Anda di halaman 1dari 7

Nama : irsa fitriani

Nim : 21129229

Matkul : pendidikan ips

Tugas resume 1

A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis istilah kurikulum yang dalam bahasa Inggris ditulis
“curriculum” berasal dari bahasa Yunani yaitu “curir” yang berarti “pelari”, dan
“curere” yang berarti “tempat berpacu”. Tidak heran jika dilihat dari arti
harfiahnya, istilah kurikulum tersebut pada awalnya digunakan dalam dunia Olah
raga, seperti bisa diperhatikan dari arti “pelari dan tempat berpacu”, yang
mengingatkan kita pada jenis olah raga Atletik. Berawal dari makna “curir”dan
“curere” kurikulum berdasarkan istilah diartikan sebagai “Jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memeroleh
medali atau penghargaan”. Pengertian tersebut kemudian diadaptasikan ke dalam
dunia pendididikan dan diartikan sebagai “Sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh seorang siswa dari awal hingga akhir program demi memeroleh
ijazah”.
Menurut UU Sisdiknas Pasal 1 ayat 19 dikatakan bahwa kurikulum adalah
Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan
sebuah sistem, memiliki sejumlah komponenkomponen yang saling berhubungan,
sebagai kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuan. Hal itu memberikan
gambaran bahwa pendekatan sistem dalam pengembangan kurikulum merupakan
bentuk berputar dan dinamis dimana empat komponen dari suatu model saling
berhubungan yaitu komponen tujuan, materi, evaluasi, dan metode. Kurikulum
sebagai rencana untuk pengalaman yang dihadapi siswa di sekolah maka guru
harus menyusun mata pelajaran, pengalaman belajar, program belajar, dan hasil
apa saja yang diharapkan dapat jelas terlihat. Oleh karena itu kurikulum berfungsi
sebagai alat untuk mencapai tujuan, pendidikan, menjamin adanya pemeliharaan
keseimbangan selama proses pendidikan, dan pemakai lulusan.

B. Pengertian KTSP 2006


Kurikulum 2006 atau yang dikenal dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum operasional pendidikan yang disusun
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang berlaku di Indonesia.
KTSP diberlakukan mulai tahun ajaran 2006/2007 yang menggantikan kurikulum
2004 (KBK). Kurikulum ini lahir seiring dengan pemberlakuan Undang-undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional serta Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
C. Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan
tematik-integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong
peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya,
bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh
atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa
kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik.
Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka
bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya,
memasuki masa depan yang lebih baik.

D. Model Pembelajaran Pendidikan IPS di SD

1. Model Pembelajaran Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 merupakan pengembangan kurikulum 2004, kurikulum 2006,
dan merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Menurut Mc Collum
(2009) dijelaskan bahwa komponenkomponen penting dalam mengajar
menggunakan pendekan scientific approach diantaranya:
1). Guru harus menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan
rasa keingintahuan (faster a sense of wonder)
2). Meningkatkan ketrampilan mengamati (Encourage observation)
3). Melakukan analisis (Push for analysis)
4). Melakukan Komunikasi (Requare Communication)

Sesuai dengan Permendikbud no 81A tahun 2013 proses


pembelajaran terdiri dari 5 pengalaman belajar pokok :
1). Mengamati
2). Menanya
3). Mengumpulkan Informasi
4). Mengasosiasikan
5). Mengkomunikasikan

Model Pembelajaran yang dikembangkan ada 3 :


1). Proyek Based Learning
2). Discovery Learning
3). Problem Based Learning

1. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK /PROJECT BASED


LEARNING
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PJBL) adalah
pembelajaran yang menggunakan proyek / kegiatan sebagai inti pembelajaran.
Peserta didik Eksplorasi penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Kharakterristik Pembelajaran Berbasis Proyek sbb:
1). Peserta didik membuat keputusan tentang kerangka kerja
2). Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada
peserta didik
3). Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas
masalah atau tantangan yang diajukan
4). Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk
mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan masalah
5). Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu
6). Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktifitas yang
sudah dijalankan
7). Produk aktifitas belajar akan dievaluasi secara kuantitatif
8). Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan
perubahan

Langkah – langkah Operasionalnya sbb:


1. Menentukan pertanyaan mendasar
2. Menyusun perencanaan proyek menyusun jadwal
3. Monitoring
4. Menguji hasil
5. Evaluasi pengalaman

2.MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERYLEARNING)

Pada model pembelajaran ini menekankan prinsip inkuiri dan lebih


menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya belum
diketahui, masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang
direkayasa oleh guru. Menurut Bruner partisipasi aktif dari siswa dan mengenal
dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Lingkungan dapat dijadikan sebagai
sumber eksplorasi atau disebut Discovery Learning Enviroment.
Langkah – langkahnya :
1. Perencanaan
•Menentukan tujuan pembelajaran
•melakukan identifikasi karakteristik siswa
•belajar
•memilih materi pelajaran
2. Pelaksanaan
1) Simulation
2) Problem Statmen
3) Data Collection
4) Data Processing
5) Verification
6) Generalitation
3. Sistem Penilaian
•Tes
•Non Tes

3. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH(Problem Based


Learning)
Merupakan model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik mendapat
pengetahuan yang penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan
masalahdan memiliki model belajar sendiri dan memiliki kecakapan berpartisipasi
dalam tim. Konsep : Model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual
sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Masalah diberikan sebelum
peserta didik mempelajari konsep Aatau materi yang berkenaan dengan masalah
yang harus dipecahkan.
Strategi :
1.Permasalahan sebagai kajian
2.Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman
3.Permasalahan sebagai contoh
4.Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses
5.Permasalahan sebagai stimulus aktifitas autentik
Peran Guru,Peserta Didik dan Masalah
1. Guru sebagai pelatih
•Asking about thinking
•memonitor pembelajaran
•probbing(menantang peserta didik untuk berpikir)
2. Peserta didik sebagai problem solver
•Peserta yang aktif
•Terlibat langsung dalam pembelajaran
•Membangun pembelajaran
3. Masalah sebagai awal tantangan dan motivasi
•Menarik untuk dipecahkan
•Menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan
pelajaran yang dipelajari
Tujuan dan hasil model PBL :
1.Keterampilan berpikir dan menyelesaikan masalah
2. Permodelan peranan orang dewasa
3. Belajar mengarah sendiri
PBL mengacu pada :
1)Kurikulum
2)Responsibllity
3)Realisme
4)Active bLearning
5)Umpan balik
2. Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka

1. Model Pembelajaran Blended Learning


Model pembelajaran blended learning merupakan metode pembelajaran yang
memadukan antara pembelajaran tradisional (face to face) dengan pembelajaran
jarak jauh/online yang menggunakan berbagai media realitas virtual/maya. Jadi
dalam prosesnya siswa belajar tatap muka sesuai jadwal yang sudah ditentukan
ditambah dengan pembelajaran online di luar jam belajar. Pembelajaran online
ini bisa dalam bentuk forum diskusi, pemberian tugas, maupun pengumpulan
tugas. Ada empat konsep pembelajaran blended learning yang dikemukakan oleh
Driscoll (2002): Pembelajaran yang menggabungkan berbagai teknologi berbasis
web untuk mencapai tujuan pendidikan. Menggunakan kombinasi berbagai
pendekatan seperti pendekatan behavioristik, humanistik, dan konstruktivisme
guna mencapai hasil pembelajaran yang optimal dan sesuai tujuan yang dirancang.
Pembelajaran yang mengkombinasikan ragam format teknologi pembelajaran
seperti video tape, CD-ROM, webbased training, film dengan pembelajaran tatap
muka. Menggabungkan teknologi pembelajaran dengan perintah tugas kerja aktual
untuk menciptakan pengaruh yang baik pada pembelajaran dan tugas.
Dalam pelaksanaannya guru dapat menggunakan Learning Management
System (LMS) seperti Moodle, Canvas, Google Classroom, Edmodo, Kelas
Digital Rumah Belajar, Blog dan lain-lain. Layanan LMS tersebut dapat dinikmati
secara gratis dan berbayar sesuai kebutuhan pembelajaran. Blended Learning ini
dapat digunakan untuk memaksimalkan proses pembelajaran antara guru dan
murid.

2. Model Pembelajaran Flipped Classroom


Hampir sama sebelumnya, Flipped Classroom merupakan salah satu bentuk
pembelajaran lain dari model pembelajaran blended (melalui interaksi tatap muka
dan virtual/online) yang mengkombinasikan antara pembelajaran sinkron
(synchronous) dengan pembelajaran mandiri yang askinkron (asynchronous).
Pembelajaran sinkron biasanya terjadi secara real time di kelas. Sedangkan,
pembelajaran asinkron adalah pembelajaran yang sifatnya lebih mandiri.
Dalam menerapakan Metode flipped classroom ini, ada 3 kegiatan
pembelajaran yang harus dilakukan yaitu sebelum kelas dimulai (pre-class), saat
kelas dimulai (in-class) dan setelah kelas berakhir (out of class). Sebelum
pembelajaran di kelas akan dimulai, siswa sudah mempelajari materi yang akan
dibahas sebelumnya secara mandiri. Pada tahap ini, kemampuan yang diharapkan
dimilkioleh peserta didik adalah mengingat (remembering) dan mengerti
(understanding) materi.
Dengan demikian pada saat pembelajaran di kelas sedang berlangsung, siswa
sudah siap untuk mengaplikasikan (applying) dan menganalisis (analyzing) materi
melalui berbagai kegiatan interaktif di dalam kelas. Tentunya, dengan bimbingan
yang dilakukan oleh guru seperti mengobservasi atau mengawasi kegiatan belajar
siswa dan juga memberikan feedback atas pekerjaan yang telah dikerjakan
siswa sebagai bahan perbaikan dan kemajuan belajar siswa.
Kemudian dilanjutkan dengan mengevaluasi (evaluating) dan mengerjakan
tugas berbasis project tertentu sebagai kegiatan setelah kelas berakhir (creating).
Untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari oleh
siswa selama pelajaran yang diberikan oleh guru. Dengan model ini, dapat
membekali kemampuan siswa untuk berpikir kritis (critical thinking), bekerjasama
(collaborative), kemampuan berkomunikasi (comunication skills), dan berpikir
kreatif dan inovatif (creative/innovative) dapat kita laksanakan dengan baik.
Guru tidak mendominasi waktu di kelas. Interaksi guru dan siswa semakin baik
dan semakin menyenangkan.
Model pembelajaran Flipped Classroom sangat cocok diterapkan dalam
Kurikulum Merdeka ini, karena konsep model pembelajaran ini dapat
mengembangkan kemandirian siswa dan sangat fleksibel diterapkan dalam kondisi
PTM Terbatas ini.

3. Model Pembelajaran Project Based Learning


Selanjutnya, model pembelajaran project based learning ini menjadi ciri khas
dari Kurikulum Merdeka. Untuk mendukung pengembangan karakter sesuai
dengan profil pelajar pancasila. Dalam kurikulum prototipe, sekolah diberikan
keleluasaan dan kemerdekaan untuk memberikan proyek-proyek pembelajaran
yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah. Pembelajaran berbasis proyek
dianggap penting untuk pengembangan karakter siswa karena memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui pengalaman (experiential
learning).
Project Based Learning juga dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang
berpusat pada siswa dan berangkat dari suatu latar belakang masalah untuk
mengerjakan suatu project atau aktivitas nyata yang akan membuat siswa
mengalami berbagai kendala kontekstual sehingga harus melakukan invertigasi
dan pemecahan masalah untuk dapat menyelesaikan masalah sehingga dapat
mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dengan model
pembelajaran ini siswa dapat belajar dimanapun dan kapanpun, tidak terikat waktu
dan tempat. Sehingga jika tujuan pembelajaran belum tercapai maka dapat
dimaksimalkan dengan pembelajaran online. Model pembelajaran ini dapat
menjadi alternaltif solusi untuk memaksimalkan potensi siswa sekaligus
penerapan Kurikulum Merdeka.
Sumber referensi

Elisa, E. (2018). Pengertian, peranan, dan fungsi kurikulum.


Jurnal Curere, 1(02).

Karli, H. (2014). Perbedaan Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan 2006 dan Kurikulum 2013 untuk Jenjang Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Penabur, 5(22), 24-30.

https://www.kompasiana.com/widihastuti.ratna/54f6d94aa33
3114c5c8b4ba6/model-pembelajaran-ips-yang-dikembangkan-
kurikulum-2013

Anda mungkin juga menyukai