada individu.
Gangguan tersebut melibatkan beberapa bidang kepribadian dan berhubungan dengan
kekacauan pribadi dan sosial. Gangguan itu dapat disebabkan oleh faktor hereditas dan
pengalaman hidup pada awal masa kanak-kanak.
Diagnosa terjadinya gangguan kepribadian pada seseorang yang di dasarkan pada bentuk
perilaku, mood, sosial interaksi, impulsif, dapat menjadi suatu hal yang kontroversial dan
merugikan individu bersangkutan, kebanyakan orang awam memberikan sebutan label atau
pelbagai stigma tertentu pada mereka. Akibatnya, individu tersebut semakin enggan untuk
berobat dan melakukan isolasi diri.
Kemunculan gangguan kepribadian berawal kemunculan distres, yang dilanjutkan pada
penekanan perasaan-perasaan tersebut dan berperilaku tertentu seperti orang mengalami distres
pada umumnya.
Rendahnya fungsi interaksi sosial di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kerja ikut
memperburuk kondisi dan suasana emosi dengan cara mendramatisir, menyimpan erat,
mengulang atau mengingat kembali suasana hati (obsesif), dan antisosial.
Beberapa perilaku tersebut menganggu individu dan aktivitas sehari-harinya, secara
umum individu yang mengalami gangguan kepribadian kesulitan untuk mempertahankan atau
menlanjuti hubungan dengan orang lain.
Hal ini disebabkan oleh permasalahan interpersonal yang kronis, atau kesulitan dalam
mengenal perasaan-perasaan (emosi) sendiri yang muncul dalam dirinya.
Penderita gangguan kepribadian mempunyai karakteristik perilaku yang kaku sulit
menyesuaikan diri sehingga orang lain seperti bersikap impulsif, lekas marah, banyak
permintaan, ketakutan, permusuhan, manipulatif, atau bahkan bertindak kasar.
Problem ketergantungan pada alkohol, gangguan mood, kecemasan dan gangguan makan,
melakukan hal-hal yang berbahaya terhadap diri sendiri, keinginan bunuh diri, gangguan seksual
sering menjadi bagian dari permasalahan gangguan kepribadian.
B. Faktor Penyebab Munculnya Gangguan Kepribadian
1. Faktor Genetika
satu buktinya berasal dari penelitian gangguan psikiatrik pada 15.000 pasangan kembar
di Amerika Serikat. Diantara kembar monozigotik, angka kesesuaian untuk gangguan
kepribadian adalah beberapa kali lebih tinggi dibandingkan kembar dizigotik. Selain itu menurut
suatu penelitian, tentang penilaian multiple kepribadian dan temperamen, minat okupasional dan
waktu luang, dan sikap social, kembar monozigotikyang dibesarkan terpisah adalah kira-kira
sama dengan kembar monozigotik yang dibesarkan bersama-sama.
2. Faktor Temperamental
Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak mungkin berhubungan
dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa. Contohnya, anak-anak yang secara
temperamental ketakutan mungkin mengalami kepribadian menghindar.
3. Faktor Biologis
· Hormon
Orang yang menunjukkan sifat impulsive seringkali juga menunukkan peningkatan kadar
testosterone, 17-estradiol dan estrone.
· Neurotransmitter
Penilaian sifat kepribadian dan system dopaminergik dan serotonergik, menyatakaan suatu fungsi
mengaktivasi kesadaran dari neurotransmitter tersebut. Meningkatkan kadaar serotonin dengan
obat seretonergik tertentu seperti fluoxetine dapat menghasilkan perubahan dramatik pada
beberapa karakteristik kepribadian. Serotonin menurunkan depresi, impulsivitas.
· Elektrofisiologi
Perubahan konduktansi elektrik pada elektroensefalogram telah ditemukaan pada beberaapa
pasien dengan gangguan kepribadian, paling sering pada tipe antisocial dan ambang, dimana
ditemukan aktivitas gelombang lambat.
4. Faktor Psikoanalitik
Sigmund Freud menyatakan bahwa sifat kepribadian berhubungan dengan fiksasi pada
salah satu stadium perkembangan psikoseksual. Fiksasi pada stadium anal, yaitu anakyang
berlebihan atau kurang pada pemuasan anal dapat menimbulkan sifat keras kepala, kikir dan
sangat teliti.

C. Gejala Umum Gangguan Kepribadian


Individu dengan gangguan kepribadian sarat dengan pelbagai pengalaman konflik dan
ketidakstabilan dalam beberapa aspek dalam kehidupan mereka. Gejala secara umum gangguan
kepribadian berdasarkan kriteria dalam setiap kategori yang ada. Secara umum gangguan ini
klasifikasikan berdasarkan :
1. Pengalaman dan perilaku individu yang menyimpang dari social expectation. Penyimpangan
pola tersebut pada satu atau lebih:
· cara berpikir (kognisi) termasuk perubahan persepsi dan interpretasi terhadap dirinya, orang lain
dan waktu
· afeksi (respon emosional terhadap terhadap diri sendiri, labil, intensitas dan cakupan)
· fungsi-fungsi interpersonal
· dan kontrol terhadap impuls
2. Gangguan-gangguan tersebut bersifat menetap dalam diri pribadi individu dan berpengaruh pada
situasi sosial.
3. Gangguan kepribadian yang terbentuk berhubungan erat dengan pembentukan distress atau
memburuknya hubungan sosial, permasalahan kerja atau fungsi-fungsi sosial penting lainnya.
4. Pola gangguan bersifat stabil dengan durasi lama dan gangguan tersebut dapat muncul dan
memuncak menjelang memasuki dewasa dan tidak terbatas pada episode penyakit jiwa
5. Gangguan pola kepribadian tidak disebabkan oleh efek-efek psikologis yang muncul yang
disebabkan oleh kondisi medis seperti luka di kepala.
Catatan:
Gangguan kepribadian tidak didiagnosa pada pada individu yang berusia dibawah 18
tahun, dengan pertimbangan bahwa pada usia dibawah 18 tahun sedang mengalami pertumbuhan
dan perkembangan pada remaja awal, bila pun adanya simtom-simtom tertentu yang tampak,
haruslah simtom tersebut menetap setidaknya 1 tahun lamanya, namun tidak semua gejala yang
ada dapat didiagnosa sebagai bentuk gangguan kepribadian.
D. Klasifikasi dan Diskripsi Gangguan Kepribadian
Menurut DSM-IV, gangguan kepribadian dikelompokkan menjadi :
1. Kelompok A
Penderita ketiga jenis gangguan ini berperilaku eksentrik, ditambah beberapa kekhususan.
Orang dengan gangguan seperti ini seringkali tampak aneh dan eksentrik. Jenis ini adalah
gangguan kepribadian yang ditandai oleh berpikir atau berperilaku aneh dan eksentrik yang
mencakup:
Ø Gangguan kepribadian paranoid
Ø Ketidakpercayaan dan kecurigaan orang lain
Ø Percaya bahwa orang lain berusaha untuk menyakiti
Ø Emosional
Ø Mengembangkan sikap permusuhan
Kelompok A ini terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, schizoid, dan skizotipal.
Gangguan Kepribadian Skizoid
Pola keterpisahan menetap dari hubungan sosial dan juga terbatasnya rentang ekspresi
emosional dalam hubungan interpersonal dimulai pada dewasa muda. Emosi dingin dan tidak
peduli, tanpa kehangatan dan kelembutan, tidak dapat membedakan pujian, kritik pada perasaan orang
lain, menolak kontak mata, menghindari komunikasi spontan, tidak tertarik dengan lawan jenis, pikiran
paranoid, pikiran magis & masalah komunikasi. Gangguan kepribadian dengan sifat pemalu, suka
menyendiri, perasa, pendiam, dan menghindari hubungan jangka panjang dengan orang lain.
Orang dengan gangguan kepribadian schizoid ditandai dengan :
1. Kurang berminat ataau kurang menyukai hubungan dekat
2. Hampir secara eksklusif lebih menyukai kesendirian
3. Kurangnya minat untuk berhubungan seksual
4. Kurang memiliki teman
5. Bersikap masa bodoh terhadap pujian atau kritik dari orang lain
6. Afek datar atau acuh/ tak peduli, emosi dingin
7. Tidak terampil bergaul dan suka menyendiri.
8. Kurangnya keinginan untuk atau ketidakmampuan menikmati hubungan akrab termasuk
dengan keluarganya sendiri.
9. Pilhannya hampir selalu ekslusif untuk aktifitas soliter.
10. Sedikit, bila ada, perhatian untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain.
11. Mengalami kesenangan dari sedikit bila ada aktifitas.
12. Kurangnya teman akrab.
13. Tak peduli terhadap pujian atau kritikan.
14. Emosi dingin dan efek datar.
15. Preokupasi (berulang-ulang memikirkan isi pikiran) dengan fantasi dan intropeksi yang
berlebihan
Individu dengan gangguan kepribadian skizoid biasanya menampilkan perilaku atau pola
menarik diri dan biasanya telah berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Mereka merasa
tidak nyaman dalam berinteraksi dengan orang lain, cenderung introvert, dan afek mereka
pun terbatas.
Individu dengan gangguan kepribadian skizoid biasanya memberikan tampilan bahwa
mereka “dingin” dan penyendiri. Hal ini terjadi karena mereka memiliki kebutuhan yang
sangat rendah untuk berhubungan secara emosional dengan orang lain.
Kehidupan individu dengan gangguan ini biasanya diwarnai dengan kegemaran pada
aktifitas yang tidak melibatkan orang lain (aktifitas mandiri) dan berhasil pada bidang-bidang
yang tidak melibatkan persaingan dengan orang lain.
Kehidupan seksual mereka biasanya hanya sebatas fantasi dan mereka sedapat
mungkin berusaha menunda kematangan seksualnya. Kaum pria biasanya tidak menikah
karena mereka tidak dapat melakukan hubungan yang intim dan kaum wanita biasanya secara
pasif akan menyetujui untuk menikah dengan kaum pria yang agresif dan sangat
menginginkan mereka menikah dengannya.
Individu dengan gangguan kepribadian skizoid biasanya mengalami kesulitan untuk
mengekspresikan kemarahannya. Mereka menyalurkan energi afektifnya (misalnya
kemarahan) kepada bidang-bidang yang tidak melibatkan orang lain.
Walaupun individu ini sangat penyendiri dan memiliki impian-impian atau fantasi,
namun tidak berarti bahwa individu dengan gangguan ini mengalami masalah kontak realitas.
Mereka tetap mampu membedakan antara realitas dan fantasi atau impian.
Sejauh ini diketahui bahwa gangguan kepribadian schizoid terjadi pada 7,5 persen
populasi pada umumnya. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan juga tidak diketahui
secara pasti namun diperkirakan sekitar 2 : 1 (laki-laki : perempuan).
Awal munculnya gangguan ini biasanya pada masa kanak-kanak awal. Biasanya
berlangsung dalam jangka waktu yang lama walaupun belum tentu seumur hidup mereka.
Jumlah individu dengan gangguan ini yang kemudian menjadi penderita skizofrenia, belum
diketahui secara pasti.
 Contoh kasus :
Seorang laki-laki, saat ini berusia 20-an tahun, dikeluhkan oleh keluarganya karena
bermasalah dalam relasi sosial. Setelah melewati pemerikasaan, diketahui bahwa sejak kecil
dia seringkali diejek sebagai “gorilla” karena memiliki tubuh yang tinggi dan besar. Sejak di
SD, dia tidak pernah memiliki teman dekat dan apabila teman-temannya bermain dia hnaya
memperhatikan dari kejauhan. Orangtuanya menuturkan bahwa ketika kecil, anaknya
tersebut paling suka bermain di loteng sendirian. Setelah menanjak dewasa, dia tampak
lebih suka berdiam atau mengurung diri di kamar dan tidak suka apabila kakaknya
mengajak dia untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Dia menganggap bahwa kakaknya
menganggu dia (sumber : kasus pribadi).
Perlakuan yang dapat diberikan yaitu:
a. Psikoterapi. Dalam lingkungan terapi kelompok, pasien gangguan kepribadian
skizoid mungkin diam untuk jangka waktu yang lama, namun suatu waktu mereka
akan ikut terlibat. Pasien harus dilindungi dari serangan agresif anggota kelompok
lain mengingat kecenderungan mereka akan ketenangan. Dengan berjalannya waktu,
anggota kelompok menjadi penting bagi pasien skizoid dan dapat memberikan
kontak sosial.
b. Farmakoterapi. Dengan antipsikotik dosis kecil, antidepresan dan psikostimulan
dapat digunakan dan efektif pada beberapa pasien.
2. Kelompok B
Jenis ini adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan terlalu emosional berpikir atau
berperilaku yang mencakup:
Ø Antisosial (sebelumnya, sosiopat)
Ø Mengabaikan orang lain
Ø Terus-menerus berbohong atau mencuri
Ø Berulangkali bermasalah dengan hokum
Ø Berulang kali melanggar hak orang lain
Ø Agresif, sering berperilaku keras
Ø Mengabaikan keselamatan diri sendiri dan orang lain
Terdiri dari gangguan kepribadiaan antisosial, ambang, histrionic dan narsistik. Orang dengan
gangguan ini sering tampak dramatic, emosional, dan tidak menentu.
3. Kelompok C
Terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen dan obsesif kompulsif. Orang
dengan gangguaan ini sering tampak cemas dan ketakutan.

E. Resiko Gangguan Kepribadian


Individu yang tidak segera melakukan pengobatan, gangguan kepribadian dapat berdampak
pada:
1. Isolasi sosial, kehilangan sahabat-sahabat terdekat yang disebabkan ketidakmampuan untuk
menjalani hubungan yang sehat, rasa malu yang disebabkan putusnya hubungan dengan
masyarakat
2. Bunuh diri, melukai diri sendiri sering terjadi pada individu yang mengalami gangguan
kepribadian ambang dan cluster B
3. Ketergantungan pada alkohol dan obat-obatan
4. Depresi, kecemasan dan gangguan makan. Untuk semua cluster mempunyai resiko
berkembangnya problema psikologis lainnya
5. Perilaku berbahaya yang dapat merusak diri sendiri. Penderita gangguan kepribadian ambang
berpotensi melakukan tindakan berbahaya, tanpa perhitungan seperti terlibat pada seks bebas
beresiko atau terlibat dalam perjudian. Pada gangguan kepribadian dependen beresiko
mengalami pelecehan seksual, emosional, atau kekerasan fisik
6. karena individu ini hanya mengutamakan pada bertahan hubungan semata (bergantung pada
orang tersebut)
7. Kekerasan atau bahkan pembunuhan. Perilaku agresif pada gangguan kepribadian paranoid dan
antisosial
8. Tindakan kriminal. Gangguan kepribadian antisosial mempunyai resiko lebih besar melakukan
tindakan kriminal. Hal ini dapat mengakibatkan diri bersangkutan dipenjara
9. Gangguan simtom yang ada dapat menjadi lebih buruk dikemudian hari bila tidak mendapatkan
perawatan secara baik
F. Treatment bagi Gangguan Kepribadian Skizoid
Treatment untuk gangguan kepribadian merupakan kombinasi dari pengobatan dan
psikoterapi.
Psikoterapi – Dalam lingkungan terapi kelompok, pasien gangguan kepribadiaan schizoid
mungkin diam untuk jangka waktu yang lama, namun suatu waktu, mereka akan ikut terlibat.
Pasien harus dilindungi dari serangan agresif anggota kelompok lain mengingat
kecenderungan mereka akan ketenangan. Dengan berjalaannya waktu, anggota kelompok
menjadi penting bagi pasien schizoid dan dapaat memberikan kontak sosial.
Farmakoterapi – Dengan antipsikotik dosis kecil, anti depresan dan psikostimulan dapat
digunakan dan efektif pada beberapa pasien.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KEPRIBADIAN

1. Pengkajian
A. Faktor Predisposisi

 Tumbuh kembang : g3 dlm p’kembangan persepsi, berpikir dan hub. dgn org lain
persepsi, berpikir dan hub. dgn org lain

 Hub. Dlm keluarga : Pola asuh dan interaksi dlm klg yg tdk m’dukung proses tumbang

B. Faktor presipitasi

 Perpisahan/ kehilangan : org berarti dlm waktu Perpisahan/ kehilangan (perceraian,


kematian atau di sementara/ lama atau dirawat di RS)

 Penyakit kronis dan kecacatan : cenderung isolasi diri shg g3 pola hubungan isolasi

 Sosial budaya : perubahan status sosek ( perusahaan bangkrut tau tinggal di tempat
baru )

3. Perilaku dan mekanisme koping Perilaku dan mekanisme koping


4. Diagnosa Keperawatan
1.Kerusakan interaksi sosial : isolasi sosial
2. Gangguan alam perasaan : depresi
3. G3 hub. dgn org lain : dependent
4. G3 hub. dgn org lain : manipulatif
5. Isolasi sosial
6. G3 konsep diri : harga diri rendah
7. Resti amuk
8. Resti merusak diri
5. Perencanaan
Tujuan umum :
1. Mencegah terjadinya gangguan jiwa berat
2. Membantu mengembangkan kemampuan hubungan sosial
3. Mendorong partisipasi keluarga dalam merawat klien
Tindakan Keperawatan

 Lakukan kontrak P – K

 Tingkatkan sosialisasi

 Hindari isolasi dan perawatan institusional

 Libatkan dl terapi okupasi dan terapi kelompok


BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Maramis (1999) kepribadian adalah keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan
perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus
terhadap hidupnya.
Gangguan kepribadian menurut Rusdi Malim (1998) yang merujuk pada PPGDJ-III
(Pedoman Penggolongan diagnose Gangguan Jiwa III) adalah paranoid, schizoid, emosional tak
stabil tipe implusif dan ambang, historic, anankastik, cemas (menghindar), dependen, khas
lainnya yang tidak tergolongkan.
Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental di mana
cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi.
Sedangkan gangguan kepribadian menurut Kaplan dan Saddock adalah suatu varian dari
sifat karakter tersebut yang diluar rentang yang ditemukan pada sebagian besar orang.
Hanya jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan
gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan subyektif maka dimasukkan sebagai kelas
gangguan kepribadian.
Penderita gangguan kepribadian mempunyai karakteristik perilaku yang kaku sulit
menyesuaikan diri sehingga orang lain seperti bersikap impulsif, lekas marah, banyak
permintaan, ketakutan, permusuhan, manipulatif, atau bahkan bertindak kasar.
DAFTAR PUSTAKA

· Maslim rudi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III: Jakarta
· Sunaryo. Psikologis untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
· http://www.indonesiaindonesia.com/f/47044-gangguan-kepribadian-personality-disorder/
· http://health.detik.com/read/2009/12/03/091252/1253138/770/gangguan-kepribadian 9:23
· http://www.acehforum.or.id/jenis-jenis-gangguan-t23256.html?
s=12abdddb7b8d366fa5e539952ef528ae&
· http://one.indoskripsi.com/node/9597 9:28

Anda mungkin juga menyukai