Kepribadian adalah pola pemikiran, emosi, dan perilaku yang bertahan lama dan khas
yang mencirikan cara individu beradaptasi dengan dunia. Ada beberapa pendekatan
mengenai kepribadian yang dilakukan para ahli:
1. PRESPEKTIF PSIKODINAMIK
Dari analisisnya terhadap pasiennya, ia melihat bahwa kepribadian manusia itu seperti
gunung es. Sebagian besar ada di bawah tingkat kesadaran, seperti bagian besar
gunung es yang terletak di bawah permukaan air. Hal ini menjelaskan bagaimana
hanya bagian terkecil dari kepribadian adalah pikiran sadar sedangkan sebagian besar
dari siapa kita terselubung dalam ketidaksadaran.
a. Id: struktur ini terdiri dari dorongan2 alam bawah sadar dan merupakan
resvoir energi seksual individu. Pada analogi gunung es , id berada pada
bagian gunung es yang ada dibawah permukaan air yang berarti id
merupakan keadaan dimana kita benar-benar tidak sadar
b. Ego: ini merupakan stuktur kepribadian yang berhubungan dengan
tuntutan realitas. Ego itu berperan untuk membantu mendapatkan apa yang
ID inginkan tapi sesuai dengan norma-norma di masyarakat . Ego
menampung fungsi mental kita yang lebih tinggi seperti penalaran,
pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Pada analogi gunung es,
ego berada dipermukaan dan dibawah permukaan air, yang berarti ego
beroperasi baik pada tingkat sadar maupun tidak sadar.
C. superego: struktur kepribadian ini berfungsi sebagai hakim internal yang
keras atas perilaku kita, atau yang kita bisa sebut sebagai hati nurani atau
yang mengevaluasi moralitas perilaku kita. Pada analogi gunung es, superego
sama dengan ego berada dipermukaan dan dibawah permukaan air, yang
berarti superego juga beroperasi baik pada tingkat sadar maupun tidak
sadar.
Mekanisme Pertahanan Diri
Mekanisme pertahanan adalah taktik yang digunakan ego untuk
mengurangi kecemasan dengan secara tidak sadar mendistorsi
realitas. Mekanisme pertahanan tidak disadari; kita tidak sadar
bahwa kita memanggil mereka.
Mekanisme pertahanan diri ini terdiri dari :
Represi yang merupakan mekanisme pertahanan utama; dimana
ego mendorong impuls yang tidak dapat diterima keluar dari
kesadaran, kembali ke pikiran bawah sadar. Contohnya Seorang
gadis muda dilecehkan secara seksual oleh pamannya. Sebagai
orang dewasa, dia tidak dapat mengingat apa pun tentang
pengalaman traumatis itu.
Rasionalisasi dimana Ego menggantikan motif yang kurang dapat
diterima dengan motif yang lebih dapat diterima. Contohnya ,
Seorang mahasiswa tidak masuk ke persaudaraan pilihannya. Dia
mengatakan pada dirinya sendiri bahwa persaudaraan itu sangat
eksklusif dan banyak siswa yang tidak bisa masuk.
a. Periode laten: yang terjadi pada saat 6 tahun hingga pubertas. Ini
bukanlah tahap perkembangan melainkan semacam time-out psikis. Jadi,
setelah tahap phallic, anak mengesampingkan semua minat seksualitas
b. Tahap genital: yaitu dialami oleh masa remaja dan dewasa. Tahap ini
merupakan masa kebangkitan seksual dimana kenikmatan seksualnya
beralih ke seseorang di luar keluarga.
Freud berpendapat bahwa individu dapat terjebak dalam salah satu tahap
perkembangan ini jika dia terlalu disiplin atau terlalu memanjakan diri pada
tahap tertentu. Konstruk fiksasi menjelaskan bagaimana pengalaman masa kanak-
kanak dapat memiliki dampak yang sangat besar pada kepribadian orang dewasa.
Kemudian selanjutnya ada bbrp kritik dan pendekatan terhadap teori yang diberikan
oleh Froid.
PENDEKATAN SOSIOKULTURAL HORNEY
Selain pria, wanita juga dapat mengalami semacam Oedipus, namanya penis envy.
Horney menunjukkan bahwa wanita mungkin iri pada penis karena tadi, status yang
diberikan masyarakat kepada mereka yang memilikinya. bahkan dia jg bilang bahwa
kedua jenis kelamin iri pada atribut yang lain, dengan laki-laki mengingini kapasitas
reproduksi perempuan. Horney juga percaya bahwa kebutuhan akan rasa aman,
bukan seks, adalah motif utama dalam keberadaan manusia.
2. PERSPEKTIF HUMANISTIK
MENJELASKAN KEKECEWAAN
Jika kita memiliki kecenderungan bawaan menuju pertumbuhan dan
pemenuhan, mengapa begitu banyak orang tidak bahagia? Masalah
muncul ketika kebutuhan kita akan penghargaan positif dari orang lain
tidak terpenuhi tanpa syarat. Penghormatan positif tanpa syarat berarti
diterima, dihargai, dan diperlakukan secara positif terlepas dari perilaku
seseorang. Rogers mencatat bahwa seringkali orang lain menghargai kita
hanya ketika kita berperilaku dengan cara tertentu yang memenuhi
standar tertentu. Kondisi nilai adalah standar yang harus kita jalani
untuk menerima penghargaan positif. Misalnya, orang tua mungkin
memberikan penghargaan positif kepada anak laki-laki mereka hanya
ketika dia berprestasi di sekolah atau memilih profesi yang mereka hargai
sendiri. Teori Rogers mencakup gagasan bahwa kita mengembangkan
konsep diri, representasi sadar kita tentang siapa kita dan ingin menjadi
siapa, selama masa kanak-kanak. Ide ini sangat berbeda dari ego Freud.
Bagi Rogers, konsep diri adalah pusat fungsi manusia. Secara optimal,
konsep diri ini mencerminkan keinginan kita yang asli dan bawaan.
Namun, kondisi nilai dapat menjadi bagian dari konsep diri. Akibatnya,
kita bisa menjadi terasing dari perasaan kita yang sebenarnya dan
berusaha untuk mengaktualisasikan diri yang tidak mewakili keinginan
otentik kita
3. PERSPEKTIF SIFAT
Menurut teori sifat, kepribadian terdiri dari disposisi yang luas dan bertahan lama
yang cenderung mengarah pada respons karakteristik. Disposisi yang bertahan lama ini
disebut sifat. Dengan kata lain, kita dapat menggambarkan orang dalam hal cara
mereka berperilaku, seperti apakah mereka ramah, tertutup, atau bermusuhan.
Meskipun ahli teori sifat berbeda tentang sifat mana yang membentuk kepribadian,
mereka setuju bahwa sifat adalah blok bangunan dasar kepribadian.
Dalam mendefinisikan kepribadian, Allport menekankan keunikan dan kapasitas setiap
orang untuk beradaptasi dengan lingkungan. Allport menegaskan juga bahwa sifat
adalah cara optimal untuk memahami kepribadian. Dia mendefinisikan sifat sebagai
struktur mental yang membuat situasi yang berbeda menjadi sama bagi orang tersebut.
Definisi Allport menyiratkan bahwa perilaku harus konsisten di seluruh situasi yang
berbeda.
OCEAN
1. Openness (keterbukaan)
2. Conscientioussnes (Kesadaran)
Berkaitan dengan kemampuannya untuk fokus pada tujuan dan meraih tujuan
tersebut. Orang dengan conscientiousness umumnya berhati-hati, dapat diandalkan,
teratur, dan bertanggung jawab. Selain itu mereka punya kontrol terhadap lingkungan
sosial, berpikir sebelum bertindak, terencana, terorganisir.
3. Extravesion (ekstraversi)
Orang dengan ekstraversi yang tinggi lebih mudah dalam bersosial dan memiliki energi
yang cukup banyak untuk dikeluarkan ketika berada dalam situasi sosial. Sementara
itu, orang yang memiliki ekstraversi rendah (atau introvert) cenderung untuk
menghemat dan mempunyai energi yang rendah untuk melakukan aktivitas di lingkup
sosial dan cenderung menyendiri untuk bisa mengisi kembali energi untuk
bersosialisasi tersebut.
3. Agreebleness (kesesuaian)
4. Neuroticism (neurotisisme)
Perspektif personologis dan kisah hidup menekankan bahwa cara untuk memahami
keunikan setiap orang adalah dengan melihat pada sejarah hidup dan kisah hidupnya,
contoh nya seperti ada orang yang pemarah, ketika kita melihat ke masa lalunya,
ternyata dulu dia sering dibentak-bentak oleh orang tuanya, sehingga dia
melampiaskan nya ketika sudah beranjak dewasa.
Pendekatan Personologi Murray
Murray menciptakan kata personologi untuk menunjukan pada studi tentang manusia
seutuhnya. Dia percaya bahwa untuk memahami seseorang, kita harus mengetahui
sejarah orang tersebut, termasuk aspek fisik, psikologis, dan sosiologis dari kehidupan
orang tersebut. Murray mengajukan ada 22 kebutuhan bawah sadar yang berbeda,
namun tiga telah menjadi fokus penelitian terkini:
Kebutuhan untuk berprestasi: perhatian yang bertahan lama untuk mencapai
keunggulan dan mengatasi rintangan.
Kebutuhan akan afiliasi: perhatian yang bertahan lama untuk membangun dan
memelihara interperkoneksisonal
Kebutuhan akan kekuasaan: perhatian yang bertahan lama untuk berdampak
pada dunia sosial.
David Winter (2005) menganalisis motif yang terungkap dalam pidato pelantikan
presiden AS. Dia menemukan bahwa kebutuhan-kebutuhan tertentu yang diungkapkan
dalam pidato-pidato ini berhubungan dengan peristiwa-peristiwa selanjutnya selama
masa kepresidenan orang tersebut. Misalnya, presiden yang mendapat nilai tinggi pada
kebutuhan untuk berprestasi (seperti Jimmy Carter) kurang berhasil selama masa
jabatan mereka. Perhatikan bahwa kebutuhan untuk berprestasi adalah tentang
berjuang untuk keunggulan pribadi dan mungkin tidak ada hubungannya dengan
bermain politik, menegosiasikan hubungan interpersonal, atau mendelegasikan
tanggung jawab. Presiden yang mendapat skor tinggi dalam kebutuhan akan
kekuasaan cenderung dinilai lebih sukses (John F. Kennedy, Ronald Reagan), dan
presiden yang pidatonya menunjukkan kebutuhan afiliasi yang tinggi cenderung
mengalami skandal selama masa kepresidenannya (Richard M. Nixon).
Perspektif ini lebih menekankan pada kesadaran, keyakinan, harapan, dan tujuan.
Bandura menggunakan prinsip dasar behaviorisme dan peran proses mental dalam
berperilaku. teori kognitif sosial Bandura menyatakan bahwa perilaku, lingkungan,
dan faktor individu/kognitif semuanya penting dalam memahami kepribadian.
Bandura menciptakan istilah determinisme timbal balik untuk menggambarkan
cara perilaku, lingkungan, dan faktor orang/kognitif berinteraksi untuk
menciptakan kepribadian, Determinisme timbal balik berarti bahwa hubungan
antara orang tersebut, perilakunya, dan lingkungan semuanya berjalan dua arah.
Lingkungan dapat menentukan perilaku seseorang, tetapi orang tersebut dapat
bertindak untuk mengubah lingkungan. Demikian pula, faktor orang/kognitif dapat
mempengaruhi perilaku dan juga dipengaruhi oleh perilaku. Perilaku kita—
misalnya, mengerjakan ujian dengan baik—dapat memengaruhi keyakinan kita
tentang diri kita sendiri dan pada gilirannya memengaruhi perilaku di masa depan.
Dari sudut pandang Bandura, perilaku adalah produk dari berbagai kekuatan—
beberapa di antaranya berasal dari situasi dan beberapa di antaranya dibawa oleh
orang tersebut ke situasi tersebut .
1. PEMBELAJARAN OBSERVASI
2. KONTROL PRIBADI
Bandura menekankan bahwa kita dapat mengatur dan mengontrol perilaku kita
sendiri meskipun lingkungan kita berubah
3. EFIKASI DIRI
Walter Mischel adalah seorang psikolog kognitif sosial yang telah mengeksplorasi
bagaimana kepribadian mempengaruhi perilaku. Mischel telah mengembangkan
pendekatan kepribadian yang menurutnya lebih cocok untuk menangkap nuansa
hubungan antara individu dan situasi dalam menghasilkan perilaku, yaitu Cognitive
Affective Processing Systems (CAPS) atau diindonesiakan sistem pemrosesan
afektif kognitif . Model Teoritis ini menggambarkan bagaimana pikiran dan emosi
individu tentang diri mereka sendiri dan dunia memengaruhi perilaku mereka dan
menjadi terkait dengan cara yang penting bagi perilaku itu. CAPS berfokus pada
bagaimana orang berperilaku dalam situasi yang berbeda dan bagaimana mereka
secara unik menafsirkan fitur situasional.
6. PERSPEKTIF BIOLOGIS
Hans Eysenck dan Jeffrey Gray telah mengusulkan dua pendekatan teoretis
terhadap biologi kepribadian.
PERAN NEUROTRANSMITTER
Neurotransmiter juga telah terlibat dalam kepribadian dengan cara yang sesuai
dengan model Gray salah satunya dopamin.
PENILAIAN KEPRIBADIAN
Tes Laporan Diri : Tes Laporan Diri merupakan Sebuah metode pengukuran
karakteristik kepribadian yang secara langsung menanyakan orang apakah item
tertentu menggambarkan ciri kepribadian mereka. Tes laporan diri ini disebut
juga tes objektif atau inventarisasi.
Tes Proyektif : Tes Proyektif adalah Sebuah tes penilaian kepribadian yang
menyajikan individu dengan stimulus ambigu, seperti noda tinta atau gambar,
dan meminta mereka untuk menceritakan sebuah kisah tentang hal itu.
Terdapat satu tes proyektif yang terkenal yaitu, tes bercak tinta Rorschach
Dalam membuat presentasi ini kami menggunakan sumber dari buku laura king