Anda di halaman 1dari 11

Aspek-Aspek Manajemen Sekolah

by Sanny Sapulete, MM
Aspek-aspek Manajemen Sekolah

a. Manajemen Kepegawaian
Manajemen kepegawaian sangat diperlukan dalam dunia pendidikan
dan mendapat perhatian utama, karena masuk pada jobbing kerja
sesuai dengan tuntutan kelembagaan.

Jobbing yang sesuai akan menciptakan dan menumbuhkan kinerja


pegawai yang optimal. Namun bila terjadi kesalahan jobbing,
maka akan berpengaruh pada semangat kerja dan mendorong
lemahnya kreativitas dan kinerja.

Manajemen Kepegawaian memabahas pengelolaan SDM pada suatu


organisasi, lembaga, perusahaan maupun instansi.
Manajemen kepegawaian adalah rangkaian kegiatan yang
dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan, pengadaan, pengembangan, peningkatan
kompetensi, pengintegrasian dan pengelolaan tenaga kerja
yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama suatu
organisasi secara efektif dan efisien.
Sekolah merancang suatu program
pengolahan database dalam suatu
sistem kependidikan, sehingga
optimalisasi pendidik dan tenaga
kependidikan bisa menunjang
proses pembelajaran yang maksimal
sesuai dengan visi misi sekolah.

b. Manajemen Kesiswaan
Disuatu lembaga pendidikan siswa atau peserta didik
merupakan unsur utama suatu proses pendidikan.
Manajemen siswa adalah proses kegiatan yang direncanakan,
diimplementasikan secara berkelanjutan supaya bisa
mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan kurikulum
yang digunakan.
Contoh pengelolaan manajemen siswa: Siswa memperoleh
perlakuan sesuai dengan minat, bakat dan skillnya,
memperoleh penilaian dari hasil belajar, mendapatkan
pendidikan berkelanjutan, mendapatkan fasilitas belajar.
Manajemen siswa mengelola 2 kegiatan yang berbeda:
1. Kegiatan di dalam kelas, meliputi pengelolaan kelas,
proses belajar mengajar, menyediakan media
pembelajaran
2. Kegiatan di luar kelas, meliputi pencatatan data siswa,
menyediakan sarana ibadah, olahraga, perpustakaan.

c. Manajemen Kurikulum
Dalam memenuhi kebutuhan kompetensi Abad 21, UU Sisdiknas
memberikan arahan yang jelas, bahwa tujuan pendidikan harus dicapai
salah satunya melalui penerapan kurikulum berbasis kompetensi.

Kompetensi lulusan program pendidikan harus mencakup tiga kompetensi,


yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga yang dihasilkan
adalah manusia seutuhnya.

Implementasi manajemen kurikulum disusun sehingga kegiatan dan proses


pembelajaran bisa diwujudkan secara efektif dan efisien, dengan
memperhatikan : Standar kompetensi lulusan, standar isi, dan peraturan
pelaksanaan.
Penilaian Kurikulum
a. Konsep Sistem Penilaian Kurikulum
Sistem penilaian kurikulum adalah proses pembuatan penilaian
berdasarkan beberapa kriteria yang disepakati dan dapat
dipertanggungjawabkan untuk membuat keputusan
mengenai suatu kurikulum. Ada tiga faktor utama yang perlu
diperhatikan : 1) Pertimbangan 2) Deskripsi objek penilaian
3) Kriteria yang dapat dipetanggungjawabkan (Hamalik,
1992: 211).
b. Program Penilaian Kurikulum
Program penilaian merupakan serangkaian tindakan yang akan
dilaksanakan peserta didik dalam rangka penilaian
kurikulum diklat tenaga program.
c. Manajemen Penilaian
Pihak manajemen sekolah menyusun program penilaian hasil
belajar peserta didik ditujukan pada standar penilaian
pendidikan yang dilakukan sesuai kalender akademik.
Program penilaian hasil belajar ini hendaknya di evaluasi secara
periodik yang didasarkan data kegagalan/kendala dalam
program pendidikan.

Setiap Pendidik mengembalikan hasil kerja siswa yang sudah


dinilai dan memasukkan data penilaian pada system informasi
manajemen penilaian
e. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan serangkaian kegiatan lembaga
yang terkait dengan pengelolaan keuangan, menggunakan
keuangan, dan menyajikan laporan pertanggungjawaban untuk
mewujudkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Dengan di kelolanya keuangan secara transparan, akuntabel dan
bisa dipertanggungjawabkan maka tujuan daripada organisasi
pendidikan akan tercapai.
f. Manajemen Aset
Manajemen aset yang merupakan seluruh rangkain kegiatan
yang mengelola berbagai aset pendidikan agar selalu bisa
digunakan pada proses belajar mengajar.

Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan nonlancar. Aset


lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek,
piutang, dan persediaan. Aset nonlancar mencakup aset yang
bersifat jangka panjang, dan aset tak berwujud yang digunakan
baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan
pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum.
Paradigma Baru Pendidikan
Sudah menjadi rahasia umum bagi sekolah unggul adalah biaya pendidikan
yang tidak lagi dapat dijangkau masyarakat ekonomi lemah.

Hanya Peserta didik yang memiliki modal ekonomi tinggi saja yang dapat
menikmati sekolah unggul tersebut. Hal inilah, yang menjadi akar
munculnya kesenjangan bagi Peserta didik.
Paradigma…………(change)

Setiap sekolah tanpa mengklaim


Sekolah unggul
dirinya sebagai sekolah unggulan
merupakan sekolah
yang berhasil mengubah
yang didesain dengan
paradigma, dari the best input
bangunan megah yang
menjadi the best process dan the
melakukan seleksi
best output, maka secara
Peserta didik secara
otomatis, masyarakat akan
ketat menjadi sekolah
mengklaim bahwa sekolah yang
yang “apa adanya”. demikianlah, yang layak menjadi
sekolah unggulan.

Anda mungkin juga menyukai