NIM :5192421001
A. Menurut Sukirman (2012), micro teaching adalah sebuah pembelajaran dengan salah satu
pendekatan atau cara untuk melatih penampilan mengajar yang dilakukan secara micro atau
disederhanakan. Penyederhanaan disini terkait dengan setiap komponen pembelajaran,
misalnya dari segi waktu, materi, jumlah siswa, jenis keterampilan dasar mengajar yang
dilatihkan, penggunaan metode dan media pembelajaran, dan unsur-unsur pembelajaran
lainnya.
B. Menurut Barnawi dan Arifin (2016), micro teaching adalah metode yang digunakan di
lingkungan pendidikan guru dan lingkungan belajar mengajar lainnya. Dalam micro teaching
sekelompok calon guru berlatih untuk menguasai keterampilan-keterampilan dasar mengajar,
mempraktikan kegiatan mengajar, dan berdiskusi untuk membahas tentang masalah-masalah
yang ditemukan. Proses belajar mengajar direkam dalam sebuah video dengan pantauan
dosen pembimbing. Calon guru saling bertukar peran, ada suatu saat menjadi guru dan ada
pula yang suatu saat menjadi siswa. Cara seperti ini telah digunakan di banyak lembaga
pendidikan guru.
C. Menurut Asril (2011), micro teaching adalah sebuah model pengajaran yang dikecilkan atau
disebut juga dengan real teaching. Jumlah pesertanya berkisar antara 5 - 10 orang, ruang
kelasnya terbatas, waktu pelaksanaannya berkisar antara 10 dan 15 menit, terfokus kepada
keterampilan mengajar tertentu, dan pokok bahasannya disederhanakan.
D. Menurut Helmiati (2013), micro teaching adalah penguasaan ketrampilan dasar mengajar,
guru perlu berlatih secara parsial artinya tiap-tiap komponen keterampilan dasar mengajar
perlu dikuasai secara terpisah-pisah. Adapun yang dikecilkan dan disederhanakan adalah
jumlah siswa 5 - 10 orang, waktu mengajar 5 - 10 menit, bahan pelajaran hanya mencakup
satu atau dua hal yang sederhana dan ketrampilan mengajar difokuskan beberapa ketrampilan
khusus saja.
E. Menurut Hasibuan, Ibrahim dan Toemial (2014), micro teaching adalah metode latihan
penampilan dasar mengajar yang dirancang secara jelas mengisolasi bagian-bagian
komponen dan proses mengajar sehingga guru atau calon guru dapat menguasai satu persatu
ketrampilan dasar mengajar dalam situasi yang disederhanakan
Micro teaching atau pembelajaran mikro adalah sebuah model atau metode pelatihan penampilan
dasar mengajar guru yang dilakukan secara mikro atau disederhanakan, yaitu waktu, materi dan
jumlah siswa. Micro teaching biasanya dilakukan oleh calon guru yang saling bertukar peran
dalam berlatih untuk menguasai keterampilan dasar mengajar, praktek kegiatan belajar dan
berdiskusi mengenai masalah-masalah yang ditemukan.
TUJUAN MICROTEACHING
1. Membantu calon guru atau guru menguasai ketrampilan-ketrampilan khusus, agar dalam
latihan tidak mengalami kesulitan.
2. Meningkatkan taraf kompetensi mengajar bagi calon guru secara bertahap, dengan
penguasaan ketrampilan-ketrampilan yang akhirnya dapat diintegrasikan dalam mengajar
yang sesungguhnya.
3. Dalam in service training bagi guru atau dosen, diharapkan yang bersangkutan bisa
menemukan sendiri kekurangannya dalam mengajar dan usaha memperbaikinya.
4. Memberi kemungkinan dalam latihan pembelajaran mikro agar calon guru atau guru
menguasai ketrampilan (khusus) mengajar, agar dalam penampilan mengajar (dalam proses
belajar-mengajar) mantap, terampil, dan kompeten.
5. Sebagai penunjang usaha peningkatan ketrampilan, kemampuan serta efektivitas dan efisiensi
penampilan calon guru atau guru dalam proses belajar mengajar.
2. SEBELUM GURU MELAKSANAKAN TUGAS MENGAJAR TERLEBIH
DAHULU GURU MEMBUAT RPP.TULISKAN SATU TUJUAN
PEMBELAJARAN, SK DAN KD DLM RPP DENGAN MATERI PENGAJARAN
TERTENTU
Pertemuan Ke : 1, 2
2. Melaksanakan prosedur K3
Tujuan penilaian kinerja guru adalah untuk mengetahui apakah suatu program
pendidikan,pengajaran ataupun pelatihan tersebut telah dikusai pesertanya atau belum.
Angka atau nilai tertentu biasanya dijadikan patokan, untuk menentukan penguasaan
program tersebut.
(2) Guru memberikan apersepsi kepada siswa untuk menghubungkan antara materi yang
akan dipelajari dengan materi sebelumnya atau dengan pengetahuan yang telah dimiliki
siswa.
(3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar.