a. Faktor Kebetulan
Contoh :
Makna pada kata “rawan” adalah lembut, lembek, atau lunak. Saat ini makna
kata “rawan” bergeser menjadi “rentan” atau “berpotensi” pada kata rawan
kecelakaan, rawan longsor, dan lain sebagainya.
Contoh :
Makna kata “jawara” dahulu dimaknai sebagai orang yang memiliki kekuatan
dalam hal fisik. Saat ini kata “jawara” lebih dimaknai sebagai pemenang atau
juara dalam suatu kompetisi tetentu.
c. Faktor Tabu
Pada aspek ini perubahan makna terjadi karena makna tabu yang dimiliki oleh
suatu kata sehingga berubah dengan penyesuaian adat dan ketentuan yang
berlaku di masyarakat.
Contoh :
Misalnya pada kata “maling” dirasa kurang sopan dan tidak enak didengar.
Oleh karenanya kata tersebut diganti dengan kata “pencuri” dengan makna
yang sama dengan kata sebelumnya.
d. Faktor Polysemy
Pada aspek ini pergeseran maka terjadi karena makna ganda yang terdapat
pada suatu kata yang menyebabkan pergeseran makna.
Contoh :
Pada kata “lempung” bermaknakan liat dan mudah dibentuk. Saat ini kata
tersebut bergeser maknanya menjadi tidak berguna dan mudah rapuh.
Contoh :
– Berlayar
– Papan
Makna kata “papan” kini juga meluas menjadi perwujudan dari harta benda
dalam konteks kalimat tertentu. Berbeda dengan sebelumnya, “papan”
dimaknai hanya sebagai lempengan hasil dari potongan kayu yang digunakan
untuk bahan dasar bangunan.
– Jurusan
Makna kata “jurusan” dahulu hanyalah sebutan dari trayek sebuah angkutan
umum. Kini jurusan lebih umum digunakan sebagai spesialisasi konsentrasi
keilmuan tertentu dalam sebuah universitas.
[sc:ads]
2. Perubahan Makna Spesialisasi (menyempit)
– Pembantu
Kata “pembantu” dahulu adalah kata yang dimanai sebagai siapa saja yang
meringankan beban orang lain atau suka membantu disebut dengan
pembantu. Namun saat ini kata “pembantu” mengalami penyempitan makna
menjadi seorang yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga.
– Guru
– Buta
– Bui
Perubahan makna kata peyorasi ialah pergeseran makna pada kata yang
menyebabkan bentuk kata berubah menjadi tidak enak diucapkan dan
didengar. Contoh :
– Istri
Bentuk kata “istri” kini lebih sering di dengan dengan sebutan “bini.”
– Menurunkan
Pada kata “menurunkan” dalam konteks tertentu memiliki makna melepaskan
jabatan pada seseorang. Kini lebih populer dengan sebutan “melengserkan.”
Perubahan makna sinestesia adalah pertukaran makna yang terjadi pada kata
yang berhubungan langsung dengan panca indra manusia.
Contoh :
– Indah
Kata “indah” pada hakikatnya hanya bisa diinderakan oleh mata saja. Namun
dalam konteks kalimat, kata “indah” juga dapat diinderakan oleh indera
lainnya. Misalnya pada kalimat, “luar biasa, indah sekali suaranya.”
– Manis
Contoh :
– Kursi
Kata “kursi” dimaknai sebagai suatu alat yang digunakan untuk duduk. Jika
diasosiasikan dengan konteks lainnya, maka kata “kursi” dapat dimaknai
sebagai kedudukan, jabatan, atau pangkat.
– Parasit