Bidang tugas manajemen pendidikan adalah bidang atau jenis tugas pokok yang harus
dikelola oleh administrator atau manajer pendidikan. Secara operasional bidang tugas ini disebut
sebagai subtansi manajemen yang harus diberdayakan sedemikian rupa oleh administrator atau
manajer (kepala sekolah) agar tujuan pendidikandan pembelajaran dapat tercapai secara efektif
dan efisien. Bidang tugas di sekolah menyangkut berbagai aspek, yaitu: (1) kurikulum, (2)
peserta didik, (3) pendidik dan tenaga Kependidikan, (4) sarana dan prasarana pendidikan, (5)
keuangan, (6) layanan khusus, (7) ketatausahaan, (8) mitra sekolah dengan masyarakat.
A. Manajemen Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mencakup tujuan, isi dan
bahan pengajaran serta metoda yang digunakan sebagai bahan pengajaran yang akan
diselenggarakan dalam sebuah kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Manajemen kurikulum adalah sebuah proses atau sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif..
Manajemen kurikulum adalah bagian dari studi kurikulum. Para ahli pendidikan pada
umumnya telah mengenal bahwa kurikulum adalah suatu cabang dari disiplin ilmu pendidikan
yang mempunyai ruang lingkup sangat luas. Studi ini tidak hanya membahas tentang dasar-
dasarnya, tetapi juga mempelajari kurikulum secara keseluruhan yang dilaksanakan dalam
pendidikan.Manajemen Kurikulum juga suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif,
komperhensif, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Ruang
lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
evaluasi kurikulum Rusman 2011 Menurut Oemar Hamalik 2006 Perencanaan kurikulum adalah
perencanaan kesempatan- kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa ke arah
perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai dimana perubahan-perubahan telah
terjadi pada diri siswa.
6. Penilaian Kurikulum
Penilaian kurikulum atau evaluasi kurikulum merupakan bagian dari sistem manajemen.
Evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk penentuan
keputusan mengenai kurikulum apakah akan direvisi atau diganti
7. Perbaikan Kurikulum
Kurikulum tidak bisa bersifat selalu statis, akan tetapi akan senantiasa berubah dan
bersifat dinamis. Hal ini dikarenakan kurikulum itu sangat dipengaruhi oleh perubahan
lingkungan yang menuntutnya untuk melakukan penyesuaian supaya dapat memenuhi
permintaan. Permintaan itu baik dikarenakan adanya kebutuhan dari siswa dan kebutuhan
masyarakat yang selalu mengalami perkembangan dan pertumbuhan terus menerus. Perbaikan
kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat disoroti dari dua
aspek, proses, dan produk.
Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah: (1) Meningkatkan pengetahuan, (2)
keterampilan dan psikomotor peserta didik, (3) Menyalurkan dan mengembangkan
kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik, (4) Menyalurkan aspirasi,
harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
2. Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah.
Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan
dan dalam rangka mendidik para peserta didik.
Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta
didik. Prinsip kemandirian demikian akan bermanfaat bagi peserta didik tidak hanya
ketika di sekolah, melainkan juga ketika sudah terjun ke masyarakat
Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan
manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik baik di
sekolah lebih-lebih di masa depan.
Ada dua pendekatan yang digunakan dalam manajemen peserta didik (Yeager,
1994). Pertama, pendekatan kuantitatif (the quantitative approach). Pendekatan ini lebih
menitik beratkan pada segi-segi administratif dan birokratik lembaga pendidikan. Dalam
pendekatan demikian, peserta didik diharapkan banyak memenuhi tuntutan-tuntutan dan
harapan-harapan lembaga pendidikan di tempat peserta didik tersebut berada. Asumsi
pendekatan ini adalah, bahwa peserta didik akan dapat matang dan mencapai
keinginannya, manakala dapat memenuhi aturan-aturan, tugas-tugas, dan harapan-
harapan yang diminta oleh lembaga pendidikannya.
Seleksi Peserta Didik. Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon
peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik
menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
Orientasi. Orientasi peserta didik adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan
mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta
didik itu menempuh pendidikan. Tujuan diadakannya orientasi bagi peserta didik
antara lain:
Penempatan Peserta Didik (Pembagian Kelas). Sebelum peserta didik yang telah
diterima pada sebuah lembaga pendidikan (sekolah) mengikuti proses
pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam
kelompok belajarnya..
Kelulusan dan Alumni. Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari
manajemen peserta didik. Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan
(sekolah) tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti
oleh peserta didik. Ketika peserta didik sudah lulus, maka secara formal hubungan
antara peserta didik dan lembaga telah selesai.
1. Ruang lingkup
Prinsip efisiensi. Dengan prinsip efisiensi semua kegiatan pengadaan sarana dan
prasarana sekolah di lakukan dengan perencanaan yang hati-hati, sehingga bisa
memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah. Dengan
prinsip efisiensi berarti bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan
dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan.
3. Prosedur pengawasan
Pencatatan pelaporan. Suatu alat pembuktian, dapat berupa catatan atau laporan.
• Transparan
• Akuntabel
• Responsible
• Relevan
• Efektif
• Efisien
1. Pengertian
Hubungan sekolah dan masyarakat didefinisikan sebagai proses komunikasi antara sekolah
dan masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat tentang
kebuttuhan dan karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat
dalam usaha memajukan sekolah.
Menimbulkan rasa tanggung jawab yang lebih besar pada masyarkat terhadap kualitas
pendidikan yang dapat diberikan oleh sekolah.