Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini banyak sekali warga Negara Indonesia yang mempunyai kepribadian baik.
Kepribadian sangat mencerminkan perilaku seseorang, maka dengan adanya mata kuliah ini kita
diajarkan menjadi seorang pribadi yang mempunyai kepribadian yang sangat baik. Setiap orang
sama seperti kebanyakan atau bahkan semua orang lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat
seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan pengalaman diri kita sendiri. Kenyataannya, dalam
banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang lebih sering terjadi adalah kita
mengalami salah paham dengan teman di kampus, sejawat di kantor tetangga atau bahkan dengan
suami atau istri dan anak-anak dirumah. Kita terkejut oleh tindakan di luar batas yang dilakukan
oleh seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, kita
membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri
dan orang lain. kita harus memahami defenisi dari kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu
terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori-teori tentang tingkah laku, teori tentang kepribadian
agar terbentuk suatu kepribadian yang baik. Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul pada
kepribadian setiap individu dapat dihindari. Psikologi kepribadian adalah salah satu cabang dari
ilmu psikologi. Psikologi kepribadian merupakan salah satu ilmu dasar yang penting guna
memahami ilmu psikologi. Manusia sebagai objek material dalam pembelajaran ilmu psikologi
tentu memiliki kepribadian dan watak yang berbeda satu dengan yang lainnya bahkan tidak semua
orang dapat memahami kepribadian dirinya sendiri. Hal itulah yang menjadi latar belakang kami
membuat makalah tentang teori psikoanalisis Sigmund Freud, seperti yang kita ketahui, bahwa
teori kepribadian Sigmund Freud adalah yang paling kontroversial. Teori Psikoanalisis, menjadi
teori yang paling komprehensif diantara teori kepribadian lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah teori kepribadian psikoanalisis menurut Sigmund Freud ?
2. Apa saja yang dibahas mengenai kepribadian yang diungkapkan oleh Freud ?
1.3 Batasan Masalah
1. Biografi Sigmund Freud
2. Dasar Teori Psikoanalisis Sigmund Freud
3. Struktur Kepribadian
4. Dinamika Kepribadian
5. Perkembangan Kepribadian
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai teori psikoanalisis
Sigmund Freud, biografi Sigmund Freud, struktur kepribadian, dinamika kepribadian serta
perkembangan kepribadian menurut Sigmun Freud. Selain itu tim penulis mengharapkan dengan
adanya makalah ini maka pembaca akan lebih memahami tentang apa yang ditulis dalam makalah
ini.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Biografi Sigmund Freud
Bapak Psikoanalisis Sigmund Freud lahir di Moravia, 6 mei 1856 dan meninggal di London, 23
september 1939 berasal dari keluarga Yahudi. Mempunyai seorang isteri bernama Martha Barneys
dan mempunyai 6 orang anak, seorang putrinya, Anna Freud menjadi penganut freudinamisme.

Sigmund Freud masuk Fakultas Kedokteran Universitas Wina pada tahun 1873-1881, spesialisasi
dokter ahli syaraf dan penyakit jiwa (psikiatri). Pada tahun 1894 Freud belajar terapi histeri pada
Jean Caharcot di Paris. Tahun 1895 ia kembali ke Wina bekerja sama dengan Dr. Joseph Breuer,
dengan metode asosiasi bebas. Tahun 1895 Freud bersama Breuer menulis tentang kasus-kasus
histeri. Tahun 1902 ia membentuk kelompok psikologi di Wina. Tahun 1908 Freud diundang oleh
George Stanley Hall ke USA dan memberi ceramah-ceramah pada pertemuan-pertemuan Dies
Natalis Universitas Clark. Freud menjadi terkenal di seluruh dunia. Tahun 1909 Freud digabungi
oleh Alfred Adler dan Carl Gustav Jung. Tahun 1923 Freud kena penyakit kanker rahang dan
pernah dioperasi sampai 30 kali. Tahun 1928 Nazi berkuasa di Austria, Freud menyingkir ke
Inggris dan meninggal dunia di London 1939.
2.2 Dasar Teori Psikoanalisis Sigmund Freud
Sumbangan Freud dalam teori psikologi kepribadian substansial sekaligus di antara teori
kepribadian substansial sekaligus kontroversial. Teori Psikoanalisis menjadi teori yang paling
komprehensif di antara teori kepribadian lainnya, namun juga mendapat tanggapan yang banyak
baik tanggapan positif maupun negatif. Peran penting dari ketidaksadaran beserta insting-insting
seks dan agresi yang ada di dalamnya dalam pengaturan tingkah laku, menjadi karya/temuan
monumental Freud. Sistematik yang dipakai Freud dalam mendiskripsi kepribadian menjadi tiga
pokok yaitu : struktur kepribadian, dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian.
2.3 Struktur Kepribadian
Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar, prasadar, dan tak
sadar. Pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni id, ego dan
superego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama tetapi melengkapi/menyempurnakan
gambaran mental terutama dalam fungsi dan tujuannya.
2.3.1 Tingkat Kehidupan Mental
1. Sadar (Conscious)
Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut
Freud hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan, dan
ingatan) yang masuk ke kesadaran (consciousness).
2. Prasadar (Preconscious)
Prasadar disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran yang
menjadi jembatan antara sadar dan tak sadar. Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian,
semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati, akan ditekan pindah ke daerah
prasadar.
3. Taksadar (Unconscious)
Taksadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut Freud
merupakan bagian terpenting dri jiwa manusia. Secara khusus Freud membuktikan bahwa
ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu adalah kenyataan empirik.
Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls, dan drives yang dibawa dari lahir, dan
pengalam-pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang ditekan oleh
kesadaran dipindah ke daerah tak sadar.
2.3.2 Wilayah Pikiran
1. Id (Das Es)

2. Ego (Das Ich)


3. Superego (Das Ueber Ich)
2.4 Dinamika Kepribadian
2.4.1 Insting Sebagai Energi Psikis
2.4.2 Jenis-jenis Insting
2.4.3 Kecemasan
2.4.4 Mekanisme Pertahanan Ego
2.5 Perkembangan Kepribadian
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam teori psikoanalisis, kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga unsur
atau sistem yakni id, ego dan superego ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan
serta membentuk suatu totalitas.
1. Id, adalah sistem kepribadian yang paling dasar, yang didalamnya terdapat naluri-naluri
bawaan. Untuk dua sistem yang lainnya, id adalah sistem yang bertindak sebagai penyedia
atau penyalur energi yang dibutuhkan oleh sistem-sistem terebut untuk operasi-operasi atau
kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Dalam menjalankan fungsi dan operasinya, id
bertujuan untuk menghindari keadaan tidak menyenangkan dan mencapai keadaan yang
menyenangkan.
2. Ego, adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia
objek tentang kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Ego
tebentuk pada struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar.
Adapun proses yang dimiliki dan dijalankan ego adalah upaya memuaskan kebutuhan atau
mengurangi tegangan oleh individu.
3. Superego, adalah sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang
sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk). Adapun fungsi utama dari superego adalah :
 Sebagai pengendali dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri id agar impuls-
impuls teresbut disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima oleh
masyarakat.
 Mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral dari pada dengan
kenyataan.
 Mendorong individu kepada kesempurnaan.
Freud menyatakan gagasan bahwa energy fisik bisa diubah menjadi energy psikis,
dan sebaliknya. Yang menjembatani energi fisik dengan kepribadian adalah id
dengan naluri-nalurinya (insting).
1. Insting
2. Macam-macam insting
3. Penyaluran dan penggunaan energi psikis
4. Kecemasan
5. Mekanisme Pertahanan Ego, yang dapat diuraikan menjadi tujuh macam
mekanisme pertahanan ego, yaitu :
 Identifikasi
 Displecement
 Represi
 Fiksasi and Regresi
 Proyeksi
 Introyeksi
 Pembentukan Reaksi
Freud menyatakan bahwa pada manusia terdapat lima fase atau
tahapan perkembangan yang kesemuanya menentukan bagi
pembentukan kepribadian. Lima fase tersebut adalah :
1. Fase Oral
2. Fase Anal
3. Fase Falis
4. Fase Laten
5. Fase Genital
3.2 Saran
Dalam pembentukan suatu kepribadian sangat penting pengaruh peran dalam keluarga terutama
orang tua. Sehingga sejak dini dibentuk, diajarkan dan dibiasakan berkepribadian yang baik.
Keluarga memberi teladan, sikap, tingkah laku, berkomunikasi yang baik dengan tetangga serta
lingkungan masyarakat. Mari kita pelajari tentang keperibadian diri, agar kita dapat bersikap baik,
sopan, dan tidak bersikap kasar terhadap orang lain. Dengan mempelajari kepribadian diri kita
dapat mengubah diri kita menjadi orang yang professional.

Anda mungkin juga menyukai