Anda di halaman 1dari 10

PEMBUKAAN :

Kepribadian adalah pola pemikiran, emosi, dan perilaku yang bertahan lama dan khas
yang mencirikan cara individu beradaptasi dengan dunia. Ada beberapa pendekatan
mengenai kepribadian yang dilakukan para ahli:

1.     PRESPEKTIF PSIKODINAMIK

 Prespektif psikodinamik adalah pandangan teoritis yang menekankan bahwa


kepribadian pada dasarnya tidak disadari (di luar kesadaran). pandangan
psikodinamika tentang kepribadian diperkenalkan oleh Sigmund Freud dimana dia
mengembangkan psikoanalisis melalui karyanya dengan pasien yang menderita gejala
histeris (gejala fisik tanpa penyebab fisik, misalnya orang tidak bisa melihat pdhl dia
memiliki mata yang sehat ataupun orang yang tidak bisa berjalan pdhl dia tidak cedera
fisik apapun) dan disini Freud mulai memahami bahwa gejala histeris berasal dari
konflik bawah sadar.

Dari analisisnya terhadap pasiennya, ia melihat bahwa kepribadian manusia itu  seperti
gunung es. Sebagian besar ada di bawah tingkat kesadaran, seperti bagian besar
gunung es yang terletak di bawah permukaan air. Hal ini menjelaskan bagaimana
hanya bagian terkecil dari kepribadian adalah pikiran sadar sedangkan sebagian besar
dari siapa kita terselubung dalam ketidaksadaran. 

            Ada 3 struktur kepribadian menurut Freud:

a.     Id: struktur ini terdiri dari dorongan2 alam bawah sadar dan merupakan
resvoir energi seksual individu. Pada analogi gunung es , id berada pada
bagian gunung es yang ada dibawah permukaan air yang berarti id
merupakan keadaan dimana kita benar-benar tidak sadar
b.     Ego: ini merupakan stuktur kepribadian yang berhubungan dengan
tuntutan realitas. Ego itu berperan untuk membantu mendapatkan apa yang
ID inginkan tapi sesuai dengan norma-norma di masyarakat . Ego
menampung fungsi mental kita yang lebih tinggi seperti penalaran,
pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Pada analogi gunung es,
ego berada dipermukaan dan dibawah permukaan air, yang berarti ego
beroperasi baik pada tingkat sadar maupun tidak sadar.
C. superego: struktur kepribadian ini berfungsi sebagai hakim internal yang
keras atas perilaku kita, atau yang kita bisa sebut sebagai hati nurani atau
yang mengevaluasi moralitas perilaku kita. Pada analogi gunung es, superego
sama dengan ego berada dipermukaan dan dibawah permukaan air, yang
berarti superego juga beroperasi baik pada tingkat sadar maupun tidak
sadar. 
Mekanisme Pertahanan Diri
Mekanisme  pertahanan  adalah  taktik  yang  digunakan  ego  untuk 
mengurangi  kecemasan  dengan  secara  tidak  sadar  mendistorsi 
realitas. Mekanisme  pertahanan  tidak  disadari;  kita  tidak  sadar 
bahwa  kita  memanggil mereka. 
Mekanisme pertahanan diri ini terdiri dari : 
 Represi yang merupakan mekanisme pertahanan utama; dimana
ego mendorong impuls yang tidak dapat diterima keluar dari
kesadaran, kembali ke pikiran bawah sadar. Contohnya Seorang
gadis muda dilecehkan secara seksual oleh pamannya. Sebagai
orang dewasa, dia tidak dapat mengingat apa pun tentang
pengalaman traumatis itu.
 Rasionalisasi dimana Ego menggantikan motif yang kurang dapat
diterima dengan motif yang lebih dapat diterima. Contohnya ,
Seorang mahasiswa tidak masuk ke persaudaraan pilihannya. Dia
mengatakan pada dirinya sendiri bahwa persaudaraan itu sangat
eksklusif dan banyak siswa yang tidak bisa masuk.

Tahap psikoseksual perkembangan kepribadian       


Freud percaya bahwa manusia melewati tahap universal perkembangan
kepribadian dan bahwa pada setiap tahap perkembangan kita mengalami
kenikmatan seksual di satu bagian tubuh lebih dari yang lain. Jadi, Setiap
tahap itu diberi nama untuk lokasi kenikmatan seksual pada tahap itu. 
a. Tahap oral: tahap ini dimulai dari 18 bulan pertama yaitu kesenangan bayi yang
berpusat pada mulut. Seperti mengisap, mengunyah, dan semacamnya yang
mengurangi ketegangan pada bayi.  
b. Tahap anal: dimulai dari 18 hingga 36 bulan dimana kesenangan tertentu
didapat saat melibatkan anus dan uretra dan fungsinya saat anak belajar
menggunakan toilet. 
c. Tahap faulus: yaitu dimulai dari umur 3 hingga 6 tahun dimana anak
menemukan kesenangan di alat kelamin saat ia menemukan bahwa stimulasi
diri itu menyenangkan. Hal ini memiliki kepentingan khusus dalam
pengembangan kepribadian karena dapat memicu komplek Oedipus, yaitu
keinginan kuat anak laki-laki untuk menggantikan ayahnya dan mendapatkan
kasih sayang ibunya. Kemudian, anak itu takut akan hukuman dari ayahnya
karena keinginan inses ini dengan cara memotong penisnya. Kecemasan
pengebirian ini ditekan ke alam bawah sadar dan berfungsi sebagai
pengembangan superego. Freud juga menyatakan bahwa karena wanita tidak
memiliki penis, maka mereka tidak mengalami hal ini dan akhirnya tidak
mampu mengembangkan superego, sehingga Freud menyimpulkan bahwa
wanita secara moral lebih rendah dari pria dan lebih kekanak-kanakan dan
akhirnya ia berpikir bahwa ayah, dan akhirnya suami, harus membimbing
mereka sepanjang hidup. Ia jg bilang bahwa satu-satunya harapan bagi
perkembangan moral perempuan adalah pendidikan.

a. Periode laten: yang terjadi pada saat 6 tahun hingga pubertas. Ini
bukanlah tahap perkembangan melainkan semacam time-out psikis. Jadi,
setelah tahap phallic, anak mengesampingkan semua minat seksualitas
b. Tahap genital: yaitu dialami oleh masa remaja dan dewasa. Tahap ini
merupakan masa kebangkitan seksual dimana kenikmatan seksualnya
beralih ke seseorang di  luar keluarga. 
Freud  berpendapat  bahwa  individu  dapat  terjebak  dalam  salah  satu  tahap 
perkembangan  ini  jika  dia  terlalu  disiplin  atau  terlalu  memanjakan  diri  pada 
tahap  tertentu. Konstruk fiksasi menjelaskan bagaimana pengalaman masa kanak-
kanak dapat memiliki dampak yang sangat besar pada kepribadian orang dewasa.       
Kemudian selanjutnya ada bbrp kritik dan pendekatan terhadap teori yang diberikan
oleh Froid. 
PENDEKATAN SOSIOKULTURAL HORNEY
Selain pria, wanita juga dapat mengalami semacam Oedipus, namanya penis envy.
Horney menunjukkan bahwa wanita mungkin iri pada penis karena tadi, status yang
diberikan masyarakat kepada mereka yang memilikinya. bahkan dia jg bilang bahwa
kedua jenis kelamin iri pada atribut yang lain, dengan laki-laki mengingini kapasitas
reproduksi perempuan. Horney juga percaya bahwa kebutuhan akan rasa aman,
bukan seks, adalah motif utama dalam keberadaan manusia. 

Teori Analitis Jung 


Disini menurut Jung, ketidaksadaran kolektif merupakan lapisan terdalam dari
pikiran bawah sadar, yang dimiliki oleh semua manusia karena masa lalu nenek
moyang mereka yang sama. Kemudian, Jung menggunakan istilah anima dan animus
untuk mengidentifikasi dua arketipe umum, dimana masing-masing kita memiliki sisi
feminin yang pasif—anima—dan sisi maskulin yang tegas–animus.
Kamudian, Persona adalah arketipe lain. Jung berpikir bahwa perwakilan persona
membenci topeng publik yang kita semua kenakan selama interaksi sosial; persona itu
memungkinkan kita untuk selalu menyembunyikan beberapa bagian rahasia diri kita
sendiri dari orang lain. 

Psikologi Individu Adler


Dalam psikologi individu Adler , orang itu dimotivasi oleh maksud dan tujuan—jadi,
kesempurnaan  adalah motivator utama dalam kehidupan manusia.

2. PERSPEKTIF HUMANISTIK

Perspektif humanistik menekankan kapasitas seseorang untuk pertumbuhan


pribadi dan kualitas manusia yang positif
 Pendekatan Maslow
Dalam pendekatan Maslow, ia mempercayai bahwa kita dapat banyak belajar
tentang kepribadian manusia dengan memperhatikan versi/contoh terbaik
manusia (pengaktualisasian diri). Maslow mengembangkan konsep hierarki
kebutuhan, dengan aktualisasi diri menjadi kebutuhan manusia yang tertinggi.
 Pendekatan Rogers
Berbeda dengan maslow, dalam pendekatan rogers ia mempercayai kepribadian
manusia seperti biji bunga matahari, setelah ditanam di tanah yang subur dan
diberi air dan sinar matahari, akan tumbuh menjadi bunga yang kuat dan
sehat,  begitu pula setiap manusia dilahirkan dengan kapasitas alami untuk
pertumbuhan dan pemenuhan,manusia akan tumbuh subur di lingkungan yang
sesuai. Kita juga diberkahi dengan indra bawaan—perasaan yang kuat—yang
memungkinkan kita mengevaluasi apakah suatu pengalaman itu baik atau
buruk bagi kita. Akhirnya, kita semua dilahirkan dengan kebutuhan akan
penghargaan positif dari orang lain. Kita perlu dicintai, disukai, atau diterima
oleh orang-orang di sekitar kita. Saat anak-anak berinteraksi dengan orang tua
kita, kita belajar sejak dini untuk menghargai perasaan bahwa mereka
menghargai kita, dan kita memperoleh rasa harga diri.

MENJELASKAN KEKECEWAAN 
 Jika  kita  memiliki  kecenderungan  bawaan  menuju  pertumbuhan  dan 
pemenuhan,  mengapa  begitu  banyak  orang  tidak  bahagia?  Masalah 
muncul  ketika  kebutuhan  kita  akan  penghargaan  positif  dari  orang  lain 
tidak  terpenuhi  tanpa  syarat. Penghormatan  positif  tanpa  syarat  berarti 
diterima,  dihargai,  dan  diperlakukan  secara  positif  terlepas  dari  perilaku 
seseorang.  Rogers  mencatat  bahwa  seringkali  orang  lain  menghargai  kita 
hanya  ketika  kita  berperilaku  dengan  cara  tertentu  yang  memenuhi 
standar  tertentu.  Kondisi  nilai  adalah  standar  yang  harus  kita  jalani 
untuk  menerima  penghargaan  positif.  Misalnya,  orang  tua  mungkin 
memberikan  penghargaan  positif  kepada  anak  laki-laki  mereka  hanya 
ketika  dia  berprestasi  di  sekolah  atau  memilih  profesi  yang  mereka  hargai 
sendiri. Teori  Rogers  mencakup  gagasan  bahwa  kita  mengembangkan 
konsep  diri,  representasi  sadar  kita  tentang  siapa  kita  dan  ingin  menjadi 
siapa,  selama  masa  kanak-kanak.  Ide  ini  sangat  berbeda  dari  ego  Freud. 
Bagi  Rogers,  konsep  diri  adalah  pusat  fungsi  manusia.  Secara  optimal, 
konsep  diri  ini  mencerminkan  keinginan  kita  yang  asli  dan  bawaan. 
Namun,  kondisi  nilai  dapat  menjadi  bagian  dari  konsep  diri.  Akibatnya, 
kita  bisa  menjadi  terasing  dari  perasaan  kita  yang  sebenarnya  dan 
berusaha  untuk  mengaktualisasikan  diri  yang  tidak  mewakili  keinginan 
otentik  kita

MEMPROMOSIKAN FUNGSI OPTIMAL   


Untuk  memperbaiki  situasi  ini,  Rogers  percaya  bahwa  orang  tersebut 
harus  berhubungan  kembali  dengan  perasaan  dan  keinginannya  yang 
sebenarnya.  Dia  mengusulkan  bahwa  untuk  mencapai  rekoneksi  ini, 
individu  harus  mengalami  hubungan  yang  mencakup  tiga  kualitas  penting: 
Pertama,  Rogers  mengatakan  bahwa  apa  pun  yang  seseorang lakukan, 
orang  tersebut membutuhkan  penghargaan  positif  tanpa  syarat.  Meskipun 
seorang  individu  mungkin  kekurangan  penghargaan  positif  tanpa  syarat  di 
masa  kanak-kanak,  dia  dapat  mengalami  penerimaan tanpa syarat ini dari
orang lain nanti, dalam persahabatan dan/atau hubungan romantis atau selama
sesi dengan terapis. Kedua, Rogers mengatakan bahwa individu dapat menjadi
lebih terpenuhi dengan berinteraksi dengan orangorang yang berempati
terhadap mereka. Empati melibatkan menjadi pendengar yang sensitif dan
memahami perasaan orang lain yang sebenarnya. Keaslian adalah persyaratan
ketiga di jalan individu untuk berfungsi sepenuhnya. Menjadi  tulus  berarti 
terbuka  dengan  perasaan  sendiri  dan  membuang  semua  kepura-puraan 
dan  kepura-puraan. Pentingnya  yang  Rogers  tempatkan  pada  tindakan 
terapis  yang  tulus  dalam  hubungan  terapeutik  menunjukkan  keyakinannya 
yang  kuat  pada  karakter  positif  dari  sifat  manusia.  Bagi  Rogers,  kita 
dapat  membantu  orang  lain  hanya  dengan  hadir  untuk  mereka  sebagai 
individu  otentik  kita  sebenarnya.

3. PERSPEKTIF SIFAT
Menurut teori sifat, kepribadian terdiri dari disposisi yang luas dan bertahan lama
yang cenderung mengarah pada respons karakteristik. Disposisi yang bertahan lama ini
disebut sifat. Dengan kata lain, kita dapat menggambarkan orang dalam hal cara
mereka berperilaku, seperti apakah mereka ramah, tertutup, atau bermusuhan.
Meskipun ahli teori sifat berbeda tentang sifat mana yang membentuk kepribadian,
mereka setuju bahwa sifat adalah blok bangunan dasar kepribadian.
Dalam mendefinisikan kepribadian, Allport menekankan keunikan dan kapasitas setiap
orang untuk beradaptasi dengan lingkungan. Allport menegaskan juga bahwa sifat
adalah cara optimal untuk memahami kepribadian. Dia mendefinisikan sifat sebagai
struktur mental yang membuat situasi yang berbeda menjadi sama bagi orang tersebut.
Definisi Allport menyiratkan bahwa perilaku harus konsisten di seluruh situasi yang
berbeda.

 Model kepribadian 5 faktor

Dalam kepribadian, terdapat ciri-ciri luas yang dianggap menggambarkan dimensi


utama kepribadian adalah neurotisisme, extraversion, openness to experience,
agreeableness, and conscientiousness. Dari 5 kata tersebut muncul akronim OCEAN
untuk mengingat 5 faktor kepribadian. 

 OCEAN 
1. Openness (keterbukaan)

Openness adalah orang yang imajinatif, kreatif, dan artistik. Kata openness mengacu


pada kemampuan untuk bertoleransi, kapasitas untuk menyerap informasi, fokus. 

2. Conscientioussnes (Kesadaran)

Berkaitan dengan kemampuannya untuk fokus pada tujuan dan meraih tujuan
tersebut. Orang dengan conscientiousness umumnya berhati-hati, dapat diandalkan,
teratur, dan bertanggung jawab. Selain itu mereka punya kontrol terhadap lingkungan
sosial, berpikir sebelum bertindak, terencana, terorganisir.  

3. Extravesion (ekstraversi)

Extraversion (atau extroversion) dikarakterisasikan melalui kemampuan bersosial,


berbicara, menyampaikan pendapat, dan cara mengekspresikan emosinya. Sifat ini
diukur dalam skala perbedaan introvert dan ekstrovert.

Orang dengan ekstraversi yang tinggi lebih mudah dalam bersosial dan memiliki energi
yang cukup banyak untuk dikeluarkan ketika berada dalam situasi sosial. Sementara
itu, orang yang memiliki ekstraversi rendah (atau introvert) cenderung untuk
menghemat dan mempunyai energi yang rendah untuk melakukan aktivitas di lingkup
sosial dan cenderung menyendiri untuk bisa mengisi kembali energi untuk
bersosialisasi tersebut.

3. Agreebleness (kesesuaian)

Dimensi agreeableness cenderung ramah, kooperatif, mudah percaya, dan


hangat. Trait yang disebut juga dengan adaptability ini mengindikasikan seseorang
yang mudah mengalah, menghindari konflik. Selain itu, seseorang
dengan agreeableness tinggi berkarakter suka membantu, pemaaf, dan penyayang.

4. Neuroticism (neurotisisme)

Neuroticism adalah tentang pengaruh dan pengendalian emosi. Individu


dengan neuroticism tinggi cenderung memiliki sifat mudah gugup, sensitif, tegang, dan
mudah cemas, memliki ide yang kurang rasional,  mudah cemas, mudah marah,
impulsif, dan rentan dalam menghadapi tekanan.  Individu dengan neuroticism rendah
memiliki karakter tenang, datar, santai, dan mampu menghadapi situasi penuh tekanan
tanpa merasa gentar. 

4. PERSPEKTIF KEPRIBADIAN DAN KISAH HIDUP

Perspektif personologis dan kisah hidup menekankan bahwa cara untuk memahami
keunikan setiap orang adalah dengan melihat pada sejarah hidup dan kisah hidupnya,
contoh nya seperti ada orang yang pemarah, ketika kita melihat ke masa lalunya,
ternyata dulu dia sering dibentak-bentak oleh orang tuanya, sehingga dia
melampiaskan nya ketika sudah beranjak dewasa.
Pendekatan Personologi Murray
Murray menciptakan kata personologi untuk menunjukan pada studi tentang manusia
seutuhnya. Dia percaya bahwa untuk memahami seseorang, kita harus mengetahui
sejarah orang tersebut, termasuk aspek fisik, psikologis, dan sosiologis dari kehidupan
orang tersebut. Murray mengajukan ada 22 kebutuhan bawah sadar yang berbeda,
namun tiga telah menjadi fokus penelitian terkini:
 Kebutuhan untuk berprestasi: perhatian yang bertahan lama untuk mencapai
keunggulan dan mengatasi rintangan.
 Kebutuhan akan afiliasi: perhatian yang bertahan lama untuk membangun dan
memelihara interperkoneksisonal
 Kebutuhan akan kekuasaan: perhatian yang bertahan lama untuk berdampak
pada dunia sosial.

David Winter (2005) menganalisis motif yang terungkap dalam pidato pelantikan
presiden AS. Dia menemukan bahwa kebutuhan-kebutuhan tertentu yang diungkapkan
dalam pidato-pidato ini berhubungan dengan peristiwa-peristiwa selanjutnya selama
masa kepresidenan orang tersebut. Misalnya, presiden yang mendapat nilai tinggi pada
kebutuhan untuk berprestasi (seperti Jimmy Carter) kurang berhasil selama masa
jabatan mereka. Perhatikan bahwa kebutuhan untuk berprestasi adalah tentang
berjuang untuk keunggulan pribadi dan mungkin tidak ada hubungannya dengan
bermain politik, menegosiasikan hubungan interpersonal, atau mendelegasikan
tanggung jawab. Presiden yang mendapat skor tinggi dalam kebutuhan akan
kekuasaan cenderung dinilai lebih sukses (John F. Kennedy, Ronald Reagan), dan
presiden yang pidatonya menunjukkan kebutuhan afiliasi yang tinggi cenderung
mengalami skandal selama masa kepresidenannya (Richard M. Nixon). 

Pendekatan Kisah Hidup untuk Identitas


Mengikuti tradisi Murray, Dan McAdams mengembangkan pendekatan kisah hidup
terhadap identitas (McAdams, 2001, 2006, 2011, 2012)
Karyanya berpusat pada gagasan bahwa kita masing-masing memiliki kisah hidup
yang unik dan mempunyai makna, mewakili ingatan kita tentang apa yang membuat
kita menjadi diri kita sendiri dengan hidup yang telah kita jalani. 

5. PERSPEKTIF KOGNITIF SOSIAL:

Perspektif ini lebih menekankan pada kesadaran, keyakinan, harapan, dan tujuan. 

Ada 2 pendekatan utama kognitif sosial :

a.     Teori kognitif sosial Bandura

Bandura menggunakan prinsip dasar behaviorisme dan peran proses mental dalam
berperilaku. teori kognitif sosial Bandura menyatakan bahwa perilaku, lingkungan,
dan faktor individu/kognitif semuanya penting dalam memahami kepribadian.
Bandura menciptakan istilah determinisme timbal balik untuk menggambarkan
cara perilaku, lingkungan, dan faktor orang/kognitif berinteraksi untuk
menciptakan kepribadian, Determinisme timbal balik berarti bahwa hubungan
antara orang tersebut, perilakunya, dan lingkungan semuanya berjalan dua arah.
Lingkungan dapat menentukan perilaku seseorang, tetapi orang tersebut dapat
bertindak untuk mengubah lingkungan. Demikian pula, faktor orang/kognitif dapat
mempengaruhi perilaku dan juga dipengaruhi oleh perilaku. Perilaku kita—
misalnya, mengerjakan ujian dengan baik—dapat memengaruhi keyakinan kita
tentang diri kita sendiri dan pada gilirannya memengaruhi perilaku di masa depan.
Dari sudut pandang Bandura, perilaku adalah produk dari berbagai kekuatan—
beberapa di antaranya berasal dari situasi dan beberapa di antaranya dibawa oleh
orang tersebut ke situasi tersebut    .

Ada 3 variabel penting yang digunakan Bandura untuk memahami kepribadian: 

1. PEMBELAJARAN OBSERVASI

Bandura percaya bahwa pembelajaran observasional adalah aspek kunci dari


bagaimana kita belajar. Ia juga percaya bahwa kita memperoleh berbagai
perilaku, pikiran, dan perasaan dengan mengamati perilaku orang lain dan dari
hasil pengamatan tersebut akan sangat berpengaruh dalam membentuk
kepribadian kita.

2. KONTROL PRIBADI

Bandura menekankan bahwa kita dapat mengatur dan mengontrol perilaku kita
sendiri meskipun lingkungan kita berubah

3. EFIKASI DIRI

Efikasi diri adalah keyakinan bahwa seseorang memiliki kompetensi untuk


mencapai tujuan atau tugas tertentu dan menghasilkan perubahan positif.
Bandura menunjukkan bahwa efikasi diri terkait dengan sejumlah
perkembangan positif dalam kehidupan masyarakat, termasuk memecahkan
masalah dan menjadi lebih ramah

B. Teori  CAPS Mischel 

Walter Mischel adalah seorang psikolog kognitif sosial yang telah mengeksplorasi
bagaimana kepribadian mempengaruhi perilaku. Mischel telah mengembangkan
pendekatan kepribadian yang menurutnya lebih cocok untuk menangkap nuansa
hubungan antara individu dan situasi dalam menghasilkan perilaku, yaitu Cognitive
Affective Processing Systems (CAPS)  atau diindonesiakan sistem pemrosesan
afektif kognitif . Model Teoritis ini menggambarkan bagaimana pikiran dan emosi
individu tentang diri mereka sendiri dan dunia memengaruhi perilaku mereka dan
menjadi terkait dengan cara yang penting bagi perilaku itu. CAPS berfokus pada
bagaimana orang berperilaku dalam situasi yang berbeda dan bagaimana mereka
secara unik menafsirkan fitur situasional.
6. PERSPEKTIF BIOLOGIS

Hippocrates,  bapak  kedokteran,  menggambarkan  manusia  memiliki  salah  satu 


dari  empat  kepribadian  dasar  berdasarkan  tingkat  cairan  tubuh  tertentu.

contohnya,  kepribadian  "sanguine"  adalah  individu  yang  bahagia  dan  optimis 


yang  kebetulan  memiliki  banyak  darah.  Orang  yang  "koleris"  cepat  marah 
dengan  terlalu  banyak  empedu  kuning.  Kepribadian "phlegmatis" mengacu
pada individu yang tenang dan lamban dengan terlalu banyak dahak, dan seorang
pesimis "melankolis" memiliki terlalu banyak empedu hitam. 

 KEPRIBADIAN DAN OTAK 

 • Otak  jelas  penting  dalam  kepribadian  seperti  dalam  fenomena  psikologis 


lainnya. Banyak  penelitian  saat  ini  membahas  cara-cara  di  mana  aktivitas 
otak  dikaitkan  dengan  berbagai  ciri  kepribadian Misalnya,  penelitian  telah 
menunjukkan  bahwa  korteks  prefrontal  kiri  orang  ekstravert  lebih  responsif 
terhadap  rangsangan  positif  dan  bahwa  area  yang  sama  pada  individu 
neurotik  lebih  responsif  terhadap  rangsangan  negatif 

 Hans Eysenck dan Jeffrey Gray telah mengusulkan dua pendekatan teoretis
terhadap biologi kepribadian.

TEORY SISTEM AKTIVASI RETIKULER EYSENCK 

• Psikolog  Inggris  Hans  Eysenck adalah  orang  pertama  yang  menggambarkan 


peran  sistem  otak  tertentu  dalam  kepribadian. Eysenck  mengemukakan  bahwa 
kita  semua  berbagi  tingkat  gairah  yang  optimal,  tingkat  di  mana  kita  merasa 
nyaman  terlibat  dengan  dunia.  Namun,  Eysenck  mengusulkan, ekstrovert  dan 
introvert  berbeda  sehubungan  dengan  tingkat  gairah  awal. seorang  extra  vert 
cenderung  terbuka,  mudah  bergaul,  dan  dominan  dan  bahwa  seorang 
introvert  lebih  pendiam  dan  pasif.  

TEORI SENSIFITAS PENGUATAN GREY 

Dalam teori Grey, mengemukakan bahwa ada dua sistem neurologis. 

Menurut  Gray,  sistem  ini  menjelaskan  perbedaan  perhatian  organisme 


terhadap  penghargaan  dan  hukuman  di  lingkungan.  Organisme  yang  sensitif 
terhadap  penghargaan  lebih  mungkin  untuk  mempelajari  hubungan  antara 
perilaku  dan  penghargaan, oleh  karena  itu  menunjukkan  pola  karakteristik 
dalam  mencari  peluang  yang  bermanfaat.  Sebaliknya,  organisme  dengan 
kepekaan  tinggi  terhadap  hukuman  di  lingkungan  lebih  mungkin  untuk 
mempelajari  hubungan  antara  perilaku  dan  konsekuensi  negatif.  Organisme 
tersebut  menunjukkan  pola  karakteristik  menghindari  konsekuensi  tersebut.

PERAN NEUROTRANSMITTER

Neurotransmiter juga telah terlibat dalam kepribadian dengan cara yang sesuai
dengan model Gray salah satunya dopamin.

Neurotransmitter dopamin berfungsi dalam pengalaman penghargaan, seperti


senang karena mendapatkan atau mencapai sesuatu. ada penelitian yang
menunjukan bahwa sistem dopaminergik pada ekstrovert dipersiapkan dengan baik
untuk mempelajari hubungan isyarat lingkungan dan penghargaan. 

GENETIKA KEPRIBADIAN DAN PERILAKU

Genetika perilaku adalah studi tentang dasar-dasar yang diwariskan dari


karakteristik periaku.

PENILAIAN KEPRIBADIAN

 Tes Laporan Diri : Tes Laporan Diri merupakan Sebuah metode pengukuran
karakteristik kepribadian yang secara langsung menanyakan orang apakah item
tertentu menggambarkan ciri kepribadian mereka. Tes laporan diri ini disebut
juga tes objektif atau inventarisasi.
 Tes Proyektif : Tes Proyektif adalah Sebuah tes penilaian kepribadian yang
menyajikan individu dengan stimulus ambigu, seperti noda tinta atau gambar,
dan meminta mereka untuk menceritakan sebuah kisah tentang hal itu.
Terdapat satu tes proyektif yang terkenal yaitu, tes bercak tinta Rorschach 

Dalam membuat presentasi ini kami menggunakan sumber dari buku laura king

Anda mungkin juga menyukai