PSIKOANALISA
FREUD
Pada tahun 1900, kepakaran Freud di bidang psikoanalisa mulai diakui, setelah
sebelumnya mendapatkan berbagai kritik dan cacian. Lalu Freud mendapatkan
penghargaan doctor honoris atas usaha, komitmen dan dedikasinta dalam
memperjuangkan psikoanalisa, yang akhirnya mendapatkan pengakuan internasional.
Karya yang terkenal yaitu Interpretation Of Dreams (1900/1953). Setelah peristiwa
Perang Dunia I. perang ini sangat membekas dan mempengaruhi pemikiran dan
penelitian Freud yangf kemudian pengalaman ini disebut sebagai death instink.
Pada tahun 1939 di London Freud meninggal dunia karena penyakit yang didritanya.
TINGKAT KEHIDUPAN MENTAL
Alam tidak sadar menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun
insting yang tidak kita sadari, tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan
dan tindakan kita. Karena alam tidak sadar ini tidak bisa dijangkau oleh
pikiran sadar. Freud menyakini bahwa keberadaan alam tidak sadar ini hanya
bisa dibuktikan secara tidak langsung. Baginya alam tidak sadar adalah
penjelasan untuk makna yang ada di balik mimpi, keliru ucap dan jenis
melupakan yang dikenal sebagai represi. Mimpi adalah sumber materi alam
tidak sadar.
Proses tidak sadar sering kali lolos sensor dan masuk kedalam sadar secara
terselubung atau dengan wujud yang berbeda. Freud menggunakan analogi
sensor yang menhalangi jalan antara alam tidak sadar dengan alam sadar dan
mencegah memori yang memicu kecemasan yang tidak diinginkan memasuki
kesadaran. Agar masuk ketingkat pikiran gambaran tidak sadar ini harus
berubah wujud agar dapat menyelinap masuk ke sensor pertama (primary cens
or) dan kemudian harus menerobos sensor akhir (final censor) yang menjaga
jalan antar alam bawah sadar dana lam sadar. Selama memori tersebut masuk
ke pikiran sadar kita, kira tidak lagi mengenalinya seperti apa melainkan kita
justru melihatnya sebagi pengalaman yang menyenangkan dan tidak
mengancam.
ALAM BAWAH SADAR
Alam bawah sadar ini berisi semua elemen yang tidak disadari, tetapi muncul
dalam kesadaran dengan cepat atau agak sulit. Isi alam bawah sadar datang
dari dua sumber, pertama dari persepsi sadar. Hal yang dipersepsikan oleh
seseorang seacar sadar dalam waktu singkat. Pikiran yang dapat keluar masuk
atara alam sadar dana lam bawah sadar umumnya adalah pikiran-pikiran yang
bebas dari kecemasan. Sumber kedua dari gambaran bawah sadar adalah alam
tidak sadar. Freud menyakini bahwa pikiran dapat menyelinapo dari sendor
ketat dan masuk ke alam bawah sadar, dalam bentuk yang tersembunyi.
ALAM SADAR
Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran kiata agar masuk ke dalam
sadar. Pintu pertama adalah melalui sitem kesadaran perseptual, yaitu
terbuka bagi dunia luar dan bertindak sebagai perantara bagi persepsi kita
tentang stimulus dari luar. Dengan kata lain hal-hal yang kita rasakan melalui
indra. Sumber kedua yaitu struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan
tidak mengancam yang datang dari alam bawah sadar. Ketika gagasan-gagasan
tersebut tiba di alam sadar, gagasan-gagasan tersebut sudah berubah wujud
dan terselubung dalam bentuk perilaku yang defensive atau dalam bentuk
mimpi.
AREA PIKIRAN
Id yaitu istilah yang diambil dari kata ganti untuk “sesuatu” atau komponen yang
tidak sepenuhnya diakui oleh kepribadian. Id tidak memiliki kontak dengan
relatitas, tetapi selalu berupaya untuk meredam ketegangan daengan cara
memuaskan hasrat-hasrat dasar. Bayi baru lahir adalah perumpamaan dari Id.
Disamping sifatnya yang tidak realtias dan mencari kesenangan, id bersifat tidak
logis dan mempu memuaskan pikiran-pikiran yang saling bertentangan satu dengan
yang lainnya. Id mencurahkan segala energinya untuk mencari kesenangan tanpa
peduli hal itu pantas atau tidak pantas untuk dilakukan.
Pada intinya, id merupakan area yang paling primitive, kacau balau, tidak logis dan
tidak terjangakau oleh kesadaran. Id tidak bisa diubah, moral, tidak logis, tidak
teratur dan penuh dengan energy yang diterima dari dorongan dasar dan dicurahkan
semata-mata untuk memuaskan prinsip kesenangan
EGO
Ego berkembang dari Id selama masa bayi dan menjadi satu-satunya sumber bagi
seseorang untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Ego dikendalikan oleh prinsip
realitas. Sebagi satu-satunya area pikirn kita yang berinteraksi dengn dunia luar, ego
berperan sebagi pengambil keputusan. Menurut Freud, ego berkembang terpisah
dari Id. Ketika Id tetap tidak berubah, ego terus menerus mengembangakn aneka
strategi untuk mengontrol tuntutan-tuntutan id. Ego tidak memiliki kekuatan sendiri
karena ia meminjam energy dari id.
Superego memiliki 2 subsistem yaitu suara hati dan ego-ideal. Suara hati berasal
dari pengalaman ketika kita mendapatkan hukuman untuk perilaku yang tidak
pantas dan mengajari kepada kita mengenai hal hal yang sebaiknya tidak dilakukan.
Sedangakan ego-ideal berkembang dari pengalaman ketika kita mendapatkan
imbalan atau penghargaan untuk perilaku yang tepat dan mengarah kepada kita
sebaiknya dilakukan. Superego yang berkembang dengan baik berperan dalam
mengontrol dorangan seksual dan agresif melalui proses represi.
DINAMIKA KEPRIBADIAN
Freud mengusulkan istilah dinamika, atau prinsip motivasional, untuk menjelaskan kekuatan-
kekuatan yang mendorong tindakan manusia. Menurut Freud, manusia termotivasi untuk mencari
kesenangan, serta menurunkan ketegangan dan kecemasan. Motivasi ini diperoleh dari energi
psikis dan fisik yang didorong dari dorongan-dorongan dasar yang mereka miliki.
DORONGAN-DORONGAN
Dorongan bekerja sebagai desakan motivasional yang konstan. Sebagai stimulus internal, dorongan
berbeda dari stimulus eksternal karena seseorang tidak dapat menghindar dari stimulus internal.
Menurut Freud (1933/1964), berbagai dorongan yang ada dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori:
• Seks atau Eros
• Agresi, distraksi, atau Thanatos
(Freud 1915/1957a) Setiap dorongan dasar memiliki:
• Desakan dorongan adalah besar kekuatan dari dorongan yang keluar.
• Tujuan dorongan adalah memperoleh kepuasan dengan cara meredam rangsangan atau mengurangi
ketegangan.
• Objek dorongan adalah orang atau sesuatu yang dijadikan alat memperoleh tujuan
1. SEKS
• Tujuan dorongan adalah kesenangan, tetapi kesenangan ini tidak terbatas pada
pemuasan genital. Selain genital, mulut dan anus adalah bagian tubuh yang
juga mampu menghasilkan kesenangan seksual dan disebut sebagai zona
erogen (erogenous zone).
• Tujuan utama dari dorongan seksual ini tidak bisa diubah, tetapi jalur yang
ditempuh untuk mencapai tujuan dapat bervariasi. Bentuknya bisa aktif
maupun pasif, atau terhambat secara temporer atau permanen
(Freud, 1915/1957a).
BENTUK-BENTUK SEKS
• Sadisme adalah kebutuhan akan kesenangan seksual dengan menimbulkan rasa sakit
atau mempermalukan orang lain. Apabila dilakukan secara ekstrem, sadisme
dipandang sebagai kelainan seksual.
• Masokisme adalah kebutuhan yang lazim, tetapi hal itu tidak wajar ketika Eros
menjadi tunduk pada dorongan perusakan. Masokis mendapatkan kesenangan seksual
dari penderitaan yang diakibatkan oleh rasa sakit dan perasaan dipermalukan yang
dipicu, baik oleh diri sendiri maupun orang lain.
Seorang masokis dapat menimbulkan rasa sakit pada dirinya sendiri, sedangkan
seorang pelaku sadisme harus mencari dan menemukan orang lain yang akan
memberikan rasa sakit atau perasaan dipermalukan pada diri mereka.
2. AGRESI
Hanya ego yang dapat menghasilkan atau merasakan kecemasan. Namun, id, superego,
dan dunia luar masing-masing terkait dengan salah satu dari tigas jenis kecemasan
1. Kecemasan neurosis (neurotic anxiety). Yaitu ketakutan pada bahaya yang tidak
diketahui yang akan terjadi. Perasaan itu sendiri ada di dalam ego, tetapi muncul
dari dorongan-dorongan id.
2. Kecemasan moral (moral anxiety). Berasal dari konflik antara ego dan superego.
Ketika anak-anak membangun superego, mereka dapat mengalami kecemasan
yang tumbuh dari konflik antara kebutuhan realistis dan perintah superego.
Kecemasan ini juga dapat muncul karena kegagalan dalam bersikap sesuai dengan
hal yang mereka anggap benar secara moral.
3. Kecemasan realistis (realistic anxiety), sangat erat kaitannya dengan rasa takut.
Kecemasan realistis adalah perasaan tidak menyenangkan dan tidak spesifik yang
mencakup kemungkinan bahaya itu sendiri. Namun, kecemasan realistis berbeda
dari rasa takut karena tidak mencakup rasa takut terhadap objek tertentu.
MEKANISME PERTAHANAN DIRI
Freud pertama kali mengembangkan pemikiran tentang mekanisme pertahanan diri (defense
mechanisms) pada tahun 1926 (Freud, 1926/1959a) dan putrinya, Anna yang menyempurnakan
dan menyusun konsepnya.
Ego membangun mekanisme pertahanan agar kita tidak perlu menghadapi ledakan ledakan
seksual dan agresif secara langsung dan untuk mempertahankan diri sendiri dari kecemasan yang
mengikuti dorongan dorongan tersebut (Freud, 1926/1959a)
1. REPRESI
• Mekanisme pertahanan paling dasar, karena muncul juga pada bentuk bentuk
mekanisme pertahanan lain, adalah represi. Manakala ego terancam oleh dorongan id
yang tidak diinginkan, ego melindungi dirinya dengan merepresi dorongan dorongan
tersebut dengan cara memaksa perasaan-perasaan masuk ke alam tidak sadar
(Freud 1926/1959a).
• Freud meyakini bahwa terdapat beberapa kemungkinan yang terjadi pada dorongan-
dorongan setelah tidak disadari lagi. Pertama, dorongan-dorongan ini tetap tidak
berubah dalam alam tidak sadar. Kedua, dorongan dorongan ini mendesak masuk ke
alam sadar dalam bentuk yang tidak berubah, sehingga justru menciptakan kecemasan
yang lebih besar yang tidak bisa dikendalikan oleh orang tersebut. Ketiga, dorongan
tersebut diekspresikan dalam bentuk bentuk yang lain atau terselubung. Dorongan
tersebut bisa bersembunyi menjadi gejala-gejala fisik, misalnya impotensi seksual
pada laki-laki yang dipenuhi rasa bersalah seksualnya, lewat mimpi, salah ucap,
ataupun bentuk-bentuk mekanisme pertahanan lainnya.
2. PEMBENTUKAN REAKSI
• Salah satu cara agar dorongan yang ditekan tersebut bisa disadari adalah dengan cara
menyembunyikan diri dalam selubung yang sama sekali bertentangan dengan bentuk
semula. Mekanisme pertahanan ini disebut pembentukan reaksi (reaction formation).
• Perilaku reaktif dapat dikenali dari sifatnya yang berlebihan serta bentuknya yang
obsesif juga kompulsif (Freud, 1926/1959a).
3. PENGALIHAN
• Freud meyakini bahwa pembentukan reaksi memiliki batasan hanya pada satu objek
saja, misalnya orang yang memiliki rasa cinta yang reaktif akan membanjiri orang
yang diam-diam mereka benci dengan perhatian yang berlebihan. Namun, sebaliknya
dalam pengalihan (displacement), orang dapat mengarahkan dorongan-dorongan yang
tidak sesuai ini kepada sejumlah orang atau objek, sehingga dorongan yang sebenarnya
terselubung atau tersembunyi.
• Pada tulisan-tulisannya, Freud menggunakan istilah ‘pengalihan’ untuk berbagai hal,
misalnya dalam pembahasan mengenai dorongan seksual, bahwa objek seksual dapat
dialihkan atau diubah ke dalam berbagai objek lainnya.
• Freud juga menggunakan istilah pengalihan untuk menjelaskan mereka yang
mengganti gejala neurosisnya dengan yang lain.
• Pengalihan juga terlibat dalam pembentukan mimpi.
4. FIKSASI
• Ketika libido melewati tahap perkembangan tertentu, dimasa masa penuh stress dan
kecemasan libido bisa kembali ke tahap sebelumnya. Langkah mundur ini disebut
sebagai regresi (regression) (Freud, 1973/1963).
• Regresi biasa terjadi dan dapat terlihat pada anak anak. Misalnya, anak yang sudah
disapih total dapat mundur dan menuntut untuk minum dari botol atau mengisap
puting susu ketika adiknya lahir.
• Perilaku regresif serupa dengan perilaku terfiksasi karena sifatnya kaku dan kekanak
kanakan. Namun, regresi biasanya bersifat sementara, sedangkan fiksasi menuntut
pengerahan energi psikis yang sedikit banyak bersifat permanen.
6. PROYEKSI
• Ketika dorongan dari dalam menyebabkan kecemasan yang berlebihan, ego bisa
mengurangi rasa cemas tersebut dengan mengarahkan dukungan yang tidak diinginkan
ke objek eksternal, biasanya orang lain.
• Mekanisme pertahanan proyeksi didefinisikan sebagai melihat dorongan atau perasaan
orang lain yang tidak dapat diterima, padahal sebenernya dorongan atau perasaan
tersebut ada di alam sadar diri sendiri (Freud, 1915/1957b)
• Jenis proyeksi yang ekstrem adalah paranoid (paranoida), gangguan mental yang
ditandai dengan delusi yang kuat atas rasa cemburu dan merasa dikejar-kejar oleh
orang lain. Paranoid tidak selalu muncul dari proyeksi, tetapi merupakan jenis ekstrem
dari proyeksi. Menurut Freud perbedaan penting antara proyeksi dan paranoid adalah
bahwa paranoid selalu ditandai dengan perasaan homoseksualitas yang ditekan
terhadap pihak yang dianggap mengejar-ngejar orang tersebut.
• Mekanisme sentral pada semua paranoid adalah proyeksi yang diikuti oleh pikiran
pikiran keliru (delusi) akan rasa cemburu dan perasaan dikejar-kejar.
7. INTROYEKSI
1. Tahap infantil (infantile stage). Usia 4 atau 5 tahun pertama, masa paling krusial bagi
pembentukan kepribadian. Tahap ini diikuti dengan periode laten selama 6 hingga 7 tahun,
ketika pertumbuhan seksual tidak atau sedikit terjadi.
2. Tahap genital (genital stage). Pada masa puber, mulailah kehidupan seksual.
3. Kedewasaan (maturity). Puncak dari perkembangan psikoseksual
1. PERIODE INFANTIL
• Salah satu asumsi Freud (1905/1961b) yang paling penting adalah bahwa bayi
mempunyai kehidupan seksual dan mengalami periode perkembangan seksual
pregenital selama 4 atau 5 tahun pertama setelah kelahiran.
• Seksualitas masa kanak-kanak berbeda dari seksualitas orang dewasa karena tidak
mempunyai kemampuan reproduksi dan sepenuhnya.
• Namun, baik pada anak-anak maupun orang dewasa, dorongan seksual dapat
dipuaskan oleh organ-organ selain genital.
• Mulut juga anus adalah bagian-bagian yang sensitive terhadap stimulasi bersifat
erogen (Freud, 1933/1964).
Fase-Fase dalam Tahap Infantil
(berdasarkan zona erogen utama yang berkembang paling pesat)
A. FASE ORAL
• Dorongan ini berkembang leih utuh di tahun kedua, ketika anus muncul sebagai zona
yang memberikan kepuasan seksual.
• Periode ini ditandai dengan kepuasan, yang diperoleh melalui perilaku agresif dan
aktivitas-aktivitas pembuangan atau ekskresi.
1. Periode Anal Awal
• Anak-anak memperoleh kepuasan dari merusak atau menghilangkan objek.
• Pada masa ini, sifat menghancurkan dari dorongan sadistis lebih kuat dibandingkan
dorongan erotis, sehingga anak-anak sering kali bertindak agresif kepada orang tua
yang membuat mereka fustasi dengan latihan penggunaan toilet
• Fase falik pada anak perempuan berlangsung dengan cara yang lebih rumit
dibandingkan pada anak laki laki, dan perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan anato
mi diantara laki laki dan perempuan (Freud, 1925/1961).
• Anak perempuan pra-Oedipal menduga bahwa semua anak memiliki genital yang
sama seperti milik mereka, hingga mereka menemukan bahwa ternyata anak laki laki
tidak hanya punya perangkat genital yang berbeda, tetapi juga lebih istimewa (besar).
Dan anak perempuan merasa iri atas peragkat ekstra tersebut, dan ingin memiliki
penis. Pengalaman rasa iri akan penis (penis envy) menjadi daya dorong yang kuat
dalam pembentukan kepribadian anak perempuan. Rasa ini bisa bertahan selama
bertahun-tahun dalam bentuk yang berubah ubah.
• Freud meyakini rasa iri akan penis ini kerap diungkapkan dalam bentuk keinginan
untuk menjadi anak laki laki atau menjadi pria.
• Rasa iri akan penis terjadi sebelum kompleks Oedipus perempuan
• Hasrat untuk berhubungan seksual dengan ayah dan perasaan benci terhadap ibu
dikenal sebagai kompleks Oedipus sederhana pada perempuan (simple female Oedipus
complex)
Jumlah paralel antara fase sederhana pada perempuan dan laki-laki
• Freud meyakini bahwa pada tahun ke-4 dan ke-5 sampai masa puber, baik anak laki laki maupun
perempuan lazimnya, tetapi tidak selalu, melalui periode perkembangan psikoseksual yang nonaktif. Fase
laten ini sebagian dimunculkan oleh upaya orang tua menghukum atau mencegah aktivitas seksual. Jika
orang tua berhasil menekan aktivitas ini maka anak akan merepresi dorongan seksual mereka dan
mengarahka energi psikisnya ke sekolah, teman, hobi, serta aktivitas nonseksual lainnya.
• Freud menyebutkan bahwa kompleks Oedipus dan periode laten pada awal perkembangannya, manusia
tinggal dalam keluarga yang dipimpin oleh ayah yang berkuasa dan memiliki seluruh aktivitas seksual diri
nya sendiri. Seorang ayah akan membunuh atau menyingkirkan anak laki lakinya yang ia pandang sebagai
ancaman. Kemudia para anak laki laki bergabung dan membunuh ayah mereka. Namun secara individual
mereka terlalu lemah. Akhirnya mereka bergabung membentuk sebuah klan atau totem dan menetapkan
larangan terhadap apa yang yang mereka lakukan. Artinya mereka menyatakan dalam keluarga bahwa
membunuh ayah dan dan berhubungan seksual dengan anggota keluarga perempuan adalah melanggar
hukum.
• Begitu penekanan ini tuntas munculah laten seksual. Setelah pengalaman ini berulang dalam
perkembangan psikoseksual ,pengalaman ini menjadi dorongan yang aktif. Oleh karena itu hambatan atas
aktivitas seksual menjadi bagian dari peninggalan filogenetis kita dan kitapun menekan dorongan seksual
diri kita sendiri tanpa perlu berpengalaman dihukum karena melakukannya.
3. PERIODE GENITAL
• Masa puber menandai penyadaran kembali atas tujuan seksual dan mulainya periode
genital. Selama masa puber, kehidupan seksual seseorang memasuki fase keduanya
yang mempunyai sederetan perbedaan mendasar dari periode infatil.
• Pertama, remaja berhenti melkukan perilaku autoerotisme dan mengarahkan energi
seksualnya kepada orang lain dan tidak lagi pada dirinya sendiri.
• Kedua, reproduksi dapat dilakukan
• Ketiga, meskipun rasa iri pada penis terus bertahan pada anak peremupuan, bagi
mereka, vagina kini mendapatkan status yang sama seperti penis dimasa bayi.
• Keempat, seluruh dorongan seksual mengalami organisasi yang lebih utuh dan
komponen komponen dorongan yang semula beroperasi secara terpisah pisah daiwal
periode infakil kini mengalami sintesis selama masa remaja. Mulut, anus, dan wilayah
yang memberikan rasa menyenangkan kini melengkapi genital yang berkembang
menjadi zona erogen yang paling penting.
• Sintesis dari Eros, meningkatnya status vagina, kemampuan reproduktif dari dorongan
seksual, dan kemampuan untuk mengarahkan libido dibandingkan kepada diri sendiri,
merupakan perbedaan penting antara seksualitas pada bayi dan orang dewasa.
4. KEMATANGAN
Freud mencurahkan banyak waktu untuk menemukan teori yang tidak hanya membantu pasien,
tetapi juga membantunya melihat kedalam kepribadian manusia.
TEKNIK TERAPEUTIK AWAL FREUD
disebut dengan istilah paraprakis untuk menyebut apa yang kini banyak dikenal
sebagai “keliru ucap” ala Freud (Freudian Slips). Freud bersikeras bahwa kekeliru
an memiliki makna; hal itu mengungkapkan tujuan tidak sadar dari orang tersebut
Hal tersebut muncul dari tindakan-tindakan lain yang sejalan atau tepatnya,
tindakan yang sama-sama saling bertentangan dari dua tujuan yang berbeda.
Muncul dari ketidak sadaran, dari alam bawah sadar.
PEMROSESAN MENTAL TIDAK SADAR
1. Kondisi tidak sadar atau tidak terjaga di sebut juga “kesadaran inti”
Batang otak dan sistem yang mengaktivasinya secara khusus merupakan bagian d
ari otak yang terkait dengan kesadaran inti atau kondisi tidak terjaga.
contohya : kondisi koma, disebabkan oleh kerusakan pada bagaian batang otak, s
ehingga menjadi tidak sadar.
2. Kondisi sadar (dalam keawasan) di sebut sebagai “kesadaran yang diperluas”
Merupakan fungsi dari aktivitas korteks prefrontal (korteks frontal dorsal).
KESENANGAN DAN ID : HALANGAN DAN EGO
Penelitian terhadap program penghargaan (reward program) di dalam
otak kita. Berfokus pada dua neurotransmiter penting yang berperan dalam
pencarian kesenangan yang terus menerus: dopamin dan opoid (seperti endorfin). S
istem dopamin berkaitan dengan pencarian atau kecenderungan menginginkan sesu
atu, sedangkan sistem opoid berberperan dalam kesenangan yang kita rasakan
ketika keinginan id terpenuhi. Kedua sistem bekerja secara bersamaan.
Sistem pencarian (seeking system) membuat kita terbangun di pagi hari
untuk melakukan aktivitas sehari-hari, membuka komputer kita dan melakukan
pencarian terhadap sesuatu sesuatu yang ingin kita cari di google.
Sistem suka (liking system) membantu kita merasakan kepuasan ketika
telah menumukan sesuatu yang kita cari.
Gagasan Freud menyatakan bahwa dorongan awal ID mendorong kita
untuk terus mencari kesenangan setelah kita berhasil mencapai kepuasan kecil.
Freud mengubah pandangannya tentang bagaimana pikiran bekerja da
n mengusulkan pandangan tentang ID,Ego, dan Superego, ego menjadi struktur ya
ng sebenanya tidak disadari, tetapi memiliki fungsi utama menghalangi doronga,
jika bagian otak yang berfungsi menghalangi impuls dan dorongan ini rusak, men
urut Solms, hal yang ada dibalik pasien yang mengalami cedera pada lobus frontal
adalah ketidak mampuan untuk tetap berpegang pada kenyataan atau ego dan kece
nderungannya untuk memaknai segala peristiwa melalui keinginan “ID”, yaitu ba
hwa mereka menciptakan kenyataan sesuai dengan keinginan atau kehendak mere
ka sendiri.
REPRESI, HALANGAN, DAN MEKANISME PERTAHANAN.
Komponen utama dari teori Freud adalah mekanisme pertahanan,
khususnya represi. Alam tidak sadar secara aktif memastikan agar pikran, perasaan,
maupun dorongan yang tidak menyenangkan atau mengancam tidak masuk ke
alam sadar.
Secara khusus Solms menggambarkan kasus-kasus yang menunjukan
terjadinya represi terhadap informasi yang dianggap tidak menyenangkan ketika
terjadi kerusakan di hemisfer sebelah kanan dan jika daerah yang rusak tersebut
mengalami simulasi secara artifisial, maka represi pun hilang, dengan kata lain,
kesadaran muncul kembali. Selain itu pasien-pasien sering kali merasionalisasaikan
hal-hal yang tidak mereka sukai dengan cara menciptakan cerita-cerita. Degan kata
lain, mereka menerapkan mekanisme pertahanan Freud guna memenuhi keinginan.
contoh : ketika ditanya soal luka parut di kepalanya, salah seorang pasien
mengarang-ngarang cerita.
Penelitian menemukan hasil bahwa semakin seseorang memiliki gaya
kepribadian yang represif, semakin lama mereka membutuhkan waktu untuk
merepresikan stimulus.
PENELITIAN TENTANG MIMPI