Anda di halaman 1dari 14

1.

Biografi

Sigmund Freud lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg, Moravia, yang
sekarang menjadi bagian Republik Ceko dan meninggal di London pada 23 September
1939. Freud adalah anak sulung dari pasangan Jacob dan Amalie Nathanson Freud.
tertarik pada dunia kedokteran, bukan karena ia menyukai praktik medis, tetapi karena ia
sangat ingin tahu tentang sifat manusia. Pada tahun 1873 Freud masuk Fakultas
Kedokteran Universitas Wina dan lulus pada tahun 1881. Sebenarnya Freud tidak berniat
untuk berpraktik kedokteran, sebaliknya, ia lebih suka mengajar dan melakukan
penelitian di bidang fisiologi.

2. Tingkatan Kehidupan Mental

Kontribusi terbesar Freud terhadap teori kepribadian adalah eksplorasinya


terhadap ketidaksadaran dan motivasi tersembunyi di baliknya yang mempengaruhi
dorongan-dorongan dalam berperilaku. Freud membagi tingkatan kehidupan mental
menjadi tiga yaitu, ketidaksadaran, prasadar, dan kesadaran.

1) Ketidaksadaran
Ketidaksadaran berisi semua dorongan, atau naluri yang berasal dari
pengalaman masa lalu yang terekam oleh pikiran, yang berada di luar kesadaran,
namun tetap memotivasi kata-kata, perasaan, dan tindakan kita.
2) Prasadar
Berisi semua elemen ketidaksadaran tetapi berpotensi memasuki area
kesadaran dengan beberapa kondisi. Isi dari prasadar berasal dari dua sumber,
yang pertama adalah persepsi sadar. Apa yang dipersepsikan seseorang secara
sadar hanya untuk sementara dengan cepat masuk ke alam bawah sadar ketika
fokus perhatian bergeser ke ide lain. Sumber kedua dari gambaran prasadar adalah
ketidaksadaran.
3) Kesadaran
Kesadaran didefinisikan sebagai elemen-elemen mental dalam kesadaran
pada titik waktu tertentu. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang
secara langsung tersedia bagi kita. Ide dapat mencapai kesadaran dari dua arah
yang berbeda. Yang pertama adalah dari persepsi sistem sadar, yang diarahkan ke
dunia luar dan bertindak sebagai media untuk persepsi rangsangan eksternal.
Dengan kata lain, apa yang kita rasakan melalui organ indera kita, jika tidak
terlalu mengancam, masuk ke dalam kesadaran. Sumber kedua dari kesadaran
adalah dari dalam struktur mental dan termasuk ide-ide yang tidak mengancam
dari alam bawah sadar serta ide yang mengancam tetapi telah
tersamatersamarkanr dengan baik dari ketidaksadaran.

3. Struktur Pikiran
1) Id
Id merupakan inti dari kepribadian yang sepenuhnya tidak disadari. Id
berisfat primitif, kacau, tidak dapat diakses oleh kesadaran, tidak dapat diubah,
amoral, tidak logis, tidak terorganisir, dan dipenuhi dengan energi yang diterima
dari dorongan-dorongan dasar dan berfungsi hanya untuk memenuhi prinsip
kesenangan (principal of pleasure).
2) Ego
Ego adalah satu-satunya struktur pikiran yang terhubung dengan realitas
dan bertindak sebagai eksekutif yang mengambil keputusan untuk bersikap.
Karena bagian dari ego sebagian sadar, sebagian prasadar, dan sebagian tidak
sadar, ego dapat membuat keputusan pada masing-masing dari tiga tingkatan ini.
Ketika menjalankan fungsi kognitif dan intelektualnya, ego harus
mempertimbangkan tuntutan id dan superego yang bertentangan namun sama-
sama tidak realistis.
3) Superego
Superego mewakili aspek moral dan ideal kepribadian dan dipandu oleh
prinsip-prinsip moralistik dan idealistik yang bertentangan dengan prinsip
kesenangan dari id dan prinsip realistis dari ego. Superego memiliki dua
subsistem, yaitu hati nurani dan ego-ideal. Freud tidak secara jelas membedakan
kedua fungsi ini, tetapi, secara umum, hati nurani dihasilkan dari pengalaman
dengan hukuman untuk perilaku yang tidak pantas dan memberitahu kita apa yang
tidak boleh kita lakukan, sedangkan ego-ideal berkembang dari pengalaman
dengan penghargaan untuk perilaku yang tepat dan memberi tahu kita apa yang
harus kita lakukan.

4. Dinamika Kepribadian
1) Dorongan
Rangsangan atau impuls dalam diri seseorang sebagai penggerak yang
konstan. Menurut Freud, berbagai dorongan dapat dikelompokkan di bawah dua
kelompok utama: seks atau Eros dan agresi, atau Thanatos. Dorongan-dorongan
ini berasal dari id, tetapi berada di bawah kendali ego.
2) Seks
Tujuan dari dorongan seksual adalah kesenangan, tetapi menurut Freud
kesenangan ini tidak terbatas pada kepuasan alat kelamin. Freud percaya bahwa
seluruh tubuh diinvestasikan dengan libido. Selain alat kelamin, mulut dan anus
secara khusus mampu menghasilkan dorongan seksual dan disebut zona sensitif
seksual. Tujuan akhir dari dorongan seksual (mengurangi ketegangan seksual)
tidak dapat diubah, tetapi cara untuk mencapai tujuan tersebut dapat bervariasi.
Hal ini dapat berbentuk aktif atau pasif, atau bisa juga bersifat sementara maupun
permanen. Seks dapat memiliki banyak bentuk, termasuk narsisme, cinta,
sadisme, dan masokisme. Dua yang terakhir juga memiliki komponen dorongan
agresif yang besar. Dua dorongan lain yang juga saling terkait adalah sadisme dan
masokisme. Sadisme adalah kebutuhan untuk mendapatkan kenikmatan seksual
dengan menimbulkan rasa sakit atau penghinaan pada orang lain. Jika dilakukan
secara ekstrem, hal ini dianggap sebagai penyimpangan seksual, tetapi dalam
jumlah sedang, sadisme adalah kebutuhan umum dan ada sampai batas tertentu
dalam semua hubungan seksual. Masokisme, seperti halnya sadisme, adalah
kebutuhan yang umum, tetapi menjadi penyimpangan ketika Eros menjadi tunduk
pada dorongan yang merusak. Para masokis merasakan kenikmatan seksual dari
penderitaan rasa sakit dan penghinaan yang ditimbulkan oleh diri mereka sendiri
atau oleh orang lain. Karena masokis dapat memberikan rasa sakit yang
ditimbulkan sendiri, mereka tidak bergantung pada orang lain untuk memenuhi
kebutuhan masokis. Sebaliknya, sadis harus mencari dan menemukan orang lain
untuk menimbulkan rasa sakit atau penghinaan. Dalam hal ini, mereka lebih
bergantung pada orang lain daripada masokis.
3) Agresi
Agresi merupakan perasaan marah atau tindakan kasar akibat kekecewaan atau
kegagalan dalam mencapai pemuasan atau tujuan yang dapat diarahkan kepada
orang atau benda. Tujuan akhir dari dorongan agresif adalah penghancuran diri.
Bentuk agresi dapat berupa ejekan, gosip, sarkasme, penghinaan, humor, dan
kenikmatan atas penderitaan orang lain. Kecenderungan agresif ada pada setiap
orang dan merupakan alasan dibalik terjadinya perang, kekejaman, dan penistaan
agama.
4) Kecemasan
Menekankan bahwa kecemasan adalah suatu perasaan, afektif, keadaan
tidak menyenangkan disertai dengan sensasi fisik yang memperingatkan orang
terhadap bahaya yang akan datang. Hanya ego yang dapat menghasilkan atau
merasakan kecemasan, tetapi id, superego, dan realitas terlibat dalam salah satu
dari tiga jenis kecemasan – neurotik, moral, dan realistis. Ketergantungan ego
pada id menghasilkan kecemasan neurotik; ketergantungannya pada superego
menghasilkan kecemasan moral; dan ketergantungannya pada kenyataan
menyebabkan kecemasan realistis. Kecemasan neurotik didefinisikan sebagai
ketakutan akan bahaya yang tidak diketahui. Jenis kecemasan kedua, kecemasan
moral, berasal dari konflik antara ego dan superego yang sangat mengutamakan
moralitas. Kategori kecemasan ketiga, kecemasan realistis, berkaitan erat dengan
rasa takut. Hal ini didefinisikan sebagai perasaan yang tidak menyenangkan dan
tidak spesifik yang melibatkan kemungkinan bahaya.

5. Mekanisme Pertahanan
Mekanisme pertahanan diri hadir untuk mengurangi kecemasan dengan
berbagai cara. Mekanisme pertahanan ini bersifat kompulsif, berulang, dan
neurotik. Mekanisme pertahanan menurut Freud terbagi menjadi delapan sebagai
berikut.
1) Represi
Menyangkal keberadaan sesuatu yang menyebabkan kecemasan, seperti
secara tidak sadar menghilangkan kesadaran beberapa memori atau persepsi yang
membawa ketidaknyamanan dengan tujuan menekan sumber kecemasan.
2) Pembentukan Reaksi
Dalam menghadapi kecemasan, kita secara tidak sadar mengekpresikan
perilaku yang berlawanan dengan apa yang sebenarnya kita rasakan, inilah yang
disebut dengan mekanisme pembentukan reaksi.
3) Pemindahan
Memindahkan atau mengalihkan impuls id dari objek yang menimbulkan
kecemasan kepada objek yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan hal
tersebut. Hal ini berujung pada pelampiasan kepada objek lain.
4) Fiksasi
Ketika hendak mengambil keputusan yang memicu kecemasan, ego dapat
menggunakan strategi untuk tetap berada pada tahap psikologis yang lebih
nyaman saat ini. Pertahanan seperti itu disebut fiksasi. Secara teknis, fiksasi
adalah keterikatan permanen dari libido pada tahap perkembangan yang lebih
awal dan lebih primitif.
5) Regresi
Mundur ke periode kehidupan yang lebih awal yang tidak terlalu membuat
frustrasi dan menunjukkan karakteristik perilaku kekanak-kanakan dan
ketergantungan pada masa yang lebih aman itu.
6) Proyeksi
Menghubungkan impuls penyebab kecemasan yang mengganggu dengan
orang lain, seperti mengatakan bahwa kita tidak benar-benar membenci seseorang
tetapi orang tersebut yang membenci kita.
7) Inrojeksi
Introjeksi adalah mekanisme pertahanan di mana orang memasukkan
kualitas positif dari orang lain ke dalam ego mereka sendiri. Sebagai contoh,
seorang remaja dapat mengadopsi tingkah laku tokoh idolanya. Introjeksi
semacam itu meningkatkan harga diri remaja dan menjaga perasaan rendah diri
seminimal mungkin.
8) Sublimasi
Usaha pengalihan hasrat yang bersifat primitif ke tingkah laku yang
diterima oleh norma masyarakat. Mengubah impuls id dengan mengalihkan energi
naluriah ke dalam perilaku yang dapat diterima secara sosial, seperti mengalihkan
energi seksual ke dalam perilaku kreatif secara artistik.

6. Tahapan Perkembangan
1) Masa Kanak-kanak
Freud percaya bahwa bayi memiliki kehidupan seksual dan melewati masa
perkembangan seksual prenatal selama 4 atau 5 tahun pertama setelah lahir.
Seksualitas masa kanak-kanak berbeda dengan seksualitas orang dewasa karena
tidak mampu bereproduksi dan hanya bersifat autoerotis yaitu kesenangan seksual
dengan cara merangsang diri sendiri.
A. Fase Oral
Di fase ini fokus kesenangan anak berada di area mulut. Bayi
mendapatkan makanan sebagai sumber kepuasan melalui rongga mulut, tetapi
selain itu mereka juga mendapatkan kesenangan melalui tindakan mengisap.
Setelah tumbuh gigi, bayi memasuki fase oral kedua, disebut sebagai periode
sadisme oral (oral-sadistic). Selama fase ini, bayi merespons orang lain dengan
car menggigit, mendekut, menutup mulut, tersenyum, dan menangis. Autoerotis
pertama mereka adalah mengisap ibu jari, sebuah pertahanan terhadap kecemasan
yang mampu memenuhi kebutuhan seksual mereka tetapi tidak memenuhi
kebutuhan nutrisi.
B. Fase Anal
Pada tahun kedua, bayi memasuki fase anal. Periode ini ditandai dengan
kepuasan yang diperoleh melalui perilaku agresif dan melalui fungsi ekskresi.
Fase ini dibagi menjadi dua subfase, yaitu anal awal dan anal akhir. Selama
periode anal awal, anak-anak menerima kepuasan dengan atau kehilangan benda-
benda. Pada masa ini, sifat destruktif dari dorongan sadis lebih kuat lebih kuat
daripada dorongan erotis, dan anak-anak sering berperilaku agresif terhadap orang
tua mereka karena membuat mereka frustrasi dengan pelatihan toilet. Kemudian,
ketika anak-anak memasuki periode anal akhir, mereka terkadang berminat
terhadap tinja mereka, sebuah minat yang berasal dari kesenangan erotis dari
defekasi atau buang air besar.

BIOGRAFI SINGKAT

1. Sigmund Freud

Sigmund Freud lahir entah pada tanggal 6 Mei atau 6 Maret 1856 di
Freiberg, Moravia, yang sekarang menjadi bagian Republik Ceko dan meninggal
di London pada 23 September 1939. Freud adalah anak sulung dari pasangan
Jacob dan Amalie Nathanson Freud. Tertarik pada dunia kedokteran bukan
karena ia menyukai praktik medis, tetapi karena ia sangat ingin tahu tentang sifat
manusia. Pada tahun 1873 Freud masuk Fakultas Kedokteran Universitas Wina
dan lulus pada tahun 1881. Sebenarnya Freud tidak berniat untuk berpraktik
kedokteran, sebaliknya, ia lebih suka mengajar dan melakukan penelitian di
bidang fisiologi.

2. Alfred Adler
Alfred Adler lahir pada 7 Februari 1870 di sebuah desa dekat dengan
Wina bernama Rudolfsheim. Ibunya bernama Pauline dan ayahnya bernama
Leopold, Adler meninggal dunia pada 28 Mei 1937. Adler menerima gelar
dokternya menjelang akhir tahun 1895.

Selama beberapa tahun kemudian, Adler semakin yakin bahwa


psikoanalisis harus lebih luas dibandingkan pandangan Freud terhadap seksualitas
kekanak-kanakan. Pada tahun 1911, Adler, yang saat itu menjabat sebagai ketua
Vienna Psychoanalytic Society, mempresentasikan pandangannya di hadapan
kelompok tersebut, mengungkapkan pertentangan terhadap kecenderungan
seksual yang kuat dari psikoanalisis dan bersikeras bahwa dorongan untuk
superioritas adalah motif yang lebih mendasar daripada seksualitas. Baik dia dan
Freud akhirnya menyadari bahwa perbedaan mereka tidak dapat disatukan, dan
pada Oktober 1911 Adler mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua dan
keanggotaannya di Psychoanalytic Society. Bersama dengan sembilan mantan
anggota Freudian lainnya, ia membentuk Society for Free Psychoanalytic Study,
yang kemudian ia ubah menjadi Society for Individual Psychology.

ISI

(Pembahasan Teori)

1. Teori Freud

Teori Psikoanalisis Freud memiliki dua landasan yang terus dikenal, yaitu
sex dan agresi. Pemahaman Freud tentang kepribadian manusia didasari oleh
pengalamannya dengan pasien, analisis mimpinya sendiri, dan bacaannya yang
luas di bidang sains dan humaniora.

A. Tingkatan Kehidupan Mental (Levels of Mental Life)

a. Ketidaksadaran (Unconscious), berisi semua dorongan, atau naluri


yang berasal dari pengalaman masa lalu yang terekam oleh pikiran,
berada di luar kesadaran, namun tetap mempengaruhi kata-kata,
perasaan dan perilaku kita.

b. Prasadar (Preconscious), berisi semua bagian ketidaksadaran, tetapi


berpotensi memasuki area kesadaran dengan beberapa kondisi.
c. Sadar (Conscious), adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang
secara langsung tersedia bagi kita, yang memberi kita kesadaran penuh
atas sesuatu.

C. Struktur Pikiran (Province of The Mind)

a. Id. Merupakan inti dari kepribadian yang sepenuhnya tidak


disadari.

b. Ego. Satu-satunya struktur pikiran yang terhubung dengan


realitas dan bertindak sebagai eksekutif yang mengambil
keputusan untuk bersikap.

c. Superego. Mewakili aspek moral dan ideal kepribadian dan


dipandu oleh prinsip-prinsip moralistik dan idealistik yang
bertentangan dengan prinsip kesenangan dari id dan prinsip
realistis dari ego.

D. Dinamika Kepribadian (Dynamics of Personality)

a. Dorongan (Drives). Rangsangan atau impuls dalam diri


seseorang sebagai penggerak yang konstan.

b. Seks (Sex). Tujuan dari dorongan seksual adalah


kesenangan, tetapi menurut Freud kesenangan ini tidak
terbatas pada kepuasan alat kelamin. Freud percaya bahwa
seluruh tubuh diinvestasikan dengan libido.

c. Agresi (Aggression). Perasaan marah atau tindakan kasar


akibat kekecewaan atau kegagalan dalam mencapai
kepuasan atau tujuan yang dapat diarahkan kepada orang
atau benda.

E. Kecemasan (Anxiety). Suatu perasaan, afektif, keadaan tidak


menyenangkan disertai dengan sensasi fisik yang memperingatkan orang
terhadap bahaya yang akan datang.

D. Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism)

a. Represi (Repression). Menyangkal keberadaan sesuatu


yang menyebabkan kecemasan.
b. Pembentukan Reaksi (Reaction Formation).
Mengekpresikan perilaku yang berlawanan dengan apa
yang sebenarnya kita rasakan dalam menghadapi
kecemasan.

c. Pemindahan (Displacement). Pelampiasan kepada objek


lain.

d. Fiksasi (Fixation). Ketika hendak mengambil keputusan


yang memicu kecemasan, ego dapat menggunakan strategi
untuk tetap berada pada tahap psikologis yang lebih
nyaman saat ini.

e. Regresi (Regression). Mundur ke periode kehidupan yang


lebih awal yang tidak terlalu membuat frustasi.

f. Proyeksi (Projection). Menghubungkan impuls penyebab


kecemasan yang mengganggu dengan orang lain.

g. Introjeksi (Introjection). Orang memasukkan kualitas


positif dari orang lain ke dalam ego mereka sendiri.

h. Sublimasi (Sublimation). Orang memasukkan kualitas


positif dari orang lain ke dalam ego mereka sendiri.

F. Tahap Perkembangan

a. Masa Kanak-Kanak

1) Fase Oral. Fokus kesenangan berada di area mulut.

2) Fase Anal. Ditandai dengan kepuasan yang diperoleh melalui


perilaku agresif dan melalui fungsi sekresi.

3) Fase Falik. Saat area genital menjadi zona sensitif seksual


utama.
4) Fase Laten. Mengalami masa perkembangan psikoseksual yang
tidak aktif (laten).

5) Fase Genital. Ditandai dengan pubertas yang membangkitkan


kembali tujuan seksual dan dimulainya periode genital.

b. Masa Kedewasaan

Periode kedewasaan psikologis, sebuah tahap yang dicapai setelah


seseorang melewati periode-periode sebelumnya dengan cara yang ideal.
Sayangnya, kematangan psikologis jarang terjadi, karena seseorang memiliki
terlalu banyak kesempatan untuk mengembangkan gangguan patologis atau
kecenderungan neurotik.

2. Teori Adler

Bagi Adler, manusia dilahirkan dengan tubuh yang lemah dan inferior –
suatu kondisi yang mengarah pada perasaan rendah diri dan mengakibatkan
ketergantungan pada orang lain. Oleh karena itu, perasaan untuk bersatu dengan
orang lain (minat sosial) melekat pada manusia dan merupakan standar utama
untuk kesehatan psikologis. Suatu kekuatan dinamis di balik perilaku manusia
adalah keinginan untuk sukses atau superioritas.

A. Prinsip-Prinsip Adlerian

a. Berjuang Untuk Mencapai Kesuksesan atau Keunggulan (Striving for


Success or Superiority)

Prinsip pertama dari teori Adlerian adalah: ‘Satu kekuatan dinamis di balik
perilaku manusia adalah perjuangan untuk mendapat kesuksesan atau
keunggulan.’ Psikologi individual menyatakan bahwa semua orang memulai
hidup dengan kekurangan fisik dan perasaan inferioritas yang kuat, yang mana
memotivasi seseorang untuk berjuang mengejar kesuksesan ataupun keunggulan.

b. Persepsi Subjektif (Subjective Perceptions)

Prinsip kedua adalah: ‘Persepsi subjektif orang-orang membentuk perilaku


dan kepribadian mereka’. Orang-orang berjuang untuk keunggulan dan
kesuksesan guna menutup rasa kekurangan, tapi cara mereka berjuang tidak
dibentuk oleh realita, melainkan oleh pandangan subjektif mereka tentang
kenyataan, yaitu oleh fiksi mereka, atau harapan mereka tentang masa depan.

c. Kesatuan dan Konsistensi-diri oleh Kepribadian (Unity and Self-


Consistency of Personality)

Prinsip ketiga: ‘Kepribadian adalah kesatuan dan konsistensi diri’.


Psikologi individual menekankan pada kesatuan fundamental pada kepribadian
dan gagasan bahwa perilaku yang tidak konsisten tidaklah ada. Pikiran, perasaan,
dan tindakan diarahkan pada satu tujuan dan memiliki satu alasan.

D. Minat Sosial (Social Interest)

Prinsip keempat: ‘Nilai dari semua aktivitas manusia harus dilihat dari
sudut pandang minat sosial’. Kepentingan sosial adalah kondisi alami manusia
dan man perekat yang mengikat masyarakat bersama-sama (Adler, 1927). Oleh
karena itu, kepentingan sosial adalah kebutuhan untuk melestarikan spesies
manusia.

d. Gaya Hidup (Style of Life)

Prinsip yang kelima: ‘Struktur kepribadian diri yang konsisten


berkembang menjadi gaya hidup seseorang’. Gaya hidup adalah pernyataan yang
biasa digunakan Adler untuk menggambarkan cita rasa kehidupan seseorang.
Mencakup tujuan seseorang, konsep diri, perasaan terhadap orang lain, dan sikap
terhadap dunia. Ini merupakan hasil dari interaksi keturunan, lingkungan, dan
kekuatan kreatif seseorang.

e. Kekuatan Kreatif (Creative Power)

Prinsip Adlerian yang terakhir adalah: ‘Gaya hidup dibentuk oleh tingkat
kreativitas seseorang’. Kekuatan kreatif menempatkan mereka dalam kendali atas
kehidupan mereka sendiri, bertanggung jawab atas tujuan akhir mereka,
menentukan metode untuk mencapai tujuan tersebut, dan berkontribusi pada
pengembangan minat sosial.

B. Kecenderungan Pengamanan (Safeguarding Tendencies)

a. Alasan (Excuse). Digunakan untuk melindungi harga diri yang lemah


dari celaan orang lain, namun dengan cara dibuat-buat dan menipu
orang agar percaya bahwa mereka lebih unggul dari yang sebenarnya
(Adler, 1956).
b. Agresi (Agression). Untuk melindungi kompleks superioritas yang
berlebihan, harga diri yang rapuh. Dapat berupa meremehkan orang
lain (despreciation), menyalahkan orang lain (accusation), atau
penyiksaan diri (self-accusation).

c. Penarikan (Withdrawal). Secara tidak sadar melarikan diri dari


masalah hidup dengan membuat jarak antara dirinya dan masalah
tersebut. Memiliki kecenderungan berupa menarik diri (moving
backward), diam di tempat (standing still), ragu-ragu (hesitating), dan
membangun penghalang (constructing obstacle).

APLIKASI TEORI

1. Aplikasi Teori Psikoanalisis Freud

A. Teknik Terapi Awal Freud

Sebelum menggunakan teknik psikoterapi yang pasif, Freud


mengandalkan pendekatan yang jauh lebih aktif, namun sangat sugestif. Seiring
berjalannya waktu, Freud menyadari bahwa taktiknya yang sangat sugestif dan
bahkan koersif mungkin telah memunculkan ingatan tentang rayuan dari
pasiennya dan ia tidak memiliki bukti yang jelas bahwa ingatan tersebut nyata.
Freud menjadi semakin yakin bahwa gejala neurotik lebih berhubungan dengan
fantasi masa kecil dibandingkan dengan realitas material.

B. Teknik Terapi Freud di Kemudian Hari

Tujuan utama dari terapi psikoanalisis Freud adalah untuk


mengungkapkan ingatan-ingatan yang tertekan melalui asosiasi bebas dan analisis
mimpi. Secara lebih spesifik, tujuan dari psikoanalisis adalah “Untuk memperkuat
ego, untuk membuatnya lebih independen dari superego, untuk memperluas
bidang persepsinya dan memperbesar organisasinya, sehingga ia dapat mengambil
bagian baru dari id. Di mana id berada, di sana ego akan berada” (Freud,
1933/1964, hal. 80).

Freud (1933/1964) mencatat beberapa keterbatasan pengobatan


psikoanalisis. Pertama, tidak semua ingatan lama dapat atau harus dibawa ke
dalam kesadaran. Kedua, pengobatan tidak seefektif dengan psikosis atau
penyakit konstitusional seperti halnya dengan fobia, histeria, dan obsesi.
Keterbatasan ketiga, yang sama sekali tidak khas untuk psikoanalisis, adalah
bahwa seorang pasien, setelah sembuh, kemudian dapat mengembangkan masalah
psikis lainnya.

C. Analisis Mimpi

Asumsi dasar dari analisis mimpi Freud adalah bahwa hampir semua
mimpi adalah pemenuhan keinginan. Beberapa keinginan terlihat jelas dan
diekspresikan melalui konten manifes, sebagian besar pemenuhan keinginan
diekspresikan dalam konten laten dan hanya interpretasi mimpi yang dapat
mengungkap keinginan tersebut. Mimpi orang-orang ini mengikuti prinsip
paksaan pengulangan daripada pemenuhan keinginan. Mimpi-mimpi ini sering
ditemukan pada orang-orang dengan gangguan stres pascatrauma yang berulang
kali memimpikan pengalaman yang menakutkan atau traumatis (Freud,
1920/1955, 1933/1964).

2. Aplikasi Psikologi Individual Adler

A. Konstelasi Keluarga (Family Constellation)

● Anak sulung, menurut Adler (1931) cenderung memiliki perasaan


superioritas dan kekuasaan yang terus meningkat, kecemasan yang tinggi, dan
kecenderungan overprotektif.

● Anak kedua, memulai hidup dalam situasi yang lebih baik untuk
mengembangkan kerja sama dan minat sosial. Sampai pada masa tertentu,
kepribadian anak kedua dibentuk oleh pengamatannya terhadap sikap kakaknya
terhadap dirinya.

● Anak bungsu, berisiko tinggi menjadi anak bermasalah. Cenderung


memiliki perasaan rendah diri yang kuat dan kurang memiliki rasa kemandirian.

● Anak tunggal, Adler (1931) mengatakan bahwa anak tunggal


mungkin kurang memiliki rasa kerja sama dan minat sosial yang berkembang
dengan baik, memiliki sifat parasit, dan mengharapkan orang lain untuk menjaga
dan melindungi dirinya.

B. Menggali Masa Lalu (Early Recollections)

Adler menemukan dalam penelitiannya bahwa pengalaman masa kecil


tidak menentukan gaya hidup seseorang, melainkan sebaliknya, yaitu kenangan
masa awal dibentuk oleh gaya hidup saat ini.
C. Mimpi-Mimpi (Dreams)

Adler percaya bahwa meskipun mimpi tidak dapat meramalkan masa


depan, mimpi dapat memberikan petunjuk untuk memecahkan masalah di masa
depan. Meskipun begitu, Adler juga berpendapat bahwa sebagian besar mimpi
adalah penipuan diri dan tidak mudah dipahami oleh si pemimpi.

D. Psikoterapi (Psychotherapy)

Adler percaya bahwa sikap terapi yang hangat dan melayani akan
mendorong pasien untuk memperluas minat sosial di tiga masalah kehidupan:
cinta/seksual, persahabatan, dan pekerjaan. Meskipun Adler cukup aktif dalam
menetapkan tujuan dan arah psikoterapi, Adler tetap mempertahankan sikap
ramah dan terbuka terhadap pasiennya. Hubungan terapeutik membangkitkan
minat sosial pasien seperti anak-anak mendapatkan minat sosial dari orang
tuanya.

KETERBATASAN

(Kritik Terhadap Tokoh)

1. Kritik Terhadap Teori Freud

Freud dikritik atas teorinya bahwa dia tidak memahami wanita dan teori
yang dimilikinya ini berorientasi terhadap laki-laki, tapi Freud sendiri mengakui
jika pemahamannya terhadap wanita memang kurang. Satu jawaban mengatakan
jika sekitar abad-19, masyarakat didominasi oleh kaum pria. Sedangkan kritikan
lainnya berpusat terhadap status Freud sebagai seorang ilmuwan

2. Kritik Terhadap Teori Adler

Teori Adler mendapatkan kritik karena teori yang dia ciptakan tidak
mudah untuk diverifikasi, dipalsukan, atau disanggah, seperti teori hubungan
ingatan awal dan gaya hidup. Meskipun ada beberapa penelitian yang telah
membuktikan teori tersebut, tetap saja hal tersebut tidak membuktikan bahwa
gagasan Adler benar. Teori Adler dianggap kekurangan definisi operasional yang
tepat, sedikit filosofis atau moralitas, dan tidak menyediakan jawaban untuk
permasalahan.

KESIMPULAN

1. Sigmund Freud

Isitilah istilah dalam teori freud bisa dibilang gagal karena memiliki
kumpulan istilah yang tidak didefinisikan secara operasional, mereka tidak
dijabarkan dalam hal operasi maupun perilaku tertentu.

2. Alfred Adler

Adler percaya bahwa pada akhirnya orang akan bertanggung jawab


terhadap kepribadian mereka sendiri dan kemampuan kreatif seseorang bisa
mengubah rasa tidak sesuai menjadi sebuah minat sosial atau menjadi tujuan
pribadi yang berpusat pada keunggulan diri. Secara singkat, adler mengatakan
bahwa manusia adalah makhluk sosial yang menentukan nasib mereka sendiri,
dimotivasi sebuah fiksi untuk bergerak maju dan berjuang menuju kesuksesan
maupun kesempurnaan bagi diri mereka dan masyaraka

Anda mungkin juga menyukai